Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar CA Mammae
1.
Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara.
Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan
payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara
tidak terkendali (Mardiana, 2007).
2.
Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara
pasti (Price & Wilson, 2006), namun ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
a.
Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2005).
b.
Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c.
Genetik
2) Penelitian
tentang
biomolekuler
kanker
menyatakan
delesi
d.
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel
dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor.
Beberapa faktor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan
oncologist (Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya:
1) Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan
setelah menopause
2) Tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
3) Anak pertama lahir serelah usia 35 tahun
4) Menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi
dari pada wanita dengan menarche yang dating pada suia normal
atau lebih dari 12 tahun.
5) Menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali
lebih tinggi
6) Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak
payudara risikonya 3-9 kali lebih besar
7) Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu,
saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya
2-3 kali lebih tinggi.
8) Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti
kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko lebih
tinggi.
3.
Manifestasi Klinis
Gejala umum Ca mamae adalah :
a.
b.
d.
e.
f.
i.
j.
k.
l.
n.
o.
4.
Tahapan Ca Mammae
Pentahapan
mencangkup
mengklasifikasikan
kanker
payudara
f.
g.
h.
b. Stadium IIa
c. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN)
dan
terdapat
penyebaran
jauh
berupa
metastasis
ke
f.
Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar
limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar
limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru,
liver atau tulang rusuk.
5.
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a.
Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik
sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
b.
dan
progesterone
yang
dihasilkan
oleh
ovarium
bahwa
wanita
yang
diangkat
duktal.
Mula-mula
terjadi
hyperplasia
sel
dengan
Pathway Ca Mamae
Mutasi gen pengendali
pertumbuhan
Tumor supresor gen
Infeksi virus
( Virus SV 4)
Gangguan mekanisme
pengendalian pertumbuhan
normal
Protoencogen
Berfungsinya onkogen
( Carsinogenic Agent)
Ketakutan
(Kecemasan)
Tumbuh lambat
Respon
Neuroendokrin
Kurang kohesif
Pertumbuhan cepat
Pola tidak teratur
Tidak berkapsul
maladaptasi
Metastase
Hematogen/Limfogen/Langsung
Multiorgan failure
Sepsis
Syok Sepsis
Peningkatan suhu
tubuh
Resiko infeksi
Ggn Nutrisi
Kelemahan /Intoleransi
aktivitas
6.
a.
Pemeriksaan
Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah,
LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan
sitologis
b.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
7.
a.
Penatalaksanaan
Pembedahan
1) Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai
otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak
diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau
tidak diangkat.
2) Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan
lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak
disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
3) Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara
tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm
jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor
tersebut.
c.
d.
8.
2.
a.
Klasifikasi
Tipe hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis
yakni:
1) Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi
yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem
produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
2) Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi
jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan
cadangan lemak dan glikogen.
3) Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus
b.
juga
dapat
diklasifikasikan
sebagai :
1) Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL)
Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik
akan
terangsang.
Pelimpahan
adrenalin
ke
dalam
darah
fungsi
pada
sistem
saraf
pusat
mencakup
pertolongan
orang
lain
untuk
mengatasi
3.
Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
f.
i.
j.
terganggu.
Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi
dosis 80 mg.
k. Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih
terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa
4.
sel akan berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati
menjadi
tidak
terkendali,
kedua
factor
ini
akan
menimbulkan
dalam
tubuh,
ginjal
akan
mengekskresikan
glukosa
dehidrasi
dan
kehilangan
elektrolit.
penderita
ketoasidosis diabetic yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air
dan sampai 400 hingga mEq natrium, kalium serta klorida selama
periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak
(liposis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak
bebas akan di ubah menjadi badan keton oleh hati, pada keton asidosis
diabetic terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat
dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya
keadaan tersebut, badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk
dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolic.
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun,
sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam
darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi,
palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah
menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk
bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf
pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo,
konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di daerah bibir serta lidah,
bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku
yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan.
Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala adrenergik) dapat terjadi
pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami
gangguan yang sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan
5.
6.
Pathway Hipoglikemi
di
hipotalamus
sehingga
dilepaskannya
hormone
ketajaman
mental
menurun,
hilangnya
ketrampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejangkejang dan koma (glukosa darah 20 mg%).(3)
Adapun gejala-gejala hipoglikemi yang tidak khas adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan tingkah laku
b. Serangan sinkop yang mendadak
c. Pusing pagi hari yang hilang dengan makan pagi
d. Keringat berlebihan waktu tidur malam
e. Bangun malam untuk makan
f. Hemiplegi/ afasia sepintas
g. Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria
Penelitian pada orang yang bukan diabetes menunjukan adanya
gangguan fungsi otak yang lebih awal dari fase I dan di namakan
dapat
terjadi
di
tengah-tengah
kehidupan
sehari-hari
Ketiga
meskipun
pemulihan
yang
berarti
dan
yang
sesuai,
banyak
pasien
secara
emosional
Pemeriksaan Penunjang
a. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
b. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140
mg/dl/2 jam
c. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh
kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat
mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan
kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 46%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut
menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
d. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu
e. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi
8.
