You are on page 1of 20

BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, Pertanian merupakan merupakan faktor penting dalam
kemajuan suatu Negara, neagara akan dikatakan maju apabila pertaniannya
ditangani dengan baik, apalagi manusia tidak akan bisa hidup tanpa
pertanian semua kebutuhan pokok yang mereka butuhkan berasal dari
pertanian. Bahkan pabrik industri pun tidak akan bisa lepas dari sector
pertanian itu di sebabkan karena semua bahan baku yang mereka butuhkan
berasal dari pertanian.
Namun ada beberapa masalah yang akan selalu menghantui dunia
pertanian, salah satunya adalah hama, penyakit, dan gulma. Hama,
penyakit, dan gulma dapat menyerang berbagai macam tanaman. Hama,
penyakit, dan gulma dapat menyerang berbagai struktur tubuh tumbuhan
seperti akar, batang, daun, bunga, dan juga buah pada tumbuhan, tumbuhan
tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Hewan dapat di katakan hama
apabila mereka mengganggu tanaman dengan cara memakannya, beberapa
contoh hama yaitu belalang, kumbang, ulat, kutu, werang, tikus, walang
sangit dls .
Hama, penyakit, dan gulma tanaman merupakan salah satu kendala
utama

dalam

peningkatan

produksi

pertanian.

Selain

menyebabkan

tumbuhan yang diserang tidak dapat tumbuh dan berkembang secera


normal, serangan tersebut dapat menimbulkan kerugian secera ekonomis.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha pengendalian terhadap hama
dan penyakit tersebut. ( Fauzaniar Nurma Hudda, 2015)
Oleh karena itu, perlu adanya pengamatan tentang hama, penyakit dan
gulma pada tumbuhan, tentang klasifikasi dan morfologi, tanaman inang,
1

siklus hidup, gejalah serang, musuh alami dan juga cara pengendalian.
Dengan

melakukan

pengamatan

tersebut

kita

dapat

melakukan

pengendalian terhadap hama, penyakit, dan gulma yang menyerang


tanamannya, sehingga populasinya tidak bertambah besar. Dan bisa
membantu mengurangi kerugian yang di timbulkan pada produksi pertanian.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Dasar Dasar Perlindungan Tanaman ini
adalah untuk mengetahui struktur tubuh dan tipe mulut hama, gejala
serangan, hama dan gulma yang merugikan bagi tanaman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hama pada Tumbuhan
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman budidaya dan menyebabkan kerugian secara
ekonomis. (Hermanto Arif, 2012). Menurut Raharjo dalam Hermanto Arif
2012 menjelaskan bahwa hama adalah suatu gangguan yang terjadi pada
komoditas tertentu yang disebabkan oleh binatang sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan dan kerugian secara ekonomis.
Menurut Syuib Muhammad, 2011 menjelaskan Hama merupakan hewan
pengganggu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat
mata tanpa bantuan alat dan terdapat di lingkungan tanaman yang dapat
menyebabkan kerusakan tanaman baik secara kualitas dan kuantitas
sehingga menyebabkan kerugian ekonomis.
Adanya hama pada tanaman bisa menyebabkan adanya gangguan,
kerusakan, dan juga kerugian terhadap produktifitas. gangguan adalah
setiap

perubahan

pertanaman

yang

mengarah

kepada

pengurangan

kuantitas atau kualitas dari hasil yang di harapkan. Kerusakan adalah setiap
pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat
gangguan. Sedangkan kerugian adalah istilah umum yang biasanya dipakai
untuk akibat sosial ekonomi. (Triharso, 2010).
Akibat serangan hama produktifitas tanaman akan menurun dan
tentunya itu akan sangat merugikan para petani . Oleh karena itu
kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi
batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan
terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik),
inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk
tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting

agar

tidak

melakukan

kesalahan

dalam

mengambil

langkah/tindakan

pengendalian. (Hermanto Arif, 2012)


