You are on page 1of 35

Kehamilan dengan

Asma
penyaji:
Dr. Surya Andri A
pembimbing:
Dr. H. Hatta Ansyori, SpOG(K)

ASMA
asma penyempitan saluran
pernafasan
spasme otot polos saluran nafas,
edema mukosa,
hipersekresi kental.

Penyempitan
-gangguan ventilasi (hipoventilasi),
-distribusi ventilasi tidak merata
-gangguan difusi gas ditingkat alveoli
hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis tingkat
lanjut

Timbulnya serangan asma


reaksi Ag AB permukaan sel mast
paru pelepasan mediator kimia
reaksi hipersensitifitas cepat.
Terlepasnya mediator efek
lansung otot polos saluran nafas
& permiabilitas kapiler bronkus.
Mediator

bradikinin, leukotrien C,D, E,

prostaglandin PGGa, PGD2a, PGD2, dan tromboksan A2.

Mediator

rx peradangan
bronkokonstriksi,
kongesti vaskuler,
edema,
leukotrien, sekresi mukus dan

terganggunya mekanisme transpor


mukosilia
Definisi asma :
1. obstruksi saluran napas reversibel,
2.Adanya inflamasi saluran napas
3.Adanya hiperreaktivitas bronkus

1. Masalah pada kehamilan


Pengaruh perubahan hormonal
selama kehamilan
Progesteron pengaruh awal
sensitifitas terhadap CO2
hiperventilasi ringan disebut dispnea
selama kehamilan.

estrogen dan kapasitas difusi


pada jalinan kapiler.
Estrogen pengaruh asma selama
kehamilan, klirens metabolik
glukokortikoid sehingga
meningkatkan kortisol.
Estrogen mempotensiasi relaksasi
bronkial yang diinduksi
isoproterenol.

Pengaruh asma bronkial pada


kehamilan
- tergantung derajat berat
ringannya
- sedikit insidensi preeklampsia
ringan, dan hipoglikemia janin,
terutama pada ibu yang
menderita asma berat.

Pengaruh kehamilan pada asma


bronkial
Schatz dkk (1988) meneliti, gejala
dan pengukuran spirometri selama
kehamilan dan masa nifas pada 366
wanita penderita asma
Stenius Aarniala dkk, memerlukan
pengobatan intensif terhadap asmanya
Gluck, kadar IgE akan memperburuk
keadaan asma selama kehamilan
sebaliknya IgE akan membaik
keadaannya selama kehamilan

Komplikasi yang dapat terjadi


pada kehamilan dengan asma
bronkial
pneumothorak,
pneumomediastinum,
kor pulmonal akut,
aritmia jantung, dan
kelelahan otot henti nafas

Tabel 2. Laporan efek asma atau Pengobatan asma


Meningkatnya efek pada ibu
Preeklampsia
Sektio sesar
Eksaserbasi asma
PROM
Meningkatnya efek pada perinatal
Mortality
Premeturotas
BBLR
Hipoksia/asfiksia
Hipoadrenalin
Toksisitas theophylline
Dikutip dari Ramson 4

2. Masalah diagnosis asma bronkial


-Dari gejala asma dapat dibagi
berdasarkan derajat asma:
Tingkat pertama
:
secara klinisnormal, tetapi asma
timbul jika ada
faktor pencetus.
Tingkat kedua:
penderita asma tidak mengeluh dan
pada PF dbn
tetapi fungsi parunya menunjukkan
obstruksi jalan nafas.
Disini ditemukan pada penderita
baru sembuh dari serangan asma

Tingkat ketiga :
penderita tidak ada keluhan tetapi
menunjukkan tanda-tanda obstruksi
jalan nafas.
Tingkat keempat
:
penderita mengeluh sesak nafas,
batuk, dan nafas berbunyi.
Pada PF &spirometri tanda-tanda
obstruksi jalan nafas.

Tingkat kelima
:
status asmatikus, darurat medik
serangan akut asma yang berat,
bersifat refrakter thdp pengobatan
yang biasa dipakai

Scoggin membagi perjalanan klinis


asma :
Asma akut intermiten
Asma akut dan status asmatikus
Asma kronik persisten (asma
kronik)

1. Asma akut intermiten :


Diluar serangan, tidak ada gejala
sama sekali. Pemeriksaan fungsi
paru tanpa provokasi tetap normal.
Penderita ini sangat jarang jatuh
ke dalam status asmatikus dan
dalam
pengobatannya
sangat
jarang memerlukan kortikosteroid.

2. Asma akut dan status asmatikus :


Serangan asma dapat sedemikian
beratnya
sehingga
penderita
segera mencari pertolongan. Bila
serangan asma tidak dapat diatasi
dengan obat-obat adrenergik Beta
dan
teofilin
disebut
status
asmatikus.

3. Asma kronik persisten (asma kronik)


Pada asma kronik selalu ditemukan
gejala-gejala
obstruksi
jalan
nafas,sehingga diperlukan pengobatan
yang terus menerus. Hal ini disebabkan
oleh karena saluran nafas penderita
terlalu sensitif selain adanya faktor
pencetus yang terus menerus.

