You are on page 1of 4

BAB IV

PEMBAHASAN
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
Sel kanker terbentuk karena inti sel yang rusak, kerusakan disebabkan oleh
virus, radiasi, dll. Adapun karakteristik sel kanker adalah sebagai berikut:
1. Reproduksi sel, reproduksi selnya terus berkembang tanpa batasan atau
tidak terkendali
2. Komunikasi sel, sel kanker tidak lagi berkomunikasi melalui senyawa
kimia kepada sel sel normal lainnya
3. Adhesi sel, sel kanker kehilangan kemampuan untuk menempel pada sel
yang berdekatan dengannya sehingga sel kanker memiliki kemampuan
untuk menyebar ke sel sel lain
4. Spesialisasi sel, sel kanker tidak dapat menspesialisasi pembentukan sel
nya sendiri, sehingga sel kanker akan mereplikasi dirinya sendiri di
jaringan yang terdekat dengannya
5. Kematian sel, akibat kemampuan reproduksi sel yang teramat berlebihan
sel kanker tidak mengenal kematian sel atau yg disebut apoptosis
(kematian terprogram).
Sel kanker memiliki kemampuan untuk ber metastasis atau menyebar ke
jaringan sekitarnya. Pada ca mammae. Salah satu organ yang terdekat adalah
paru dan sebelum ke paru-paru sel kanker akan melewati kelenjar limfe sebagai
organ pertahanan tubuh terhadap antigen.
Kelenjar limfe atau kelenjar getah bening adalah salah satu pertahanan
tubuh. Kelenjar limfe seharusnya dapat mencegah bermetastasisnya sel kanker,
tetapi karena sel kanker pada awalnya adalah sel normal, sel kanker dapat
melepaskan senyawa kimia yang disebut dengan kemokin yang dapat
membuatnya melalui pertahanan kelenjar limfe dan menginfeksinya ketika
melaluinya, juga masuk melalui pembuluh darah untuk menyebar ke jaringan
sekitarnya. Sebagai akibatnya ca mammae yang sudah bermetastasis ke
jaringan sekitarnya akan menginfeksi kelenjar getah bening dan paru-paru
sebagai organ terdekatnya.

Pada kasus ca mammae yang telah bermetastasi ke pau-paru akan


memunculkan salah satu gejala berupa efusi pleura, efusi dapat terjadi akibat sel
kanker yang merubah permeabilitas membrane pleura, kerapatan membrane
pleura yang melebar menyebabkan perpindahan cairan dari pembuluh darah ke
rongga pleura sehingga dapat terjadi efusi pleura.
Penatalaksanaan sedini mungkin untuk mendeteksi ca mammae dapat
mencegah terjadinya metastasis sel kanker ke organ lain. Penatalaksanaan yang
paling sering dilakukan untuk kasus ca mammae adalah dengan terapi radiasi
atau pembedahan untuk mengangkat jaringan yang telah terinfeksi keganasan.
Banyak masalah yang akan muncul setelah dilakukannya terapi, tapi tidak ada
yang lebih baik dari melakukan pencegahannya. Ca mammae dapat diketahui
tidak harus dengan pemeriksaan radiologis adapun cara yang dapat digunakan
dengan metode SADARI.
SADARI terdiri atas beberapa langkah:
1. Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di
kedua sisi tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan
kedua tangan di pinggang, lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil
mengangkat bahu. Perhatikan tanda berikut :
a. Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b. Adanya cekungan di kulit
c.

Perubahan bentuk puting

d. Adanya nyeri yang terus menerus


2. Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan
kanan di bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh
payudara kanan termasuk daerah puting. Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu
daerah luar payudara dan melingkar hingga ke daerah puting. Perhatikan tanda
berikut:
a. Adanya benjolan di payudara atau di ketiak
b. Daerah yang terasa menebal di payudara
3. Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4. Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri.

SALAH satu penyembuhan dalam penyakit kanker adalah dengan


menjalankan proses kemoterapi yang ternyata tidak hanya dilakukan satu atau
dua kali saja. Sayangnya, di sisi lain tindakan kemoterapi itu bisa menimbuikan
berbagai keluhan atau menimbulkan efek atau gangguan. Salah satunya adalah

gangguan terhadap nafsu makan. Proses kemoterapi bekerja pada sel-sel


dengan masa pembelahan yang sangat cepat. Salah satunya pada sel di saluran
pencernaan, dimana masa pembelahannya kurang lebih 72 jam. Efek dari
kemoterapi, adalah dengan mempercepat matinya sel dan menghambat
proliferasi, sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan makanan terganggu.
Sayangnya sendiri, semua jenis kemoterapi mempunyai efek pada saluran
pencernaan.
Kemoterapi dapat menyebabkan beberapa efek sarnping seperti mual,
muntah,

nyeri,

diare,

dan

kerontokan

rambut.Kemoterapi

juga

dapat

menyebabkan sakit tenggorokan dan mulut kering, sehingga menimbulkan rasa


nyeri dan kesulitan saat makan dan menelan.
Hal ini bisa menyebabkan kehilangan nafsu rnakan, secara medis, terjadinya
efek kemoterapi pada selera makan karena adanya pelepasan zat-zat sitokin
seperti TNF dan interleukin yang menyebabkan hipotalamus bereaksi dengan
menurunkan rasa lapar dan menimbulkan rasa mual.
Selain itu efek komoterapi lain yang bisa dirasakan oleh penderita kanker
adalah diare, rasa seperti ada logam di mulut dan penurunan nafsu makan
seperti anorexia.
Penurunan nafsu makan ini tidak bisa disepelekan begitu saja, efek jangka
panjangnya dapat mengakibatkan penurunan berat badan berlebih serta
penurunan massa otot. Komplikasi akibat hilangnya nafsu makan dapat
mengganggu pengobatan, menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi,dan
rnenyebabkan kelemahan secara umum.
Hal yang dapat dilakukan penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan
mengalami penurunan nafsu makan agar tetap bisa mengkonsumsi rnakanan
dan minuman bisa dengan cara mengamati kapan gejala mual dan sebagainya
itu tidak muncul atau terjadi secara minimal, sehingga pada saat seperti itu
penderita bisa mengkonsumi makanan dengan sedikit lebih banyak, hal lain yang
dapat dilakukan penderita kanker untuk mengatasi efek nafsu makan akibat
kemoterapi yaitu dengan memilih makanan yang dingin, manis dan tidak
beraroma.
Sedangkan makanan yang harus dihindari atau dikurangi adalah makanan
yang berminyak, karena masa transit lemak di saluran pencernaan akan lama,
sehingga akan menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama.

Perubahan biasanya di sebabkan karena efek samping terapi radiasi dan


kemoterapi. Biasanya pasien menjadi tiba - tiba tidak suka terhadap makanan
yang biasanya disukai, sehingga makanan yang dikonsumsi menjadi berkurang.
Cara mengatasinya adalah:
1.
2.
3.
4.

Bilas mulut dengan air sebelum makan.


Konsumsi jus atau makanan selingan berbahan buah-buahan yang segar.
Campurkan makanan dengan rnanis seperti gula dan rnadu.
Gunakan bumbu yang dapat meningkatkan selera dari segi aroma maupun
rasa.

5. Berkumur dengan air soda 5g + air putih 500ml.

You might also like