1. Jenis Hama Pada Tumbuhan
Hama di bagi menjadi beberapa jenis di antaranya yaitu :
a. Jenis Molusca: diantaranya adalah bekicot, siput, dan sejenisnya.
b. Jenis Aves: semisal burung, ayam (jika itu memang
menganggu/memakan tanaman
c. Jenis Serangga: merupakan jenis yang paling banyak, misalkan
belalang, ulat, wereng, kumbang dan lain sebagainya.
d. Jenis Mamalia: tikus adalah salahsatu contoh yang banyak ditemui
Hama timbul biasanya karena adanya ketidak seimbangan dalam
ekosistem yang menghambat kerja salah satu aliran makan-memakan.
Dalam mengatasi hama seperti ulat pun kita dapat menggunakan
pemangsa yang lebih tinggi seperti burung atau laba-laba. Namun
karena penggunaan insektisida untuk mengatasi ulat, biasanya labalaba ikut mati berikut ulat, dan burung pun mengalihkan sasarannya
pada padi itu sendiri jika tidak ada ulat. (Info Lengkap, 2012)
B. Morfologi Serangga
Serangga

merupakan

kelompok

utama

hama,

karena

serangga

merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan (+ 2/3 spesies hewan


yang telah diketahui adalah serangga. Serangga memiliki kemampuan
adaptasi yang tinggi, serangga dapat berkembang biak dengan cepat,
serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida. Serangga termasuk
hewan poikilotermik (suhu tubuhnya dapat berubah mengikuti perubahan
suhu lingkungannya sehingga lebih efisien dalam penggunaan energy.
( Syuib Muhammad, 2011)
Secara morfologi, tubuh serangga terbagi atas tiga bagian utama, yaitu:
kepala (caput), dada (thoraks) dan perut (abdomen). Pada bagian-bagian
tertentu terdapat embelan dan alat-alat tertentu.
1. Kepala (Caput)
Bentuk umum kepala serangga berupa struktur kotak yang
terdiri dari enam ruas. Dikepala terdapat sepasang maa majemuk
4

yang terletak di kiri dan kanan kepala yang berfungsi untuk


menerima gambar (melihat), memungkinkan serangga dapat melihat
kesegala arah tanpa harus memutar kepala atau badan.
Secara umum, alat mulut serangga terdiri dari mandibula,
maxila, labium,labial pulp, maxillary pulp. Tipe mulut serangga
menentukan jenis makanan dan kerusakan yang dapat ditimbulkan
serangga terhadap tumbuhan. Alat mulut serangga di bedakan
berdasarkan fungsi dan cara makan antara lain :

Mandibulata (alat mulut menggigit-mengunyah), Contoh : Ordo


Orthoptera Terdiri atas: Labrum, mandibel (untuk memotong,
mengunyah, maksila (untuk melembutkan makanan), labium

(membantu memegang makanan)


Haustelata (alat mulut menusuk-menghisap, merautmenghisap),
contoh: ordo Hemiptera Terdiri atas labrum (cuping), rostrum

(labium), dan stilet (modifikasi dari mandibel dan maksila)


Meraut-menghisap, contoh: Thrips; Alat mulut abnormal (hanya
1 stilet mandibel yang berkembang) Terdiri atas 1 stilet mandibel

kiri, 2 stilet maksila, labrum, rostrum.


Alat mulut tipe khusus (alat mulut mengkait menghisap), contoh:
Bactrocera dorsalis, larva ordo Diptera (lalat, nyamuk). Terdiri
atas: kait mulut dan otot penggerak kait mulut .( Syuib

Muhammad, 2011)
2. Dada (Torax)
Dada pada serangga adalah tempat melekatnya kaki dan sayap.
Dada terdiri atas tiga ruas yaitu prothoraks, mesothoraks dan
metathoraks. Serangga adalah binatang tidak bertulang belakang
3.

yang mempunyai sayap.


Perut (abdomen)
Perut serangga memiliki 11 atau 12 ruas, dan tidak mempunyai
kaki seperti pada bagian dada. Pada belalang betina, bagian
belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan
telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau
membran tympanum. Segmen perut yang ke-12 disebtu telson atau

periproct. Lobang anus terletak pada teson ini. Pad kedua sisi perut
terdapat lobang cukup besar yang ditutupi oleh selaput tipis yang
disebut timpanum, berfungsi sebagai alat pendengar.
C. Gulma
Gulma adalah tanaman pengganggu tanaman budi daya. Berbeda
dengan hama dan penyakit tanaman, pengaruh yang diakibatkan oleh gulma
tidak terlihat secara

