You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
Skizofrenia berasal dari kata skizo yang berarti retak atau pecah atau split dan frenia
yang artinya jiwa, dengan demikian skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan
jiwa atau keretakan kepribadian. Dewasa ini ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang
pesat dengan diketemukannya mekanisme terjadinya skizofrenia dan obat-obatan anti
skizofrenia, sehingga pasien skizofrenia dapat pulih dan dapat kembali menjalani kehidupan
yang normal.
Menurut The Global Burden of Disease, World Health Organization, skizofrenia
merupakan salah satu dari 10 penyebab penurunan kemauan di dunia antara umur 15-44
tahun. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian secara ekonomi baik dari efek langsung yaitu
biaya pengobatan dan efek tidak langsung yaitu ketidakmampuan untuk bekerja secara
produktif.
Banyak faktor yang mempengaruhi psikologik seseorang, seperti faktor lingkungan,
sosial, keluarga dan pekerjaan. Tugas Home Visite ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor
tersebut. Dimana kami meninjau keadaan rumah pasien, kondisi lingkungan pasien,
menganamnesa dan memberi support kepada pasien dan keluarga pasien. Hal tersebut
diharapkan membantu proses kesembuhan untuk pasien.
Kasus yang dipilih oleh penulis yaitu kasus dari Ny. Citra dengan diagnosis
Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1). Kami berharap dengan dilakukannya Home Visite Psikiatri
terhadap pasien ini dapat mengetahui faktor - faktor apa saja dari keluarga dan lingkungan
yang berperan besar terhadap proses kesembuhan pasien.

BAB II
PEMBAHASAN
I. STATUS PASIEN
Ny. Citra S. berumur 28 tahun berdomisili di Surabaya. Saat ini pasien sedang
menjalani program pengobatan rawat inap di RSJ Menur Surabaya dengan diagnosis
Skizofrenia hebefrenik.
Pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 pukul 20.00 WIB dilakukan kunjungan oleh
Dokter Muda ke tempat tinggal pasien yaitu sebuah rumah di dalam sebuah gang sempit
padat penduduk yang hanya dapat dilalui sepeda motor. Kemudian kami melakukan
anamnesis dan pemeriksaan status psikiatri terhadap pasien sehingga didapatkan data
mengenai status pasien sebagai berikut :
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. Citra S.

Umur

: 28 tahun

Jenis Kelamin

: perempuan

Tempat/ Tgl Lahir

: Surabaya, 18 Juni 1987

Agama

: Islam

Suku/ Bangsa

: Jawa/ WNI

Status marital

: Menikah

Pendidikan terakhir

: SMK

Pekerjaan terakhir

: karyawan pabrik

Alamat Pasien saat ini: Jalan Tambak Lumpang RT 01 No 03


Kecamatan Sukomanunggal-Surabaya
Waktu Pemeriksaan

: 20 Maret 2015

I.2 ANAMNESIS
A. Keluhan utama :
Marah-marah
B. Auto-Anamnesis :

