Professional Documents
Culture Documents
Carcinoma Colorectal
PENDAHULUAN
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi
ANATOMI
Usus besar panjangnya 1,5-1,8 m dan mulai pada katup ileosekal (kolika).
Kolon asenden
Kolon transversum
kolon desenden
Kolon sigmoid panjangnya sekitar 25-38 cm dan dimulai sebagai kelanjutan
colon desenden yang terletak di depan A. Iliaca externa kiri. Di bawah colon
sigmoid menjadi rektum yang terletak di depan vertebra sakralis III. rektum
tergantung melengkung dalam rongga pelvis.
Perdarahan Kolon sigmoid berasal dari rami sigmoideus A. Mesenterika inferior.
Vena kolon sigmoid sesuai dengan arterinya dan dipercabangkan dari sistem
vena porta. Pembuluh limfe kolon sigmoid mengalirkan cairan limfe ke kelenjar
limfe sepanjang A. Sigmoidea kemudian dialirkan ke nodi lympatici mesenterica
inferior.
Persarafan kolon sigmoid berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf
berjalan ke atas pada atap mesocolon sigmoideum.
ANATOMI
Rectum panjangnya sekitar 13 cm dan dimulai di depan vertebra
sakralis III sebagai lanjutan colon sigmoideum. Rectum berjalan
kebaah, mengikuti kelengkungan sacrum dan coccygis, dan berakhir
2,5 cm di depan ujung coccygis dengan menembus diafragma pelvis
dan melanjutkan diri sebagai canalis ani, bagian bawah rectum yang
terletak tepat diatas diafragma pelvis melebar membentuk ampula
recti.
Perdarahan rectum berasal dari arteri rectalis superior, media dan
inferior,. Pembuluh limfe mengalirkan limfe ke kelompokan kelenjar
limfe yang terdapat dalam jeringan ikat peri rektal tepat diluir lapisan
otot. Pembuluh limfe dari rectum bagian bawah mengikuti arteri
rectalis media menuju ke nodi limphatici iliaca interna. Persarafan
rectum berasal dari plexos hypogastricus inferior.
Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtrans Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed. Elsevier
Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtrans Gastrointestinal and Liver Disease 9 th ed. Elsevier
PATOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Kolon kanan
Anemia
kelemahan
Kolon kiri
dan
Perubahan
defekasi
Rektum
pola
Perdarahan rectum
Darah di feses
Darah di feses
Gejala dan
obstruksi
tanda
Perubahan
defekasi
pola
Perasaan
kurang
enak diperut kanan
bawah
Penemuan
tumor
pada colok dubur
DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
DIAGNOSIS
Tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi
dan mendiagnosa kanker kolorektal terdiri
dari:
1. Fecal Occult Blood Test
Merupakan tes untuk
mendeteksi adanya darah
pada tinja yang hanya bisa
dilihat dengan mikroskop.
DIAGNOSIS
2. Digital Rectal Exam
Untuk mendeteksi adanya
massa atau abnormalitas
lainnya dalam rektum
3. Barium Enema
DIAGNOSIS
4. Endoskopi
a. Sigmoidoskopi
DIAGNOSIS
b. Kolonoskopi
5. Biopsi
STAGING
Setelah kanker kolorektal didiagnosa, dapat dilakukan
pemeriksaan-pemeriksaan tertentu untuk menentukan
ada tidaknya penyebaran (metastasis) dari sel-sel
kanker. Proses untuk menemukan apakah sudah
terjadi penyebaran sel-sel kanker di dalam rektum atau
ke bagian lainnya dari tubuh dinamakan staging.
Informasi yang didapatkan dari proses staging tersebut
akan menentukan tingkatan (stadium) penyakitnya.
Hal ini sangat penting untuk merencanakan terapi
yang akan dilakukan.
STAGING
Pemeriksaan-pemeriksaan berikut ini dapat digunakan untuk menentukan
tingkatan dari tumor:
-
X-ray dada.
Untuk mendeteksi metastase tumor ke paru-paru
Rectal Toucher
Klasifikasi
www.cancerresearchuk.org
Tx
Tis
T1
muskularis mukosa
Kanker tumbuh sampai lapisan submukosa
T2
T3
T4
Nx
N0
kurang lengkap
Tidak ditemukan kanker pada kelenjar limfe terdekat
N1
N2
lemak
kelenjar
N2 sekitar
ditemukan
sel limfe
kanker pada 4 atau lebih kelenjar limfe
terdekat
2a ditemukan 4-6 kelenjar limfe terdekat
M0
M1
KLASIFIKASI DUKES
Dukes
A
B
%
C
Dalamnya Infiltrasi
FYSR
97 %
80
65
%
C2
D
%
35 %
<5
DIAGNOSIS BANDING
ulkus peptik
neoplasma lambung
kolesistitis
Polip rektum
abses apendiks
massa periapendikuler
amuboma
divertikulitis
Kolitis ulserosa
Enteritis regionalis
Proktitis
KOMPLIKASI
1. Obstruksi usus dengan penyempitan
lumen akibat lesi
2. Perforasi dari dinding usus akibat tumor,
diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal
oleh isi usus
3. Perluasan langsung tumor ke organorgan yang berdekatan
TERAPI
1. Kolosnoskopi Polipektomi
Kolonoskopi dan polipektomi merupakan langkah kuratif pada
karsinoma
insitu
yang
berasal
dari
transformasi
polip.Tampaknya pada keadaan ini tidak terdapat potensi
penyebaran (metastasis).Sedangkan karsinoma submukosa
yang berasal dari transformasi polip dianjurkan untuk dilakukan
operasi reseksi usus.Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa
potensi metastasis ke kelenjar getah bening sebesar 12%
bilamana ditemukan proses metastases di kelenjar getah
bening tambahan pemberian terapi obat anti kanker
merupakan pilihan yang bijaksana.
