Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama
Nim
: 135040200111004
Kelas
:D
dari 24 jam)
Timbang sampel tanah Jenuh
Beri label atau tanda sebagai (Tb+ring)0
Prosedur pengukuran pF 1
-
Jenuhi sandbox dengan mengalirkan air (melalui selang) kedalam sandbox sampai
Prosedur pengukuran pF 2
-
Setelah sampel tanah ditimbang untuk pengukuran kadar air pada pF 1, masukkan
ke angka 2).
Biarkan sampel tanah selama selama 1 minggu sampai sampel tanah mencapai
keseimbangan.
Keluarkan sampel dan timbang beratnya (Tb+ring)2
II Perhitungan
2.1 Kadar air volume pada berbagai pF
Lapisan Atas
Diketahui
Diameter : 4,7 cm
Panjang : 5,5 cm
Pfo
: 278,50
pF1
: 265,65
pF2
: 263,9
R
: 95,4 gram
Perhitungan
Vt : D2P
:1/4 x 3,14 x (4,7)2 x 5,5
:95, 37 cm3
ma
278,90210,3
KapFo
: mp
=
210,395,4
=
Ka pF1
ma
mp
=
=
Ka pF2
68,6
114,9
55,35
114,9
ma
mp
=
=
53,6
114,9
= 0,597
265,65210,3
210,395,4
= 0,48
263,9210,3
210,495,4
= 0,47
Lapisan Bawah
Diketahui
Diameter
= 4,7 cm
Panjang
= 5,5 cm
pFo
= 201,3
pF1
= 195,8
pF2
= 181,85
R
= 6,06 gram
KapFo
ma
mp
=
=
Ka pF1
ma
mp
=
=
Ka pF2
ma
mp
34,2
161,04
28,7
161,04
201,3167,1
167,16,06
= 0,21
195,8167,1
167,16,06
= 0,18
181,85167,1
= 167,16,06
=
2.2 Berat Isi
Lapisan atas
BI
14,75
161,04
ma
mp
=
=
114,9
95,37
= 0,1
210,395,4
95,37
= 1,2 gr/cm3
Lapisan bawah
2.3
BI
ma
mp
167,16,06
= 1,7gr/cm3
95,37
Berat Jenis
Lapisan atas
Bobot Jenis
( Labu+ )Labu
100(Labu+T 0+100 ml)(Labu+)
87,0967,07
100(178,6787,09)
= 2,37 g/cm3
Lapisan bawah
Bobot Jenis
( Labu+ )Labu
100(Labu+T 0+100 ml)(Labu+)
75,7255,73
100(167,3975,72)
= 2,39 g/cm3
2.4 Porositas
Lapisan atas
% Porositas
% Porositas
= [1 -
BobotIsi
BobotJenis x 100 %
1,70
x 100
2,37
= [1-0,72] x 100%
= 0,28 x 100%
= 28 %
Lapisan bawah
% Porositas
% Porositas = [1 -
BobotIsi
BobotJenis x 100 %
1,70
x 100
2,39
= [1-0,71] x 100%
= 0,29 x 100%
= 29 %
2.5 Sebaran pori tanah pada kedua kedalaman
Pada lapisan atas maupun lapisan bawah, dapat dilihat bahwa persebaran pori pada
kedua lapisan ini tidak terlalu tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai bobot isi yang benilai
1.2 gram/cm3 ,dimana pada nilai tersebut menurut literatur merupakan jenis tanah berliat.
Pada tanah berliat kemungkinan jenis pori yang ada adalah pori mikro. Terikatnya air di
dalam pori-pori dan agregat tanah dapat terjadi karena adanya gaya kohesi (daya ikat
antar molekul aor) dan gaya adhesi (daya ikat antara mol air dan partikel tanah).
III Gambar kurva karakteristik air tanah (pF) untuk 2 kedalaman tanah
KURVA PF
lapisan atas
Column1
300
250
200
150
100
50
0
pF 0
pF 1
pF 2
Dari grafik tersebut dan hasil perhitungan kadar air dapat disimpulkan bahwa
banyaknya nilai pF menunjukkan banyaknya kadar air. Pada lapisan atas yang memiliki nilai
pF yang lebih besar dibandingkan nilai pF pada lapisan bawah , memiliki nilai rata-rata kadar
air yang lebih besar pula dibandingkan lapisan bawah. Sedangkan untuk nilai prositasnya
hampir sama. Untuk besarnya nilai berat isi dan berat jenis yang berhubungan dengan
kepadatan tanah, berbanding terbalik dengan nilai pF nya. Hal ini berarti semakin besar nilai
pF semakin rendah kepadatan pada tanah tersebut. Jika memiliki nilai pF yang rendah, maka
daya ikat tanah terhadap air juga rendah. Daya ikat tanah terhadap air dinyatakan dengan
istilah pF. harga pF adalah logaritma dari tinggi pipa air dalam cm yang ditahan oleh tanah.
Harga pF berkisar antara 0 pada tanah jenuh dan 7 pada tanah kering, dan yang baik bagi
tanaman adalah 2 4,0 yaitu keadaan air optimal untuk tanaman.
IV Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan dapat dismpulkan bahwa kadar
air pada kedua lapisan tanah berbeda. Dimana tanah lapisan atas yang memiliki nilai pF besar
memiliki kadar air yang besar pula. Sedangkan tanah lapisan bawah yang memiliki nilai pF
lebih rendah dibandingkan tanah lapisan atas memiliki kadar air yang lebih rendah pula. Hal
ini karena nilai pF berpengaruh terhadap daya ikat tanah terhadap air.