You are on page 1of 15

PROPOSAL TERAPI KELUARGA (HOME VISIT)

KLIEN Sdr. A DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU


KEKERASAN DI POJOK RT 05/07, SINDUADI, MLATI, SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
MISNAN
201320206014

PROGRAM PROFESI NERS - PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

PROPOSAL TERAPI KELUARGA

A. Latar Belakang

Keluarga merubukan sebuah system yang tidak bisa dipisahkan antara satu sama
lain sehingga jika salah satu anggota keluarga memiliki masalah/gangguan/sakit maka
seluruh anggota keluarga akan merasakan hal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
peran keluarga sangat distrituhkan bagi suatu individu, apalagi bagi individu yang sedang
memiliki masalah.
Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa sangat di butuhkan
karena keluarga merubukan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal
dengan lingkungannya, yang merubukan tempat pertama kali mendapat pendidikan untuk
menguji perilakunya. Sehingga keluarga merubukan orang terdekat dan berarti bagi
individu dan merubukan salah satu pendukung dalam upaya penyembuhan klien dengan
gangguan jiwa.
Mengingat betapa pentingnya peran keluarga dalam upaya penyembuhan klien
maka salah satu terapi yang digunakan pada penderita gangguan jiwa adalah terapi
keluarga. Terapi keluarga adalah memberikan pembelajaran kepada keluarga tentang
mengasuh anggota keluarga gangguan jiwa dengan menggunakan metoda belajar.
Pelayanan kesehatan jiwa bukan merubukan tempat seumur hidup bagi klien
sehingga dia harus kembali kedalam keluarga dan keluargalah yang akan merawat dan
memberikan arahan dan bimbingan. Keluarga merubukan support sistem yang paling
efektif bagi individu sehingga berperan penting bagi kesembuhan klien.
Pada kenyataannya stigma dimasyarakat bahwa individu dengan gangguan jiwa
merubukan aib bagi keluarga adalah merubukan sesuatu yang menghalangi kesembuhan
karena keluarga sebagai support system tidak mau melakukan perannya.
Melihat uraian diatas maka penting bagi perawat untuk melakukan penyuluhan
pada keluarga tentang peran keluarga dalam perawatan pada penderita gangguan jiwa
dirumah.

TERAPI KELUARGA

1.

Ciri ciri fungsional keluarga :


a. Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif
b. Emosi merubukan bagian dari fungsi tiap individu
c. Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi dan diantara anggota keluarga
d. Perbedaan antar anggota keluarga untuk mendorong mempertahankan, dan
meninngkatkan kreativitas individu
e. Istridan anak hubungan terbuka dan bersahabat

2.

Suasana emosi yang sehat dalam keluarga :


a. Saling percaya ( trust )
b. Hangat ( warmth )
c. Perhatian ( concern )
d. Menerima ( acceptance )
e. Mengharapkan kesebukatan tanpa mengabaikan keunikan individu
f. Memandang konflik sebagai proses transisi.

3.

Disfungsi keluarga;
a. Emosi
b. Fisik
c. Sosial

4.

Konsep sistem keluarga tidak berfungsi;


a. Perbedaan diri
Hubungan keluarga yang tertutup
b. Triangles
Konflik emosi istriditransfer pada anak
c. Hubungan emosi yang terputus
d. Proses trasmisi beberapa generasi
e. Proses proyeksi keluarga
f. Posisi sibling

5.

Keluarga bermasalah disfungsi keluarga;


Ketrampilan berhubungan tidak adekuat
Kesulitan berhubungan

Individu

Masalah kesehatan mental


Gangguan perilaku
Masalah psikiatrik
6.

Reaksi keluarga pencarian pertolongan;


Mengidentifikasi masalah yang dimiliki
Mempunyai perhatian yang besar rahasia
Mengidentifikasi penerimaan sosisl
Menerima tanggung jawab terlibat
Tidak mau terlibat

7.