TERAPI
2. Operasi
Operasi merupakan terapi utama kanker kolorektal lanjut. Tujuan dari operasi adalah
penyembuhan dan mengurangi keluhan.Operasi pengangkatan tumor pada proses
metastase tetap diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya penyumbatan oleh
masa tumor, atau mencegah perdarahan karena kanker.
Bilamana peluang penyembuhan kanker masih ada, banyak pilihan teknik operasi dapat
diterapkan.Namun pada dasarnya reseksi harus dapat menghasilkan batas sayatana
bebas tumor dan jaringan pericolic juga bebas tumor.
Reseksi dinyatakan kuratif apabila dicapai penurunan resiko penyebaran lokoregional dan
kekambuhan. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut batas sayatan harus lebih
besar 5 cm dari batas tumor untuk kanker kolon bagian kanan, kolon transversum,
fleksure lienalis, kolon desendens dan kolon sigmoid. Untuk daerah rectum sayatan dapat
lebih pendek karena jarak dengan anus terlalu dekat. Hal tersebut terpaksa dilakukan
untuk menghindari pembuatan anus buatan.
TERAPI
3. Kolektomi Kanan
Tumor didaerah cecum, kolon asending, atau
fleksura hepatika memerlukan homikolektomi
kanan.Hemokolektomi kanan adalah pengangkatan
daerah 5 sampai 8 cm ileum terminal, cecum, kolon
asenden, fleksura hepatika dan bagian proksimal
kolon
ransversum.Setelah
dilakukan
reseksi
kemudian dilakukan penyambungan (anastomesis)
antara ileum dan kolon ( side-to-side)
TERAPI
4. Kolektomi Transverse
Pengangkatan kolon transversum karena tumor didaerah colon
transversum proksimal, tengah dan distal. Operasi kolektomi transverse
untuk mengangkat tumor bagian proksimal acapkali mengalamai kesulitan.
Diperlukan operasi ekstended hemikolektomi kanan. Sedangkan bila
melakukan operasi untuk pengangkatan tumor kolon transversum bagian
tengah atau distal, acap ditemukan kesulitan pada penyambungan
memerlukan tarikan dan pembebasan jaringan fasia dibelakangnya.Kadang
diperlukan tindakan kolektomi subtotal yaitu mengangkat kolon bagian
kanan, transversum, desenden dan sigmoid. Keadaan ini dimaksudkan
untuk menjamin asupan darah ke rectum. Operasi ini juga bermanfaat pada
keadaan sumbatan total di daerah fleksura lienalis.
TERAPI
5. Kolektomi Kiri dan Sigmoid
Operasi ini dilakukan untuk mengatasi tumor
di daerah puncak sigmoid, bagian bawah
sigmoid dan rektosigmoid.Potongan bagian
proksimal kolon desendus atau bagian kolon
transversum disambung dengan bagian
proksimal rectum.
TERAPI
6. Operasi Kanker Rektum
Pengangkatan kanker rectum biasanya mengatasi tumor
dilakukan dengan reseksi abdominoperianal, termasuk
pengangkatan seluruh rectum, mesorektum dan bagian dari
otot levator ani dan dubur. Prosedur ini merupakan pengobatan
yang efektif namun mengharuskan pembuatan kolostomi
permanen, disamping itu secara bermakna berakibat kepada
kejadian gangguan fungsi seksual dan kantong kemih. Oleh
karena saat ini telah dikemabgnka berbagai metode operasi
seperti restorative proctoolectomi with spinchter preservation
dan eksisi lokal.
TERAPI
Pilihan operasi pada kanker rektum
Abdominoperianal resection with permanent colostomy
Restorative protocolectomy with spincher preservation
Low anterior resection
Near total protectomy with coloanal anastomosis or pullthrough procedure
Transanal, transsphinchteric, or transsacral lokal excision
TERAPI
Indikasi dan kontra indikasi eksisi lokal kanker rektum
Indikasi
Tumor bebas, berada 8 cm dari garis dentate
T1 atau T2 yang dipastikan dengan pemeriksaan ultrasound
Termasuk well-diffrentiated atau moderately well diffrentiated
secara histologi
Ukuran kurang dari 3-4 cm
Kontraindikasi
Tumor tidak jelas
Termasuk T3 yang dipastikan dengan ultrasound
Termasuk Poorly differentiated secara histologi