You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

PRODUKTIVITAS & KESUBURAN PERAIRAN

PRODUKTIVITAS & KESUBURAN PERAIRAN DI BBI


BONTOMANAI KAB. GOWA DAN BBAP TAKALAR

NAMA
STAMBUK
KELOMPOK
ASISTEN

: NURUL FADHILLAH AZIS


: L221 12 103
: VII (TUJUH)
: FIQHI RAMDIANI

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu
komunitas dalam ekosistem. Produktivitas dari suatu ekosistem adalah kecepatan
cahaya matahari yang diikat oleh vegetasi menjadi produktivitas kotor (produktivitas
primer bruto), sesuai dengan kecepatan fotosintesis. Sedangkan produktivitas bersih
(produktivitas primer neto) dari vegetasi adalah produksi dalam arti dapat
dipergunakan oleh organisme lain, yaitu sesuai dengan kecepatan fotosintesis
(produksi bahan kering) dikurangi kecepatan respirasi. Oleh karena suhu dan
cahaya bervariasi sepanjang hari maka produktivitas tanaman dinyatakan dalam
satuan berat kering (gram/kilogram) per satuan luas permukaan tanah per musim
pertumbuhan atau per tahun.
Produktivitas primer merupakan laju penambatan energi yang dilakukan oleh
produsen. Produktivitas primer dibedakan atas produktivitas primer kasar (bruto)
yang merupakan hasil asimilasi total, dan produktivitas primer bersih (neto) yang
merupakan penyimpanan energi di dalam jaringan tubuh tumbuhan. Produktivitas
primer bersih ini juga adalah produktivitas kasar dikurangi dengan energi yang
digunakan untuk respirasi.
Produktivitas sekunder merupakan laju penambatan energi yang dilakukan
oleh konsumen. Pada produktivitas sekunder ini tidak dibedakan atas produktivitas
kasar dan bersih. Produktivitas sekunder pada dasamya adalah asimilasi pada aras
atau tingkatan konsumen.
Laju produktivitas akan tinggi bilamana faktor - faktor lingkungan cocok atau
optimal. Pemberian bantuan energi dari luar atau subsidi energi juga dapat
meningkatkan produktivitas. Subsidi energi banyak dilakukan oleh manusia terhadap
ekosistem pertanian, yang dapat berupa pemberian pupuk, irigasi, pengendalian

hama, pengolahan tanah. Subsidi energi juga dapat terjadi secara alami, misalnya
berupa ombak di lautan, pasang naik dan surut di pantai, hujan di daratan, angin,
dan lain lain.
Produktivitas atau produksi berbeda dengan hasil panen. Produktivitas atau
produksi adalah sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Produksi pada pertanian
sebetulnya adalah hasil panen. Hasil panen adalah bagian dari produktivitas primer
bersih yang diambil/dimanfaatkan oleh manusia. Pada dasarnya alam akan
memaksimalkan produktivitas bruto, sedangkan manusia berupaya memaksimalkan
produktivitas bersih, sehingga manusia dapat memaksimalkan hasil panen. Manusia
juga memerlukan produktivitas sekunder. Dari produktivitas sekunder, manusia juga
dapat memperoleh hasil panen yang dapat berupa daging, telur, atau susu.
Pengukuran produktivitas primer pada umumnya didasarkan pada reaksi
fotosintesis. Beberapa metode pengukuran produktivitas primer adalah metode
panen yang cocok untuk ekosistem pertanian, pengukuran oksigen, misalnya
dengan metode botol gelap dan botol terang, untuk ekosistem perairan, metode pH,
yang cocok untuk ekosistem perairan, metode klorofil, yang pada dasarnya adalah
mengukur kadar klorofil, metode radioaktif dan metode CO2 (Dewi, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih memahami tentang Produktivitas &
Kesuburan Perairan maka perlu dilakukan praktek lapang untuk membandingkan
teori yang ada dengan keadaan dilapangan.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktek ini adalah untuk mengetahui Produktivitas dan


Kesuburan Perairan di BBI Bontomanai Gowa dan BBAP Takalar.
Kegunaan dari Praktek Lapang Produktivitas dan Kesuburan Perairan adalah
agar mahasiswa lebih memahami tentang Produktivitas dan Kesuburan Perairan
pada lingkungan budidaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Akuakultur
Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik
dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit). Dalam usaha
akuakultur mencakup pembenihan ikan, pembesaran, nutrisi pakan, dan kualitas air
(Leugeu, 2010).
Budidaya peraiaran (akuakultur) merupakan kegiatan untuk pemeliharaan
dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang
mengggunakan air sebagai komponen pokoknya. Contohnya, budidaya tiram,
udang, alga dan ikan. Sebenarnya cakupan budidaya perairan sangat luas, namun
penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Budidaya
perairan adalah bentuk perikanan budidaya, untuk dipertantangkan dangan
perikanan tangkap. Kegiatan budidaya di Indonesia yang paling umum di
kolam/empang,

tambak,

tangki,

keramba,

serta

keramba

apung

(Rahmatullah, 2010).
Produktivitas Perairan
Produktivitas Perairan merupakan kemampuan organisme - organisme
perairan untuk menerima dan menyimpan energi atau material organik rata - rata
selama waktu tertentu (hari atau tahun). Konsep dari produktivitas merupakan
perbandingan dari output terhadap input. Semakin tinggi tingkat produktivitasnya
berarti semakin banyak hasil (output) yang dicapai. Sumber energi utama bagi
kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari masuk ke dalam
komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah menjadi
energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari
produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan.

Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan


(Marlina, 2011).
Kesuburan Perairan
Kesuburan perairan adalah suatu keadaan perairan dimana kondisi fisik,
kimia dan biologi dalam keadaan yang optimal bagi perairan. Produktivitas perairan
memberikan gambaran mengenai kemampuan biota untuk dapat melakukan aktifitas
hidupnya. Kajian terhadap produktifitas perairan dapat didekati dengan mengkaji
profil beberapa biota laut terutama plankton, bethas dan nekton. Untuk menduga
tingkah kesuburan (produktivitas) perairan laut dapat didekati dengan melakukan
analisa fisika, kimia, biologi yang bersangkutan.
Menurut Getman dan Horne (1983) dalam Apridayanti (2008) berdasarkan
kandungan hara (tingkat kesuburan) danau di klasifikasikan dalam 3 jenis, yaitu
dengan danau eutropik, danau digotropik dan danau mesotropik.
Menurut Kevin (2004), penggolongan kesuburan perairan dibagi menjadi dua
yaitu Oligotropik, perairan yang mengandung konsentarsi nutrien yang dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk tumbuh serta produktivitas secara keseluruhan yang rendah.
Eutropik, perairan yang secara umum kandungannya sangat berbeda dengan
oligotropik perairan ini kaya akan nutrien yang dibutuhkan perairan dan
produktivitasnya yang tinggi.
Fitoplankton jenisnya ada yang berupa diatome dan dinoflagellata adalah
dominan selalu diseluruh laut sebagai produsen. Diatome di dapat di daerah daerah beriklim kutub dan sedang, untuk perairan beriklim subtropis dan tropis
dioflagellata sangat dominan.
Menurut Marine Science center (2003), zooplankton adalah hewan yang
berukuran plankton adalah perenang yang lemah sedangkan fitoplankton adalah
tumbuhan berukuran plankton yang tidak dapat berenang.

Menurut Nontji (2008) dalam Assoniusosa (2009), membagi plankton


berdasarkan sebaran horizontalnya, baik fitoplaknton maupun zooplankton menjadi
dua yaitu Plankton neritik hidup di perairan pantai dengan salinitas yang relatif
rendah. Plankton oseanik hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra.
Menurut Uncategorized (2009) dilihat dari sebagian partikelnya plankton dapat
dibagi menjadi tiga yaitu Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan
permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Mesoplankton adalah plankton yang
hidup di lapisan tengah, padat kedalaman sekitar 100 - 400 m. Hipoplankton adalah
plankton yang hidup pada kedalaman lebih dari 400 m.
Menurut Goldman dan Alexander plankton (1983) dibagi menjadi dua yaitu
Holoplankton, merupakan plankton yang banyak dijumpai, termasuk ganggang
seperti Asterionella, Fragilaria, dan Tubellaria. Meroplankton, merupakan plankton
yang cukup banyak yang termasuk golongan ini seperti diatom melosira.
Menurut Horne dan Charles (1994) yang termasuk zooplankton adalah
mikrozooplankton, seperti protozoa, porifera, dan moseplankton yaitu crustacea.
Menurut Lestari dan Edward (2004), jenis - jenis fitoplankton beracun yang berhasil
diidentifikasi dalam kasus kematian missal ikan - ikan dan di teluk Jakarta ini antara
lain adalah Pyrodinium sp., Gymnodium sp., Protoperidiun sp., Protocebnim sp., dan
Dynopsis cruatade.
Menurut Widjaya (2009), jenis dan kelimpahan fitoplankton dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan kelas yang menguntungkan dan merugikan. Berdasarkan
hasil yang dapat menunjukkan bahwa kelimpahan dari kelompok nynephyceae dan
cyrophcase (jenis yang merugikan) berfluktuasi dengan kelompok bacillario phyceae
dan chlorophyceace jenis yang menguntungkan (Rahmatullah, 2010).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


Waktu dan Tempat
Praktek Lapang Produktivitas dan Kesuburan Perairan dilaksanakan pada
Hari Sabtu - Minggu, Tanggal 26 - 27 April 2014 di BBI Bontomanai Kab. Gowa dan
BBAP Kab. Takalar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktek Lapang Produktivitas dan
Kesuburan Perairan, antara lain:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktek lapang Produktivitas dan Kesuburan
Perairan beserta fungsinya.
No
Alat
Fungsi
1
Pulpen
Sebagai alat menulis.
2

Kamera

Sebagai dokumentasi.

