You are on page 1of 7

PERANCANGAN KAMPUNG KUMUH PERKOTAAN DALAM

RANGKA MEWUJUDKAN PERMUKIMAN LAYAK HUNI


STUDI KASUS: KAMPUNG BANDAR SENAPELAN
PEKANBARU, RIAU
Irham Temas Sutomo
Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl.H.R Subrantas Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
e-mail : irhamtemas@gmail.com

ABSTRAK
Kampong is the part of urban settlement and often interpreted as a low income residential
community with poor physical condition (Budiharjo, 1992) so that it needs sort of efforts to
improve the social life and building condition of Kampong as the good settlement. To realize
that it is important to know and analyze typology of kampong in Bandar Senapelan ,
Pekanbaru Riau and improve the quality live of kampong become more appropriate without
losing the characteristic and develop a new paradigm kampong improvement as a decent
place to living in.
Keyword : Kampong, Livable settlement

PENDAHULUAN
Istilah kampung atau Indlandsche Gemeente sudah dipakai sejak awal pemerintahan
kolonial Belanda. Mengutip pernyataan Sullivan dan Muray dalam buku tulisan Evers dan
Korff Urbanisme di Asia Tenggara terbitan Yayasan Obor 2002 mengatakan bahwa kampung
di ketahui oleh dua hal, yaitu : kawasan kumuh (slum) dan hunian liar (squatter). Kampung
setidaknya memperlihatkan sesuatu yang terkait dengan desa dan komunitas-komunitas yang
ada didalamnya. Namun istilah itu sebenarnya tidak bisa didefinisikan sebagai komunitas
usaha (corporate community) karena ikatan sosial yang terjadi didalamnya pada umumnya
hanya antar tetangga saja.
Masih menurut Sullivan dalam buku yang sama ( Evers 2002) bahwa aspek komunitasnya
didalam kampung berkenaan dengan kebertetanggaan (neighbourship) dan di situ ada

tekanan kuat pada orang kampung agar menjadi tetangga yang baik. Tetangga yang baik
(neighbourliness) persisnya ditetapkan dalam kampung, begitu juga sanksi-sanksi berat yang
berfungsi untuk membuat anggota komunitas berperilaku sejalan dengan konvensi-konvensi
yang berlaku (Sullivan 1992:71) atau kampung menghargai tujuan utamanya sebagai
keharmonisan, kebersamaan, suatu situasi di mana orang hidup damai dan kompak, biasanya
dilukiskan dengan kata rukun (Sullivan 1992:106). Sedangkan Murray dalam buku yang
ditulis Evers dan Korff berpendapat bahwa kampung bukanlah suatu entitas yang mampu
merencanakan strategi, tetapi suatu komunitas dari orang perorang yang menyesuaikan diri
mereka dengan situasi perkotaan dan kian hari kian banyak orang yang datang untuk bekerja
sama dan bersaing (Murray 1991:61).
Dari defenisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kampung merupakan kawasan hunian
yang memiliki ke unikan dengan ciri sebagai berikut : hubungan kebertetanggaan yang
kuat,kondisi fisik bangunan dan lingkungan yang kurang baik, kepadatan tingkat hunian yang
tinggi, sarana pelayanan yang kurang serta keberagaman latarbelakang penghuninya baik
agama,pendapatan,pendidikan bahkan pandangan politiknya.Keberagaman kampung ini
akhirnya membentuk pola fisik yang beragam pula ,organic melebihi daya kreatifitas arsitek
yang jenius sekalipun. Sementara defenisi kampung kota hingga saat ini belum dapat
dirumuskan namun tersirat adanya ciri ke-padatan dan kemiskinan dan tidak bisa
dipisahkan dari kota. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kampung kota merupakan
salah satu komponen dalam pembentukan struktur kota, yaitu sebagai permukiman didalam
kota yang terbentuk tanpa perencanaan atau tumbuh sebelum perencanaan diterapkan
Latarbelakang
Pekanbaru sebagai ibu kota dan merupakan kota terbesar di Propinsi Riau termasuk sebagai
kota yang memiliki tingkat pertumbuhan,migrasi dan urbanisasi yang tinggi di Indonesia.
Kondisi ini berdampak pada munculnya permasalahan kampung kota yang sama dengan kotakota lainnya di Indonesia, salah satu nya adalah permukiman padat yang terdapat di tepi
sungai Siak diwilayah Kecamatan Senapelan, Kelurahan Kampung Bandar yang lebih dikenal
dengan Kampung Bandar.
TUJUAN PENULISAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengkajii permasalahan yang ada pada lokasi penelitian yang
berkaitan dengan aspek fisik kawasan, aspek ekonomi dan aspek social budaya untuk
selanjutnya dapat dirumuskan langkah strategis dalam perancangan kampung kota yang sesuai
dengan kekhasan dan keunikan yang ada sebagai sebuahb Kampung layak huni.
METODOLOGI
Dalam kegiatan pengamatan dan telaah terhadap potensi serta permasalahan yang ada di
wilayah Kampung Bandar Pekanbaru,digunakan metode pengambilan data lapangan dengan
(a) Observasi/pengamatan secara langsung (b) Penyebaran kuesioner disetiap RW yang
termasuk kedalam kelurahan Kampung Bandar (c) Mengadakan wawancara (terstruktur)
kepada tokoh masyarakat setempat. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dilakukan
identifikasi pada lokasi penelitian dan selanjutnya menentukan kategori kondisi permukiman
agar didapat langkah strategis dalam Penataan Kampung Bandar sebagai Kampung Kota
layak huni.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Wilayah Penelitian
Luas wilayah Kelurahan Kampung Bandar 3,757 km2, terdiri dari 29 RT, 8 RW dengan
ketinggian 0,2 meter diatas permukaan laut beriklim Tropis dan merupakan dataran tinggi
suhu udara rata-rata 25C sampai dengan 30C , curah hujan mencapai 2000 mm/tahun
Kelurahan Kampung Bandar juga merupakan kawasan permukiman ditepi sungai Siak yang
banyak memiliki tinggalan sejarah sebagi cikal bakal kota berdirinya kota Pekanbaru.
Wilayah Kel Kampung Bandar memiliki batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Siak
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Padang Terubuk
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Dalam
d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru
Untuk mengetahui apakah Kampung Bandar termasuk sebagai permukiman kumuh maka
perlu diidentifikasi dengan kriteria-kriteria sebagai berikut (1)Kriteria Fisik, (2)Kriteria
Ekonomi, (3) Kriteria Sosial dan Budaya, selanjutnya variable dari kriteria tersebut dilakukan
bembobotan. Dari hasil analisa maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kriteria Fisik
N
Variable
o
1. Sesuai Tata Ruang
2. Kondisi Fisik Bangunan