Reaksi keluarga berbeda beda; KONFLIK


( Reinhard, 1994 )
a. Keadaan klien tergantung VS mandiri
b. Efek samping dari pengobatan
c. Tingkah laku yang aneh & komunikasi
d. Intoleransi aktivitas & pemenuhan ADL
e. Sikap eksploitasi & provokative
f. Isolasi sosial
g. Ide bunuh diri yang muncul
h. Sulit bekerja sama
i. Banyak perilaku / sikap yang dihindari
j. Perubahan mood yang cepat , dst.

8.

Efek gangguan mental pada keluarga;


Ingkar, marah, cemas
Kehilangan pengharapan, integritas, & optimis
Gangguan interaksi keluarga
Perpanjangan proses parenting & fungsi perawatan
Tambahan beaya untuk tindakan & medikasi

Keterbatasan income keluarga


Keterbatasan aktivitas sosial & sosial support
Berhubungan dengan RS & pusat rehabilitasi
Kondisi Klien
Klien bernama Tn.I, usia 46 tahun. Klien masuk ke RS Grhasia tanggal 18
Februari 2015 dengan alasan masuk Kurang lebih 3 hari yang lalu Terjadi perubahan
perilaku, suka marah-marah, mengancam membunuh orang, sering keluar rumah,
mengancam memukul istri dan anak, tidak tidur, pasien tidak minum obat 15 tahun.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 24 Februari 2015, didapatkan data bahwa
klien mengatakan merasa sehat, ingin pulang. Klien mengatakan marah kepada istri
karena istri tidak mau berhijab dan tidak melepas cincin ketika berwudhu. Klien
mengatakan saat ini sudah mandi sudah sikat gigi, gigi nambuk tidak bersih, rambut
tambuk bersih, kulit tambuk agak kering. Klien ketika wawancara koperatif dan kontak
mata ada, afek tepat, klien tidak menyadari bahwa dirinya sedang sakit/mengalami
gangguan jiwa (insight jelek) dan saat ini berada di Grhasia sedang berobat dan merasa
tidak sakit
C. Keluarga
Klien merubukan anak ke 4 dari 6 saudara, di rumah klien tidak bekerja, klien
mengatakan yang bekerja adalah istrinya sebagai petani dan guru TK
Keluarga sangat mengharapkan kesembuhan klien agar dapat membantu
kehidupan keluarganya. Istri klien mengaharapkan suaminya tetap di RS Grhasia dulu
sampai kondisi suaminya benar-benar sembuh agar di rumah tidak marah-marah lagi,
tidak mengamuk lagi. Menurut istri klien, Tn. I sering marah-marah sejak dari tidak
bekerja, sehingga hanya di rumah saja, tidak ada yang dikerjakan. Selain itu juga karena
tidak pernah minum obat. Klien tidak kontrol sejak 15 tahun yang lalu, klien hanya
tinggal bersama dengan istri dan anaknya.
D. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perilaku Sdr. A
DS :
Ibu klien mengatakan harus bagaimana mengurus suaminya
Ibu klien mengatakan saya pingin suami saya sembuh
Ibu klien mengatakan tidak tahu apa yang dilakukan jika Sdr. A mulai kambuh
DO :
Ibu klien tambuk sedih saat bercerita tentang kondisi Sdr. A
Ibu klien tambuk akan menangis saat menceritakan kondisi Sdr. A
B.

E.

