You are on page 1of 6

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP

PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN


Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda)
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
I. Pendahuluan
Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh hormon, yaitu senyawasenyawa kimia yang disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme,
kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya bekerja melalui suatu
cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk mengatur
pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme tanaman.
Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik yang
bukan termasuk unsur hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung
(promote), menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan. Sedangkan hormon tumbuh (plant hormon) adalah zat organik
yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat
mengatur proses fisiologis.
Bahan kajian tulisan ini berdasarkan studi literatur jurnal ilmiah,
skripsi serta paparan pelatihan yang berhubungan dengan penggunaan zat
pengatur tumbuh terutama auksin. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengkaji pengaruh pemberian auksin terhadap perkecambahan benih dan
pertumbuhan tanaman.
II. Auksin
2.1.

Auksin dan Jenisnya


Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang

menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil


ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung
auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat
(IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap
sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4-kloro IAA) yang
ditemukan pada benih muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA)
yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang
ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil (Anonim 1,
2013).
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke
arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena
sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki

Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 1

gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda (Anonim 2,


2013).
Auksin disintesis di apeks tajuk dan ujung akar yang akan
ditransportasikan melalui poros embrio. Auksin memiliki sifat mudah rusak
jika terkena cahaya langsung (Riyadi, 2014).
Beberapa auksin alami (organik) adalah Indole-3-Acetic Acid (IAA)
dan Indole Butyric Acid (IBA), 4-kloro IAA, dan Phenylacetic acid (PAA).
Auksin sintetik banyak macamnya, yang umum dikenal adalah Nephtaleine
Acetic Acid (NAA), Asam Beta-Naftoksiasetat (BNOA), 2,4-Dichlorophenoxy
Acetic Acid (2,4-D), dan Asam 4-Klorofenoksiasetat (4-CPA), 2-Methyl-4
Chlorophenoxy Acetic Acid (MCPA), 2,4,5-T dan 3,5,6-Trichloro Picolinic Acid
(Picloram) (Gunawan, 1987 dan Riyadi, 2014).
Tabel 1. Zat Pengatur Tumbuh yang Digunakan Secara Komersial Dalam
Mikropropagasi Tanaman
Zat Pengatur Tumbuh

Singkatan

Keterangan

Indole-3-Acetic Acid

IAA

Auksin alami, tidak stabil

Indole Butyric Acid

IBA

Stabil

Nephtaleine Acetic Acid

NAA

Stabil

2,4-Dichlorophenoxy Acetic Acid

2,4-D

Stabil kuat

Sumber : Manurung (2007)

Kusumo (1984) dalam Anonim 3, (2011) menyatakan bahwa IBA


mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif daripada IAA dan NAA, karena
kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. IBA yang
diberikan kepada setek tanaman akan stabil berada di lokasi pemberiannya,
sedangkan IAA biasanya mudah menyebar ke bagian lain sehingga
menghambat perkembangan pucuk, dan NAA mempunyai kisaran (range)
yang sempit sehingga batas kepekatan yang meracuni dari zat ini sangat
mendekati kepekatan optimum.
2.2.

Fungsi Auksin
Beberapa fungsi auksin pada tanaman sebagai berikut (Anonim 3.

2011 dan Riyadi, 2014) :


a. Perkecambahan benih : auksin akan mematahkan dormansi benih dan
akan merangsang proses perkecambahan benih. Perendaman benih
dengan auksin akan menaikkan kuantitas hasil panen.
b. Pembentukan akar : auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta
pertumbuhan akar dengan lebih baik.
c. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.

Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 2

d. Mematahkan dominansi pucuk/apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk


tanaman atau akar tidak berkembang.
e. Pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang
perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.
Penelitian yang dilakukan Zimmerman dan Wilcoxon, (1953) dalam
Anonim 3, (2011), menyebutkan bahwa dari berbagai penelitian yang telah
dilakukan membuktikan bahwa auksin berperan dalam pembentukan akar
adventif. Pemberian IBA sebagai salah satu jenis auksin terbukti mampu
meningkatkan perakaran. Bahkan dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa
IBA lebih efektif daripada IAA. Tetapi dibutuhkan konsentrasi yang tepat
dalam penggunaannya agar diperoleh perakaran optimal.
Fungsi hormon auksin dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai
pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang
ujung meristem. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan, sehingga
dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan tanaman pada
budidaya yang dilakukan secara intensif. (Anonim 4, 2012).
2.3.

