You are on page 1of 4

Kondiloma Akuminata yang diterapi dengan Imiquimod

Oleh : dr. Ade Indrayani

Kondiloma akuminata adalah infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV) pada daerah perineum dan genitalia atau sepanjang saluran genital. Kondiloma
akuminata merupakan salah satu penyakit menular seksual. Terapi konvensional seperti
podofilin, podofilotoksin, krioterapi, laser ablasi, trichloracetic acid, elektrokauter, 5fluorosurasil, dan interferon telah lama digunakan untuk pengobatan kondiloma. Namun
sayangnya, semua jenis terapi ini hanya bersifat menimbulkan destruksi lokal dari lesi dan
tidak secara spesifik memiliki target terhadap HPV.(1)
HPV bersifat epiteliotropik yang artinya dapat menginfeksi sel-sel epitelial skuamosa
pada mukosa dan kulit. HPV masuk ke stem sel keratinosit melalui mikrolesi atau
mikrotrauma dan menginfeksi sel-sel epitel basalis. Siklus hidup HPV berkaitan dengan
diferensiasi keratinosit baik pada fase produktif ataupun non produktif. Fase non produktif
meliputi pembentukan genom viral dalam jumlah yang sedikit sesuai dengan tingkat
pembelahan sel. Selama pembelahan sel, satu sel anak akan tetap menjadi bagian dari
epitelium basalis, sedangkan sel anak yang lain akan naik ke lapisan selanjutnya dan memulai
untuk berdiferensiasi. Pada keadaan ini DNA virus akan memisahkan 2 sel anak dan
melakukan replikasi untuk mempertahankan 50-100 salinan per sel. HPV dapat menginfeksi
laki-laki maupun perempuan dan menimbulkan lesi yang sama. Perjalanan alamiah HPV pada
perempuan dengan menginfeksi sel basal dari stratified mucosal epithelium pada
persimpangan antara vagina dan ektoserviks. (1,2,3)
Krim imiquimod 5% merupakan salah satu agen yang dapat di aplikasikan sendiri
oleh pasien. Imiquimod mempunyai potensi antiviral dan antitumor dan dapat meningkatkan
stimulasi sistem imun adaptif dan alamiah. Krim imiquimod 5% berfungsi sebagai
imunomodulator

dengan

cara

menstimulasi

sitokin-sitokin,

termasuk

interferon-,

interleukin-1, interleukin-6, tumor necrosis factor-, granulocyte-macrophage colonystimulating factor dan granulocyte colony-stimulating factor. Regresi kondiloma akuminata
berhubungan langsung dengan perubahan sitokin dalam tingkat jaringan dan penurunan yang
signifikan dalam viral load yang diukur dengan tingkat E7-mRNA dari jaringan dan protein
kapsid L1-mRNA.(3)

Dari beberapa penelitian dikatakan bahwa reaksi kulit lokal dalam penggunaan
imiquimod berupa nyeri,pruritus, rasa terbakar,erosi, eritem, dan edema terutama selama
bulan pertama pengobatan dengan imiquimod krim 5%. Efek samping ini bersifat sementara
dan akan menghilang dalam waktu 2 minggu setelah pemakaian dihentikan.(1,3,4)
Efikasi pemakaian imiquimod untuk pengobatan kondiloma akuminata sudah banyak
dilakukan pada percobaan uji acak dengan sampel yang besar. Dari banyaknya penelitian ini
maka disimpulkan keberhasilan terapi dengan imiquimod cukup tinggi, dengan clearance rate
pada minggu ke-16 antara 35-62% dan tingkat rekurensi antara 13-19% pada minggu ke-12.
Aplikasi imiquimod 2%

