Professional Documents
Culture Documents
Pada abad ini pencatatan dilakukan secara sporadis dan hanya dilakukan bila ada
wabah pes, yang dilaporkan setip minggunya tentang orang orang yang dikubur dan
penyebab kematiannya, lalu di susun laporan statistik kematian dari beberapa paroki
dan interpretasikan bagaimana keadaan wabah pes di kota london. Laporan ilmiah
pertama disusun oleh Jhon Graunt pada tahun 1662, beliau memperlajari konsep
jumlah dan pola penyakit secara epidemiolagis, dalam buku yang berjudul Natural
and Political Observation on the Bills of Moryality
4. Abad Ke Delapan Belas
Tahun 1776 Johan Peter Frank Melaksanakan tindakan surveilans dengan mengangkat
polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan kesehatan
anak sekolah, pencegahan Kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan Anak,
pemeliharaan sanitasi air dan limbah. Yang dikemudian disusun menjadi buku yang
menyajikan secara jelas dan rinci tentang kebijaksanaan dalam kesehatan.
5. Abad ke Sembilan Belas
Dalam buku Superintendant of statistical Departement of the General Registrars
Office pada tahun 1839 1879 di Inggris William Farr mengumpulkan, mengolah,
menganalisa, dan menginterpretasikan statistik Vital serta menyebarluaskan hasilnya
dalam bentuk laporan mingguan, bulanan, da tahunan. Karena Wiliian Farr dikenal
sebagai pendiri Konsep Surveilans secara modern
6. Abad Dua Puluh
Peningkatan pemakaian konsep surveilans untuk pendekatan epidemi dan pencegahan
penyakit mulai dikenal pada abad dua puluh. Sebenarnya beberapa negara sudah
mulai dari tahun 1878, dan tahun 1925 di amerika semua negara bagaian harus
melaporkan beberapa penyakit seperti penyakit penyakit infeksi, demam kuning, pes
dan cacar air. Dan untuk saat ini penyakit yang dilaporkan bertambah banyak
termasuk HIV dan AIDS.
Definisi dan konsep pelaksanaan Surveilans
Tahun 1963 Alexander Langmuir mendefinisikan surveilans The Continued
wacth fullness over the distribution and trends of incidens through the systematic
collection, consolodation, and evaluation of morbidity and mortality reports and other
relevant data together with timely and regular dissemination to those who need to
know
Dan tahun 1968 sidang Majelis Umum Kesehatan PBB yang ke 21 pengertian
surveilans adalah The systematic Collection And Use Of Epidemiological
e. Penyakit Khusus
f. Penyelidikan Wabah
g. Survei
h. Penyelidikan Tentang distribusi dari Vektor dan reservoir penyakit
i. Penggunaan obat-obatan, sera, dan vaksin
j. Keterangan tentang penduduk serta lingkungan
13. Kegunaan Surveilans Epidemiologi
Dasar dasar Surveilans Penyakit
10 sumber/jenis data yang relevan untuk surveilans penyakit
1. Laporan Kematian
2. Laporan Kesakitan
3. Laporan Wabah
4. Laporan Laboratorium
5. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
6. Laporan Penyelidikan wabah
7. Survei Khusus ( misal perwatan penderita di rumah sakit, register penyakit, survei
serologistik)
8. Informasi tentang hewan sumber penularan dan vektor
9. Data demografi
10. Data lingkungan
Tujuan akhir surveilans penyakit adalah untuk menentukan luasnya infeksi dan resiko
penularan penyakit sehingga tindakan pemberantasan dapat dijalankan secara efektif
dan efisien.
a.
b.
c.
d.
Epidemiologi Kesehatan.
e. Kepmenkes No 1479 Tahun 2003 Tentang STP.
Telaah Laporan Morbiditas
Beberapa pertanyaan dasar untuk dasar keputusan untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi
1. Apakah Surveilans atau tujuan pemberantasan penyakit mengharuskan
penyelidikan/tidak?
2. Apakah infeksi bersifat luar biasa dari segi waktu dan tempat kejadian atau jumlah
karakteristik dari orang orang yang beresiko?
3. Kecurigaan adanya suatu penularan Common Source pada dua atau lebih kasus
penyakit.
4. Apakah Penyakitnya berat pada orang orang golongan resiko tinggi?
5. Apakah pengetahuan yang diperoleh dari penyelidikan membantu pemahaman yang
lebih baik terhadap suatu penyakit?
6. Adakah cara cara pencegahan atau pemberantasan penyakit tersebut?
Data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas dan tepat dan ada
hubungan dengan penyakit yang bersangkutan
2. Pengolahan, Analisis, interpretasi
Pengolahan data dimaksudkan untuk menyiapkan data agar mudah dalam melakukan
analisa data, analisa data di tujukan untuk melihat variabel variabel yang
menggambarkan suatu permasalahan dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
3. Penyebarluasan (Diseminasi) Informasi
Agar data yang sudah terkumpul dapat memberikan informasi yang dapat di mengerti
dan bisa digunakan dalam menentukan arah kebijakan, serta upaya pengendalian dan
evaluasi yang baik.