1. Pasien berteriak-teriak seperti anak kecil dan berkata usianya masih delapan belas
tahun dan masih bersekolah di bangku SD
2. Ketika ditanya pasien menjawab tetapa dengan bersuara lancang sembari tertawa
terbahak-bahak. Kadang-kadang pasien sampai menaiki ranjang dan menari-nari.
3. Pasien tampak kurang bersih dan rapi.
4. Orientasi waktu, tempat, orang baik.
5. Daya ingat baik
6. Intelegensi cukup baik
7. Pasien mengatakan heran kenapa dibawa ke rumah sakit karena merasa keadaannya
baik-baik saja dan tidak ada yang salah di tubuhnya.
8. Saat ditanya, pasien mengatakan bahwa tenggorokannya terasa tidak enak apalagi
kalau dibuat menelan.
9. Saat ditanya kegiatan sehari-hari, pasien mengatakan bahwa dia dirumah kadang
membantu ibu mengepak cotton bud atau pekerjaan rumah lainnya.
10. Pasien mengatakan bahwa dia tinggal bersama ibu dan ayahnya serta memiliki satu
orang anak.
11. Pasien mengatakan dia bisa makan dan mandi sendiri.
12. Pasien mengatakan bila pikirannya penuh, pasien akan melompat di tambak depan
rumahnya untuk menjernihkan pikiran dan tidak menganggap hal itu sebagi suatu hal
yang membahayakan.
13. Pasien merasakan ada bisikan-bisikan. Suara beberapa orang, ada laki-laki dan
perempuan tetapi sudah jarang muncul, kadang-kadang saja. Kedua orang
tersebutkadang mengajaknya berbicara, kadang menyuruhnya melompat ke tambak di
depan rumah.
14. Pasien mengatakan tidak melihat orang-orang itu, dia juga mengatakan terkadang
melihat bayangan jika dikamarnya, tidak jelas bentuknya, tetapi terlihat matanya.
15. Pasien bisa tidur jika malam hari, jam 20.00 sudah tidur.
16. Tidak merasa curiga atau takut kepada tetangga maupun orang lain yang lewat di
sekitarnya.
17. Pasien mengatakan bahwa suaminya berselingkuh dengan orang lain dan anaknya
dibawa suaminya kemudian pasien ingin merebut anaknya dari suaminya.
C. Hetero-Anamnesis (Ny. Listyawati, ibu kandung; Tn. Rusli, ayah kandung; Tn.
Arif, adik kandung; tinggal serumah dengan pasien)
1. Rincian Keluhan Utama :
3

Pasien marah-marah
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien dibawa ke IGD karena marah-marah yang semakin menjadi-jadi
seminggu ini. Pasien marah-marah pada siapa saja yang ditemuinya di rumah.
Ketika marah-marah, pasien sering berucap dengan nada tinggi dan mengatakan
kata-kata kotor. Selain itu, pasien juga suka membanting-banting barang di rumah
seperti meja, kursi, kipas angin, dan buku-buku. Pasien bisa marah sewaktu-waktu
tanpa alasan yang jelas, misal sehabis mandi, bila permintaannya akan makanan
tidak dituruti, sehabis makan.
3. Gejala lain yang menyertai Keluhan Utama :

Pasien tidak tidur jika malam hari

Pasien sempat ingin bunuh diri berkali-kali dengan meloncat ke tambak dan gelas
dipecah-pecah di taruh di lengannya. Terkahir adalah seminggu yang lalu, namun
karena hal ini sudah biasa terjadi, keluarga pasien tidak segera membawanya
berobat.

Pasien membawa pisau kemudian ingin ditusukkan ke adiknya saat sang adik
sedang tidur.

Pasien juga sempat berusaha membunuh anaknya sebanyak tiga kali dengan
membekap dan menggantung kaki anaknya.

Pasien melempar adik dengan helm ketika ingin makanan tidak dibelikan karena
hari sudah malam.

Pasien sering berbicara sendiri seperti berbicara dengan anaknya.

Pasien memberikan makanan pada kucing dan ayam sambil mengajak bicara.

Pasien sering kali senyum-senyum sendriri tanpa sebab.

Pasien apabila menginginkan sesuatu harus dituruti, kalau tidak dituruti pasien
marah.

Pasien sering pergi untuk berjalan-jalan dari rumah tapi bisa kembali lagi ke
rumah.

Pasien mandi 3-4 kali tiap hari, setelah mandi pasien tidak mau memakai handuk.

Pasien tiba-tiba memeluk tetangga ataupun orang tidak dikenal di depan rumah.
Apabila ada yang membawa sepeda, langsung ikut membonceng serta
memintanya membawa berkeliling.
4

