You are on page 1of 29

Hamil dengan HIV

Prof. Dr. H. A. Kurdi Syamsuri, SpOG(K)

Acquired
immunodeficiency
syndrome
(AIDS) pertama kali dideskripsikan pada
tahun 1981, dan saat ini salah satu yang
terburuk pada pandemi kesehatan global
yang tercatat dalam sejarah.
Pada 2012, 35,3 juta orang terinfeksi HIV,
2,3 juta kasus baru, 1,6 juta kematian
terkait HIV

Etiopatogenesis
Agen penyebab AIDS adalah RNA retrovirus
disebut virus human immunodeficiency, HIV-1
dan HIV-2. Sebagian besar kasus di seluruh
dunia disebabkan oleh infeksi HIV-1.
hubungan seksual adalah modus utama
juga ditularkan oleh darah atau produk darah
yang terkontaminasi
ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi janin
dalam kandungan mereka atau dengan ASI
mereka.

Denominator umum dari klinis dengan AIDS


adalah immunodeficiency mendalam yang
menimbulkan berbagai infeksi oportunistik
dan neoplasma.
nfeksi terjadi ketika sel dendritik mukosa
mengikat glikoprotein gp120 selubung HIV,
lalu memberikan pada limfosit T (CD4),
yang akan berfungsi menjadi reseptor virus.

Untuk masukk kedalam sel dibutuhkan


koreseptor,
yang
paling
sering
teridentifikasi adalah CCR5 danCXCR4.
CCR5 ditemukan pada permukaan sel yang
positif
CD4
dalam
keadaan
tinggi
progesteron seperti kehamilan. Dan ini
mungkin membantu masuknya virus.

Seiring waktu, jumlah sel T menurun diamdiam dan secara progresif, sehingga
akhirnya di imunosupresi yang mendalam.
Tingginya tingkat dari sitokin inflamasi dan
penurunan dalam regulator sel T akhir
kehamilan bisa jadi berkontribusi pada
morbiditas ibu dan bayi

Manifestasi Klinis
Periode inkubasi dari terekspos sampai klinis ratarata 3-6 minggu dsn berakhir dalam 10 hari.
Gejala umumnya sama dengan infeksi virus lain
seperti demam, berkeringat pada malam hari,
kellahan, kemerahan, sakit kepala, limfadenopati,
faringitis, nyeri otot, nyeri sendi, mual-muntah,
dan diare
Progres dari asimtomatis ke AIDS diperkirakan 10
tahun, bergantung dari rute infeksi, patogenisitas
virus dan status imunologi penderita

Sejumlah
infeksi
oportunistik
yang
berhubungan
AIDS
yaitu:
candidiasis
esofageal, herpes simplek atau zooster
persisten, kondiloma akuminata, TB paru,
pneumonia, toxoplasmosis dan lain-lain.
Beberapa tanda ginekologis unik pada wanita
penderita
HIV
seperti
abnormalitas
menstruasi, kebutuhan kontrasepsi dan
neoplasi genital, beberapa diantaranya
bertahan dalam kehamilan

Skrining HIV prenatal


Skrining dilakukan menggunakan ELISA
dengan
sensitivitas
>
99,5%
dan
dikonfirmasi dengan Western blot atau IFA.
Wanita dengan kontrol prenatal yang
terbatas atau dengan status HIV yang
belum diketahui saat melahirkan harus
menjalani rapid test. Test ini sensitivitasnya
dan spesifitasnya sebanding dengan ELISA
Wanita yang terekspos HIV dalam 3 bulan,
rapid test sangat dianjurkan.

