You are on page 1of 16

Referat

Pembimbing 1 : dr. Kurniadi, Sp.JP


Oleh:
Ringenggo Haruming
Putri
2013 2040 1011 124
SMF ILMU PENYAKIT JANTUNG
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2014

INSPEKSI
Apakah dada kanan & kiri simetris
Adakah kelainan bentuk dada voussore

cardiaque (suatu kelainan yg dimulai pd


masa pertumbuhan ketika dinding depan
dada msh tdr dr tulang rawan.
Adakah pulsasi precordial (epigastrium)
Apakah posisi ictus cordis normal ictus
normal terletak pd sela iga ke-5 kiri
disebelah medial garis medioklavikuler

PALPASI
Pertama-tama temukan lokasi iktus, kemudian :
Iktus ditekan dg menggunakan ujung jari telunjuk
iktus normal tdk mampu mengangkat ujung jari pmx
keatas
- Pada keadaan hipertrofi ventrikel kiri iktus kuat
angkat, iktus melebar, iktus bergeser ke arah lateral
kaudal
- Pd hipertrofi ventrikel kanan iktus bergeser ke
anterior shg pulsasi nampak di daerah para sternal dan
mid sternal
Apakah ada trill (fremissement) dpt diraba pd daerah

pulmonal (stenosis pulmonal), pd aorta (stenosis aorta),


pd apeks (stenosis mitral)

PERKUSI
1. Batas kiri jantung
melakukan ketukan dimulai dr garis batas paru

hepar, naik satu ruang sela iga, dilanjutkan ke


arah medial smp ditemukan suara perkusi mulai
memendek tapi msh sonor
Biasanya tletak tepat di ictus cordis / sdikit lebih
lateral
Pd keadaan normal batas ini berada di garis
mid-klavikula kiri / > medial = batas jantung
relatif
Jika ditemukan suara flat = batas jantung absolut
(terletak satu jari medial dari batas jantung
relatif)

2. Batas kanan jantung


Setelah ditentukan batas paru hepar di sela iga ke-5
kanan naik satu iga perkusi dilanjutkan smp
ditemukan relative dullnees pd sela iga ke-4 kanan
(4-5 cm dr garis mid-sternal)
3. Batas atas jantung
Perkusi di ruang sela iga kiri dari atas ke bawah smp
terdengar suara redup
Batas terletak di sela iga ke-3 kiri
Pinggang jantung ditemukan merata / mencembung
pd keaddan stenosis mitral
Pd peny. Jantung hipertensi / insufisiensi :
ditemukan pinggang jantung > melengkung ke dlm
(sprt gitar)

AUSKULTASI
Sebelum mendengarkan suara jantung hitung denyut

jantung dan irama jantung (reguler/ireguler)


1. Mendengarkan bunyi jantung I, bunyi jantung II, interval
diantara bunyi jantung I dan II (bunyi sistolik), dengarkan
interval diantara bunyi jantung II dan I
Fase diastolik selalu lebih panjang daripada fase sistolik,
kec. Pd takhikardi
2. Auskultasi seluruh perikordium
3. Dengarkan bising jantung
a. Fase bising
bising sistolik (terdengar antara bunyi jantung I dan II)
bising diastolik (terdengar antara bunyi jantung II dan I)
atau keduanya

b. Kontur/ bentuk bising


- Bising sistolik : bising
pansistolik, bising sistolik
dini, bising ejeksi sistolik,
bising akhir sistolik
- Bising diastolik : bising
diastolik dini, bising middiastolik, bising akhir
diastolik
- Bising sistolik dan
diastolik : bising kontinyu,
bising to and fro
c. Derajat bising

Cara askultasi:
1. Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang.
2. Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri
lebih dekat kepermukaan dinding dada
- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)
- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis
mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan
BJ4) lebih jelas terdengar
3. Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

-Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal


kemudian sejenakmenahan nafas
- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi
dengan tekananringan.
- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks,
dengan secaraperiodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas
- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta
lebih jelas terdengar.

