Professional Documents
Culture Documents
Mrs. Y, 37 years old, from middle income family come to doctor (public health
centre) with chief complain vaginal bleeding. The mother also complains
abdominal cramping. She also missed her period for about 8 weeks. The mother
also feels nauseous, sometimes have vomiting and breast tenderness. Since 1 year
ago she complain about vaginal discharge with smelly odor and sometime
accompanied by vulvar itchy. She already have 2 children before and the youngest
child is 6 years old. Her husband is a truck driver.
You act as the doctor in public health centre and anlayse this case.
In the examination findings:
Height=155cm; weight 50 kg; Blood preassure=120/80 mmHG; Pulse=80x/m;
RR=20x/m
Palpebral conjunctival looked normal, hyperpigmented breasts
External examination:
Abdomen flat and souffle, symmetric, uterine fundal not paplable, there is no
mass, no pain tenderness and no free fluid sign.
Internal Examination:
Speculum examination: portio livide, external os open with blood come out from
external os, there are no cervical erotion, laceration or polyp.
Bimanual examination: cervix is soft, the external os open, no cervical motion
tenderness, uterine size about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium
within normal limit.
Hb 11 g/dL; WBC 16.000/mm3 ; ESR 15 mm/hour Peripheral Blood Image: WNL
Urine: Pregnancy test (HCG) positive
Term Clarification:
1. Vaginal Bleeding: Pendarahan pada struktur selubung yang
menghubungkan vulva ke cervix.
2. Vulvar Itchy : Rasa gatal yang terjadi pada daerah sekitar vulva.
3. Portio Livide : Bintik kebiruan pada portiotanda suatu kehamilan.
4. Abdominal cramp : Kontraksi muskular spasmodik yang nyeri pada daerah
abdomen.
5. Breast tenderness : Keadaan sensitifitas yang tidak biasa terhadap
sentuhan atau tekanan pada daerah dada.
6. Vaginal Discharge : Suatu eksresi atau substansi yang dikeluarkan melalui
vagina.
7. Adnexa : tambahan atau struktur ekstra dari suatu organ
8. Polip : Setiap pertumbuhan atau masa yang menonjol dari membran
mukosa.
9. Hyperpigmented Breast : Perubahan warna pada payudara yang terlihat
lebih mencolok dari sekitarnya.
10. Parametrium : Perluasan selubung subserosa bagian supraservikal uterus
ke lateral di antara lapisan ligamentum cardinale.
11. Abdomen souffle : Abdomen yang datar dan lemas, tidak ada penegangan.
12. HCG : Hormon yang dihasilkan oleh sel tropoblast sincytial yang bisa
digunakan sebagai penanda kehamilan
13. G3P2A0 : Kehamilan ke-3, Partus ke-2, Abortus tidak ada
Identifikasi Masalah:
1. Ny. Y, 37 tahun, datang ke puskesmas, dengan keluhan utama pendarahan
pada vagina.
2. Keluhan tambahan:
a. Abdominal cramping
b. Tidak mengalami menstruasi selama 8 minggu
c. Mual dan Muntah
d. Breast tenderness
3. Sejak 1 tahun yang lalu terdapat vaginal discharge yang berbau menyengat
dan gatal.
Analisis Masalah:
1. Bagaimana hubungan usia, sosial ekonomi, pekerjaan suami dengan status
gynecologist dan keadaan yang dialami Ny. Y?
Jawab:
Status ekonomi menengah kebawah berhubungan erat dengan
kurangnya pendidikan ibu dan juga kurang memungkinkan untuk
c. Mola hidatidosa
Kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan
janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan
hidropobik
Pada kehamilan > 20 minggu, vaginal bleeding sering dikaitkan dengan :
a. Plasenta previa
b. Solution previa
c. Vasa previa
Mekanisme vaginal bleeding pada kasus Ny.Y pada usia kehamilan < 20
minggu seringkali disebabkan oleh faktor fetal. Pada umumnya kedua hal
tersebut bisa terjadi karena dua hal, yaitu :
a. Fetal tidak berkembang dengan baik
Gangguan implantasi
3. Apa saja penyebab dari:
a. Abdominal cramping
Jawab :
Kram pada abdomen
Kram merupakan nyeri yang hebat akibat spasme organ visera yang
berongga.