4. Gejala Prodormal :
Pasien akan lebih banyak diam dan melamun. Lalu pasien akan tampak gelisah
dan mondar mandir di rumah hingga akhirnya sering memutuskan untuk pergi
berjalan dan berteriak-teriak atau kadang hanya mematung berjam-jam.
5. Peristiwa terkait dengan Keluhan Utama :
Sekitar satu bulan yang lalu, paman dan keponakan suami datang berkunjung
serta menginap sampai seminggu yang lalu. Tujuan kedatangan mereka adalah
untuk mengurus perceraian antara pasien dan suami. Sejak kedatangan mereka,
pasien menjadi lebih sering marah-marah dan gelisah lebih dari biasanya. Menurut
penuturan ibunya, pasien berteriak-teriak berulang kali mengusir mereka agar
segera pergi karena dirinya sumpek dan muak melihat mereka. Pasien juga berkata
kasihan keluarganya bila harus menanggung beban. Seminggu yang lalu, pasien
sempat akan bunuh diri dengan meloncat di tambak di depan rumah. Namun karena
hal ini sudah biasa terjadi, pasien tidak segera dibawa berobat ke tenaga kesehatan.
Pasien mulai berubah sejak mengetahui suaminya pergi dengan wanita lain
pada tahun 2013 tanpa sepengetahuan dirinya. Sejak itu pasien sering bertengkar
dengan suami, apalagi wanita yang pergi dengan suaminya bekerja ditempat yang
sama dengan pasien, akhirnya pasien memutuskan berhenti dari pekerjaannya.
Pasien juga merasa bahwa suaminya sering mengirimkan pesan dan gambar mesra
dengan wanita tersebut. Awalnya pasien masih bisa mengerjakan pekerjaan seharihari dengan baik dan teratur. Namun lama kelamaan pasien mulai malas dan tidak
bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Sehari-hari pasien hanya tidur-tiduran dan
sering tampak gelisah mondar-mandir tidak bisa tidur. Kemudian, pasien mulai
sering berjalan-jalan ke luar rumah dan tiba-tiba berhenti di depan masjid sambil
bersujud lama. Kadang-kadang juga sambil berteriak-teriak dan mengomel tidak
jelas serta senyum-senyum sendiri. Saat itu pasien tinggal bersama suami dan
anaknya. Ketika pasien mulai bertingkah seperti ini, suami segera menghubungi
ibu pasien untuk menenangkan dan menemani. Pasien sempat berusaha akan
membunuh anaknya yang masih berusia kurang dari satu tahun sebanyak dua kali
dengan cara dibungkam dengan bantal, menggantung dengan posisi kepala di
bawah. Sehingga mulai setahun yang lalu, keluarga pasien memutuskan untuk
merawat anaknya. Selama enam bulan pertama dirawat bersama keluarga pasien,
5

selanjutnya dibawa ke keluarga suami di Jombang karena alasan biaya dari pihak
keluarga pasien.
Mulai setahun yang lalu, pasien juga sudah kembali ke rumah bersama
keluarga karena suami pasien merasa sudah tidak sanggup harus terus menerus
merawat pasien sedangkan dia juga butuh bekerja dan beristirahat. Pasien sudah
mulai melupakan anaknya, namun ketika merindukannya, hanya memeluk bajubaju anaknya dan menciumi bajunya. Ketika anaknya berkunjung satu bulan sekali,
pasien hanya melihatnya sekilas lalu tidak menghiraukannya. Enam bulan pertama
ketika pasien tinggal bersama keluarganya, suami masih rutin mengunjungi 1-2x
sebulan lalu pada bulan ketujuh suami mengajukan gugatan cerai. Awalnya pasien
menolak tetapi karena keluarga suami memaksa sehingga pasien pun mengiyakan.
Sampai saat ini, pasien masih dalam proses perceraian dengan suami. Selama ini
pasien hanya dibawa berobat ke pondok di Situbondo karena keterbatasan biaya
bila dibawa ke RS. Biasanya pasien membaik tidak marah-marah dan mau
melakukan pekerjaan rumah, tetapi hanya bertahan satu bulan. Saat pasien mulai
marah tidak terkendali, keluarga biasanya hanya memeganginya erat-erat di kasur
tanpa diikat.
Pada tahun 2012 saat awal menikah, pasien sempat tinggal bersama keluarga
suami di Jombang selama 3 bulan. Namun menurut penuturan teman pasien yang
disampaikan kepada ibu pasien, pasien sering dipukul dan dijambak bila tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah dengan benar. Pasien juga sering dihina-hina
sebagai menantu miskin dan tidak berguna. Pasien tidak pernah menceritakan hal
ini kepada keluarganya. Pasien sempat meminta harus mempunyai rumah sendiri
meskipun kecil dan kontrakan kepada suaminya bila memang ingin menetap di
Jombang agar tidak berkumpul dengan mertua. Akhirnya suami memutuskan untuk
kembali mengadu nasib saja di Surabaya.
Selepas SMA saat pasien bekerja di pabrik dekat rumahnya, pasien sempat
menajlin hubungan dengan atasannya yang berbeda keyakinan. Hubungan mereka
sempat agak ditentang keluarga sehingga pasien memutuskan untuk menyudahi
hubungan mereka. sejak saat itu, pasien menolak didekati laki-laki lain. Meskipun
keluarga menganjurkan untuk segera menikah karena faktor usia, pasien hanya
berkata kalau tidak cintam untuk apa.

