Professional Documents
Culture Documents
STROKE HEMORRHAGIC
SUBARACHNOID
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. FA
Umur
: 50 tahun
Alamat
: Arcawinangun RT 02/ RW 07
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama:
Nyeri pada tengkuk
2. RPS :
Pasien Post Stroke kontrol ke poli saraf
dengan keluhan nyeri kepala seperti
diikat, nyeri dirasakan terutama di
tengkuk dan hilang timbul sejak lebih
dari 2 tahun yang lalu. Hal ini dirasakan
sangat mengganggu aktivitas
3. RPD
- Riwayat stroke (+) 3 bulan yang lalu
- Riwayat HT (+)terkontrol
- Riwayat DM (-)
- Riwayat CHF (+)
4. RPK
- Riwayat Stroke (+) ayah pasien
- Riwayat HT (+) ayah dan ibu pasien
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit jantung (+) ayah pasien
4.Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang
pedagang yang tinggal bersama
suaminya. ` Suami pasien bekerja sebagai
pedagang juga
dengan pendapatan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
5.Hubungan antar keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya sangat
dekat.
6.Riwayat Gizi
Kebutuhan gizi pasien kurang tercukupi, karena pasien
` mengkonsumsi protein hewani, makan 2-3x sehari
7.Riwayat Psikologis
Riwayat psikologis pasien baik.
8.Riwayat Spiritual
Pasien beragama islam dan taat beribadah.
jarang
Ku/Kes :
Baik/Compos Mentis
TandaVital
TD : 210/100 mmHg
Nadi : 84 kali/mnt
OBYEKTIF
RR : 24 kali/ mnt
Suhu : 36.2 C
Status generalis :
Kepala : Mesocephal
Mata
: Conjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/- ,
Reflek Cahaya +/+ PBI 3mm/3mm
Telinga : Discharge -/- , tinnitus -/Hidung : Discharge -/- , NCH -/Mulut : Sianosis (-), uvula simetris (+), arcus Faring simetris (+)
Leher : Kaku kuduk (-)
Status Neurologis :
N. Cranialis : dalam batas normal
Sensibilitas : dalam batas normal
Motorik
Superior
Inferior
Gerak
B/B
B/B
KM
5/5
5/5
Tonus
N/N
N/N
Trofi
Eu/Eu
Eu/Eu
Reflek Fisiologis
++/++
++/++
Reflek Patologis
-/-
-/-
Klonus
-/-
-/-
Status Vegetatif :
BAB (+), BAK (+)
ASSESMENT
Diagnosa Klinik : Cephalgia
Diagnosa Topis : Muskulus Ekstrakranial
Diagnosa Etiologi : Tension Type Headache
Diagnosa Klinis I : Hipertensi Grade 2
Diagnosa klinis II : CHF
Diagnosa Banding :
1. Migrain
2. Cluster
3. Vertigo
Planning
Diagnostik :
1. CT Scan kepala
TERAPI
Non-Farmakologi :
Kompres
Diet DASH
CONT
Farmakologi
Aspirin 325 mg/hari
Kafein 40 mg/hari
Amitriptilin (dosis 10-50 mg sebelum tidur)
Amlodipin 10mg/hari
Monitoring
Monitoring keadaan umum pasien
Monitoring vital sign
Monitoring efek samping obat
TENSION TYPE
HEADACHE (TTH)
DEFINISI
Perdossi
EPIDEMIOLOGY
Prevalensi
FAKTOR PENCETUS
Pencetus TTH antara lain:
1. kelaparan,
2. dehidrasi,
3. pekerjaan/ beban yang terlalu berat (overexertion), p
4. erubahan pola tidur,
5. caffeine withdrawal,
6. dan fluktuasi hormonal wanita.
7. Stres dan konflik emosional (>>)
8. Gangguan emosional berimplikasi sebagai faktor risiko
TTH,
9. Ketegangan mental dan stres adalah faktor
10. tersering penyebab TTH
KLASIFIKASI
Tension Type Headache Episodik
PEMERIKSAAN FISIK
Pada palpasi manual gerakan memutar kecil dan tekanan kuat dengan jari
ke 2 dan ke 3 di daerah frontal, temporal, masseter, pterygoid,
sternocleidomastoid, splenius, dan otot-otot trapezius selama 4-5 detik
Hasil (+): pericranial muscle tenderness, atau dengan palpometer
Pericranial tenderness dicatat dengan Total Tenderness Score. Tenderness
dinilai dengan empat poin (0,1,2, dan 3) di tiap lokasi (local tenderness
score)
= tidak ada reaksi yang terlihat atau laporan lisan dari ketidaknyamanan,
1 = reaksi meniru ringan tetapi tidak ada laporan secara lisan dari ketidaknyamanan,
2 = laporan verbal dan reaksi meniru kelembutan menyakitkan dan tidak nyaman,
3 = meringis ditandai atau penarikan, laporan verbal ditandai nyeri menyakitkan dan
nyeri.
nilai
dari kedua sisi kiri dan kanan dijumlah menjadi skor tenderness total
(maksimum skor 48 poin).
Penderita TTH diklasifi kasikan sebagai terkait (associated) (skor tenderness
total lebih besar dari 8 poin) atau tidak terkait (not associated) (skor
tenderness total kurang dari 8 poin) dengan pericranial tenderness
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PATOFISIOLOGI
Konstriksi
Kontraksi otot
Peningkatan
tekanan
intramuskuler
Tekanan pada
akhiran saraf
dalam otot
TEORI VASKULAR
Tunis dan Wollf: amplitudo pulsasi arteri
temporalis superfisial menurun pada pasien
TTH
Osfield et al: vasa-vasa pada konjungtiva
konstriksi saat TTH, nyeri memburuk saat
diberi vasokonstriktor dan membaik setelah
diberi vasodilator
Marlin dan Matthew: setelah latihan pada
pasien TTH didapatkan arteri temporalis
superfisial kurang dilatasi dibanding org
normal
FAKTOR SENTRAL
Pada pasien TTH diduga terdapat defisiensi
mekanisme kontrol nyeri endogen
Opioid endogen (endorfin, dynorfin, enkefalin)
berperan dlm nyeri perasaan dan perilaku
manusia
Beta endorfin diproduksi di hiptalamus
ventral saraf endorfinergik berakhir di
amigdala dan substansia grisea periaquaduktal
area asosiasi dan interpretasi nyeri
Pasien TTH kronik cenderung mngalami
penurunan ambang nyeri
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu :
Terapi abortif
Terapi
Terapi preventif
Amitriptilin
Terapi Non-Farmakologis
Disamping mengkonsumsi obat, terapi non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk meringankan nyeri tension type headache antara
lain :
Kompres
Pencegahan
Menghindari faktor pencetus seperti menghindari kafein dan
nikotin, situasi yang menyebabkan stres, kecemasan,
kelelahan, rasa lapar, rasa marah, dan posisi tubuh yang tidak
baik.
Perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk menghindari
tension type headache kronis dapat dilakukan dengan
beristirahat dan berolahraga secara teratur, berekreasi, atau
merubah situasi kerja.
KOMPLIKASI