Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dari masa ke masa merupakan sesuatu
yang tidak dapat dhindarkan lagi. Semakin ke sini perkembangan
teknologi semakin canggih dan kompleks keberadaannya. Di jaman
sekarang ini contohnya, apapun yang ada selalu menggunakan elektronik
dan serba internet. Seperti berkomunikasi, jual beli, dan dalam
pemerintahan pun sekarang banyak yang bergantung kepada yang
namanya internet. Memang tidak dapat dielakkan lagi tantangan terbesar
suatu negara adalah bukan hanya kara perang, namun kesiapan suatu
negara tersebut dalam menghadapi perkembangan ekonomi yang semakin
maju dan terus berkembang pesat.
Globalisasi telah membawa pengaruh pada segala aspek kehidupan
bernegara pada bangsa-bangsa di dunia. Pengaruh tersebut berdampak
pada tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi yang
mengharuskan pada kompetisi pada tiap-tiap negara ini, telah membuat
perubahan pada segala bidang sebagai bentuk penyesuaian terhadap
tuntutan daripada globalisasi tersebut yang membuat seolah-olah telah
meruntuhkan konsepsi ruang dan waktu antara berbagai negara bangsa di
dunia.
Salah satu perkembangan globalisasi adalah dalam hal pelayanan
publik suatu birokrasi di suatu negara/daerah. Disini contohhnya di negara
kita Indonesia ini, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang
berkembang juga mau tidak mau tidak bisa lepas dari globalisasi. Berbagai
pengaruh baik positif maupun dampak negatifnya turut dirasakan oleh
bangsa ini, yang juga secara lansung atau tidak langsung mempengaruhi
dari birokrasi di Indonesia. Globalisasi diibaratkan sebagai dua sisi mata
uang bagi suatu negara, disatu sisi mendatangkan kebaikan dan satu
sisinya lagi mendatangkan keburukan pada suatu negara. birokrasi di
negara kita diharapkan bisa menyerap dampak positif dari globalisasi itu
sendiri dengan tujuan yaitu untuk lebih memajukan kualitas birokrasi kita.
Telah kita ketahui sendiri bagaimana keadaan birokrasi kita saat
ini. Birokrasi kita dipandang banyak orang jauh dari harapan dan bahkan
dalam titik yang mengkhawatirkan. Birokrasi kita banyak kekotoran dan
banyak patologinya. Banyak korupsi merebak dimana-dimana mulai dari
pejabat tingkat tinggi sampai tingkat bawahpun juga umumnya terlibat
dalam korupsi. Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan
pejabat ini bukan hanya karena kejahatan birokrat kita, namun juga
kurangnya pengawasan dari masyarakat sendiri karena akses masyarakat
untuk bisa ikut mengawasi jalannya pemerintahan terbatas.
Dalam era globalisasi ini birokrasi dituntut untuk lebih efisien,
efektif, responsif dan akuntabel. Tetapi walau pun pada kenyataannya pada
masa sekarang ini hal-hal tersebut seolah sangat sulit diwujudkan pada
birokrasi Indonesia. Berbagai polemik muncul dalam birokrasi Indonesia
dari orde baru sampai dengan pasca reformasi. Reformasi yang diharapkan
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di negara ini
ternyata malah membawa kepada keadaan yang lebih buruk. Reformasi
yang diharapkan dapat merubah budaya birokrasi Indonesia yang berbelitbelit dan identik dengan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme kenyataannya
tidak sama sekali.
Banyaknya korupsi dan kolusi serta nepotisme tersebut terus dicari
solusinya dan mungkin sangat sulit untuk dihilngkan. Dalam makalah
kami ini kami ingin sampaikan tentang bagaimana penerapa e-government
agar dapat menciptakan keterbukaan dari para birokrasi kita karena dalam
penerapan e-government diharapkan semua masyarakat bisa ikut
mengawasi dalam pelaksanaannya melalui dunia online atau melalui
internet. Semua itu diharapkan bisa menjadi jembatan antara pemerintah
dan rakyat dalam hal berhubungan dan keterbukaan agar semua korupsi,
kolusi dan nepotisme bisa dikurangi bahkan dihilangi karena terdapat
pengawasan dari masyarakat dalam hal kebijakan dan anggaran dalam
pemerintahan.