Tujuan

Berdasarkan uraian di atas, dapat diyakini bahwa keluarga mempunyai tanggung


jawab yang penting dalam proses perawatan di rumah sakit, persiapan pulang dan
perawatan waktu dirumah agar adaptasi klien berjalan dengan baik, kualitas dan
efektivitas peran serta keluarga dalam upaya peningkatan peran serta dalam perawatan
klien dengan gangguan jiwa dalam hal ini Sdr. A bertujuan sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan gangguan jiwa.
2. Tujuan khusus
a. Kelurga dapat mengenal masalah gangguan jiwa pada Sdr. A
b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat Sdr. A dengan gangguan jiwa
c. Keluarga dapat merawat dan memberikan asuhan kepada klien Sdr. A dengan
gangguan jiwa sesuai kebutuhan klien selama dirumah
d. Keluarga dapat memahami keadaan atau permasalahan yang dimiliki klien
e. Keluarga dapat memotivasi klien untuk hidup nyaman dan dapat bersosialisasi
dengan lingkungan
f. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dalam merawat Sdr. A
g. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas, RSU dan RSJ untuk merawat klien.
h. Keluarga harus bisa mengetahui pentingnya minum obat bagi Sdr. A
F. Sasaran
Keluarga Sdr. A
G. Manfaat
1. Bagi keluarga
a. Terjalin kerjasama yang baik antar perawat/petugas dengan keluarga.
b. Keluarga mampu untuk mengungkapkan perasaan sehubungan dengan kondisi
klien.
c. Keluarga mampu memberi dukungan moral yang tepat bagi klien.
d. Kelurga memahami, mengetahui keadaan klien dan mengetahui bagaimana cara
perawatan klien dirumah.
e. Keluarga mampu membimbing klien untuk mentaati aturan berobat secara teratur.

2. Bagi perawat
a. Terbina hubungan saling percaya antara keluarga dan tenaga kesehatan
b. Perawat mampu mengamati sikap keluarga terhadap klien
c. Terbina komunikasi terapeutik untuk mencapai kesembuhan klien

d. Perawat mampu memberikan dorongan dan motivsi kepada keluarga


H. Metode

Wawancara dan diskusi


I. Alat Bantu
Leaflet
Sampel obat
J. Kontrak Waktu
Hari/tanggal
: Sabtu 18-4-2015
Waktu
: 15.00
Tempat
: Pojok RT 05/07, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
K. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Pra interaksi
a. Perawat mempersiapkan pengkajian pada keluarga klien
b. Perawat menggunakan teknik komunikasi terapeutik pada keluarga klien
c. Perawat menyiapkan mental dan fisik
d. Perawat menyiapkan diri melakukan terapi keluarga dan berkunjung kerumah Sdr.
A
2. Fase orientasi
a. Datang kerumah klien
b. Menemui anggota keluarga klien
c. Memberi salam terapeutik
d. Memperkenalkan diri
e. Menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan keluarga
f. Menyampaikan kontrak waktu dan menanyakan kesediaan keluarga
3. Fase kerja
a. Menanyakan kepada keluarga keadaan klien sebelum dirawat dirumah sakit
b. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan perasaannya
terhadap apa yang dialami klien
c. Diskusikan dengan keluarga tentang apa yang dialami klien
d. Menjelaskan tentang konsep gangguan yang dialami klien
e. Menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur bagi klien
f. Memberikan reinforcement positif bila keluarga telah merawat klien dengan benar
g. Menyampaikan perkembangan klien selama dirawat
h. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
i. Menjelaskan pentingnya dukungan keluarga untuk merawat klien
4. Fase terminasi
a. Mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan dengan keluarga
b. Memberikan reinforcement positif bila keluarga berhasil menjelaskandengan benar

c. Menanyakan kebutuhan tindak lanjut


d. Salam terapeutik

LAPORAN TERAPI KELUARGA

A. Identitas Anggota Keluarga

No.

Nama Anggota Keluarga

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

1.

Ny. T

46 tahun

SD

Buruh

2.