Tes HIV

Direkomendasikan pada seluruh wanita hamil

CDC merekomendasikan opt-out testing pada


seluruh wanita hamil

Klasifikasi

Berdasarkan CDC, dibagi menjadi klinis dan laboratorium

Klinis

Asimtomatis

Simtomatis

AIDS

Laboratorium (hitungan CD4)

>500 sel/mm3

200-499 sel/mm3

<200 sel/mm3

Diagnosis
Diagnosis dibuat ketika scrining ELISA
positif dan dikonfirmasi dengan Western
blot positif

Faktor risiko
Risiko infeksi perinatal berhubungan dengan
viral load, CD4 rendah, terapi ARV tidak
adekuat, fetif virus, lamanya KPD, koinfeksi
HCV, kelahiran preterm dan korioamnionitis
Risiko infeksi maternal: hubungan seksual tanpa
proteksi, penggunaan jarum bersama, tranfusi
darah
yang
terkontaminasi,sifilis,
herpes
genital, infeksi chlamydia, gonorhoe.
Tidak ada bukti penularan HIV melalui, keringat,
air mata, urin, feses atau gigitan serangga

Komplikasi
Maternal: korioamnionitis, endometritis
postpartum, infeksi luka
Fetal: kelahiran preterm

Terapi
Prinsipnya, tujuan terapi HIV adalah
membuat tingkat HIV-1 RNA <1000 kopi/mL
atau dibawah batas deteksi assay
Risiko infeksi perinatal bisa <2% dengan
ARV yag efektif, operasi sesar dan formula
menyusui

Lini pertama WHO (2010)


Zidovudine
(ZDV)
Stavudine*
(d4T)

Tenofovir
(TDF)

Lamivudin
e (3TC) /
Emtricitabi
ne
(FTC)

Nevirapine
(NVP)

+
Efavirenz
(EFV)

* Digunakan selama 6 bulan pertama hingga keadaan umum membaik


Dengan pemantauan efek samping

Melahirkan
1. Tiap jam setelah ketuban pecah risiko penularan ibu bayi
meningkat 2 %

2.SC sebelum inpartu / pecah ketuban akan mengurangi risiko


penularan ibu bayi 5080% dibanding dengan persalinan
pervaginam pada bumil tanpa ARV atau dengan ZDV saja.

3. SC pada saat inpartu atau setelah ketuban pecah tidak


memberikan keuntungan untuk mencegah penularan ibu-bayi

Penatalaksanaan Persalinan
Pervaginam

RCOG, 2010

Optimalisasi Proses
Persalinan
Hindari :
Pecah ketuban dini
Fetal scalp electrode /
sampling
Persalinan sulit/ lama

Melahirkan
Pantau/ lakukan tindakan pencegahan pada
paparan cairan tubuh pada saat melahirkan
Beri tahu dokter anak status ibu
hisap dan cuci sekresi maternal secepatnya
pada bayi
Wanita dengan VL >1000 kopi/mL harus diberi
konseling berdasarkan keuntungan potensial
dari seksio terencana untuk mengurangi risiko
transmisi

Seksio Sesaria
Terapi HAART dilanjutkan seperti biasa
dengan inisiasi infus AZT 3 jam sebelum
operasi sesar dan dilanjutkan sampai tali
pusat di klem.
Semua wanita harus mendapat antibiotik
profilaksis sekitar 30 menit sebelum insisi.

Menyusui
Wanita dengan HIV yang memiliki akses
pada suplay susu formula yang adekuat
sebaiknya tidak menyusui
Jika tidak ada pengganti asi, asi eksklusif
boleh diberikan.

Postpartum
Rencana jangka panjang penting untuk
meyakinkan bahwa wanita tidak keluar dari
sistem pelayanan kesehatan.
Untuk kelanjutan terapi dari ARV adalah
sama sebagaimana wanita tidak hamil.
Kontrasepsi
penting
transmisi perinatal

untuk

mencegah

Follow up bayi
Bayi harus langsung dimandikan segera
setelah lahir untuk menghindari infeksi
potensial dari sekresi maternal
Penting untuk dilakukan folow up jangka
panjang dari HIV dan ekspos ARV pada bayi

Diagnosis infeksi HIV


pada bayi
Pemeriksaan virologi HIV-1 dilakukan pada
usia minimum 14-21 hari, 1-2 bulan dan 4-6
bulan
Beberapa ahli juga mengatakan, tidak
terkena HIV jika 2 atau lebeh hasil tes
negatif pada >14 hari dan > 1 bulan.
Beberapa ahli yang lain menyebutkan
status HIV negatif pada tes antibodi HIV
pada 12-18 bulan

Terima Kasih

You might also like