Tantangan untuk mewujudkan suatu kepemerintahan yang baik
menjadi kerja keras bagi birokrasi Indonesia. Selanjutnya pertanyaan yang
akan muncul adalah bagaimana birokrasi Indonesia tetap eksis dalam
menghadapi kemajuan zaman yang semakin mengglobal ini?? Apa yang
seharusnya dilakukan sebagai langkah dan bentuk dari penyesuaian
terhadap arus globalisasi?? Dalam kesemrawutan birokrasi di Indonesia
pertanyaan tersebut seolah mudah dalam konsep teori, akan tetapi sangat
sulit dalam tataran implementasinya.
Ada beberapa konsep yang seharusnya dilakukan ataupun yang
menjadi fokus pemerintah dalam menjawab tantangan dan langkahlangkah sebagi upaya penyesuaian diri terhadap globalisasi, yakni
Penerapan Good governance dalam pemerintahan, Reformasi Birokrasi
secara serius, Pemerintahan yang berbasis elektronik. Ketiga hal tersebut
saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Good Governance
menghendaki adanya reformasi dalam birokrasi. Birokrasi Indonesia yang
dinilai gemuk dan inefisiensi harus segera direform menuju birokrasi yang
miskin organisasi akan tetapi kaya akan fungsi. Kemudian untuk
merealisasikan good governance, pemerintahan yang berbasis elektronik
diperlukan guna menciptakan birokrasi yang akuntabel dan responsif
terhadap pelayanan public. Maka dari itu Pemerintah di Indonesia dan
daerah-daerah otonominya diharapkan bisa menggunakan e-government
dengan sebaik-baiknya untuk pelayanan public.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata globalisasi diambil dari kata global, yang
maknanya universal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai
ciri dari setiap individulisasi di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali defini kerja,
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Ada yang
Liberalisasi:
Globalisasi
juga
diartikan
dengan
semakin
Westernisasi:
Westernisasi
adalah
salah
satu
bentuk
dari
Ciri-Ciri Globalisasi
a. Perubahan dalam konstatin ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang dan telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
Sementara
melalui
pergerakan
massa
semacam
turrisme
perusahaan
Dampak Globalisasi
1. Dampak positif
a. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
b. Mudah melakukan komunikasi
c. Cepat dalam berpergian (mobilitas tinggi)
d. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
e. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
f. Mudah memenuhi kebutuhan
2. Dampak negatif
a. Informasi yang tidak tersaring
b. Perilaku konsumtif
c. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
2. Pengertian Birokrasi
Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (Bahasainggris bureau +
cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida, dimana
lebih
banyak
orang
yang
pendelegasian
wewenang
harus
dilakukan
sesuai dengan
hirarki kekuasaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai
:
1) Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah
karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan
2) Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta
menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak likalikunya dan sebagainya.
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya
didefinisikan sebagai :
1) Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang
tidak dipilih oleh rakyat, dan
2) Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Berdasarkan definisi tersebut, pegawai atau karyawan dari birokrasi
diperoleh dari penunjukan atau ditunjuk (appointed) dan bukan dipilih
(elected).
Birokrasi memiliki ciri yang jelas dan tegas seperti layaknya organisasi
sosial, dalam hal ini Sajogjo dan Pudjiwati Sajogjo menunjuk kepada
ciri yang meliputi organisasi sosial yaitu :
1) Formalitas
Suatu organisasi sosial mempunyai perumusan tertulis yang jelas
dalam hal tujuan, peraturan-peraturan
(tiga)
sedikit
tingkatanwewenang.
3) Ukuran (size)
Suatu organisasi sosial biasanya memiliki ukuran besar, sehingga
para anggota tidak dapat melakukan relasi sosial yang langsung
(sebagai kelompok disebut kolektivitas). Hubungan yang ada
antara para pelakunya sifatnya bukan pribadi (impersonal) hal
tersebut dikenal dengan gejala birokrasi.
4) Lamanya (duration)
Kehadiran organisasi sosial lebih lama dari keterlibatan anggotaanggotanya, artinya anggota organisasi sosial masuk-keluar atau
meninggal, hal mana tidak mempengaruhiorganisasi itu, kehadiran
organisasi sosial tetap berlangsung (Sajogjo dan pudjiwati
Sajogjo,1982:178).