Penatalaksanaan
a. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler, 10-20 gram glukosa oral harus segera
diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly atau 150- 200 ml
minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan
nondiet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak
dalam coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal
makan dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 gram
karbohidrat kompleks.Bila pasien mengalami kesulitan menelan dan
keadaan tidak terlalu gawat, pemberian gawat, pemberian madu atau
gel glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.
b. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya
akan tampak dalam 10 menit. Glukagon adalah hormon yang
dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan
sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati.
Glukagon
tersedia
dalam
bentuk
suntikan
dan
biasanya
Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan
biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor
penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum
pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh
tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering
mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia
dengan sering makan dalam porsi kecil.
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A.
B.
Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan
serta sejak kapan, riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan
yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.
C.
D.
Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe
hormone antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien
duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan
dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
E.
Inspeksi
1) Simetri mamma kiri-kanan
2) Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan
kulit, tanda radang, peaue d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain.
Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke
atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit
yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan
lain-lain.
F.
Palpasi
1)
2)
3)
4)
5)
operabilitas.
Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
2. Pemeriksaan penunjang
A.
dan
2) Pemeriksaan laboratorium
a) rutin, darah lengkap, urine
b) gula darah puasa dan 2 jpp
c) enxym alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) HOrmon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Cairan kista dan pleura effusion
c) Secret putting susu
B.
Pemeriksaan sitologis/patologis
1) Durante oprasi Vries coupe
2) Pasca operasi dari specimen operasi
3. Penatalaksanaan
a.
b.
c.
d.
Pembedahan
Radiotherapy
Chemotherapy
Manipulasi hormonal
4. Dignosa Keperawatan
a.
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
b.
c.
d.
bedah jaringan
Ansietas
berhubungan dengan
e.
prognosanya .
Kurang pengetahuan tentang Kanker
f.
g.
NOC
NOC :
Nutritional Status : food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil:
1.
Adanya
peningkatan
berat
badan sesuai dengan
tujuan
2.
Berat
NIC
NIC :
Nutrition Management
2. Kaji adanya alergi makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori
dan
nutrisi
yang
dibutuhkan pasien.
4. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake Fe
5. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
6. Berikan substansi gula
7. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung
tinggi
serat
untuk mencegah konstipasi
8. Berikan makanan yang terpilih
(
sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
9. Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
10. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
11. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
12. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
16. Catat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
berhubungan dengan
proses pembedahan
NOC :
1. Pain Level,
2. Pain control,
3. Comfort level
Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal
NIC :
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien
Kerusakan integritas
kulit
berhubungan
dengan pengangkatan
bedah jaringan
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis
obat,
dosis,
dan
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih
analgesik
yang
diperlukan atau kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
7. Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum
dan
sesudah
pemberian
analgesik pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
NIC : Pressure Managemen:
1. Anjurkan
pasien
untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
2. Hindari kerutan padaa tempat
tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua jam
sekali
5. Monitor kulit akan adanya
kemerahan
6. Oleskan
lotion
atau
minyak/baby oil pada derah
yang tertekan
7. Monitor
aktivitas
dan
mobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisi pasien
Ansietas
berhubungan dengan
diagnosa, pengobatan,
dan prognosanya .
Kurang pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan,pengobatan
kurang
paparan
terhadap informasi
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
NOC :
1. Anxiety control
2. Coping
Kriteria Hasil :
1. Klien
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk
mengontol
cemas
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Postur
tubuh,
ekspresi
wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
NOC :
1. Kowlwdge : disease
process
2. Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis
dan
program pengobatan
2. Pasien dan keluarga
mampu
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
1. Gunakan pendekatan yang
menenangkan
2. Nyatakan
dengan
jelas
harapan terhadap pelaku
pasien
3. Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
4. Temani
pasien
untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
5. Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
6. Dorong
keluarga
untuk
menemani anak
7. Lakukan back / neck rub
8. Dengarkan dengan penuh
perhatian
9. Identifikasi
tingkat
kecemasan
10. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11. Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
13. Berikan
obat
untuk
mengurangi kecemasan
Teaching : Dissease Process
1.
Kaji tingkat pengetahuan
klien dan keluarga tentang
proses penyakit
2.
Jelaskan
tentang
patofisiologi penyakit, tanda
dan
gejala
serta
penyebabnya
3.
Sediakan informasi tentang
kondisi klien
4.
Berikan informasi tentang
perkembangan klien
5.
Diskusikan perubahan gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk mencegah
3.
melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan
secara
benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
1.
2.
3.
4.