langsung dan berjalan lambat. Namun, secara

keseluruhan kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Gulma mampu


berkompetisi kuat dengan tanaman budi daya untuk memenuhi kebutuhan
unsure hara, air, sinar matahari, udara, dan ruang tumbuh. Contoh
tumbuhan yang termasuk gulma, yaitu rumput teki, tanaman paku-pakuan,
dan enceng gondok. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kerugian
akibat persaingan antara tanaman budi daya dengan gulma antara lain
sebagai berikut
1. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga waktu mulai berproduksi
lebih lama.
2. Penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi.
3. Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit.
4. Pengendalian gulma membutuhkan biaya yang mahal
Cara pengendalian gulma dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Cara tradisional dengan mencabuti gulma secara langsung.
2. Cara modern dengan menyemprot menggunakan herbisida
(Zaifbio, 2014)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Gresik, Program
Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik. Pratikum ini
dilaksanakan pada hari selasa, 27 april 2015 pukul 09:00 WIB sampai dengan selesai.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan hama dan gulma pada tumbuhan ini
yaitu mikroskop, botol semprot, cover glass, objek glass, pinset tissue dls. Bahan-bahan yang
diperlukan yaitu media berupa hama dan gulma.
C. Prosedur Praktikum Hama dan Gulma
1. Mencari objek yang di teliti di sekitar lahan sawah atau lading
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
3. Meletakkan spesies yang sudah di masukan kedalam alcohol
4. Amati specimen dengan lub
5. Ambil organ yang akan di teliti
6. Taruh di atas objek glass yang sudah di bersihkan dengan tissue
7. Kemudian taruh di bawa mikroskop
8. Atur perbesaran sampai gambar terlihat jelas, dan bagian-bagian kecil terlihat
9. Setelah terlihat jelas kita bisa mengambil gambarnya dengan kamera

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No.

Gambar Alat

Keterangan

1.

Mikroskop :
Alat untuk melihat obyek yang terlalu
kecil untuk di lihat dengan kasat
mata.

Botol Semprot :
digunakan untuk menympan aquades
dan digunakan untuk mencuci

2.

ataupun membilas bahan-bahan yang


tidak larut dalam air.

3.

Cawan Petri:
digunakan untuk membiakkan sel,
atau untuk tempat obyek.

4.

Cover Glass :
fungsinya untuk menutup objek glass

Objek Glass :
fungsinya untuk meletakkan obyekya

5.

ng akan diamati

6.

Pinset :
Fungsi utama pinset adalah untuk
menjepit, baik benda kecil atau
jaringan

No.

Gambar Objek

Keterangan

1.

Kumbang kubah (Epilachna sparsa)

Kumbang Moncong (Rhynchophorus spp.)

Gulma gawor (Commelina benghalensis)

2.

3.

No.

10

Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan

1.

Kumbang kubah :
bagian sayap depan dari kumbang kubah yang
di lihat dari mikroskop

2.

Kumbang kubah :
Bagian Sayap belakang kumbang kubah

Kumbang kubah :
Jenis kelamin kumbang kubah jantan

3.

11

4.

Kumbang kubah:
Bentuk mulut kumbang kubah di lihat dari
mikroskop, memiliki tipe mulut menggigit,
mengunyah.

5.

Kumbang moncong :
Tipe mulut kumbang moncong adalah
menggigit mengunya

6.

Gulam pada kacang tanah :


Gulma gawor (Commelina benghalensis) yang
tumbuh di sekitar kacang tanah,
pertumbuhanya sangat cepat

B. Pembahasan
1. Kumbang Kubah
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
12

Ordo : Coleoptera
Suku : Coccilinedae
Genus : Epilachna
Spesies : Epilachna sparsa
Kumbang (Epilachna Sparsa)
Morfologi
Secara umum, morfologi hama serangga ini terdiri dari tiga
bagian tubuh yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Kumbang juga
memiliki sayap. Selain memiliki sayap, kumbang juga meiliki elytra.
Elytra merupakan pelindung sayap (wing cover) bagian ini memiliki
sifat yang keras. Selain itu elytra juga memiliki warna yang indah.
Selain itu tipe antenna yang dimiliki kumbang adalah antenna tipe
moniliform. Antenna tipe ini berbentuk seperti untaian kalung
manik-manik. kumbang termasuk dalam ordo coleoptera. Tubuh
lebar, oval mendekati bulat. Berwarna cerah dengan spot-spot
hitam. Larva dan kumbang memakan permukaan alas dan bawah
daun sehingga tinggal epidermis dan tulang daunnya. Serangga
hama ini dikenal dengan kumbang daun kentang atau potato leaf
beetle,

