Professional Documents
Culture Documents
Acquired
immunodeficiency
syndrome
(AIDS) pertama kali dideskripsikan pada
tahun 1981, dan saat ini salah satu yang
terburuk pada pandemi kesehatan global
yang tercatat dalam sejarah.
Pada 2012, 35,3 juta orang terinfeksi HIV,
2,3 juta kasus baru, 1,6 juta kematian
terkait HIV
Etiopatogenesis
Agen penyebab AIDS adalah RNA retrovirus
disebut virus human immunodeficiency, HIV-1
dan HIV-2. Sebagian besar kasus di seluruh
dunia disebabkan oleh infeksi HIV-1.
hubungan seksual adalah modus utama
juga ditularkan oleh darah atau produk darah
yang terkontaminasi
ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi janin
dalam kandungan mereka atau dengan ASI
mereka.
Seiring waktu, jumlah sel T menurun diamdiam dan secara progresif, sehingga
akhirnya di imunosupresi yang mendalam.
Tingginya tingkat dari sitokin inflamasi dan
penurunan dalam regulator sel T akhir
kehamilan bisa jadi berkontribusi pada
morbiditas ibu dan bayi
Manifestasi Klinis
Periode inkubasi dari terekspos sampai klinis ratarata 3-6 minggu dsn berakhir dalam 10 hari.
Gejala umumnya sama dengan infeksi virus lain
seperti demam, berkeringat pada malam hari,
kellahan, kemerahan, sakit kepala, limfadenopati,
faringitis, nyeri otot, nyeri sendi, mual-muntah,
dan diare
Progres dari asimtomatis ke AIDS diperkirakan 10
tahun, bergantung dari rute infeksi, patogenisitas
virus dan status imunologi penderita
Sejumlah
infeksi
oportunistik
yang
berhubungan
AIDS
yaitu:
candidiasis
esofageal, herpes simplek atau zooster
persisten, kondiloma akuminata, TB paru,
pneumonia, toxoplasmosis dan lain-lain.
Beberapa tanda ginekologis unik pada wanita
penderita
HIV
seperti
abnormalitas
menstruasi, kebutuhan kontrasepsi dan
neoplasi genital, beberapa diantaranya
bertahan dalam kehamilan
Tes HIV
Klasifikasi
Klinis
Asimtomatis
Simtomatis
AIDS
>500 sel/mm3
200-499 sel/mm3
<200 sel/mm3
Diagnosis
Diagnosis dibuat ketika scrining ELISA
positif dan dikonfirmasi dengan Western
blot positif
Faktor risiko
Risiko infeksi perinatal berhubungan dengan
viral load, CD4 rendah, terapi ARV tidak
adekuat, fetif virus, lamanya KPD, koinfeksi
HCV, kelahiran preterm dan korioamnionitis
Risiko infeksi maternal: hubungan seksual tanpa
proteksi, penggunaan jarum bersama, tranfusi
darah
yang
terkontaminasi,sifilis,
herpes
genital, infeksi chlamydia, gonorhoe.
Tidak ada bukti penularan HIV melalui, keringat,
air mata, urin, feses atau gigitan serangga
Komplikasi
Maternal: korioamnionitis, endometritis
postpartum, infeksi luka
Fetal: kelahiran preterm
Terapi
Prinsipnya, tujuan terapi HIV adalah
membuat tingkat HIV-1 RNA <1000 kopi/mL
atau dibawah batas deteksi assay
Risiko infeksi perinatal bisa <2% dengan
ARV yag efektif, operasi sesar dan formula
menyusui
Tenofovir
(TDF)
Lamivudin
e (3TC) /
Emtricitabi
ne
(FTC)
Nevirapine
(NVP)
+
Efavirenz
(EFV)
Melahirkan
1. Tiap jam setelah ketuban pecah risiko penularan ibu bayi
meningkat 2 %
Penatalaksanaan Persalinan
Pervaginam
RCOG, 2010
Optimalisasi Proses
Persalinan
Hindari :
Pecah ketuban dini
Fetal scalp electrode /
sampling
Persalinan sulit/ lama
Melahirkan
Pantau/ lakukan tindakan pencegahan pada
paparan cairan tubuh pada saat melahirkan
Beri tahu dokter anak status ibu
hisap dan cuci sekresi maternal secepatnya
pada bayi
Wanita dengan VL >1000 kopi/mL harus diberi
konseling berdasarkan keuntungan potensial
dari seksio terencana untuk mengurangi risiko
transmisi
Seksio Sesaria
Terapi HAART dilanjutkan seperti biasa
dengan inisiasi infus AZT 3 jam sebelum
operasi sesar dan dilanjutkan sampai tali
pusat di klem.
Semua wanita harus mendapat antibiotik
profilaksis sekitar 30 menit sebelum insisi.
Menyusui
Wanita dengan HIV yang memiliki akses
pada suplay susu formula yang adekuat
sebaiknya tidak menyusui
Jika tidak ada pengganti asi, asi eksklusif
boleh diberikan.
Postpartum
Rencana jangka panjang penting untuk
meyakinkan bahwa wanita tidak keluar dari
sistem pelayanan kesehatan.
Untuk kelanjutan terapi dari ARV adalah
sama sebagaimana wanita tidak hamil.
Kontrasepsi
penting
transmisi perinatal
untuk
mencegah
Follow up bayi
Bayi harus langsung dimandikan segera
setelah lahir untuk menghindari infeksi
potensial dari sekresi maternal
Penting untuk dilakukan folow up jangka
panjang dari HIV dan ekspos ARV pada bayi
Terima Kasih