Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai
dengan
amanah
Undang-Undang
Republik
Indonesia
dokter
gigi
yang
akan
berpraktik
di
Indonesia
harus
dimiliki.Syarat
memiliki
ijazah
mengucapkan
untuk
dokter,
mendapatkan
mempunyai
sumpah/janji
dokter,
surat
dan
STR
diantaranya:
pernyataan
memiliki
telah
Sertifikat
di
seluruh
Indonesia
setelah
lulus
uji
keprofesian
pelayanan
primer.
Keluarga
Indonesia
pra
Untuk
registrasi
itu
berbasis
Kolegium
merancang
Dokter
Program
kompetensi
dan
Dokter
Internsip
Dokter
oleh
Kementerian
kepentingan
(stake
Kesehatan
holders)
bersama
terkait.
dengan
Untuk
ini
Kesehatan
republic
Indonesia
Nomor
HK.02.04/2/1767.2/09)
Internsip
Dokter
dan
Tim
Indonesia
(SK
Ad
Ka
Hoc
Pelaksana
Badan
PPSDM
kualifikasi
kedokteran
dasar.
sebagai
Program
dokter
melalui
pendidikan
Internsip
Dokter
Indonesia
Puskesmas
yang
telah
memenuhi
persyaratan
yang
layanan
sebagai
dokter
primer
dari
Pendamping.
wahana
Peran
fungsi
pendamping
menyelesaikan
peserta
akan
Program
memperoleh
SK
Internsip
Ka
Badan
Dokter
Indonesia,
PPSDM
Kesehatan
memudahkan
pelaksanaan
Program
Internsip
Dokter
Pelaksanaan
Program
Internsip
Dokter
Indonesia
2. Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia
3. Pedoman Pendamping Peserta Program Internsip Dokter
Indonesia.
4. Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia
5. Buku Log dan Kumpulan Borang Program Internsip
Dokter Indonesia
Pedoman
Wahana
memuat
ketentuan-ketentuan,
persyaratan,
pelaksanaan
secara
internal
di
lingkup
Kementerian
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia bertujuan
untuk menjamin mutu wahana tempat pelaksanaan Program
Internsip Dokter Indonesia.
2. Tujuan Khusus:
Pedoman wahana adalah sebagai acuan penilaian wahana Internsip
agar terjamin kelayakan yang dinilai secara obyektif.
1. Bagi
pengelola
peningkatan
wahana,
kualitas
merupakan
pelayanan
acuan
kesehatan
di
untuk
wahana
tesebut.
2. Bagi Komite Internsip Dokter Indonesia, merupakan salah
satu upaya untuk mengendalikan luaran Peserta Program
Internsip Dokter Indonesia.
3. Bagi peserta, merupakan
acuan
dalam
memberikan
BAB II
PENILAIAN KELAYAKAN WAHANA INTERNSIP
A. Prinsip Penilaian
Penilaian dilaksanakan berdasarkan kriteria yang disusun oleh KIDI
Pusat. Prinsip penilaian terdiri dari komitmen pimpinan wahana dan
jajaran terkait, tata pamong, kesiapan dan kelayakan wahana berupa
sarana, prasana dan sumber daya manusia. Penilaian dimulai dari
tilik dokumen (desk evaluation) yang diperoleh dari borang swanilai
penanggung jawab wahana dan profil wahana yang didapat dari
Dinas Kesehatan setempat. Penilaian dilanjutkan dengan kunjungan
ke wahana oleh KIDI Pusat dan atau KIDI Provinsi. Penentuan wahana
Program Internsip Dokter Indonesia berdasarkan hasil penilaian
kelayakan ditetapkan oleh KIDI pusat untuk disahkan oleh Menteri
Kesehatan.
disertai
kesediaan
D. Parameter Penilaian
1.