Etiologi :
kontraksi uterus
kehamilan Ektopik Terganggu
kurangnya asupan oksigen ke uterus
meningkatnya hormon progesteron dan relaxin (fisiologis pada
kehamilan)
Patofisiologi:
Infeksi transmisi ke plasenta inflamasi di villi chorion
pelepasan sitokin nekrosis hasil konsepsi bisa terlepas dari tempat
implantasi embrio dianggap sbg benda asing uterus berkontraksi
untuk mengeluarkannya dari cavum uteri konstriksi pembuluh
darah myometrium (a.radialis) iskemik nyeri hebat (kram).
Jawab:
Tidak mengalami mens, dapat digolongkan ke dalam amenorrea,
amenorrea sekunder dapat disebabkan karena kehamilan (apalagi dari
pemeriksaan PT didapatkan betaHCG positif)
c. Mual dan Muntah
Jawab:
Penyebab :
Diduga pada kasus ibu ini sedang hamil. Hal ini menyebabkan kadar
estrogen dan HCG meningkat dan hal inilah yang menjadi penyebab ia
mengalami mual dan muntah.
kehamilan
dipercaya
menyebabkan
trimester pertama,
Peregangan pada otot uterus, menekan lambung (mencetuskan
perasaan penuh) dan usus (yang menyebabkan pencernaan
kurang efisien)
Relaksasi relatif
pada
otot
saluran
pencernaan
(yang
Muntah
menyebabkan
dehidrasi
dan
nutrisi pada fetus dan meningkatnya resiko berat badan bayi lahir
rendah.
d. Breast Tenderness
Jawab:
Breast tenderness
Breast tenderness merupakan rasa sakit, bengkak, dan nyeri yang
dirasakan pada payudara akibat peningkatan sensitivitas payudara,
biasanya timbul pada minggu keenam dan kedelapan kehamilan.
Etiologi : etiologi pada kasus ini adalah perubahan jaringan pada
payudara akibat kehamilan.
Patofisiologi:
Kehamilan perubahan hormonal estrogen dan progesterone
estrogen menyebabkan perkembangan duktus payudara dan
progesterone menyebabkan perkembangan lobules payudara
menyebabkan pembesaran payudara dan aliran darah ke payudara
sensitivitas payudara breast tenderness
4. Apa hubungan dari keluhan tambahan dengan keluhan utama yang dialami
Ny. Y? (mekanisme)
8
Jawab:
Kadar hormon HCG dan esterogen yang meningkat drastis pada
trimester pertama akan memicu bagian otak yang mengontrol mual dan
muntah. Selain itu, saluran cerna juga menjadi terdesak karena
memberi ruang untuk janin tumbuh. Akibatnya terjadi refluks asam
(keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja
lebih lambat menyerap makanan, sehingga menyebabkan mual dan
muntah.
Payudara kencang, pengaruh dari peningkatan hormon esterogen pada
ductus mammae, dan hormon progresteron pada alveoli.
5. Bagaimana hubungan riwayat penyakit terdahulu dengan keluhan yang
dialami Ny. Y sekarang?
Jawab:
Vaginal discharge yang dialami ibu Y selama 1 tahun terakhir
mengindikaikan bahwa ibu terkena infeksi dibagian genitalnya infeksi
inilah yang mungkin memjadi penyebab abortus pada kasus ini
6. Apa saja yang dapat menyebabkan adanya vaginal discharge yang berbau
menyengat dan gatal?
Jawab:
Infeksi vagina oleh jamur (Candida albicans) atau parasit (Tricomonas)
d. Stress
Nilai Normal
Interpretasi
Tinggi badan
155 cm
BMI = 20,83
Normal
Berat badan
50 kg
Tekanan darah
120/80 mmHg
120/80 mmHg
Normal
Frekuensi nadi
80x/menit
60-100x/menit
Normal
10
Frekuensi napas
20x/menit
16-24 x/menit
Normal
Konjunctiva
Normal
Normal
Normal
hiperpigmentasi
Tanda
palpebra
payudara
kehamilan
Mekanisme hiperpigmentasi payudara
Kehamilan hormone kortikosteroid (estrogen dan progesterone)
merangsang melanosit peningkatan produksi melanin deposit
pigmen yang berlebihan di daerah areola mammae hiperpigmentasi
payudara
8. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan internal?