4. Pentingnya umpan balik dalam surveilans
Dan yang tidak kalah penting adalah feed back dari data yang telah di interpretasikan
agar dapat mengetahui sejauh mana data yang ada sdh dimengerti atau belum
Langkah Desain Sistem Surveilans
1. Tentukan Tujuan
Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan apa yang ingin diketahui dan
hendaknya harus SMART ( Spesifik, Measureable, Action oriented, Realistic, Time
frame)
2. Definisi kasus
Harus terdiri dari kasus klinis dan memiliki tingkatan
3. Menentukan Sumber data atau mekanisme pengumpulan data
Menentukan indikator yang diperlukan di sesuaikan dengan tujuan surveilans yang
diharapkan.
4. Membuat instrumen pengumpulan data
5. Uji lapangan
Uji lapangan di gunakan untuk melihat feasibility dan accetability, hasil uji lapangan
dapat memperlihatkan bagaimana suatu informasi bisa didapat kan dan bisa
mendeteksi kesulitan prosedur pengumpulan data
6. Mengembangkan metode analisis
7. Mengembangkan mekanisme diseminasi
Langkah langkah Merancang Surveilans
1. Spesifikasi tujuan surveilans
Tabel ringkasan
Dalam tabel ringkasan dapat berisi penyebara presentase dan sebagian menyertakan
angka angka rata -rata.
Grafik peyakit
Peta
Dengan Peta akan memudahkan pemantauan penyebaran kasus secara geografis
sehingga mudah dalam mengidentifikasi lokasi kasus. Juga dapat berguna untuk
administrasi tingkat tinggi seperti menunjukkan jumlah kasus malaria pada tiap tiap
desa, kota atahu kabupapaten
Analisis
Kegunaan analisis untuk mengidentifikasi pola penyakit, indentifikasi penyebab
penyakit, spike ( Peningkatan/penurunan yang tajam dalam jumlah kasus), cluster
(Pengelompokan kasus menurut periode, area dan kelompok umur), Trend Penyakit,
dan variasi sistematis
7. Pengambilan tindakan
Dari data yang telah dianalisa dapat diambil beberapa petunjuk dan kemungkinan
dalam pemecahan masalah, dimana petunjuk penting tersebut adalah
-
Apa tindakan yang akan diambil ( sebaiknya spesifik sesuai kasusu yang ada)
Siapa orang orang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tindakan
Kapan tindakan tersebut dilaksanakan
sifat penyebab penyakit, sumber infeksi, cara penularan, dan faktor lain yang mungkin
memegang peranan dengan terjadinya out break/epidemi
Lakukan Tindakan Penanggulangan
Tentukan cara dan langkah penanggulangan yang paling efektif didasarkan atas
realita yang ada dan diketahui, serta gunakan informasi yang telah dikumpulkan
selama penyelidikan.
Buatlah Laporan lengkap Tentang penyelidikan epidemiologi tersebut
Buat laporan secara tertulis mengenai penyelidikan epidemiologi yang telah
dilakukan serta penemuan penemuan yang telah didapatkan.
Sumber sumber data surveilans
1. Data Kematian
2. Data Petugas Kesehatan
3. Data Kesakitan
4. Data Laboratorium
5. Data rumah sakit
6. Data perawatan Kesehatan Pasien yang sudah sembuh
7. Topik Khusus
8. Survei Kesehatan dan populasi
Sistem Surveilans untuk indikator Penyakit
1.
2.
3.
4.
Populasi Hewan
Data lingkungan
Obat/Penggunaan Biologi
Data Siswa dan pekerja
Sumber informasi kesehatan
Sumber informasi kesehatan dapat terdiri dari satu program atau juag berupa
masalah masalah kesehatan komunitas, atau informasi data perawatan kesehatan.
Kegiatan Surveilans Khusus
1. Populasi Manusia
Untuk mengetahui kerentanan populasi terhadap penyakit baik yang dapat dicegah
dengan vaksin dan mengetahui adanya suatu infeksi termasuk infeksi tersembunyi.
2. Populasi Hewan
Untuk mengetahui morbiditas dan mortalitas karena penyakit yang dapat ditularkan
dari hewan ke manusia, penyebab penyakit pada hewan baik peliharaan atau liar, serta
peningkatan dan penurunan besarnya populasi hewab sumber penularan dan vektor.