Sdr. A

20 tahun

SMP

Keadaan Geografis Rumah


Rumah keluarga Sdr. A terletak di Pojok RT 05/07, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Keadaan rumah sederhana permanen, lantai masih tanah, penataan ruangan/perabot
kurang, kebersihannya kurang, secara umum kondisi rumah tidak sehat. Halaman rumah
ditanami beberapa pohon pisang, kebersihan halaman kurang.
C. Keadaan Ekonomi Keluarga
Ibu Sdr. A bekerja sebagai buruh tani, walaupun seorang wanita tetapi masih semangat
sebagai pencari nafkah buat keluarganya. Yang bertanggung jawab terhadap pengobatan
Sdr. A dipegang oleh Ny. T selaku ibu dari Sdr. A. Keadaan ekonomi keluarga kurang.
D. Kondisi Bio-Psiko-Spiritual
Ibu klien dalam keadaan sehat fisik tapi sedang memikirkan suaminya yang dirawat di
RS Grhasia yaitu Sdr. A. Istri klien menginginkan suaminya benar-benar sembuh tidak
marah-marah dan tidak mengamuk lagi di rumah dan segera untuk mencari pekerjaan
agar dapat membantu perekonomian keluarga, anak-anak klien juga tambuk sehat. Di
rumah klien kadang-kadang mengikuti kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, dll. Ibu
klien sangat sedih melihat kondisi suaminya yang seperti itu, ibu klien berharap
suaminya cepat sembuh.
E. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah Sdr. A dilaksanakan pada hari Sabtu jam 15.10 - 16.10 WIB.
F. Interaksi Antar Anggota Keluarga
Klien tinggal bersama dengan ibunya. Ibu klien sangat menyayangi klien karena anak
satu-satunya, klien mampu berinteraksi dengan baik dengan ibunya
B.

G. Terapi Keluarga

Terapi yang dilakukan adalah:


Mengenalkan masalah yang dialami oleh Sdr. A Bahwa Sdr. A mengalami gangguan
resiko perilaku kekerasan.
Memberikan penjelasan bagaimana seharusnya pencegahan dan penangan yang
dilakukan. Memberikan aktifitas (memberikan jadwal kegiatan untuk aktifitas) berusaha
untuk menjadi teman agar ada teman berbicara untuk Sdr. A (bersosialisasi), dan
mengungkapkan segala permasalahan (sharing) dengan orang yang dipercayainya dan
dengan cara yang baik.
1. Diagnosa keluarga
Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perilaku Sdr. A

2. Tujuan Khusus
a. Kelurga dapat mengenal masalah gangguan jiwa pada Sdr. A
b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat Sdr. A dengan gangguan

jiwa
c. Keluarga dapat merawat dan memberikan asuhan kepada klien Sdr. A dengan
gangguan jiwa sesuai kebutuhan klien selama dirumah
d. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas, RSU dan RSJ untuk merawat klien.
3. Waktu pelaksanaan kunjungan rumah
Hari/tanggal : Sabtu,18-4-2015
Jam

: 15.10 16.10 WIB\

Tempat

: Pojok RT 05/07, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta

Fase orientasi
Mahasiswa

: Assalamualaikum. Selamat sore Ibu ( ibu klien).....

Keluarga

: Waalaikum salam. iya sore mas.....silahkan masuk mas.


Silahkan
duduk disini, maaf tempatnya seperti ini.

Mahasiswa

: Maaf apa ini benar di rumah kelurga Sdr. A ?

Keluarga

: Benar sekali mas.

Mahasiswa

: begini Buk, perkenalkan nama saya Misnan, saya mahasiswa


profesi dari STIKES AISYIYAH Yogyakarta yang saat ini
sedang praktek di RSJ Grhasia Yogyakarta

Keluarga

: oh..iya mas, terus ada kepentingan apa mas?

Mahasiswa

: maksud kedatangan saya kesini adalah untuk mengklarifikasi


data terkait kondisi Sdr. A dan menyampaikan perkembangan
Sdr. A di RS Grhasia, saya membutuhkan waktu sekitar 60
menit, apakah Ibu bersedia?

Keluarga

: Ya mas, saya senang sekali atas kehadiran mas ke rumah

kami.
Mahasiswa

: Maaf buk, Sdr. A tinggal disini bersama siapa ya buk?

Keluarga

: Sdr. A hanya tinggal bersama saya mas

4. Fase kerja

Mahasiswa

: Maaf buk..... sebenarnya keadaan Sdr. A sebelum dibawa ke


RS Grhasia bagaimana ya buk?