Mekanisme Kerja Auksin


Mekanisme kerja auksin adalah dengan menginisiasi pemanjangan

sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel
tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim
tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai
molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang
akibat air yang masuk secara osmosis.
Auksin yang dikombinasikan dengan giberellin dapat memacu
pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel ada
kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang
(Anonim 5, 2013).
Salah satu manfaat auksin (IBA) yaitu merangsang enzim yang
berguna dalam mengaktifkan metabolisme sel yang salah satunya untuk
mengambil oksigen. Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi cadangan
makanan yang terdapat dalam benih. Dengan demikian, hasil oksidasi dapat
digunakan untuk pertumbuhan benih. Proses perkecambahan terjadi karena
sel-sel embrional memiliki kemampuan membelah dan bertambah banyak.
Kemampuan tersebut mengakibatkan benih tumbuh menjadi kecambah.
Pertumbuhan akan terus berlanjut terutama pada bagian ujung batang dan
akar pertumbuhan dapat berlangsung jika tersedia makanan yang digunakan
untuk pembentukan akar dan mempertahankan sifat geotropisme. Setelah itu
enzim yang terdapat pada benih akan aktif (Anonim 1, 2013).

Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 3

Auksin disintesis di pucuk batang dekat meristem pucuk, jaringan


muda (misal daun muda) dan terutama bergerak arah ke bawah batang
(polar), sehingga terjadi perbedaan kadar auksin di pucuk batang dan di akar.
Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan,
tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan
respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang dapat merangsang
atau menghambat pertumbuhan tanaman (Anonim 3, 2011).
III. Aplikasi Auksin Pada Bidang Pertanian
Berikut beberapa contoh penggunaan auksin untuk kultur invitro dan
perbanyakan vegetatif tanaman perkebunan :
Menururt hasil penelitian Mahadi (2011), pada pematahan dormansi
benih kenerak (Goniothalamus umbrosus) pada kultur invitro menggunakan
hormon 2,4-D diperoleh hasil bahwa konsentrasi terbaik untuk merangsang
perkecambahan benih kenerak dengan konsentrasi 0,5 mg/l 2,4-D dengan
prosentase perkecambahan sebesar 66,6 %.
Pada penelitian tanaman buah makasar, pemberian auksin 2,4-D dan
sitokinin BAP dengan berbagai taraf konsentrasi memberikan respon yang
berbeda terhadap pertumbuhan eskplan benih buah makasar. Kalus
terbentuk pada semua media perlakuan kecuali media MS0 (kontrol). Eksplan
pada media yang mengandung 2,4-D terinduksi seluruhnya menjadi kalus
sedangkan pada media yang mengandung BAP, kalus terbentuk pada calon
akar (radikula). Semakin tinggi konsentrasi BAP ataupun 2,4-D maka
semakin tinggi pula prosentase pembentukan kalus (Manurung, 2007).
Penggunaan ZPT untuk merangsang perakaran pada setek batang
ada dua cara yaitu pertama memberikan bagian setek dengan cara
mencelupkan atau merendamnya (cara basah) dan kedua dengan mengolesi
bagian dasar setek dengan bubuk ZPT (cara kering). Perlakuan basah
memudahkan setek menyerap zat dalam ZPT. Tinggi rendahnya hasil dari
penggunaan

ZPT

tergantung

pada

beberapa

faktor,

salah

satunya

diantaranya adalah lamanya setek direndam dalam larutan. Semakin lama


setek berada dalam larutan semakin meningkat larutan dalam setek
(Panjaitan, 2000).
Lama

perendaman

setek

batang

harus

disesuaikan

dengan

konsentrasi larutan yang digunakan. Pada konsentrasi 1.000 ppm dilakukan


perendaman selama 1-2 jam, tetapi pada konsentrasi yang lebih rendah 50
ppm dibutuhkan waktu selama 10-24 jam. Lamanya perendaman setek dalam
larutan ZPT bertujuan agar penyerapan ZPT berlangsung dengan baik.
Perendaman juga dilakukan ditempat yang teduh dan lembab agar
Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 4

