You are on page 1of 10

REFLEKSI KASUS

JUNI 2015

TATALAKSANA BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK

Nama

: Slamet Wahid Kastury

No. Stambuk

: N 111 14 077

Pembimbing

: dr. Kartin Akune, Sp.A

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD UNDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
JUNI
2015

TATA LAKSANA BRONKOPNEUMONIA


PADA SEORANG ANAK
I.

PENDAHULUAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai

parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi: 1,2


1. Pneumonia Lobaris
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobaris yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya,
yang sering menimpa pada anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh berbagai macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Bronkopneumonia lebih sering
merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh
tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa. 3
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak dibawah
umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia
menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak dibawah umur 2 tahun.
Pada tahun 2007, di Indonesia 15% kematian pada umur 1-4 tahun disebabkan oleh
pneumonia. Diagnosis pneumonia di rumah sakit

ditegakkan berdasarkan pertimbangan

klinis dengan didukung oleh pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang medis
lainnya. 1
Pemberian antibiotik berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis.
Pemiihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak dilakukan secara empirik sesuai
dengan pola bakteri tersering yaitu Streptococcus pneumonia dan Haemophillus influenza. 3

I.

IDENTITAS
Identitas penderita
Nama penderita
Jenis kelamin
Umur
Alamat

II.

:
:
:
:

An. TB
Laki-laki
7 bulan
desa Kamarora-Palolo

ANAMNESIS
Keluhan Utama

: Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengalami sesak napas sejak 1 minggu yang lalu, sesak yang dialami pasien
tidak mengganggu aktivitas tidurnya. Batuk dialami oleh pasien sejak 1 minggu yang
lalu, disertai lendir, berwarna putih, flu (+), darah (-).
Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya demam naik-turun sejak 1 minggu yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Demam akan turun setelah meminum obat penurun panas
tapi akan naik kembali setelah beberapa jam. Saat demam pasien tidak menggigil.
Tidak ada mimisan dan gusi berdarah, tidak ada kejang, tidak ada mual- muntah, nafsu
makan menurun. Buang air besar 2 kali, ampas (+), lendir (+), darah (-), berwarna
kecoklatan dan buang air kecil lancar, volume biasa, tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
-

Pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit DBD (-) ; Tuberkulosis (-) ; Asma bronkial (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:


-

Kakak pasien yang sedang mengalami batuk.


Tidak terdapat riwayat atopik : Asma bronkial (-), Diabetes Melitus (-)

Riwayat Sosial-Ekonomi :
Menengah.
Riwayat kebiasaan dan lingkungan:
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Tidak ada yang merokok di dalam rumah.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Anak ke-4 dari 4 bersaudara. Pasien lahir lahir dirumah di tolong oleh bidan secara
normal, cukup bulan dengan berat badan lahir adalah 3000 gram dan panjang badan
lahir dilupa . Antenatal care teratur dan tidak pernah mengalami sakit selama hamil.
Riwayat Tumbuh Kembang :
2

Duduk umur 6 bulan.


Berdiri dengan bantuan umur 6 bulan.

Anamnesis Makanan :
ASI: dari lahir sampai sekarang. Mengkonsumsi bubur saring usia 4 bulan sampai
6 bulan.
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar anak lengkap, baik Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, dan terakhir
imunisasi Campak.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran

: Sakit Sedang
: Compos mentis

2. Pengukuran
Tanda vital :

Tekanan darah:
Respirasi
:
Nadi
:
Suhu
:
Berat Badan
:
Panjang Badan
:
Status Gizi
:

- mmHg
62 x/menit
132 x/menit
38.2 oC
7.8 kg
69 cm
Gizi Baik (Z-score 0 s/d -1 SD)

3. Kulit : Ruam kemerahan (-), Rumple Leed Test (-)


Kepala : Bentuk
: Normocephal
Ubun-ubun : Menutup

4. Leher :

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga

: Otorrhea (-)

Hidung

: Rhinorrhea (+), pernapasan cuping hidung (+)

Mulut

: Faring hiperemis (-)

tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun tiroid.