Parameter

Pertambahan Bangunan
Liar
Kepadatan Bangunan

25% - 50%
Tinggi
80-100
Unit/Ha

Nilai
Bobot
30
30
30

3.

Kondisi Kependudukan

Bangunan Temporer
Tapak Bangunan
Jarak Antar Bangunan

>25% - 50%
>50%-75%
< 1.5 M

30
30
50

Kepadatan Penduduk

400-500
Jiwa/Ha
1,7%-2,0%

30

Pertumbuhan Penduduk

Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Total Nilai Bobot

30
400
160
260

Nilai Rentang ( NR)


Kategori Tinggi
= 400 - 320
Kategori Sedang
= 319 - 239
Kategori Rendah
= 238 - 160
Kesimpulan : Penilaian untuk kriteria fisik Kampung Bandar berada pada kategori Sedang
2. Kriteria Ekonomi
No
1.
2.
3.
4.

Variable
Letak Strategis Kawasan
Pekerjaan penduduk
Jarak Tempat Bekerja
Fungsi Sekitar Kawasan

Parameter
Sangat Strategis
Sektor Informal
1 Km 10 Km
Pusat bisnis dan Kantor

Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Total Nilai

Nilai
Bobot
50
30
30
50
200
80
160

Nilai Rentang ( NR)


Kategori Tinggi
= 200 160
Kategori Sedang
= 159 - 119
Kategori Rendah
= 118 - 80
Kesimpulan : Penilaian untuk kriteria Nilai ekonomi kawasan Kampung Bandar berada pada
kategori Tinggi

3. Kriteria Kurangnya Prasarana dan Lingkungan


No
1.
2.
3.

Variable
Kondisi Jalan Lingkungan
Kondisi Drainase
Kondisi Air Bersih

Parameter
Buruk
Genangan
Pelayanan

50% - 70%
> 50%
30% 60%

Nilai
Bobot
30
50
30

4.
5.

Kondisi Air Limbah


Kondisi Persampahan

Pelayanan
Persampahan

< 30%
< 50%

Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Total Nilai

50
50
250
100
210

Nilai Rentang (NR)


Kategori Tinggi
= 250 - 200
Kategori Sedang
= 199 - 149
Kategori Rendah
= 148 - 100
Kesimpulan : Penilaian untuk kriteria kurangnya sarana dan Prasarana Lingkungan Kampung
Bandar berada pada kategori Tinggi

4. Kriteria Sosial dan Budaya


No
1.
2.
3.
4.

Variable
Aktifitas Gotong Royong
Aktifitas Kesenian &
Kebudayaa
Aktifitas Keagamaan
Aktifitas Kepemudaan

Parameter
Sedang
Rendah

30% - 60%
< 30%

Nilai
Bobot
30
20

Sedang
Rendah

30 60%
< 30%

30
20

Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Total Nilai

200
80
100

Nilai Rentang (NR)


Kategori Tinggi
= 200 - 160
Kategori Sedang
= 159 - 119
Kategori Rendah
= 118 - 80
Kesimpulan : Penilaian untuk kriteria aktifitas sosial dan budaya di Kampung Bandar berada
pada kategori Rendah

5. Kriteria Tambahan ( Kawasan Rawan Bencana)


No

Variable

1.
2.

