You are on page 1of 18

Hama dan Penyakit Tanaman Sorgum

(Sorghum bicolor)

Pendahuluan
Menurut catatan dan pengamatan serangga
hama
yang
dianggap
serius
berbeda
antaranegara. Di India dan Thailand, hama utama
sorgum adalahlalat bibit (shoot fly), belalang
(grass hopper), ulat grayak (Myhtimna sp),kutu
daun (Aphids), penggerek batang (Chilo partellus
dan
Sesamia inferens),Heliothis armigera,dan
Calocoris anjustaties (Nwanze et al. 1987)
Hasil penelitian Pabbage (2006) menunjukkan
spesies hama gudang Sitophilus sp, paling cepat
berkembang
pada
biji
sorgum,
menyusul
triboliumcastaneum yang merupakan hama
sekunder.

Hama Tanaman Sorgum


Lalat Bibit Atherigona soccata Rondani
Lalat bibit selain menyerang sorgum juga jagung dan
millet
Serangga betina meletakkan telur pada tanaman
sorgum berumur satu minggu setelah tumbuh. Puncak
peletakan telur pada minggu ketujuh. Telur umumnya
diletakkan pada daun ketiga dan keempat (Kordali et al.
2008).
Larva berukuran 1,5-7,8 mm dan akan membuat lubang
pada batang untuk membentuk pupa.
Kerusakan umumnya terjadi pada tanaman sorgum
muda, bahkan dapat menyebabkan tanaman muda
mati akibat gerekan larva

Pengendalian:
a. Kultur teknis yaitu dengan penyiangan karena
lalat bibit dapat hidup pada sorgum liar.
b. Kimiawi yaitu beberapa insektisida yang cukup
efektif antara lain carbofuran, fensulfothion,
isofenphos (Reddy 1981)
c. Varietas tahan: Ketahanan varietas terhadap lalat
bibit bersifat polygenic yang ditentukan oleh
banyak gen yang bersifat additive (Reddy 1982).
Varietas Pirira-1 dan Pirira-2 cukup tahan
terhadap lalat bibit dan telah ditanam secara
luas di Afrika Selatan (Berg et al. 2005).
. Pengendalian
biologi:
Trichogramma
kalkae
merupakan parasit telur, Aprostocetus spp
merupakan parasit larva instar

Penggerek Batang Sorgum /Busseola fusca


(Fuller)
a. merupakan hama utama sorgum di daerah subsahara
Afrika pada ketinggian di atas 500 mdpl
b. Serangga dewasa berwarna coklat tua, meletakkan
telur berwarna kuning bening berbentuk lonjong
secara berkelompok, 11-25 telur pada pelepah daun
muda bagian dalam.
c. Telur akan menetas 7-12 hari setelah diletakkan. Larva
muda akan makan pada daun muda yang masih
menggulung dan seringkali merusak titik tumbuh.
d. Kemudian larva yang sudah instar lanjut akan
melubangi batang dan membentuk pupa.
e. Fase larva adalah 25-35 hari. Larva generasi kedua
akan merusak bagian batang atas tempat biji sorgum.
Umumnya terdapat dua generasi per tahun

Pengendalian
a. Kultur teknis: memusnahkan tanaman sorgum
yang telah terkena serangan hama, pengolahan
tanah yang baik akan merusak pupa penggerek
batang sorgum, menghindari penggunaan sisa
tanaman sebagai mulsa, melakukan rotasi
tanaman.
b. Tanaman tahan:
Hama ini dapat berkembang
hingga dua generasi pada tanaman sorgum,
sehingga diperlukan tanaman tahan untuk
mengurangi kehilangan hasil, terutama pada
generasi kedua.
c. Pengendalian biologi : Beberapa musuh alami
seperti parasitoids Trichogramma sp. cukup efektif
mengendalikan penggerek batang sorgum di
Ghana dan Afrika Selatan

Hama Bubuk
a. Penyebab Sitophilus zeamais
b. Hama ini merusak biji sorgum dalam
penyimpanan dan masih di pertanaman.
Telur diletakkan satu per satu pada
lubang gerekan di dalam biji.
c. Serangga ini menyerang biji sorgum
yang berlubang-lubang dan keropos
sehingga tidak layak untuk dikonsumsi
Pengendalian
a. Menyimpan biji sorgum dengan serbuk
daun putri malu.

Uret Phyllophaga spp.


a. Larva menyerang atau makan akar
tanaman sorgum hingga tanaman kerdil
atau mati.
Pengendalian
b. Menghindari menanam sorgum pada
daerah yang sebelumnya ditanami
rerumputan.
c. Pengolahan tanah dengan baik dan dibalik
dapat mengurangi serangan hama ini.
d. Penggunaan insektisida dalam tanah
seperti carbofuran granule dapat menekan
serangan hama.

Kepik Hijau Pengisap Malai Nezara


viridula
a. Serangga dewasa berwarna hijau merata
di seluruh tubuh, berbentuk segilima
seperti perisai, sedang nimfa warnanya
berbeda-beda, bergantung pada
perkembangan instarnya.
b. Telur diletakkan di bawah permukaan
daun dengan jumlah yang dapat
mencapai 1.100 butir per betina selama
hidupnya. Periode telur 4-6 hari,
perkembangan telur sampai serangga
dewasa berkisar antara 4-8 minggu.