Keluarga

: Begini mas, anak saya sudah lama sekali mengalami


gangguan jiwa bahkan sudah 6 kali dia keluar masuk rumah
sakir Grhasia, yang terakhir ini dia kambuh karena putus obat
selam 1 minggu sejak bapaknya meninggal 1 minggu sebelum
dia masuk rumah sakit

Mahasiswa

: oh seperti itu Buk ceritanya

Keluarga

: terus sekarang gimana keadaan anak saya disana mas

(grashia)?
Mahasiswa

: sekarang keadaan Sdr. A emosinya sudah stabil, sudah mau


makan, sudah mau mandi, perkembangannya sudah cukup baik,
rajin mengikuti rehabilitasi juga buk, sholat nya 5 waktu rutin
dilakukan, kemaren juga Sdr. A mengikuti jalan-jalan keluar
bersama beberapa pasien dan perawat di bangsal lain.

Keluarga

: Ya syukurlah mas, tapi biarkan saja dulu disana sampai benarbenar sembuh dan pengobatan tuntas, saya khawatir kalau nanti
kambuh lagi di rumah.

Mahasiswa

: Selama ini respon Ibu bagaimana kalau klien saat marah atau
ngamuk?

Keluarga

: biasanya dia kalau dikasih tau marah mas, apalagi kalau


permintaannya tidak dituruti

Mahasiswa

: Oh begitu, maaf buk apakah anggota keluarga ada yang


menderita sama seperti Sdr. A?

Keluarga

: Tidak ada mas,ya hanya anak saya saja.

Mahasiswa

: Oh seperti itu ceritanya ya buk, terus Sdr. A sebenarnya di


rumah perawatannya bagaimana, yang mengontrol untuk
minum obat dari keluarga siapa?

Keluarga

: anak saya kan sudah tidak minum obat lagi sudah lama

Mahasiswa

: Trus bagaimana dengan perilakunya di rumah buk?

Keluarga

: Ya hanya dirumah saja mas, membantu ibu di sawah. Aktivitas


dengan tetangga juga baik mas.

Mahasiswa

: Jadi seperti ini buk, nanti kalau Sdr. A sudah pulang ke rumah
lagi, jangan dibiarkan untuk melamun atau sendiri di rumah,
bisa saja itu akan memunculkan pikiran sehingga menjadi
tekanan untuk Sdr. A sendiri. Ibu bisa mengajak Sdr. A untuk

ikut mengurus sawah atau berikan aktivitas yang lain yang


disukai oleh Sdr. A Dan saat lagi duduk-duduk sendiri tolong
ditemani, keluarga bisa mengajak ngobrol dengan Sdr. A
sehingga Sdr. A tidak merasa sendiri dan kesepian. Keluarga
tetap mengawasi minum obat dan mengajarkan kepada Sdr. A
untuk bisa mandiri minum obat serta tetap memberikan
dukungan kepada Sdr. A. Dengan adanya dukungan yang kuat
dari keluarga, dapat meningkatkan keinginan sembuh dari Sdr.
A, dan Sdr. A akan merasa bahwa keluarganya sangat
menyanyanginya.
Keluarga

: iya mas, nanti kami akan coba seperti yang disarankan

5. Fase terminasi

Mahasiswa

:baiklah buk....,saya rasa cukup sekian tapi sebelumnya saya


ingatkan kembali kalau klien pulang jangan lupa minum obat
teratur dan kontrol rutin sebelum obatnya habis. Satu lagi yang
penting diskusikan jadwal klien untuk beraktifitas dari bangun
pagi sampai tidur sore sehingga Sdr. A memiliki aktivitas dan
libatkan untuk bekerja.

Keluarga

: iya mas, saya akan coba lakukan demi kebaikan anak saya

Mahasiswa

: kalau begitu saya permisi dulu buk, maaf sudah mengganggu


waktu Ibu.

Keluarga

: tidak kok mas saya malah senang atas kunjungan mas. Saya
titip anak saya ya mas, biarkan disana dulu sampai benar-benar
sembuh dan tuntas pengobatannya. Salam buat suami saya mas,
insya Allah besok saya menjenguknya mas.