Jawab:
Speculum examination
Portio livide
yang menimbulkan
kebiruan
pada
mukosa
menunjukkan
Terdapat
tanda
darah
kehamilan.
menunjukkan
terjadinya abortus.
Tidak ada erosi, tidak ada laserasi, Normal
tidak ada polip
Bimanual examination
11
Interpretasi
Serviks soft
External os terbuka
interpretasi
simetris
Fundus uteri tidak teraba
Normal
massa abdomen
Tidak ada tanda cairan
Hemoglobin
WBC
KASUS
Nilai Normal
Interpretasi
11g/dl
11-14 g/dl
Normal
16.000/mm3
5000-
Leukositosis
10000/mm3
ESR
15 mm/hour
Westergreen 0-
Normal
12
20mm/jam
Wintrobe 0-15
mm/jam
Darah tepi
Dalam batas
Normal
Normal
normal
HCG
Tanda kehamilan
Perdarahan
pervaginam
Abortus
Abortus
Abortus
Kehamilan
Mola
inkomplit
insipiens
komplit
ektopik
hidatidosa
infeksiosa
+
+
(sedang (sedang-
+
(sedikit)
+
(sedikit)
+
(sedikit-
banyak
berbau)
+
+
+
Demam
Kram perut
Tanda-tanda
& banyak)
+
+
banyak)
+/+
?
+
+
kehamilan
(amenorea,
muntah,
berlebihan)
mamae
+
+
+
+
+
Lebih kecil Sesuai usia Lebih kecil Sedikit
+
Lunak
dari
lebih
usia gestasi
gestasi
Portio livide
OUE terbuka
&
muntah
mual,
tegang)
Abdomen simetris
Nyeri tekan
Ukuran uterus
?
+
+
(mual
+
+
dari
usia membesar
gestasi
dari normal
dari
+
+
+
Terbuka/
+
Tetutup
gestasi
+
+
Normal
Tertutup
Normal
+
Terdapat
?
13
dan
besar
usia
parametrium
massa
Anemia
adneksa
+
Masih +
+
+
Tergantung
+/-
jumlah
Leukositosis
HCG
+
+
perdarahan
+
+
Meningkat 2x
lipat
lengkap)
g) Informasi tambahan: Suami Ny. Y, seorang supir truk
2. Pemeriksaan Fisik
14
1. Hyperpigmented breast
2. Speculum examination : portio livide, external os terbuka
dengan darah keluar dari external os
3. Bimanual examination : external os terbuka, ukuran uterus
sekitar 8 minggu kehamilan
4. Pemeriksaan darah : Hb 11 g/dL, WBC : 16.000/mm3
5. Urin : B hCG positif
3. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Analisis Darah
3. Kultur bakteri
4. Pap Smear
Diagnosis Kerja
Abortus Insipien
14. Apa etiologi dan faktor resiko kasus ini?
Jawab:
Ada beberapa penyebab abortus, di antaranya sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
a.
Kelainan kromosom
b.
Lingkungan kurang sempurna
c.
Pengaruh dari luar
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit ibu
4. Kelainan traktus genitalis
Pada abortus habitualis, ada 3 golongan penyebab yaitu:
1.
2.
Malfungsi endometrium
1.
3.
2.
Kelainan hormonal
3.
Gangguan nutrisi
4.
Penyakit infeksi
5.
Kelainan imunologi
6.
Faktor psikologis
15
Persentase
50-70
25-30
Sebelum 6 minggu
18
6-9 minggu
10
Abortus berulang
1-2
11
Abortus habitualis
25-30
12
13
0,1
17
jaringan atau reaksi inflamasi dari jaringan mukosa. Setelah fase inisial nidasi,
diferensiasi dari trofoblas dapat terjadi pada dua jalur utama yaitu villous dan
ekstra villous. Hal ini berguna untuk mempertimbangkan kedua jenis dari jalur
diferensiasi yang dipisahkan oleh kedua fungsi dari kedua trofoblas ini dan tipe
dari sel maternal, dimana masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Villus
trofoblas sepenuhnya menutupi seluruh villi chorialis plasenta dan berfungsi
untuk transportasi nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin. Dalam 2 minggu
perkembangan konsepsi, trofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh
darah endometrium, kemudian terbentuk sinus intertrofoblastik yang merupakan
ruangan yang berisi darah maternal. Sirkulasi darah janin ini berakhir dilengkung
kapiler ( capillary loops ) didalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi
dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui
vena uterina. Vili korialis akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu
plasenta. Hasil konsepsi diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili
korialis dan berpangkal pada korion. Korion ini terbentuk oleh karena adanya
chorionic membrane. Selain itu, vili korialis yang berhubungan dengan desidua
basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, korion tersebut dinamakan
korion frondosum. Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh
darah janin dan lapisan korion.