Pengendalian
a. Kultur teknis: melakukan monitoring di sekitar
pertanaman, Penanaman serempak akan
mengurangi perkembangan kepik hijau,
menggunakan tanaman perangkap seperti
Crotalaria sp.
b. Biologis : Parasit Trichopoda pennipes dan
Trichopoda pilipes cukup berhasil
mengendalikan kepik hijau di Hawaii. Lalat ini
meletakkan telur pada kepik hijau dewasa, larva
akan masuk ke tubuh kepik hijau, makan di
dalam dan mematikan kepik hijau. Semut
Pheidole megacephala dilaporkan dapat
memangsa telur dan nimfa muda kepik hijau
(Maie and Martin 2007)
c. Kimiawi: Pengendalian dengan insektisida
sebaiknya pada fase nimfa yang cenderung

Chilo sacchariphagus (Bojer)


a. Chilo bertahan pada musim kemarau
b. Biasanya massa telur pertama ditemukan pada bibit
sorgum 10-15 hari setelah tanam. Instar larva
pertama memakan daun muda dekat pangkal
lingkaran daun.
Pengendalian
c. Kultur teknis: pengolahan tanah dan penggunaan
mulsa, pengaturan waktu tanam, jarak tanam,
pemupukan dan pengelolaan air, sanitasi tanaman,
rotasi tanaman, dan system tumpangsari
(Tumpangsari sorgum dengan berbagai tanaman
polong).
d. Biologis. Trichogramma sp. merupakan parasitoid
telur yang efektif mengendalikan penggerek batang

c. Varietas Tahan
d. Kimiawi.
Formulasi
karbofuran
granula yang diaplikasikan langsung
sehingga
dapat
menekan
C.
partellus
meski
menggunakan
tenaga kerja yang intensif dan
direkomendasikan sebagai alternatif
terakhir

Burung Emprit dan Red Quelea


a. Hama ini menyukai biji sorgum, terutama yang berwarna
putih (Numbu)
b. Serangan hama burung sulit dikendalikan dan
kerusakan dapat mencapai 100%. Pada siang hari burung
tidak menyerang,kecuali dalam keadan cuaca mendung
Pengendalian
- Pemasangan sungkup kertas pada malai muda hingga panen
- Pemasangan jaring/paranet pada waktu tanaman
membentuk malai muda hingga panen, namun biayanya
cukup tinggi
- Penanaman varietas tahan burung, sorgum dengan warna biji
coklat tidak disukai burung.
- Pengendalian dengan pestisida, di Afrika digunakan pestisida
berbahan
- aktif methiocarb untuk mengendalikan hama burung

Penyakit Tanaman Sorgum


Antraknosa
a. Gejala penyakit pada infeksi pertama muncul pada daun sebagai
bintik-bintik kecil, lingkaran atau elips berwarna cokelat
kemerahan dan mengalami pelukaan sampai 5 mm.
b. Bintik ini kemudian membesar dan menyatu sehingga daun
mengalami nekrosis.
c. infeksi pertama dibawah daun lalu menyebar ke bagian atas
daun dan batang, jika terjadi infeksi lebih awal maka tanaman
dapat mengalami kematian lebih cepat.
d. Pada varietas atau galur yang peka, penyakit ini juga dapat
menyebabkan tanaman menjadi kerdil atau juga dapat
menyebabkan benih mengalami damping of
e. Penyakit antraknose pada sorghum disebabkan oleh cendawan
Colletrotichum graminicola.
f. Penyakit antraknose menyebabkan terjadinya kehilangan hasil
mencapai 50%

g. Spora
Colletotrichum dapat disebarkan
oleh angin dan percikan air hujan jika
menempel pada inang yang cocok akan
berkembang dengan cepat.
h. Periode inkubasi Colletotrichum antara 5 7
hari setelah terinfeksi,suhu optimum untuk
pertumbuhan jamur antara 24 30
oC
dengan kelembaban relatif tinggi 80 90%
Pengendalian
a. Melakukan rotasi tanaman
b. Menggunakan varietas tahan
c. Sanitasi lingkungan di sekitar pertanaman
d. Penggunaan fungisida yang sesuai

Rust ( karat )
a. Pada permulaan gejala terlihat bercak kecil
berwarna merah atau cokelat kemerahan,
kemudian bercak berkembang berupa pustule
kemudian menjadi kumpulan spora dan berwarna
coklat tua.
b. Infeksi menyebar dari daun bawahsampai keatas
dan infeksi bisa terjadi pada batang apabila
infeksi atau intensitas serangannya tinggi.
c. Penyakit karat disebabkan oleh Puccinia purpurea
d. Penyakit ini bersifat obligat parasit sehingga
untuk perkembangannya memerlukan jaringan
tanaman yang hidup untuk bertahan hidup.
e. Cendawan karat hanya membutuhkan enam jam
atau lebih dengan kelembaban relatif 95 persen

Penyakit Busuk batang


a. Cendawan Fusarium menyerangtanaman sorgum
di semua tahap pertumbuhan dan dapat
menyebabkan busuk pada bibit sehingga gagal
untuk berkecambah atau mengalami damping of.
b. cendawan ini juga merusak bagian akar dan
batang sehingga cendawan ini disebut sebagai
soilborne disease
c. Gejala pertama pada umumnya menyerang akar
dan pada bagianyang terserang terlihat berwarna
coklat kemerahan atau cokelat keabu-abuan
kemudian pada bagian akar mengalami
pembusukan, seterusnyamenjalar ke bagian
batang, hal ini menyebabkan terjadinya ganguan
translokasi air dan nutrisi.

Pengendalian
a. Penggunaan varietas tahan
b. Pengaturan jarak tanam tidak terlalu
rapat
c. Pembuatan drainase yang baik
d. Pengelolaan stress kekeringan saat
pengisian biji dan tanaman
berbunga.

You might also like