Pemeriksaan penunjang yang penting


dalam asma :
Spirometri
Tes provokasi bronkial
Pemeriksaan tes kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE
spesifik dalam serum
Pemeriksaan radiologi
Analisa gas darah
Pemeriksaan eosinofil dalam darah
Pemeriksaan sputum

3.Masalah Penatalaksanaan
asma bronkial
Tujuan th/: pemeliharaan
oksigenasi yang adekuat pada
janin dengan cara mencegah
episode hipoksia pada ibu:
Managemen efektif: 4
komponen

Management asma
1. Penatalaksanaan asma selama
kehamilan
a. Pengukuran objektif umtuk
penilaian dan monitoring

spirometri

peak flow meter portable


Mendeteksi gejala awa
b. MENJAUHI DAN MENGONTROL ASMA
MEMBATASI PAPARAN LINGKUNGAN SELAMA HAMIL

c. Edukasi pasien
d. Farmakologi terapi
Obat-obat anti asma yang sering digunakan
1. Golongan peransang adrenoreseptor
2.Golongan penghambat fosfodiesterase
3.Golongan steroid
4.Obat antikolinergik (antimuskarinik) :
5. Obat penghambat pelepasan mediator
(antiinflamasi)
Obat antihistamin :

Management asma
1. Konseling
2. agonist inhalasi
3. Kortikosteroid inhalasi
4. Diagnosis: pemeriksaan spirometri

3. Penatalaksanaan asma bronkial


saat Persalinan :
kehamilan dengan asma yang
terkontrol dengan baik tidak
intervensi obstetri awal

persalinan kala I pengobatan asma


selama masa prenatal diteruskan ibu
yang sebelum persalinan pengobatan
kortikosteroid hidrokortison 100 mg
intravena diulangi tiap 8 jam sampai
persalinan

persalinan kala II persalinan


pervaginam merupakan pilihan
terbaik untuk penderita asma,

Kesulitan pernafasan selama persalinan


pervaginam, memperpendek kala II
dengan ekstraksi vakum atau forsep.
Jika dilakukan SS lebih dipilih anestesi
regional
Penatalaksanaan asma bronkial
pasca persalinan
-Penangan asma pasca persalinan
dimulai jika secara klinik diperlukan

Penatalaksaan dalam
persalinan
Pemilihan
anestesi
dalam
persalinan,
golongan
narkotik
fentanyl lebih baik digunakan dari
pada meperidin atau morfin yang
melepas histamin.
Bila persalinan dengan SC atas
indikasi medik obstetri yang lain
sebaiknya anestesi secara spinal.

Bila
terjadi
perdarahan
post
partum yang berat, prostaglandin
E2 dan uterotonika lainnya harus
digunakan
sebagai
pengganti
prostaglandin F2 (x) yang dapat
menimbulkan
terjadinya
bronkospasme yang berat.

Penatalaksanaan post
partum
Penanganan klinis asma umumnya
tidak berubah secara dramatis
setelah post partum.
Pada wanita yang menyusui tidak
terdapat kontra indikasi yang
berkaitan dengan penyakit ini.

Teofilin dijumpai pada air susu ibu,


tetapi jumlahnya <<< . Kadar
maksimal dalam air susu ibu tercapai
2 jam setelah pemberian, seperti
halnya prednison, keberadaan dua
obat ini dalam air susu ibu masih
dalam
konsentrasi
yang
belum
mencukukupi menimbulkan pengaruh
pada janin

Kesimpulan
1%-4% hamil asma.
1/3 penderita asma kondisi yg jelek
berupa gejala-gejala yang berat
selama kehamilan.
Pengaruh asma terhadap kehamilan
ditentukan oleh keadaan asma sebelum
hamil sedangkan pengaruh kehamilan
terhadap asma tidak tertentu.

Penatalaksanaan asma selama


kehamilan bertujuan: pemeliharaan
oksigenasi yg adekuat pada janin
dgn cara mencegah episode
hipoksia pada ibu, dgn cara
(1) Pengukuran yg objektif
Spirometri & peak flow disposible
(2) Menjauhi dan mengontrol asma
membatasi paparan lingkungan
(3) Edukasi penderita
(4) terapi farmakologi

SARAN
memulai suatu perawatan obstetri
terhadap wanita hamil dengan asma
diperhatikan beberapa prinsip :
- mendeteksi dan mengeliminasi
faktor pemicu timbulnya serangan
asma pada penderita tertentu

SARAN
mendeteksi dan mengatasi secara awal diduga
ISPA
Pembahasan antara ahli kebidanan dan PDL
untuk mengetahui masalah-masalah yang
potensial dapat timbul
rencana penanganan umum termasuk obatobatan, pertimbangan untuk mengurangi
dosis pengobatan, tetapi masih dalam
kerangka respon pengobatan yang baik
melakukan penelitian fungsi paru dasar

SARAN
Menghindari faktor pencetus
serangan asma
Anc: pemeliharaan oksigenasi
adekuat pada janin PDL & IKA

You might also like