1. 1/6 : bising sgt lemah


2. 2/6 : bising lemah tapi mudah didengar
3. 3/6 : bising keras tapi tanpa disertaigetaran

bising dg perjalanan sedang


4. 4/6 : bising keras disertai getaran bising dg
perjalanan luas
5. 5/6 : bising sgt keras yg tetap bisa didengar
walaupun stetoskop ditempelkan sebagian
saja pd dinding dada
6. 6/6 : bising paling keras

d. Titik maksimum bising (puctum maximum) :


tempat dimana bising jantung dpt didengar paling
keras
e. Perjalanan bising
f. Kualitas bising
terdengar seperti suara meniup (blowing) /
menggenderang (rumbling)
Bising dg nada tinggi disertai vibrilasi dijumpai pd
bising inosen (bising still)
Bisng burung camar (seagull murmur) pd ruptur
korda tendinea
g. Frekuensi / nada bising
Bising sistolik dan diastolik dini : bising nada tinggi
Bising pulmonal dan bising aorta : bising nada
rendah

h. Perubahan intensitas bising dg perubahan

posisi dan respirasi


Bising mitral tedengar mengeras bila
pasien miring ke kiri
Bising pulmonal dan aorta tedengar
mengeras bila pasien menunduk
Bising pd jantung kanan terdengar
mengeras pd saat inspirasi

4. Mendengarkan suara tambahan (murmurs)


Suara tambahan yg khas pd kelainan :
a. Stenosis mitral ditemukan :
suara jantung I yg mengeras, opening snap,
rumbling (mengenderang), low pith decresendo
Suara jantung II di daerah pulmonal mengeras
diserati bising diastolik, titik max di apeks, fase
diastolik, bising tdk menjalar ke daerah lain
b. Insufisiensi mitral
Bising terdengar sprt suara meniup, high pitch
cresendo, titik max terdengar di apeks, fase
sistolik, perjalanan bising ke aksila dan ke
punggung serta ke arah sternum

c. Stenosis aorta
Fase sistolik suara bising terdengar kasar, titik max
di ICS II kanan, perjalanan ke arah leher dan
sternum sebelah kiri, high pitch
d. Insufisiensi aorta
Bising terdenagar sbg suara blowing pd fase
diastolik, titik max di ICS III kiri, bising ke daerah
sternum ke arah kaudal
e. stenosis pulmonal
Terdengar suara systolic ejection murmur dg titik
max di ICS II kiri menjalar ke precordium dan leher
f. Insufisiensi pulmonal
Terdengar bising diastolik meniup dg spliting suara
jantung II, titik max di ICS II-III kiri

Pemeriksaan Tekanan
Vena Jugularis
Orang normal v. jugularis tidak terisi dan oleh

karena itu tidak nampak.


Peninggian tekanan v. jugularis gagal jantung
kanan.
Tekanan vena diukur dari titik nol di atrium kanan.
Karena sulit mendapatkan titik ini pada pemeriksaan
fisik, maka digantikan dengan tanda yang stabil, yaitu
angulus sternalis. Baik dalam posisi tegak atau
berbaring, angulus sternalis kira-kira terletak 5 cm (R)
diatas atrium kanan

Prosedur :
1.Pemeriksa berada di sebelah kanan penderita. Penderita dalam posisi relaks.
Naikkan ujung tempat tidur setinggi 30 derajat, atau sesuaikan sehingga pulsasi
vena jugularis tampak paling jelas.
2.Mula-mula vena ditekan dengan 1 jari di sebelah bawah (proksimal) dekat
klavikula kemudian ditekan di sebelah atas (distal) dekat mandibula dengan jari lain
diikuti oleh pelepasan tekanan yang pertama..
3.Llihat sampai dimana vena terisi pada waktu inspirasi biasa.
4.Tinggi tekanan diukur dari titik acuan. Misalnya pada pemeriksaan ditemukan
tekanan vena 2 cm lebih tinggi daripada titik acuan, maka tekanan vena adalah R+ 2
cm H2O (sebab jarak titik acuan dengan titik nol atau R adalah 5 cm)

You might also like