You are on page 1of 14

Hambatan Tekanan Viskositas

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka
tegangan
geserberbandinglurusdenganviskositas
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai
contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat
hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat
tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus
beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan
yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula
akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan
sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan
disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai
kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan
terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas
pada
aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian
dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil
sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa
viskositas tidak diabaikan. Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam
zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.
Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur
viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari
larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks


hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran
cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah
satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan
maupun gas (Bird, 1993).
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah
volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.

V
t
p
L

= viskositas cairan
= total volume cairan
= waktu yang dibutuhkan untuk mencair
= tekanan yang bekerja pada cairan
= panjang pipa (Bird, 1993).

Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah,
sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya
lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi
derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981).
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature,
maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan.
Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan
meningkat dengan makin tingginya temperature (Bird,1993).
Cara-cara penentuan viskositas
a.
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya,
sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran
viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui
labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi
daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan

turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan


melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan
cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan
merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan
sebanding dengan berat jenis cairan (Respati,1981).
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :

Dimana :

p
r
t

beda

tinggi h
L

= tekanan hidrostatis
= jari-jari kapiler
= waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan
= panjang kapiler

Untuk air :
air = r4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
x = r4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
x / air = tx.x / taa
(Respati,1981).
b.

Viskometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda
karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas
(seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila
gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :
6rVmax = 4/3 r3 (bola cair) g
= { 2/g r3 (bola cair) g } / Vmax

Vmax = h / t
Dimana : t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
a = [ 2/g r2 (a 1) g ta ] / h
x = [ 2/g r2 (x 1) g tx ] / h
x/ a = [ (x 1) g tx ] / [ (a 1) g ta ]
c.

Viscometer cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar
Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan
penemuan
konsentrasi.
Penurunan
konsentrasi
ini
menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat (Bird, 1993).

d.

Viskometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengahtengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser
didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Bird, 1993).
Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesekmenggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya

miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau
oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika
ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah
menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu
zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida
rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah
2
Ns/m = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI
koifisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise (p). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil
untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan
garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi,
melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan
fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat
sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus
berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaanperbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a.
Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
b.
Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan
bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai
mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).
Definisi Piknometer

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa


jenis atau densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa
jenisnya, biasanya dalam praktikum yang diukur adalah massa jenis oli,
minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup
pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu
dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno
kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal
menentukan nilai cho/massa jenis () fluida dengan persamaan = cho () =
m/v (Whille, 1988).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1.
Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.
Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3.
Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat
pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4.

Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan


untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan
suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan
tersebut dikenai gaya tertentu.

Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi


untuk melawan aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu
bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya.
Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula
viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan
mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan
terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan
terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan
konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding
langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan
dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx
atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul
solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena
dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban
yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan
bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan
maka semakin besar viskositas suatu zat cair.
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah tertentu cairn untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Berdasarkan hokum
Heagen Poiseuille : = cpr 4t/(8VL)P = pgh = pr4pgh/(8VL). Dimana p =
tekanan hidrostatis, r = jari-jari kapiler, t= waktu alir zat cair sebanyak
volume V dengan beda tinggi h, L = panjang kapiler. Untuk air : air =
pr4 ta. Pa.g.h / (8VL) secara umum berlaku x = pr 4txpxgh / (8VL). Jika air