Birokrasi bertugas untuk melayani yang berasal dari to serve.
pelayanan ini memudahkan segala kepentingan yang
dengan
birokrasi
sehingga
berkaitan
berkaitan
dengan
Namun
asas
umum
politik,1983).
Sehingga
pemerintah
kekuasaan/exercising
power(Muchlis H,2006:16).
Negara
adalah
mesin
atau
alat pelaksana
negeri
harus
mematuhi
atasannya
dan
tidak
6) penempatan
kedalam
jabatan
publik
harus didasarkan
negeri
harus
tunduk
pada
hukum sebagaimana
online
government
atau
dalam
konteks
tertentu
Keuntungan
government
adalah
yang
paling
peningkatan
diharapkan
efisiensi,
dari
electronic
kenyamanan,
serta
Caldow,
direktur
dari
Institute
For
Electronic
government
is
nothing
short
of
fundamental
salah
satu
negara
bagian
di
Amerika
Serikat,
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan e-government dalam birokrasi di Indonesia ?
2. Adakah dampak pelaksanaan e-government dalam birokrasi di
Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
4.
lembaga lain.
Tingkat pemanfaatan yang meliputi :
a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G
(Government To Government), G2B (Government To Business)
2.
BNP2TKI
3.
4.
6.
LKPP
7.
8.
Pemkab Bangka
9.
Pemkot Pekalongan
resmi
kepada
Direktur
e-Government
perihal
permohonan
2.
3.
4.
5.
6.
1. Kementerian Kesehatan
2. Kementerian Luar Negeri
3. Kementerian Keuangan Ditjen Pajak
4. Kementerian Kelautan dan Perikanan
5. Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum & Keamanan
6. Diskominfo Provinsi Jawa Barat
7. Diskominfo Kota Malang
8. Diskominfo Kota Lamongan
9. Diskominfo Kabupaten Demak
melalui e-mail ataupun lewat media social seperti twitter atau facebook dan
kemudian diharapkan pemerintah bisa meresponnya seperti yang dilakukan
oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil. Beliau membuka akun twitter
pribadinya untuk umum, jadi masyarakat Bandung jika mempunyai uneg-uneg
tidak perlu datang ke kantor peemrintahan atau mealui demo, tetapi cukup
lewat media social agar pendapatnya bisa sampai ke orang nomor satu di
Bandung tersebut.
B. Dampak pelaksanaan e-government dalam birokrasi di Indonesia
Dalam pelaksanaan e-government tentu memunculkan berbagai
dampak entah itu dampak negative maupun dampak positif yang kemungkinan
dapat
muncul.
Berikut
adalah
dampak-dampak
dari
penerapan
E-
Para pengusaha menilai bahwa Pemerintah setelah implementasi egovernment, menjadi lebih akuntabel. Akuntabilitas ini ditandai dengan
berbagai indikator, termasuk respon terhadap keluhan , kejelasan program
pemerintah untuk dunia bisnis, standarisasi proses layanan, pembuatan
kebijakan yang relevan, dan perbaikan kualitas
layanan secara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(Dana)
B. Saran
1. Memperkaya studi kajian dengan hasil penelitian terbaru guna
mempermudah proses analisa tingkat kematangan baik dari sisi input
maupun output dari setiap proses dalam menghasilkan kualitas layanan
yang efektif.
2. Menambah tolak ukur baru untuk dijadikan parameter dalam melakukan
analisa tingkat kematangan.
3. Sebaiknya E-Government di Indonesia diterapkan dengan system ICT
(Information and Communication Technology) yang lebih baik, agar
komunikasi antara kalangan masyarakat, bisnis dan pemerintah dengan
efektif dan efisien.
4. Dalam pengimplementasian E-Government sebaiknya lebih berani
melakukan eksperimen baru agar segala hambatan bisa diatasi dan
penerapan E-Government bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan.
5. Mengingat teknologi informasi berubah secara cepat maka perlu adanya
upaya untuk mengikuti laju perkembangan tersebut agar kualitas
pelayanan tetap terjaga terutama untuk memastikan agar sumber daya
aparatur
senantiasa
mempunyai
kapasitas
yang
memadai
dalam
3. http://kominfo.kotabogor.go.id/post/single/57
4. http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3319/Aplikasi+eGovernment/0/e_government#.VW1oIEZJzTm
(TAMBAHI DEWE CAH DAFPUS KALIAN !!)