penyerapan ZPT yang diberikan berjalan teratur tidak fluktuatif karena


pengaruh lingkungan (Panjaitan, 2000).
Pemberian IBA pada tanaman jarak pagar berpengaruh nyata
terhadap saat kemunculan tunas, panjang tunas, panjang akar, jumlah daun,
luas daun dan berat brangkasan segar sehingga dapat dikatakan IBA dapat
meningkatkan pertumbuhan setek jarak pagar. Peningkatan konsentrasi IBA
sampai batas tertentu (100 ppm) berkorelasi positif terhadap pertumbuhan
setek jarak pagar (Sudarmi, 2008).
Pada penelitian lain, penggunaan ZPT NAA pada tanaman jarak
pagar menunjukkan hasil, konsentrasi NAA mempengaruhi pertumbuhan
tinggi tanaman, diameter kanopi dan jumlah cabang serta produksi jumlah
buah, bobot 100 biji dan kadar minyak tanaman jarak pagar. Pemberian NAA
mampu meningkatkan jumlah buah terpanen dan bobot 100 biji masingmasing sebesar 26,64 dan 5,07 % dan menurunkan kadar minyak sebesar
3,05 % dari kontrol. Konsentrasi 1000 ppm NAA mampu meningkatkan 100
biji masing-masing sebesar 35,09 dan 2,99 % dan menurunkan kadar minyak
sebesar 3,58 % (Nurnasari dan Jumali, 2012).
Hasil

penelitian

Karo

(2004)

dalam

Marzuki

et

al.,

(2008)

menunjukkan bahwa konsentrasi optimum IBA yang digunakan untuk


pertumbuhan setek gambir terbaik berkisar 112,5 ppm. Jumlah akar setek
terbanyak serta bobot basah akar tertinggi untuk setek muda dan sedang
diperoleh pada konsentrasi IBA 150 ppm yang direndam selama 12 jam.
IV. Penutup
Beradasarkan uraian di atas, auksin berperan penting dalam
perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman. Auksin dapat bekerja
sendiri atau berkombinasi dengan hormon lain, dapat merangsang atau
menghambat berbagai peristiwa yang berbeda, dari mulai peristiwa reaksi
enzim secara individual sampai pembelahan sel dan pembentukan organ.
Respon

tanaman

terhadap

zat

pengatur tumbuh

sangat

ditentukan oleh jenis tanaman, fase pertumbuhan tanaman, jenis zat


pengatur tumbuh, konsentrasi zat pengatur tumbuh dan cara aplikasi.
Untuk itu perlu dikaji penggunaan jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh
yang paling efektif dalam merangsang perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman.
Perlu diperhatikan bahwa ZPT auksin memiliki sifat mudah rusak oleh
cahaya matahari secara langsung sehingga harus lebih hati-hati dalam
aplikasi dan penyimpanannya.

Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 5

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2013. Hormon Tumbuhan (Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen, Asam Absisat).
http://zonabawah.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 6 Juli 2014.
Anonim 2. 2013 http://id.answers.yahoo.com. Apa Fungsi Auksin, Sitokinin, Giberelin,
Etilen, Asam Absisat? Diakses Pada Tanggal 12 Juni 2014.
3

Anonim . 2011. Pengaruh dan Fungsi Hormon. http://henvikaekaade.blogspot .com.


Diakses Pada Tanggal 9 Agustus 2014.
4

Anonim

2012.

Hormon

Tumbuhan

atau

ZPT

(Zat

Pengatur

Tumbuh).

http://tanijogonegoro.com. Diakses Pada Tanggal 12 Juni 2014.


5

Anonim . 2013. Auksin. http://id.m.wikipedia.org/wiki/auksin. Diakses Pada Tanggal 8


Agustus 2014.
Gunawan, L. W. 1987. Pengenalan Teknik In Vitro. Skripsi. Laboratorium Kultur
Jaringan Tanaman, Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bogor.
Mahadi, I. 2011. Pematahan Dormansi Biji Kenerak (Goniothalamus umbrosus)
Menggunakan Hormon 2,4-D dan BAP Secara Mikropropagasi. Buletin
Sagu, Maret 2011 Vol. 10 No.1 : 20-23.
Manurung, L. Y. S. 2007. Pengaruh Auksin (2,4-D) dan Sitokinin (BAP) Dalam Kultur In
Vitro Buah Makasar (Brucea javanica L. Merr.). Skripsi. Departemen
Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. IPB.
Nurnasari, E dan Djumali. 2012. Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Terhadap Lima Dosis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Asam Naftalen Asetat
(NAA). Agrovigor Volume 5 No. 1 Maret 2012.
Riyadi, I. 2014. Media Tumbuh : Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan-bahan
Lain. Materi disampaikan pada Pelatihan Kultur Jaringan Tanaman
Perkebunan. BPBPI Bogor 19 23 Mei 2014.
Sudarmi. 2008. Kajian Konsentrasi IBA Terhadap Pertumbuhan Setek Jarak Pagar
(Jatropa curcas L.). Eksakta. Majalah Pengetahuan dan Media Pendidikan.
Volume XXXIII No.3/17/2008.

Kajian Pengaruh Auksin Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman --------------------------------------- 6

You might also like