5. Thoraks
1. Dinding dada/ Paru
Inspeksi

: Ekspansi paru simetris bilateral, retraksi subcostal(+)

Palpasi

: Vokal fremitus meningkat di kedua lapang paru

Perkusi

: Hipersonor
3

Auskultasi

: Suara napas dasar : Bronkovesikuler (+/+)


Suara napas tambahan : Ronki (+/+), Wheezing (-/-)

2. Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicularis sinistra

Perkusi

: Pekak, Batas jantung normal

Auskultasi

: Suara dasar : S1 dan S2 murni regular


Bising : tidak ada

6. Abdomen
Inspeksi

: kesan normal

Auskultasi

: peristaltik kesan normal

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: nyeri tekan epigastirum (-), hepar tidak teraba, dan lien


tidak teraba

7. Anggota gerak
Ekstremitas atas

: Akral hangat, edema tidak ada.

Ekstremitas bawah

: Akral hangat, edema tidak ada.

8. Punggung : deformitas (-)


9. Genital : Dalam batas normal
10. Refleks : fisiologis (+/+), patologis (-/-)

IV.

II.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium :

WBC
: 13,8 x 103/mm3

RBC
: 4,45 x 106/mm3

HGB
: 9,5 g/dL

HCT
: 29.8 %

PLT
: 464 x 103/mm3

( 3.5-10 x 103/mm3)
( 4 - 6 x 106/mm3)
( 12-19.5 g/dL )
( 40-64 % )
( 200-400 x 103/mm3)

RESUME

Pasien Laki-Laki dengan usia 7 bulan masuk dengan keluhan sesak napas. Pasien
mengalami sesak napas yang muncul bersamaan dengan batuk . Pasien juga mengalami
batuk sejak 1 minggu yang lalu, disertai lendir, berwarna putih, flu (+).
Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya demam naik-turun sejak 1 minggu yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Demam turun setelah meminum obat penurun panas
tapi naik kembali setelah beberapa jam.
Buang air besar 2 kali, ampas (+), lendir (+), darah (-), berwarna kecoklatan dan
buang air kecil lancar, volume biasa, tidak ada keluhan.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan: keadaan umum: sakit Sedang, Kesadaran
Compos mentis, Berat badan 7,8 kg dan Panjang badan 69 cm dimana status gizi : gizi
baik (Z-score 0 s/d -1 SD), Denyut nadi 132 kali/menit, Suhu 37,2 o C, Respirasi 62
kali/menit. Pernapasan cuping hidung (+), Pada inspeksi paru adanya retraksi dinding
dada bagian bawah (+);perkusi didapatkan vocal fremitus meningkat di kedua lapang
paru dan pada auskultasi paru adanya ronki (+).
Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan Eritrosit 4,45x106/mm3,
Hemoglobin 9,5 g/dL, Hematokrit 29,8 %, Platelet 464 x10 3/mm3, WBC 13,8
x103/mm3.
III.

V.
VI.

IV.

Diagnosis Kerja
Bronkopneumonia
Terapi
IVFD : Dextrose 5 % 10 gtt/m
Paracetamol syrup 4 x 3/4 Cth
Injeksi ceftriaxon 2 x 250 mg IV
Injeksi dexametason 3 x 1,5 mg IV
Gliseril Guaiakolat 1/3 tablet
Salbutamol 0.8 mg
3 x 1 Pulv
DISKUSI
Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi
perawatan terutama berdasarkan berat-ringannya penyakit, misalnya toksik, distress
prenapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar yang lain, komplikasi
dan terutama pertimbangan usia pasien.
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan
antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi
pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan
asam-basa, elektrolit dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik.
Penggunaan antibiotik yang tepat merupakan kunci utama keberhasilan
pengobatan. Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia

yang disebabkan oleh bakteri.