sekali atau 2 kali sehari selama 3-5 hari mempunyai

clearance rate antara 70-83% dan tingkat rekurensi antara 4-19% pada minggu ke 11 dan 14.
Dari beberapa jurnal ada yang menyatakan bahwa penggunaan imiquimod sebaiknya 3 kali
dalam seminggu. Dari berbagai hasil penelitian ini juga didapatkan kesimpulan bahwa
imiquimod kurang efektif digunakan sebagai terapi kondiloma anogenital pada laki-laki. (3,5)
Imiquimod adalah imunomudulator sintesis untuk penggunaan topikal. Imiquimod
merupakan senyawa aminoquinoline dan memberikan efek pada sistem imun atau kekebalan
tubuh seluler yang dimediasi oleh interferon alfa dan tumor nekrosis faktor alfa namun ada
juga peningkatan dari imunitas seluler yang diperoleh melalui stimulasi dari reseptor antigen
presenting sel. Aktivasi mediator imun tampaknya bertanggung jawab untuk memberantas
virus HPV. Imiquimod menginduksi produksi interferon-alfa (IFN-) oleh keratinosit, serta
sitokin lain yang menghambat replikasi virus. Imiquimod juga bertindak pada imunitas sel
dengan mengaktifkan sel-sel Langerhans, sehingga meningkatkan antigen untuk sel T.(6)
Imiquimod dapat mengobatan lesi akibat infeksi virus seperti kondiloma akuminata
pada orang dewasa dan moluskum kontagiosum pada anak-anak, dimana telah menunjukkan
hasil yang baik. Keuntungan dari pengobatan untuk anak-anak adalah kenyamanan
pengobatan tanpa rasa sakit dan dapat diterapkan di rumah, namun tidak demikian halnya
dengan banyak krim pengobatan lainnya. Imiquimod ablatif 5% baik ditoleransi, efek
samping yang paling umum adalah eritema, pembakaran, erosi dan hipersensitivitas, yang
biasanya terbatas pada lokasi aplikasi. Penyerapan sistemik Imiquimod kurang dari 1% dari
jumlah total yang dioleskan dan lebih terkait dengan area permukaan dibandingkan dengan
kuantitas penerapan. Gejala sistemik jarang terjadi, namun pasien dapat merasa lelah,
demam, mialgia, dan gejala gangguan sistem saraf pusat dan perifer. Sebaiknya pengobatan
dengan imiquimod digunakan sesering mungkin atau dikombinasikan dengan asam salisilat
atau asam retinoat topikal. Dalam kasus-kasus refrakter, Imiquimod dapat diterapkan di
bawah balutan oklusif.

Pada anak-anak merupakan perawatan yang mudah karena dapat diaplikasikan di


rumah dan kurangnya rasa sakit. Beberapa kasus di mana terjadi iritasi lokal menyebabkan
penghentian pengobatan minimal, dan hati-hati penggunaan secara kontak dan sebaiknya
menghindari dengan kulit normal atau mengurangi frekuensi penggunaan dapat
meminimalkan risiko dari penggunaan imiquimod ini.
Efikasi dan keamanan imiquimod untuk pengobatan kondiloma akuminata telah
berhasil digunakan untuk pengobatan pada pasien usia dewasa namun penggunaannya pada
anak belum diketahui tingkat keberhasilannya, walaupun imiquimod sudah pernah digunakan
pada pasien anak dengan moluskum kontangiosum. Penggunaan imiquimod pada wanita
hamil termasuk dalam kategori B.(6)

Daftar Pustaka
1. Hoyme UB, Hagedorn M, Schindler A-E, Schneede P, Hopfenmller W, Schorn K, et
al. Effect of adjuvant imiquimod 5% cream on sustained clearance of anogenital warts
following laser treatment. Infect Dis Obstet Gynecol. 2002;10:79-88.
2. Stephen K. Tyring, Arany I, Margaret A. Stanley, Tomai MA, Miller RL, Smith MH,
et al. A Randomized, Controlled, Molecular Study of Condylomata Acuminata
Clearance during Treatment with Imiquimod. JID 1998;178:551-5.
3. Charles M, Kodner M, Soraya N. Management of genital warts. Am Fam Physician.
2004;70(12):2335-42.
4. Beutner KR, Tyring SK, Trofatter KF, Douglas JM, Spruance S, Owens ML, et al.
Imiquimod, a Patient-Applied Immune-Response Modifier for Treatment of External
Genital Warts. Antimicrobial Agents and chemotherapy 1998;42(4):789-94.
5. Androphy E, Lowy D. Warts. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 7th ed.
New York: Mc Graw-Hill; 2008.p 1914-23
6. Roberto H, Brandt C, Fernandes JD, Patriota RCR, Criado PR, Junior WB. Treatment
of human papillomavirus in childhood with imiquimod 5% cream. An Bras Dermatol.
2009;84(5):549-53.

You might also like