termasuk

ordo

Coleptera,

famili

Coccinellidae

dan

mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur E. sparsa


diletakkan pada daun yang masih much. Larva berukuran panjang
10 mm den mullah terlillat karena pada bagian dorsal terdapat
driri-duri lunak. Larva ini memakan daun kentang. Kumbangnnya
berukuran panjang 10 mm, berwarna merah dengan spot hitam.
Banyaknya spot hiram ini membedakan species yang satu dengan
yang lainnya. Daur hidup kumbang 7-10 rninggu.
Gejala
Larva dan kumbang E. Sparsa memakan permukaan alas dan
bawah daun kacang tanah sehingga tinggal epidermis dan tulang
daunnya (karancang). Tanaman inang E. sparse adalah terung,
tomat, jagung, padi.
13

Pengendalian
Pengendalian E. Sparse dapat dilakukan dengan Pengambilan larva
den imago kemudian dimusnahkan dan penyemprotan insektisida
sistemik bila sudah ditemukan gejala serangan
(Fauzainar Nurma Hudda, 2015)
2. Kumbang moncong
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Morfologi

: Animalia
: Arthropoda
: Insekta
: Coleoptera
: Curculionidae
: Rhynchophorus
: Rhynchophorus ferrugineus O.

Kumbang moncong betina bertelur di tempat sampah, daundaunan yang telah membusuk, pupuk Jumlah telurnya 30-70 butir
atau lebih. Setelah sekitar 12 hari telur akan menetas. Periode larva
2.5-6 bulan (tergantung temperatur dan kelembaban). Setelah
dewasa larva akan berhenti makan, kemudian akan mencari tempat
terlindung yang dingin dan lembab untuk persiapan membentuk
pupa Ketika akan membentuk pupa, larva meninggalkan sampah
dan bergerak ke pinggir atau dasar dari tumpukan sampah dan
larva lebih menyukai membentuk
kokon di dalam tanah yang lembab, pada kedalaman sekitar
30 cm. Larva dapat mati, jika kondisi untuk membentuk pupa tidak
sesuai. Kumbang ini berwarna merah dipunggungnya. Panjangnya
bisa

mencapai

3cm.

Kumbang

yang

muncul

akan

mulai

beterbangan pada waktu senja atau malam hari menuju mahkota


daun tanaman kelapa dan ujung batang
Gejalah

14

Pada daun akan terlihat seperti ada bekas gigitan, sehingga


apabila

di

biarkan

lama-lama

daunnya

akan

habis

dan

berlubang.
Cara pengendalian
Pengendalian biasanya dilakukan dengan menangkap kumbang
setiap hari atau aplikasi insektisida setiap minggu. Upaya
terkini

dalam

mengendalikan

kumbang moncong adalah

penggunaan perangkap feromon. ntuk

menarik

kumbang

jantan maupun betina. Feromon agregat ini berguna sebagai


alat kendali populasi hama dan sebagai perangkap massal.
Pemerangkapan

kumbang moncong dengan

menggunakan

ferotrap terdiri atas satu kantong feromon sintetik. Penggunaan


feromon dapat menurunkan populasi kumbang moncong di
lapangan, 5-27 ekor kumbang per hektar dapat terperangkap
setiap bulan. (Dzar abu, 2013)

3. Gulma Gewor (Commelina benghalensis)


Klasifikasi

15

Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Commelinales

Family

: Commelinaceae

Genus

: Commelina

Spesies

: Commelina diffusa Burm. F. ( nama latin )


Aur-aur (nama daerah)

Morfologi Tumbuhan
a.

Akar

Akar Aur-aur(Commelina diffusa Burm. F.) termasuk kedalam system


perakaran serabut. Akar aur-aur tumbuh menjalar. Akara aur-aur
memiliki banyak percabangan akar. Akar aur-aur memiliki banyak
rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus. Akar aur-aur memiliki
warna coklat tua. Akar aur-aur tumbuh di tanah yang lembab.
b.

Batang

Batang

Aur-aur(Commelina

diffusa

Burm.

F.) tumbuh

menjalar.