Rawan Bencana Banjir


Rawan Bencana Kebakaran

Parameter
Tinggi
Tinggi

> 50%
> 50%

Nilai
Bobot
50
50

Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Total Nilai

100
40
100

Nilai Rentang (NR)


Kategori Tinggi
= 100 - 80
Kategori Sedang
= 79 - 59
Kategori Rendah
= 58 - 40
Kesimpulan : Penilaian untuk kriteria tambahan Kampung Bandar sebagai kawasan rawan
bencana berada pada kategori Tinggi
HASIL ANALISA DAN STRATEGI PENANGANAN
1. Aspek Fisik Kawasan
Hasil analisa menunjukan bahwa Kampung Bandar termasuk dalam kategori kawasan layak
huni pada sedang, namun memiliki kecenderungan untuk menjadi permukiman kumuh jika
tidak dilakukan upaya peremajaan pada aspek fisik terutama pada penataan kondisi fisik
bangunan permukiman serta pengendalian terhadap pertumbuhan dan kepadatan penduduk.
Sementara terhadap kesesuaian dengan rencana tata ruang perlu di tetapnya kawasan sebagai
kawasan lindung mengingat Kampung Bandar merupakan kawasan bersejarah yang
merupakan cikal bakal kota pekanbaru.
2. Aspek Ekonomi Kawasan
Hasil analisa menunjukan bahwa Kampung Bandar memiliki nilai strategis sebagai kawasan
permukiman yang berada diperkotaan dengan potensi kesejarahannya, geospasial (sungai
siak) dan pusat bisnis (pasar wisata/pasar bawah)
3. Aspek Sarana Prasarana Lingkungan
Aspek ini harus menjadi perhatian utama jika Kampung Bandar ingin dijadikan kawasan
permukiman layak huni karena pada kategori ini ketersediaan sarana dan prasarana
lingkungan teridentifikasi sangat kurang. Perlu adanya upaya bina lingkungan dengan
memperbaiki kondisi prasarana lingkungan dan melibatkan partisipasi masyarakat secara
langsung. Keluara nya adalah menjadikan lingkungan Kampung Bandar menjadi lingkungan
sehat,dan masyarakatnya berdaya serta sadar lingkungan.
4. Aspek Sosial Budaya
Kehidupan sosial kesenian dan kebudayaan dikawasan Kampung Bandar dikategorikan
rendah karena minimnya aktifitas sosial, kesenian dan kebudayaan. Ada beberapa aktifitas
kebudayaan tahunan yang diadakan pemko Pekanbaru,tetapi jarang melibatkan masyarakat
secara langsung sehingga belum membawa dampak bagi kehidupan warga. Solusinya adalah,
menghidupkan kembali peran warga dalam membentuk komunitas seni dan kantong budaya
sesuai potensi kesejarahan Kampung Bandar sebagai permukiman dengan nilai-nilai budaya
Melayu.

5. Kawasan Rawan Bencana


Bencana yang sering dihadapi oleh Kampung Bandar adalah Banjir, ini berkaitan dengan
keberadaannya yang terletak di tepi sungai siak. Bencana ini secara rutin tiap tahun
datang,sehingga perlu dilakukan antisipasi melalui penataan system drainase lingkungan dan
relokasi beberapa rumah yang sudah tidak layak lagi keberadaanya. Sementara untuk bencana
kebakaran perlu disiapkan suatu rencana penanganan kebakaran dengan membuat kelompok
masyarakat sadar bencana dan program rencana induk penanganan kebakaran yang
melibatkan pemerintah kota pekanbaru dan propinsi Riau.

DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah Permukiman Perkotaan.Bandung: Alumni
Budiharjo, Eko. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Alumni.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. 2006. Panduan Identifikasi Kawasan
Permukiman Kumuh. Dirjen Cipta Karya.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. 2006 Panduan Pelaksanaan Peremajaan
Kawasan Permukian Kota. Dirjen Cipta Karya.
Evers, Hans Dieter & Rudiger Korff.2002. Urbanisme di Asia Tenggara. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Frick, Heinz. 1984. Membangun dan Menghuni Rumah di Lerengan. Yogyakarta: Kanisius
Jayadinata, T. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perkotaan. Bandung:
Alumni.
Hasan Poerbo - PSLH ITS, " Pendekatan Terpadu di dalam Pembangunan daerah
Perkampungan dan Pemukiman Marjinal",suatu action research yang ditunjang oleh
UNEP di Bandung dan Surabaya, pada th.1977 - 1980, (makalah), 1981
Hasdan Poerbo, "Majalah Piisma", LP3ES,Edisi Mei 1996
Sastra, S. Marlin, E. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta: Andi.
Undang-undang RI No 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

You might also like