3. Faktor Lingkungan
Untuk mengetahui pencemaran air minum umum, susu, dan bahan makanan, juga
pada kondisi alam yang memungkinkan menyebarnya atau terpeliharanya hewan yang
mungkin menjadi sumber atau vektor penyakit
Laporan Surveilans Dinas Kesehatan
Laporan digunakan sebagai media informasi pada masyarakat tentang informasi
informasi tentang pencegahan penyakit dan diagnosa penyakit tertentu, dan ringkasan
penyelidikan epidemiologi yang sedang berjalan atau baru selesai
Pedoman Evaluasi Sistem Surveilans
Garis Besar Kegiatan Evaluasi Sistem Surveilans
a.
Tunjukkan tingkat kegunaan dengan menguraikan kegiatan yang dapat dilakukan dari
hasil sistem surveilans
1. Indikator Kuantitatif
-
2. Indikator Kualitatif
-
Sumber daya
Pengumpulan dan Kompilasi data
Analisa dan Interpretasi
Investasi KLB
Kewaspadaan Dini
Ketanggapan
Pelaporan
Monitoring dan Evaluasi
Diseminasi dan Umpan Balik
Jejaring
Output dan Kinerja
BAB
PENDAHULUAN
1. Pengantar.
Surveilans merupakan salah satu unsur penting didalam program pencegahan
penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Informasi dari hasil
surveilans dapat dipakai sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan
perencanaan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit, upaya
penerapan (implementation) serta evaluasi tindakan (intervensi) program kesehatan
masyarakat. Selanjutnya data surveilans juga dapat dipakai pada beberapa
kepentingan misalnya dalam penentuan perioritas kegiatan kesehatan masyarakat
maupun untuk menilai efektifitas kegiatan.
Dengan berjalannya waktu serta meningkatnya pengetahuan manusia di berbagai
bidang, termasuk pengetahuan di bidang epidemiologi sebagai sains, yang didasarkan
atas pengamatan terhadap fenomena penyakit dalam masyarakat, beranggapan bahwa
keadaan tersebut merupakan suatu fenomena yang terjadi secara teratur (ordered
phenomena) dan bukan sebagai suatu kejadian yang berkaitan dengan kekuatan gaib.
Sesudah perang Dunia II, ilmu kesehatan pada umumnya dan bidang epidemiologi
khususnya, berkembang dengan pesat. Banyak negara telah dibebaskan dari penyakit-
penyakit menular berbahaya sebagai hasil dari kemajuan tersebut. Pada program
pemberantasan penyakit-penyakit menular mutlak diperlukan data penyakit untuk
dipakai sebagai dasar perencanaan program. Untuk menilai (evaluation) keberhasilan
program, dapat dilakukan dengan cara mengukur dampaknya terhadap penyakitpenyakit yang masuk dalam program pemberantasan. Data yang diperlukan tidak
terbatas pada data tentang penderita saja akan tetapi kita juga harus mengumpulkan
keterangan-keterangan tentang tempat dan waktu kejadian dan faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan penyakit itu sendiri. Selanjutnya bila kita telah mengenal
penyakit tersebut maka dapat dibuat suatu perencanaan tindakan yang paling efisien
dan efektif.
Untuk memenuhi kebutuhan data epidemiologi maka kegiatan surveilans sebagai
unsur penunjang mutlak perlu didalam pengumpulan data tentang data penderita,
penyebab, lingkungan serta semua faktor yang berperan dalam desease causation.
Dengan demikian kegiatan pengamatan ini sekarang dinamakan surveilans
epidemiologi.
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai ekologi
lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami kontak
dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit baru.
Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu
wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam
bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat
diperlukan. CDC Atlanta telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans
sentinel, pengembangan pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai
proyek yang melengkapi kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang
berjudul Emerging Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah
pula melakukan kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak
tahun 1990 an.
Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat
tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak
untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini.
Dokter atau tenaga kesehatan yang menemukan yang aneh di lapangan punya
kewajiban untuk melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat
dilakukan tindakan yang semestinya.
Sistem pelaporan pasif punya kelemahan karena sering tidak lengkap dan tidak akurat
terutama untuk penyakit-penyakit yang prevalen. Sistem pelaporan pasif ini perlu
didorong setiap saat agar bias didapatkan laporan yang lebih lengkap dan tepat waktu
teurtama untuk penyakit-penyakit menular yang mempunyai dampak kesehatan
masyarakat yang luas termasuk penyakit-penyakit yang mungkin dipakai untuk
melakukan bioterorisme. Dengan segala kelemahan yang dimilikinya system
pelaporan menular tetap merupakan garis terdepan dari Sistem Kewaspadaan Dini kita
dalam upaya mencegah dan memberantas penyakit menular. Oleh karena itu setiap
petugas kesehatan tahu dan sadar akan pentingnya melaporkan kejadian penyakit
menular, cara-cara pelaporan dan manfat dari pelaporan ini.
Untuk deteksi dan prediksi terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) dari
sebuah penyakit