Professional Documents
Culture Documents
Yeni Widayanti
(Soetirto, 2007)
(Soetirto, 2007)
DEFINISI
= Age-Related Hearing Loss (ARHL)
Gangguan pendengaran yang berhubungan dengan
penambahan usia
(Kim, 2000; Pata, 2004)
Disebabkan oleh atrofi sel rambut di organ Corti, degenerasi
bilateral
(Pata, 2004; Muyassaroh, 2012)
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi presbikusis bervariasi, biasanya terjadi pada usia
perempuan
National Institute on Aging memberikan informasi bahwa
ETIOLOGI
Etiologi presbikusis belum diketahui secara pasti,
PATOGENESIS
Presbikusis dapat dijelaskan dari beberapa
Degenerasi sentral
Perubahan yang terjadi akibat hilangnya
Mekanisme molekuler
Faktor genetik
Strain yang berperan terhadap presbikusis
GEJALA KLINIK
Keluhan utama: berkurangnya pendengaran
KLASIFIKASI
Berdasarkan perubahan patologik yang terjadi,
membrane)
Prevalensi terbanyak: metabolik (34,6%).
1. Sensory presbycusis
Menunjukkan atrofi epitel
disertai hilangnya sel-sel
rambut dan sel penyokong
organ Corti. Proses berasal dari
bagian basal koklea dan
perlahan-lahan menjalar ke
daerah apeks. Perubahan ini
berhubungan dengan
penurunan ambang frekuensi
tinggi, yang dimulai setelah
usia pertengahan
Ciri khas: terjadi penurunan
pendengaran secara tiba-tiba
pada frekuensi tinggi
(slooping).
Gambaran konfigurasi menurut
Sensory presbycusis is
typically seen as a bilateral
precipitous high frequency
sensorineural hearing loss
with good to excellent
speech discrimination
ability
2. Neural presbycusis
Memperlihatkan atrofi sel-sel saraf di koklea dan
Neural presbycusis is
characterized as a
degeneration of neurons
and results in hearing loss
similar to sensory
presbycusis. However,
speech understanding is
far worse than would be
anticipated from the
3. Metabolic/Strial presbycusis
Diakibatkan atrofi stria vaskularis
Histologi: atrofi pada stria vaskularis,
Metabolic or strial
presbycusis is
seen as a flat
sensorineural
hearing loss with
good
preservation of
speech
understanding
4. Cochlear/Mechaanic presbycusis
Disebabkan gangguan gerakan
Mechanical or cochlear
conductive
presbycusis shows the
typical bilateral
sloping high frequency
sensorineural pattern
of hearing loss, but
with good
preservation of
3.
4.
5.
(Danner, 2003)
KARAKTERISTIK PENURUNAN
PENDENGARAN PADA PRESBIKUSIS
(Lalwani,
2008)
DIAGNOSIS
Anamnesis
mobilitasnya berkurang
Tes penala didapatkan tuli sensorineural
Pemeriksaan audiometri nada murni, menunjukkan suatu tuli
saraf nada tinggi, bilateral dan simetris
Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam (sloping) setelah
frekuensi 2000 Hz
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
datar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi
penurunan
Pada semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada
frekuensi yang lebih rendah
(Suwento, 2007; Muyassaroh, 2012)
FAKTOR RISIKO
Usia & jenis kelamin
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Hiperkolesterol
Merokok
Riwayat bising
Hipertensi
o Hipertensi yang berlangsung lama dapat memperberat
Diabetes Mellitus
o Pada penderita DM, glukosa yang terikat pada protein dalam
Hiperkolesterol
o Pola makan dengan komposisi kelebihan lemak
Merokok
o Rokok mengandung nikotin dan CO yang mempunyai efek
o
o
Riwayat bising
o Faktor risiko yang berpengaruh pada derajat
PENATALAKSANAAN
Menekan kompensasi dari defisit fungsional perifer
dengan:
Alat bantu dengar
Implan koklea
(Suwento, 2007)
Pembatasan merokok dan zat stimulan (teh, kopi)
PROGNOSIS
Gangguan pendengaran sensorineural