Mahasiswa

: Iya buk, insya Allah, nanti saya sampaikan dan disana Sdr. A
sudah mendapatkan perawatan demi ksembuhan Sdr. A
Assalamualaikum

Keluarga

: Waalaikumussalamhati-hati mas,,terimakasih

6. Implementasi hasil kunjungan rumah

TANGGAL/JAM
18 -4- 2015

IMPLEMENTASI
a. Membina hubungan saling

EVALUASI
18 -4-2015

Jam :
15.10-16.10 WIB

percaya
Memperkenalkan diri dengan Jam 16.15
S:
sopan
keluarga mengatakan
Menanyakan nama keluarga
Membuat kontrak/persetujuan mengerti sudah lebih paham
tentang penyakit klien
pertemuan
Menerapkan teknik komunikasi O:
b. Mengenal pada keluarga masalah keluarga dapat menerima
mahasiswa dengan baik
resiko perilaku kekerasan dan
keluarga mampu
deficit perawatan diri
mengetahui masalah dan
Pengertian,penyebab, tanda dan
cara mengontrol marah

gejala
c. Membantu keluarga memutuskan

pada kliaen dan

tindakan
Menganjurkan keluarga untuk
berdiskusi dengan klien dalam
pembuatan jadwal

mengerti apa pentingnya


obat untuk klien

Jangan membiarkan klien

sendirian
d. Menjelaskan pada keluarga efek

perawatan diri pada klien


keluarga mampu

A:

Masalah

samping/akibat berhenti minum

ketidakmampuan koping

obat
e. Menjelaskan pada keluarga untuk

keluarga teratasi sebagian

kontrol sebelum obat habis


Mengevaluasi kemampuan

P:

keluarga selama interaksi


f. Rencana tindak lanjut
Mengingatkan keluarga dalam

merawat klien jika pulang


Mengingatkan keluarga untuk

melakukan kontrol rutin


g. Melakukan terminasi
Mengakhiri pertemuan
berpamitan

Lakukan kerja sama


dengan keluarga untuk
mengatasi masalah klien
Anjurkan keluarga untuk
selalu mendampingi klien
untuk minum obst dan
kontrol rutin dan
memberikan motivasi
serta pujian pada klien.

H. Respon Keluarga Terhadap Pengenalan Masalah dan Terapi

Keluarga mengatakan sudah mengerti dengan apa yang dialami oleh suaminya
yaitu resiko perilaku kekerasan dan defisit perawatan diri, dan dengan keadaan klien

I.

yang RM agar lebih sabar lagi membimbingnya dan akan mencoba untuk memberi
perhatian, aktifitas tidak membiarkan suaminya sendiri/melamun dan melakukan
pengawasan dan pemberian obat dalam penyembuhan suaminya dan melakukan kontrol
sesuai jadwal yang diberikan.
Kesimpulan
Keluarga Sdr. A adalah keluarga yang secara ekonomi kurang mampu. Keluarga Sdr. A
telah mengerti terhadap apa yang dialami suaminya dan terapi yang diberikan dan akan
mencoba untuk melakukannya.

1. Kekurangan

- Keluarga yang berada dirumah tidak lengkap yang ada hanya istri, keluarga yang
lain ada dirumah masing-masing, dan tidak ikut bercakap-cakap sehingga pesan
yang disampaikan tidak menyeluruh, serta anak klien yang masih kecil.
2. Kelebihan

- BHSP dengan keluarga tercapai


- Diagnosa dan tujuan yang direncanakan tercapai
- Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi klien ketika sedang kambuh
- Keluarga menyadari pentingnya obat dalam proses penyembuhan klien.
J.

Rencana Tindak Lanjut


Menganjurkan kepada keluarga serta memberikan bimbingan dan jadwal kegiatan sesuai
kemampuan Sdr. A. misalnya merekomendasikan untuk melakukan aktivitas jika sudah
pulang nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Nurjannah, Intansari. 2004. Aplikasi Proses Keperawatan. MocoMedika: Yogyakarta

You might also like