6. Riwayat Penyakit Dahulu :


DM (-), Hipertensi (-), Epilepsi (-), Trauma Kapitis (-), NAPZA (-), alkohol
(-), merokok (-), hipertiroid (-)
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Perkembangan Anak :
Pasien lahir cukup bulan normal pervaginam ditolong oleh bidan. Tumbuh
kembang pasien sesuai dengan saudara-saudaranya.
8. Riwayat Sosial dan Riwayat Pekerjaan :
Sebelum sakit, pasien memang anak yang pendiam dan pemalu tapi masih mau
berinteraksi dan komunikasi dengan teman maupun tetangga sekitar rumah. Jika ada
masalah pasien biasanya memendamnya sendiri, tidak pernah diceritakan pada orang
tua. Pasien bekerja sebagai karyawati disebuah pabrik, kemudian pasien berhenti
dikarenakan tidak betah bekerja di pabrik. Setelah mulai sakit, pasien lebih pendiam
lagi, lebih banyak gelisah bila sendirian, sering bicara dan tertawa sendiri. Pasien
tidak bekerja lagi selama sakit, dirumah saja terkadang membantu pekerjaan rumah
bila tidak sedang marah-marah. Pasien lebih senang mengobrak-abrik isi rumah
seperti misalnya baju di lemari, barang belanjaan, membuka kemasan cotton bud,
tusuk gigi yang masih baru dan dibuat maianan di lantai.
9. Faktor Kepribadian Premorbid :
Pendiam, tertutup, pemalu, rendah diri, tidak mudah bergaul dengan temantemannya, penurut.
10. Faktor Keturunan :
Gangguan jiwa (-)
DM (-)
Hipertensi (-)
11. Faktor Organik :
Tidak ditemukan
12. Faktor Pencetus :
Masalah keluarga (cerai dengan suaminya)
7

I.3 STATUS INTERNISTIK


1. Vital Sign :

2.
3.
4.
5.

a) Tensi

: 110/60 mmHg

b) RR

: 18 x/ menit

c) Nadi

: 84 x/ menit

d) Suhu

: 36,8 0C

Keadaan Umum
Kepala
Leher
Thoraks

6. Abdomen
7. Ekstremitas

: Compos Mentis
: A/I/C/D -/-/-/: Pembesaran KGB (-), faring hiperemis, tonsil T1 T1
: pulmo: normochest, pergerakan dada simetris,
sonor/sonor, Vesikuler +/+ Rh -/- Whz -/cor: iktus tidak tampak, iktus tidak kuat angkat,
batas jantung kesan normal, S1 S2 tunggal, murmur
(-), gallop (-)
: Supel, Bu (+) N, timpani, H/L/R ttb
: Edema (-), akral hangat kering merah (+)

I.4 STATUS NEUROLOGIK


1. G C S

:456

2. Meningeal sign

: kaku kuduk (-)

3. Pupil

: Bulat isokor 3mm/3mm

4.Reflek cahaya

: +/+

5. Reflek Fisiologis

: BPR +2/+2
KPR +2/+2
TPR +2/+2
APR +2/+2

6. Reflek Patologis

: Babinski -/Chaddock -/Hoffman -/Trommer -/-

I.5 STATUS PSIKIATRIK


1. Kesan Umum

: Pasien tampak tenang, penampilan sesuai usia, pakaian cukup rapi

dan bersih, pasien tersenyum kepada pemeriksa, cukup kooperatif


2. Kontak : Verbal (+), bicara lancar, relevan, kontak mata baik, jabat tangan
3. Kesadaran

: Berubah
8

4. Orientasi

: Waktu/ Tempat/ Orang: +/ +/ +

5. Daya ingat

: dalam batas normal

6. Persepsi

: Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), ilusi (-)