Organisasi:
a. Visi dan Misi yang dapat menggambarkan komitmen dalam
pelaksanaan internsip yang menjamin pelayanan kedokteran
primer bermutu.
b. Struktur organisasi yang terdiri dari pimpinan dibantu oleh
komite medik/klinik dan etik
perizinan
peserta
akan
manajemen
dan
prasarana
yang
memadai
untuk
menunjang
secara
i. Bayianak 25-40%
ii. Dewasa (15-60 th)
40-60%
iii. Lansia (>60th) 15-25%
2) Berdasarkan
jenis
kelamin,
kasus
laki-laki
dan
perempuan 50%+10%
3) Berdasarkan kelompok:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Medik
50-70%
Bedah
10-40 %
Kegawat-daruratan 10-30 %
Kejiwaan
1-5%
Medikolegal
0-5 %
c. Pengelolaan
(Kesehatan
kasus
UKM
Masyarakat)
Dilaksanakan
ditargetkan
di
harus
Puskesmas
memenuhi
Kesehatan
Masyarakat
Primer
dan
(PKMP)*
Pemberdayaan
Masyarakat
ii. Upaya Kesehatan Lingkungan
iii. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana (KB)
iv. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
v. Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular dan Tidak Menular
vi. Upaya Pengobatan Dasar
vii. Mini
project
dengan
pendekatan
pemecahan masalah.
viii. Masing-masing
kode
kegiatan
lingkaran
sekurang-
6. Pelayanan
kesehatan
tersebut
didasarkan
kepada
standar
penunjang
seperti
Internsip
memiliki
pelayanan
atmosfir
akademik
melalui
penyusunan
Pusat
menetapkan
wahana
dan
Menteri
Kesehatan
mengesahkannya.
2. Wahana internsip di lingkungan Kementerian Pertahanan RI
ditunjuk oleh Direktorat Kesehatan Direktorat Jenderal Kekuatan
Pertahanan Kementerian Pertahanan. Selanjutnya KIDI Pusat
menetapkan wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.
3. Wahana internsip di lingkungan Kepolisian Negara RI ditunjuk oleh
Pusat Kedokteran Kepolisian. Selanjutnya KIDI Pusat menetapkan
wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.
4. Pimpinan
wahana
internsip
Pemerintah
dan
swasta
dapat
penderita rawat
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Direktorat
Kesehatan
7. KIDI Pusat dan atau KIDI Provinsi akan melakukan kunjungan untuk
melaksanakan penilaian kelayakan pada waktu yang disepakati
bersama.
8. Berdasarkan hasil kunjungan dan rekomendasi KIDI Provinsi, KIDI
Pusat menetapkan wahana sebagai pelaksana Program Internsip
Dokter Indonesia.
9. Kementerian
Kesehatan
mengeluarkan
Surat
Keputusan
F. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian kelayakan Wahana Internsip menggunakan
borang swanilai. Borang
swanilai seperti tertera dalam tabel berikut.
Tabel 1. Borang Swanilai untuk Rumah Sakit dan Klinik
No
Komponen Penilaian Kelayakan
Ya / tidak
.
1 Visi, Misi dan tujuan
2 SDM (rasio)
02.1. Dokter
02.2. Spesialis Penyakit Dalam
02.3. Spesialis Bedah
02.4. Spesialis Anak
02.5 Spesialis Kebidanan
02.7 Perawat
02.8 Farmasi
02.9 Teknisi Laboratorium
Jumlah
6
7
8
Sarana Prasarana
03.1 Ruang Diskusi
03.2 Ruang Jaga/ istirahat
03.3 Ruang Perpustakaan
03.4 Ruang Locker
Pelayanan Medik
04.1 Penyakit dalam
04.2 Bedah
04.3 Anak
04.4 Kebidanan
04.5 lainnya
Penunjang Medik
Laboratorium sederhana
Radiologi
Farmasi/ apotik
Gizi
Adminsitrasi
Rekam medik
Jenis pasien
08.1 Rawat Jalan
08.2 Rawat Inap
Kesimpulan :
Upaya
Promosi
Kesehatan
Ya/ tidak
Jumlah
dan
Pemberdayaan Masyarakat
4.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
4.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga Berencana (KB)
4.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
4.1.5 Upaya surveillance, Pencegahan dan
Pemberantasan
.