Didapati bahwa trombosis dari pembuluh darah uteroplasenta akan
menyebabkan perfusi ke plasenta terganggu. Kegagalan pada endovaskular dan
interstisial dari diferensiasi extravillus trofoblas akan menyebabkan abortus pada
awal kehamilan. Pada kasus lain dari abortus spontan pada awal kehamilan,
sinsitial extravillous trofoblas tidak mencapai arteri spiralis. Hal ini menyebabkan
arteri tidak berpulsasi dan suplai darah yang melalui arteri spiralis tidak akan
adekuat sampai akhir kehamilan trimester pertama yang menyebabkan terjadinya
abortus spontan.
18
Penanganan Awal
Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penilaian dari:
apakah
pasien
dapat
dengan:
Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8
tetes/menit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian.
Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat
diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan
dengan AVM atau prosedur dilatasi dan kuretase (hati-hati resiko
perforasi).
Jawab:
Prognosis Ibu:
Vitam
: Bonam
Functionam : Dubia ad bonam
Prognosis fetus:
Vitam : Malam
19. Bagaimana komplikasi kasus ini?
Jawab:
a. Anemi oleh karena perdarahaan
b. Perforasi karena tindakan kuret
c. Infeksi
d. Syok pendaran atau syok endoseptik
20. Bagaimana preventif kasus ini?
Jawab:
Mencari kelainan yang mungkin menyebabkan abortus
Pemeriksaan terhadap suami-istri
Harus lebih banyak istirahat pada penderita abortus habitualis
Jangan bersenggama pada hamil muda
Perbanyak makanan bergizi
Batasi pemakaian obat-obatan
21. Apa KDU kasus ini?
Jawab:
Kompetensi 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan
tambahan
yang
diminta
oleh
dokter
Hipotesis
20
21
Kerangka Konsep
Pekerjaan Suami
sebagai supir truk
STD (Sexual
Transmitted
disease)
Ny. Y, 37 tahun,
G3P2A0
Usia anak terakhir 6
tahun
Vulvar Itchy,
vaginal discharge
with smelly odor
Infeksi Kronis
Usia >35 tahun
Jarak antara
kehamilan >5
tahun
Pendarahan Vagina
Abortus Spontan
Os ostium terbuka
Abortus Insipien
22
Sintesis
Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
Uterus
Uterus atau rahim berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang
terfertilisasi dan sebagai tempat perkembangan janin selama kehamilan sampai
dilahirkan. Uterus terletak anterior terhadap rectum dan posterior terhadap urinary
bladder. Berbentuk seperti pear terbalik. Bentuk dan ukuran uterus sangat
berbeda-beda tergantung usia dan pernah melahirkan atau belum. Ukuran uterus
pada wanita yang belum pernah hamil (nullipara) adalah panjang 7,5 cm, lebar 5
cm dan tebal 2,5 cm. Pada wanita yang sudah pernah hamil, ukuran uterus lebih
besar, sedangkan pada wanita yang sudah menopause, ukuran uterus lebih kecil
karena pengaruh hormon seks yang menurun.
Ukuran panjang uterus normalnya pada
Anak-anak
: 2-3 cm
: 6-8 cm
: 7 cm
: 8-9 cm
Body (corpus), adalah bagian uterus (2/3 superior uterus) yang melebar,
terletak di antara kedua lembar ligmentum latum, tidak dapat digerakkan,
terdiri atas:
1.
2.
uterine cavity
3.
2.