7. Proses berfikir

: Bentuk : Non realistik


Arus

: Assosiasi longgar

Isi

: PTM (+), Waham (-)

8. Mood dan Afek : inappropiate


9. Kemauan

: cukup

10. Psikomotor

: dalam batas normal

11. Intelegensi

: normal

12. Kepribadian

: tertutup, pemalu, kurang bergaul, rendah diri

I.6 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Axis I

: F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Axis II

: tetutup, rendah diri, pemalu, kurang bergaul

Axis III

: faringitis

Axis IV

: masalah keluarga

Axis V

: GAF 20-11

II. OBSERVASI KELUARGA


2.1 IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA
NAMA

Tn. Rusdi

Ny. Listyawati

Tn. Arif

Ayah

Ibu

Adik

52 tahun

48 tahun

25 tahun

PENDIDIKAN

SD

SMP

SMK Jurusan Elektro

PEKERJAAN

Tukang Bangunan

Penjual Makanan

PENDAPATAN

Cukup

Cukup

Tukang Servis
Elektronik
Cukup

KEPRIBADIAN

Tertutup

Mudah bergaul +
Terbuka

STATUS
USIA

Mudah Bergaul

III. OBSERVASI LINGKUNGAN


3.1 GAMBARAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
9

Kami berkunjung ke rumah Pasien pada hari Rabu, 25 Maret 2015 jam 20.00
WIB di Jalan Tambak Lumpang RT 01 No 03 Kecamatan Sukomanunggal-Surabaya
Untuk menuju rumah pasien dapat ditempuh dalam waktu sembilan puluh menit
dengan mengendarai sepeda motor. Kondisi jalan menuju rumah pasien sudah
beraspal. Perkampungan yang sempit hanya cukup dilewati dua sepeda motor.
Lingkungan di sekitar rumah pasien padat penduduk dan cukup ramai.
3.2 GAMBARAN TEMPAT TINGGAL
Rumah pasien ukuran 7m x 7m tanpa taman di bagian depan. Rumah pasien
merupakan bangunan berdinding batu bata dengan sekat triplek antar kamar, berlantai
semen, serta beratap seng. Ventilasi dan penyinaran sinar matahari tidak baik karena
hanya ada satu jendela di salah satu kamar. Saat masuk di dalam rumah terdapat area
usaha berjualan ibunya berupa kue kering dan minuman hangat. Selanjutnya terdapat
ruang tamu sekaligus keluarga yang berisi televisi, lemari, dan beberapa gantungan
dinding seperti koleksi foto keluarga. Pada bagian ruang keluarga tersebut kemudian
menuju ke dapur. Di dapur terdapat sebuah kulkas, magic jar, kompor, lemari, dan rak
piring kecil. Kamar mandi bersebelahan dengan dapur dan hanya dibatasi dengan
kelambu. Di samping ruang keluarga tersebut terdapat dua kamar tidur. Keadaan kamar
Citra bersih dan rapi. Dalam kamarnya tampak satu ranjang kamar tidur, satu lemari
susun, dan satu kipas angin. Sumber air menggunakan air sumur yang dibantu oleh mesin
pompa. Memasak menggunakan kompor gas. Menanak nasi dengan magic com. Status
rumah adalah milik nenek pasien.
3.3 CARA PENERIMAAN KELUARGA TERHADAP PASIEN
Seluruh pihak keluarga yaitu ayah, ibu, adik, paman, bibi mendukung proses
penyembuhan pasien. Ayah, ibu, dan kakak pasien adalah orang-orang yang selalu
mendampingi pasien untuk melewati masa-masa sulit ketika kondisinya mulai tidak
stabil. Mereka yang mendorong pasien untuk berobat ke RSJ Menur Surabaya.
3.4 GAMBARAN STATUS SOSIAL
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan terakhir pasien
adalah SMK jurusan akuntansi. Selepas lulus SMK, pasien sempat bekerja di pabrik dekat
rumahnya selama 2 tahun kemudian memutuskan keluar karena menurut penuturan
pasien saat itu ke orang tuanya terdapat persaingan kerja yang tidak sehat antar karyawan.
10