Batang aur-aur berbentuk bulat dan lunak. Batang aur-aur tidak


berambut,memiliki warna hijau muda bercorak ungu, buku-bukunya
mengeluarkan akar dan tunas cabang, bagian ujung batang tegak
atau melengkung dan tingginya 6-60 cm.
c.

Daun

Daun Aur-aur(Commelina diffusa Burm. F.) berbangun daun lanset,


umumnya berukuran panjang kurang dari enam kali lebarnya,
permukaannya

licin,

pangkalnya

berbentuk

bundar

dan

tidak

simetris, ujungnya agak runcing, tepinya terasa kasar bila diraba,


ukuran panangnya 2,5-8 cm lebarnya 0,75-2,5 cm dan tidak
bertangkai.
d.
16

Bunga

Bunga Aur-aur(Commelina diffusa Burm. F.) tumbuh sendiriann dari


buku b erhadapan dengan daun, dilindungi oleh braktea yang
menyeruai daun berbentuk perahu, pangkalnya berbentuk bula dan
melancip tajam ke ujung, perbungaan bercabang dua cabang arah
belakang panjangnya 10-22 mm berbunga satu sampai tiga dan
tersembul tinggi keluar braktea.
e.

Buah

Buah Aur-aur(Commelina diffusa Burm. F.) merupakan bakal buah


beruang tiga. Buah aur-aur termasuk ke dalam buah kotak. Buah auraur berbentuk memanjang. Buah aur-aur memiliki panjang kurang
lebih 7 mm. Buah aur-aur akan pecah menurut ruang. Buah aur-aur
berisi tiga sampai lima biji.
f.

Biji

Biji Aur-aur(Commelina diffusa Burm. F.) memiliki tonjolan atau


bertonjolan. Biji aur-aur memiliki bentuk jala. Biji aur-aur tidak
memiliki rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus di seluruh
permukaannya. Biji aur-aur terdapat di dalam ruang dari setiap bakal
buahnya. Biji aur-aur banyak terdapat pada setiap ruangnya.
(Ecymutias, 2013)
Gejalah
Gulma Gewor ini persebarannya sangat cepat, sehingga apabila
gulma tersebut di biarkan tumbuh dan tidakdilakukan pengendalian
maka akan menghambat pertumbuhan kacang tanah, sehingga
kacang tanah akan kerdil dan tidak bisa berbuah.
Cara Pengendalian

17

Gulma

dapat

dikendalikan

melalui

berbagai

aturan

dan

karantina. Secara biologi dengan menggunakan organisme hidup.


Secara fisik dengan membakar dan menggenangi. Melalui budidaya
dengan

pergiliran

tanaman,

peningkatan

daya

saing

dan

penggunaan mulsa. Secara mekanis dengan mencabut, membabat,


menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan
alat mekanis. Sedangkan secara kimiawi dengan menggunakan
herbisida.Gulma pada pertanaman kacang umumnya dikendalikan
dengan cara mekanis dan kimiawi. Karena gulma gewor ini
pertumbuhannya sangat cepat, sehingga terkadang pengendalian
yang dilakukan dengan cara mekanis tidak berhasil, maka jalan
terakhir akan di lakukan dengan pengendalian secara kimiawi atau
disemprot. (Dadang WI, 2009)

18

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari laporan ini dapat di simpulakn bahwa setiap tumbuhan tidak bisa terbebas dari hama
dan gulma, yang keduanya mempunyai dampak buruk bagi produktifitas tanaman. Serangga dan
gulma mempunya klasifikasi, dan hama mempunyai tipe mulut yang berbeda. Gejala serangan
yang di akibatkan juga tergamtung pada tipe mulutnya, untuk bisa mengendalikannya diperlukan
memahami klasifikasi dan morfologi hama. Sehingga pengendaliannya bisa tepat.

19

DAFTAR PUSTAKA
Ecymutias,

2013.

Commelina

diffusa

Burm. F.

https://desmutsi612.wordpress.com/2013/01/15/commelina-diffusaburm-f/. cetak 16 mei 2015


http://id.wikipedia.org/wiki/Gewor
info

lengkap,

2014.

Hama

gulma

penyakit

tumbuhan.

http://www.infolengkap.net/2014/12/hama-gulma-penyakit-tumbuhanpengertian-jenis-contoh.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kumbang_kelapa
Ir. Triharso, 2010. Dasar-dasar perlindungan tanaman

20

You might also like