Flexio
Versio
2.
menghubungkan ujung
proksimal ovarium pada sudut lateral uterus, tepat di bawah tub uterine.
3.
Broad Ligament (lig. Latum uteri) : terisi oleh jaringan ikat longgar
(parametrium) tempat berjalannya arteri dan vena uteri, pembuluh lymph,
ureter. Fungsinya untuk menetapkan kedudukan uterus. Terletak disebelah
lateral uterus kanan kiri kemudian meluas dan melebar sampai mencapai
dinding lateral pelvis dan dasar pelvis seolah-olah menggantung pada tuba.
Broad ligament terdiri dari mesometrium (bagian utama yang melekat
pada uterus), mesosalpinx (terletak antara ovarium, ovarian ligament dan
tuba uterine), dan mesovarium (tempat ovarium melekat).
4.
24
5.
Round Ligament (lig. Teres uteri / lig. Retundum) : melekat pada bagian
bawah depan dari tempat masuknya tuba uterine ke dalam uterus dan akan
berjalan ke lateral depan. Fungsinya untuk mempertahankan uterus dalam
psisi anteversio dan antefleksio (normal) serta pada saat kehamilan akan
menahan uterus pada posisi tegak.
6.
7.
8.
Pubocervical ligaments
Topografi
1.
Superior
2.
Inferior
3.
Posterior
: rectum
4.
Lateral
5.
Dextra
: ceacum, appendix
Visceral afferent nerve dari uterus dan ovarium bersama sympathetic fiber
ke T12, L1 dan L2
Lymphatic drainage:
Lymph dri corpus uterus nodus iliaca internal dan nodus limfticus
peraorta
myometrium
dan
radial
artery
yang
memvaskularisasi
bagian
Abortus
Definisi Abortus
26
Etiologi Abortus
Ada beberapa penyebab abortus, di antaranya sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
a.
Kelainan kromosom
b.
Lingkungan kurang sempurna
c.
Pengaruh dari luar
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit ibu
4. Kelainan traktus genitalis
Pada abortus habitualis, ada 3 golongan penyebab yaitu:
1. Kelainan pada zigot
2. Malfungsi endometrium
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertum-buhan
endometrium adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Kelainan hormonal
Gangguan nutrisi
Penyakit infeksi
Kelainan imunologi
Faktor psikologis
27
28
Indikasi sosial
Indikasi psikiatrik:
Neurosis berat
Psikosis
Indikasi medik:
Penyakit jantung berat, gagal jantung
Penyakit ginjal kronik berat, gagal ginjal
Penyakit maligna, terutama payudara atau serviks uteri
Indikasi fetus:
Infeksi virus
Penyakit hemolitik
Defek genetik
Defek kongenital yang tidak kompatibel dengan kehidupan
normal, misalnya anensefali, spina bifida.
Terdapat berbagai jenis abortus yang termasuk dalam kategori
imminens
adalah
terjadinya
perdarahan
bercak
yang
4.
Abortus komplit
Abortus komplit adalah perdarahan pada kehamilan muda di mana
seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri. 5 Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup,
dan uterus sudah banyak mengecil.
Selain itu dikenal pula abortus servikalis, missed abortion,
abortus habitualis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.
Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan,
perforasi, infeksi, dan syok.
1.
Perdarahan
Hal ini dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
2.
3.
4.
waktunya.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi.
Infeksi
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
Diagnosis
Evaluasi medik mencakup riwayat medik, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan panggul untuk menegakkan diagnosis dan penentuan
tindakan selanjutnya.
Riwayat Medik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan dengan Spekulum (Inspekulo)
Pemeriksaan Bimanual
30
Abortus Imminens
Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah
Bila:
Perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal terjadwal dan
penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
Perdarahan terus berlangsung, nilai kondisi janin. Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau
mola).
31
2.
Abortus Insipiens
Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi.
Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan
peralatan aspirasi vakum manual (AVM) setelah bagian-bagian janin
dikeluarkan. Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan
Abortus Inkomplit
Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi
32
mg setiap 8 jam.
(5-7 hari).
Kesuburan dapat kembali dalam 2 minggu pasca keguguran
sehingga perlu dilakukan konseling tentang kemungkinan akan
33
4.