Penyakit
Menular
dan
Tidak Menular
4.1.6 Pengobatan
4.1.7 Mini Project
4.2 Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
(PKPP)
Penunjang Medik
PEDOMAN WAHANA PROGARAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 13
Laboratorium sederhana
Farmasi/ Apotik
Gizi
6 Adminsitrasi
7 Rekam medik
8 Jenis pasien
08.1 Rawat Jalan
Rawat Inap08.2
Kesimpulan :
BAB III
PENUTUP
Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan seluruh pihak terkait sehingga semua pihak harus
menggunakan buku ini sebagai acuan dalam melaksanakan Program
PEDOMAN WAHANA PROGARAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 14
DAFTAR SINGKATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
GLOSSARY
1. AIPKI Suatu lembaga yang dibentuk oleh para dekan fakultas
kedokteran yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam rangka
memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang
diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
2. Dokter Dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
3. IDI Organisasi profesi untuk dokter
4. KBK Kurikulum yang menitik beratkan kepada kompetensi dokter
sesuai dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5. KDDKI Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing
masing disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu
tersebut
6. KIDI Pusat institusi/ lembaga yang di tetapkan dengan kep menkes
dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip
yang
terdiri
atas
Konsil
Kedokteran
dan
Konsil
Kedokteran Gigi.
9. Kolegium badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing
masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang
disiplin ilmu tersebut.
10. Kompetensi dokter menjalankan praktik kedokteran sesuai dengan
Standar
Kompetensi
Dokter
yang
Kedokteran Indonesia.
11. Layanan primer Pelayanan
telah
medik
disahkan
dasar
yang
oleh
Konsil
merupakan
Setiap
orang
yang
melakukan
konsultasi
masalah
dokter
gigi
terhadap
pasien
dalam
melaksanakan
upaya
kesehatan.
18. Program Internsip Dokter Indonesia Program pelatihan keprofesian
praregistrasi
berbasis
kompetensi
pelayanan
primer
guna
memahirkan
kompetensi
yang
telah
mereka
capai
setelah
PENULIS :
1. drg. Tritarayati, SH
2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3. Prof. Firman Lubis
4. Dr. Slamet Budiarto, SH
5. Prof. Budi Sampurna
6. Dr. Iskandar, Sp. A
7. Dr. Nur Abadi
8. Dr. Tom Surjadi
9. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
10. Dr. M. Djauharai Widjajakusumah
11. Dr. Riyani Wikaningrum
12. Prof. dr. Soeharto
13. Dr. Masruroh Rahayu
14. Dr. Sugito Wonodirekso
15. Prof. Dr. Qomariyah
16. Dr. Herqutanto
17. Dr. Widati Fatmaningrum
18. Dr. Yulherina
PEDOMAN WAHANA PROGARAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 19
19.
20.
21.
22.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kementerian
Kesehatan
RI
penghargaan
setinggitingginya
menyampaikan
kepada
semua
terima
kasih
dan
pihak
yang
telah
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Kesehatan,
42.
Badan PPSDMK
43.
44.
45.
46.
47.
PPSDMK
48.
49.
50.
51.
52.
Badan PPSDMK
53.
54.
Perlengkapan, Depkes RI
55.
56.
57.
Depkes RI
58.
59.
60.
61.
62.
Kesehatan
B. TIM AD HOC
Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor
HK.02.04/2/1767.2/09
1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM
Kesehatan)
2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan
PPSDMK)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004). Sistem Kesehatan
Nasional, Jakarta: Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; UndangUndang Republik
Indonesia Nomor 29 tahun 2004: Praktik Kedokteran: Jakarta 2004
Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia
(2002).
SK.
Kedokteran
Indonesia
(2006);
Peraturan
Konsil
Kedokteran