A. Pneumonia rawat jalan
Pada pneumonia ringan , rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama
secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Pada pneumonia rawat jalan,
dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan efektifitas yang mencapai 90%.
Penelitian multicenter di Pakistan menemukan bahwa pada pneumonia rawat jalan,
pemberian amoksisilin dan kotrimoksazol dua kali sehari mempunyai efektifitas yang
sama. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/kg BB, sedangkan
kotrimoksazol adalah 4 mg/kg BB TMP 20 mg/kg BB sulfametoksazol.
B. Pneumonia rawat inap
Pilihan antibiotik lini pertama dapat menggunakan antibiotik golongan betalaktam atau kloramfenikol.
Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap beta-laktam dan kloramfenikol,
dapat diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, dan sefalosporin. Sesuai
dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10

hari pada pasien pneumonia tanpa komplikasi, meskipun tidak ada studi kontrol
mengenai lama terapi antibiotik yang optimal.
Pada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah
antibiotik beta-laktam dengan atau tanpa klavulanat, pada kasus yang lebih berat
diberikan beta-laktam/klavulanat dikombinasikan dengan makrolid baru intravena,
atau sefalosporin generasi ketiga. Bila pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah
stabil, antibiotik diganti dengan oral dan berobat jalan.
Pada kasus ini, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang,

kemungkinan

penyebab

bronkopneumonia

adalah

bakteri.

Berikut

pengobatan yang dapat diberikan pada pasien dan dibandingkan dengan teori:
Kasus
IVFD : Dextrose 5 % 10 gtt/m

Teori
Suhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan
dengan pemberian antipiretik (asetaminofen

Paracetamol syrup 4 x 3/4 Cth

oral 10 mg/kg BB, 4 kali sehari atau

Injeksi ceftriaxon 2 x 250 mg IV

ibuprofen oral 20 mg/kg BB, 4 kali sehari


Pemberian antibiotik diindikasikan bila
penyebab dari bronkopneumonia adalah
bakteri.

Injeksi dexametason 3 x 1,5 mg IV

Diberikan

antibiotik

golongan

sefalosporin karena sebagai antibiotik lini


Gliseril Guaiakolat 1/3 tablet 3 x 1

pertama, ceftriaxon telah terbukti memiliki

Salbutamol 0.8 mg

efikasi dan keamanan yang baik, spektrum

pulv

yang luas serta harga yang relatif lebih


murah dibandingkan antibiotik golongan

lain. [3]
kortikosteroid dexametason 1 mg/8 jam/IV.
Pemberian kortikosteroid disini berfungsi

sebagai anti-inflamasi
Pada pasien terdapat batuk disertai lendir,
maka dari itu seharusnya diberikan

ambroxol yang bekerja sebagai mukolitik.


Pemasangan infus untuk menjaga stabilisasi

cairan pada anak


Racikan GG dan salbutamol bekerja untuk
meredakan batuk.

Selain medika mentosa, edukasi juga perlu dilakukan meliputi berbagai aspek
dari penyakit bronkopneumonia itu sendiri. Dari segi penyebab ada baiknya diberikan
penjelasan dan jelas mengenai bakteri penyebab, pola dan mekanisme penularan, dan
bagaimana cara mencegahnya dengan menghindari paparan asap rokok dan debu.
Edukasi juga perlu dilakukan mengenai pengobatan pasien baik yang berupa
kausatif dan simtomatis. Antibiotik yang diberikan oleh dokter harus diminum sesuai
dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan (biasanya habis dalam 7-10 hari).
Kemungkinan terjadinya resistensi obat akibat penggunaan antbiotik yang tidak
teratur juga harus dijelaskan kepada pasien. Pengobatan yang simtomatis juga harus
dijelaskan cara pemakaiannya yaitu dapat dihentikan ketika gejala-gejala simtomatis
sudah hilang atau membaik. Efek samping dari obat yang diberikan juga harus
dijelaskan agar pasien dapat segera kontrol ke dokter apabila terjadi hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi 1. Badan
Penerbit IDAI, Jakarta.
2. Behrman, R.E., Kliegman, R.M. 2010. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. EGC, Jakarta.
3. Yani, FF. 2010. Faringitis Akut. Sub Bagian Respirologi Anak Bagian IKA RS M
Djamil- FK Universitas Andalas.
4. Sitompul, R. 2011. Kortikosteroid dalam Tatalaksana Uveitis: Mekanisme Kerja,
Aplikasi Klinis, dan Efek Samping. Volume 61. Nomor 6. Departemen Ilmu Kesehatan
Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
8

5. Cumming, C.W., Flent, P.W., Barker, L.A. 2005. Cummings Otolaryngology Head and
Neck Surgery. Edisi 4. Philadelphia: Elsevier.

You might also like