Abortus Komplit
Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet Ergometrin 3x1
Abortus Infeksiosa
Kasus ini beresiko tinggi untuk terjadi sepsis. Apabila fasilitas
kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk
pertimbangan:
Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga
prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan risiko perforasi
lebih tinggi.
jam.
Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang
berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
Aspirasi Vakum Manual (AVM)
Aspirasi vakum manual adalah serangkaian proses untuk
melepaskan dan mengeluarkan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan manipulasi instrumen ke
dalam kavum uteri. Pelepasan tersebut dilakukan dengan jalan
menghisap dengan tekanan vakum dan mengerok dinding kavum
uteri dengan kanula plastik yang mempunyai lubang di bagian
ujungnya. Tekanan vakum dihasilkan dari pengosongan udara di
dalam tabung (syringe) 60 ml dan tekanan tersebut disalurkan
melalui kanula (Karmanns cannula) dengan membuka katup
pengendali (valve).
Kuretase
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang
melekat pada dinding cavum uteri dengan melakukan invasi dan
memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam cavum uteri.
Sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik
35
ABORTUS INSIPIEN
A. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia kehamilan 28 minggu
dan sebelum janin mencapai berat 1000 gram.
Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam di mana telah
terjadi pendataran serviks dan osteum uteri telah membuka akan tetapi
hasil dari konsepsi masih berada di dalam kavum uteri.
Abortus insipien yaitu peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. (wiknjosastro, 2002 :305 )
B. Etiologi
1. Kelainan ovum
Menurut Hertig dan kawan-kawan, pertumbuhan abnormal dari fetus
sering menyebabkan abortus spontan, menurut penyelidikan mereka dari
1000 abortus spontan maka 48,9% disebabkan karena ovum yang
patologis. 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6%
disebabkan oleh plasenta yang abnormal. 6% diantaranya terdapat
degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang dikarenakan kelainan ovum
berkurang kemunngkinannya jika kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya
makin muda kehamilan saat terjadinya abortus, makin besar kemungkinan
disebabkan oleh kelainan ovum.
2. Kelainan genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
Anomaly kongital (hipoplasia uteri)
Kelainan letak dari uterus, seperti retrofleksi uteri fiksata
3.Gangguan sirkulasi plasenta
Di jumpai pada ibu yang menderita penyakit seperti hipertensi, nefritis
4.Penyakit-penyakit ibu, misalnya: penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia
5. Antagonis rhesus
Yaitu pada antogonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak
darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat
meninggalnya fetus
6.Rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misal:
terkejut, ketakutan, obat-obatan dan lain-lain.
7. Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi dan
37
lain-lain.
C. Patologi
Pada permulaan terjadi pendarahan dalam desidua basalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian hasil konsepsi terlepas
karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya karena vili korealis belum menembus desidua
basalis terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk
agak dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian tertinggal karena itu
akan banyak terjadi pendarahan.
D. Tanda dan gejala
Perdarahan lebih banyak
Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
Gambaran klinik :
Apabila setelah abortus pendarahan makin banyak dan disertai rasa mules
yang semakin sering semakin kuat dan semakin dirasakan sakit disertai
dilatasi servik. Hasil konsepsi seluruhnya masih berada di dalam kavum
uteri. Dengan semakin kuatnya kontraksi uterus serviks terbuka dan
semakin banyak pendarahan dan pada suatu ketika hasil konsepsi
terdorong keluar dari kavum uteri.
E. Tindakan yang dilakukan pada abortus insipiens
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa
pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya di sertai dengan
perdarahan, dan pengosongan uterus memakai kuret vakum, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam, dan suntikan ergometrin 0,2 mg IM.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU
dalam dextrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai
kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
F. Komplikasi
Anemi oleh karena perdarahan
Perforasi karena tindakan kuret
38
Infeksi
Syok pendaran atau syok endoseptik
Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NACL atau
RL disusul dengan transfusi darah.
G. Hal-hal yang harus diperhatikan ibu hamil saat terjadi pendarahan pada
trimester I
Jika pendarahan sedikit, seperti bercak-bercak darah pada menstruasi,
maka dianjurkan untuk ibu hamil agar beristirahat tirah baring
Jika perdarahan semakin lama semakin banyak, maka lebih baik
periksakan segera ke rumah sakit.
39