digunakan sebagai pembanding maka x/ air = txpx/tapa (Tim Kimia Fisik,


2010 )
Berdasarkan hokum stokes dengan mengamati jatuhnya benda
melalui medium zat cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila
kecepatan benda jatuh makin besar = 2r.2d dm.g.9.s.t (1+2, 4rR).
Ketererangan cairan, g = gaya gravitasi, s = jarak jatuh (a ob), t = waktu
bola jatuh, r = jari-jari tabung viskosimeter (Anekcheiftein,2010)
Persamaan Navier-stokes (dinamakan dari daude Louis Navier dan
Gorge Gabriel Stokes), adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan
pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan
ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikelpartikel fluida yang bergantung hanya kepada gaya viskos tekanan eksternal
yang bekerja pada fluida. Kita dapat mengembangkan persamaan gerakan
untuk fluida, nyata dengan memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada
suatu elemen kecil fluida. Penurunan persamaan ini, yang disebut
persamaan Navier-stokes (Streeter, 1996).
Hukum Poiseville berlaku hanya pada aliran fluida laminar dengan
viskositas konstan yang tidak bergantung pada kecepatan fluida. Bila aliran
fluida cukup besar, aliran laminar rusak dan mengalami turbulensi.
Kecepatan kritis yang diatasnya dari tabung, jika fluida mengalir lewat
sebuah pipa panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit tekanan
sepanjang akan konstan.
Cara penentuan harga kekuatan dalam percobaan ini menggunakan
metode Ostwald yang mana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Alat yang
digunakan untuk mengukur viskositas disebut viscometer.
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis
atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian, yaitu : tutup pikno,
lubang, dan gelas atau tabung ukur. Satuan yang digunakan, biasanya massa
dalam satuan gram, volume dalam satuan mL = cm 3. Jadii satuan P adalah
dalam g / cm3.
Metode pengukuran viskositas terdiri dari viknometer kapiler /
Ostwald pada metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia
mengalir karena gravitasi, melalui satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir

dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi
suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui, biasanya air, untuk lewat
antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2 maing-masing adalah viskositas
dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar, p1 dan p2 adalah
kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 masing-masing adalah waktu
alir dalam detik. Viskosimeter Hoppler, pada viskositas ini yang diukur adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan
setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui
medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila
gravitasi sama dengan frictional resistance medium. Viscometer cup dan
Bob, prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan
penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian
tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran summbat.
Viscometer corner dan plate, cara pemakaiannya adalah sampel
ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi
dibawah kerucut-kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar.
Dari percobaan pengukuran viskositas zat cair didapatkan nilai ratarata aquades 1,27, alcohol 1,89, bensin 0,98, dan minyak goring 50,12.
Selain itu didapatkan juga hasil pengukuran densitas larutan aquades
sebesar 1,019, alcohol 0,905, bensin 0,775, dan minyak goring 0,93.
Pengukuran viskositas secara teori pada aquades sebesar 0,0080 p, alcohol
0,0103 p, bensin 0,005793 P, minyak goring 0,0327 p. Pengukuran viskositas
secara praktik pada alcohol 0,010, bensin 0,00469, dan minyak goring
sebesar 0,2881. Jelas terlihat bahwa viskositas yang tertinggi terdapat pada
minyak goreng yang terkecil terdapat pada bensin. Artinya minyak goreng
merupakan larutan yang paling kental.
Dalam percobaan terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu
alcohol, nama lainnya adalah etanol, senyawa ini merupakan liquid yang
tidak berwarna dan mudah menguap pada suhu rendah serta mudah
terbakar pada suhu tinggi. Alcohol memiliki rumus molekul CH 3OH. Alcohol

memiliki kerapatan 0,79 g/cm3, titik didih : 78oC (3,5 K). alcohol dapat
bercampur dengan pelarut organic. Air, rumus molekulnya H 2O, densitasnya
1000 kg m-3, liquid (4oC), 917 kg m-3, solid, titik didih 100oC, 212oF
(373,15oK), viskositasnya 0,001 pa/s t 20 o. merupakan jenis senyawa liquid
yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan standar.
Bensin (gasoline) yang memiliki rumus kimia C5-C12, mudah terbakar.
Minyak goreng, memiliki titik didih tinggi, viskositas tinggi, bersifat polar, dan
pada suhu kamar bentuknya cair.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yaitu alatalat yang kurang bersih, sehingga didapatkan hasil yang kurang maksimal,
begitu juga dalam menggunakan stopwatch yang kurang tepat, sehingga
hasilnya pun kurang maksimal.

Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah :


Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena
Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin
kecil viskositas minyak goreng)
Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita
Tingkat kekentalan oli pelumas

Viskositas Fluida
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida
tersebut mengalami tegangan geser.Biasanya diterima sebagai "kekentalan",
atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan
dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak
sayur
memiliki
viskositas
tinggi.
Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
dengan kelajuan tetap v untuk luas A dan letaknya pada jarak y dari suatu
permukaan
yang
tidak
bergerak,dinyatakan
oleh

Penurunan

Rumus

Av/y

Keterangan:

=koefisien
viskositas
Av = besar gaya f yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
Y
=letak
sesuatu
dari
permukaan
yang
tidak
bergerak
Satuannya

kg

Hukum

m-1

Stokes

untuk

s-1

Fluida

Kental

Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda
padat.
Untuk fluida ideal,viskositas = 0,sehingga kita selalu menganggap bahwa
benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang
disebabkan oleh fluida.Akan tetapi,bila benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental,maka benda tersebut akan dihambat
geraknya oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut.Besar gaya gesekan
fluida
telah
dirumuskan
oleh
persamaan
sebagai
berikut:
Penurunan
Ff

rumus

hukum
A

=k

stokes

Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam Persamaandi atas,dapat diperoleh:


Ff

Penemu

hukum

6rv
stokes:

Pertama kali dinyatakan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845,sehingga
persamaan
ini
dikenal
dengan
hukum
stokes
Kecepatan

Terminal

Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental,selama


geraknya,pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat, w =
mg, gaya ke atas yang dikerjakan fluida Ff.Seperti telah dinyatakan benda
akan bergerak makin cepat sampai mencapai kecepatan terminal yang
konstan.Pada saat kecepatan terminal Vt tercapai,gaya-gaya yang bekerja
pada
benda
adalah
seimbang.
Penurunan
kecepatan
VT
=
g

terminal
Vb
(P
b

dalam
P
f

fluida
/
6

rumus
kental

Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r,volume benda V b = 4r3


Kecepatan
terminal
VT = 2 r2 g ( Pb Pf ) / 9

dalam

fluida

kental

Viskositas Kinematis dan Viskositas absolute


Gambar 1: cairan dengan lemabran plastik diatasnya, ditarik dengan gaya
sebesar F.

viskositas kinematik
Jika anda Bayangkan lembaran plastik di atas cairan, kemudian anda tarik.
Anda akan merasakan hambatan atau perlawanan. Hambatan ini disebabkan
adanya viskositas pada cairan.
Viskositas kinematik adalah ukuran bagi sifat hambatan bagi cairan.
Viskositas kinematis ini dipengaruhi oleh gravitasi.

Kembali, bayangkan dua jenis cairan ditemoatkan dalam gelas yang


berlubang kecil dibawahnya. Bentuk gelas adalah identik. Ciiran lertama
memerlukan 200 detik untuk mengalir sampai habis, cairan kedua
memerlukan 400 detik untuk mengalir sampai habis. Ini berarti cairan kedua
2 dua kali lipat lebih viskos. Ya, semudah itu membandingkan.
Viskositas Absolute
Juga sering disebut sebagai viskositas dinamik, adalah perkalian antara
viskositas kinematik dengan densitas.
Viskositas absolute = viskoasitas kinematik x densitas
kembali pada gambar 1 : Gaya yang diaplikasikan kepada lapisan plastik
diatas adalah sebesar F.
persamaan 1:
F = gaya yang diaplikasikan pada plastik
A = luas penampang lembaran plastik
u = kecepatan plastik bergerak ( sama dengan kecepatan cairan yang
menempel pada plastik)
y = tebal cairan
= viskositas dinamik
ilustrasi diatas berlaku untuk cairan yang sedemikian tipisnya, sehingga
profil kecepatannya adalah seperti ilustrasi. Persamaan di atas dapat
dinyatakan dalam bentuk lain, dengan cara memperkenalkan tegangan
geser yaitu:

Untuk menganalisa lapisan yang lebih tebal, dibayankan cairan terdiri dari
lapisan-lapisan yang sangan tipis seperti tumpukan kertas. Gaya F yang
diaplikasikan kepada lapisan paling atas akan diteruskan ke lapisan
dibawahnya. Dan setiap lapisan akan meneruskan gaya sebesar F.
Akibatnya,gradien (du/dy) kecepatan disetiap lapisan (laminar) adalah
sama. Profil kecepatan pada setiap lapisan adalah sebagai berikut:

Satuan viskositas
Berdasakan analisa pada persamaan 1 satuan viscositas adalah L^2/T.
Satuan internasinal bagi viskositas kinematik adalah mm^2/s atau
centiStoke atau cSt.
Catatan:
Pendekatan sifat cairan diatas (newtonian) adalah pendekatan yang diambil
dengan banyak idealisasi. Di pengamatan sesungguhnya ada beberapa
cairan yang mengikuti Newtonian dan banyak yang tidak mengikuti
pendekatan di atas. Baca artikel perihal Fluida Newtonian dan nonNewtonian.

You might also like