Kemudian pasien ditawari temannya bekerja di daerah Rungkut. Saat bekerja di sana,
pasien mengenal suaminya. Pasien bekerja selama 5 tahun di pabrik tersebut sebelum
akhirnya memutuskan keluar karena merasa suami berselingkuh dengan rekan kerja dan
pasien merasa tidak nyaman.
IV. OBSERVASI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Faktor keluarga dan lingkungan yang membantu kesembuhan Pasien antara lain :
1. Kesabaran keluarga dalam merawat, mengawasi, dan memberi pengertian kepada
pasien tentang kondisi pasien.
2. Dukungan dan kepercayaan dari tetangga pasien.
3. Pemahaman dari pasien sendiri untuk tidak putus obat.
Faktor keluarga dan lingkungan yang menghambat kesembuhan Pasien antara lain :
1.

Pasien tidak memiliki aktivitas untuk mengisi waktu luangnya


agar tidak selalu memikirkan halusinasi.

2.

Pemikiran dari pasien yang merasa rendah diri dengan kondisi


dirinya.

3.

Perceraian dan perebutan hak asuh anak yang tidak menemui


jalan keluar.

4.

Masalah biaya untuk biaya perawatan dan pengobatan pasien.

V. TERAPI
5.1 FARMAKOTERAPI
R/ Haloperidol 2x200mg
R/Trihexiphenidyl 3x2mg
5.2 PSIKO TERAPI
Psikoterapi dimaksudkan untuk memberikan terapi supportif yang bisa dilakukan
kepada Pasien antara lain :

Memberi informasi bahwa Skizofrenia yang dialami pasien perlu pengobatan secara
teratur dan berkelanjutan karena penyakit tersebut bersifat kronis. Selain itu,
diperlukan interaksi dengan lingkungan untuk membiasakan pasien agar tidak merasa
seorang diri.

11

Memberikan kesibukan seperti mengerjakan kegiatan rumah tangga agar pasien tidak
terlalu memikirkan halusinasi yang ada.

5.3 FAMILY THERAPY


Family terapi adalah peran serta keluarga terhadap Pasien yang bertujuan untuk
memperlancar atau mempercepat perbaikan kondisi kejiwaan Pasien. Saat Pasien rawat
jalan, antara lain :
1. Menumbuhkan motivasi terhadap keluarga pasien agar selalu mendampingi pasien
dan tidak membiarkannya sendiri.
2. Keluarga diharapkan ikut berperan aktif sebagai pengawas langsung minum obat dan
selalu memberitahukan kegunaan obat dan efek kalau tidak minum obat sehingga
Pasien sadar dengan sendirinya bahwa minum obat untuk kepentingan dirinya sendiri
dan bukan keterpaksaan.
3. Keluarga ikut serta membantu atau mengantarkan Pasien untuk kontrol ke RS secara
teratur setiap 1 bulan atau segera mengantarkan Pasien ke RS bila gejala gangguan
jiwa Pasien kambuh meskipun obat belum habis diminum.
VI PROGNOSIS
Pasien yang di rawat di rumah sakit pada tahun pertama memiliki tingkat kesembuhan
50%. Kecenderungan rekurensi 2 tahun pertama adalah 30-50%. Kecenderungan
rekurensi dalam 5 tahun selanjutnya adalah 50-70%
Prognosis dipengaruhi oleh :

Keteraturan farmakoterapi

Psikoterapi

Family terapi

Prognosis pasien ini adalah dubia ad malam.


LAMPIRAN :

12

Gambar 1. Jalan masuk rumah pasien

Gambar 2. Jalan lorong menuju rumah pasien

13

Gambar 3. Rumah Pasien tampak depan (warna merah muda)

Gambar 4. Teras rumah pasien

Gambar 5. Teras rumah pasien

14

Gambar 6. Ruang tamu rumah pasien

Gambar 7. Ruang keluarga rumah pasien

Gambar 8. Pasien sedang duduk di tepi ruangan

15

Gambar 9. Tempat duduk pasien dan ember tempat pasien meludah

Gambar 10. Dapur rumah pasien

16

Gambar 11. Kamar mandi pasien

17

You might also like