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktek lapang Produktivitas dan Kesuburan
Perairan beserta fungsinya.
No
Bahan
Fungsi
1
Kuisioner
Sebagai Bahan dokumentasi.
Metode Praktikum
-Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara
dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).
-Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang digunakan untuk
memperoleh data, bisa dengan wawancara langsung, bisa dengan pengamatan ke
obyek dari percobaan yang dilakukan atau pada obyek survei. Metode ini harus

ditetapkan menggunakan apa yang paling tepat untuk sebuah penelitian atau survei
suatu obyek masalah yang akan ditulis atau diteliti.
-Dokumentasi
Dokumentasi

merupakan

metode

mengumpulkan

data

dengan

cara

mengambil data - data dari catatan dokumen, gambar, atau karya - karya
monumental.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


BBI Bontomanai Gowa

Gambar 3. Denah BBI Bontomanai Gowa

BBI Bontomanai Gowa merupakan Balai Benih Ikan yang berlokasi di


Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Balai ini memiliki luas 1 hektar dengan
jumlah kolam/tambak sebanyak 42 kolam. Biota budidaya dari BBI Bontomanai itu
sendiri antara lain Ikan Mas, Ikan Nila dan Ikan Lele. Sumber air untuk mengairi
tambak berasal dari Danau Bili-bili yang di alirkan melalui pipa utama yaitu pipa
PDAM. Selain dari Danau Bili-bili, air juga bersumber dari sungai sekitar BBI.
Pergantian air dilakukan 1x dalam 6 hari. Untuk menangani air yang mengalami
kekeruhan tinggi, BBI ini menerapkan sistem tandon di mana air diendapkan
sehingga kekeruhan dapat berkurang. Sedangkan untuk penanganan air limbah,
sebelum di buang terlebih dahulu diendapkan kemudian dialirkan ke selokan selokan pemukiman warga.
Untuk keadaan air tambak, beberapa kolam airnya berwarna hijau, dan
adapula yang berwarna merah. Air yang berwarna hijau dikarenakan banyaknya
fitoplankton sedangkan air yang berwarna merah dikarenakan banyaknya zat besi
yang terkandung.
Pupuk yang digunakan dalam tahap pengolahan tanah adalah pupuk urea
dan pupuk organik. Pengelolaan tanah tambak di lakukan dengan cara pengeringan,
kemudian pembalikan tanah. Setelah itu dilakukan pula pengapuran. Dosis
pengapuran dengan kapur pertanian adalah

200 g/meter. Kemudian dilakukan

pemupukan dan penggenangan air untuk melarutkan bahan organik selama 3 hari
lalu masukkan ikan pada tambak tersebut.
BBI Bontomanai Gowa, selain dipasarkan dalam bentuk benih, ikan budidaya
juga dipasarkan ketika sudah berukuran konsumsi. Artinya selain menjalankan
usaha pembenihan, juga malakukan usaha pembesaran sampai ikan - ikan siap
untuk dipanen.

Budidaya Abalon

Benih Bandeng

Kepiting dan kerapu

Induk Bandeng

BBAP Takalar

Ruang
an

Kantor
Mushall
a

Jalan Raya
Pintu Masuk
Gambar 2. Lokasi dan keadaan perairan

Keadaan Umum Lokasi


Balai Budidaya Air Payau Takalar memiliki tugas pokok mengembangkan

teknik perbenihan dan pembudidayaan komoditas budidaya air payau serta


melindungi sumber induk/benih asal alam dan memonitor mutu lingkungan
akuakultur di Sulawesi.
Sarana pelatihan Komoditas akuakultur yang dikembangkan di BBAP Takalar
antara lain Udang (windu, vaname dan udang galah), Ikan Kerapu dan Baronang,
Kepiting

dan

Rajungan,

Pengembangan Nila Salin.

Rumput

laut

dan

Lawi-Lawi,

Abalon,

Bandeng,

V. PENUTUP
Kesimpulan
1. Dilihat dari tingkat kesuburan tanah, BBI Bontomanai Gowa dapat dikatakan
subur karena air yang ada di sana menandakan bahwa tingkat bahan organik
mencukupi.
2. Balai Budidaya Air Payau Takalar memiliki tugas pokok mengembangkan teknik
pembenihan dan pembudidayaan komoditas budidaya air payau serta melindungi
sumber induk/benih asal alam dan memonitor mutu lingkungan akuakultur.
Berdasarkan dari keberhasilan tiap panen, maka produktivitas dan kesuburan
perairannya dapat dikatakan bagus.
Saran

Praktek Lapang
Untuk praktek lapang secara umum, sebaiknya dilaksanakan sesuai
perencanaan yang ada, agar dapat terstruktur dengan baik.
Asisten
Untuk kak Fiqhi, saya rasa cukup bagus. Selama praktikum, kakak sebagai
asisten mendampingi praktikan hingga kegiatan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi,

Srisentiyawati.
2012.
Produktivitas
Perairan.
http://manajimen
sumberdayaperairan.blogspot.com. Diakses pada hari Senin tanggal 5 Mei
2014 pukul 18:15 WITA. Makassar.

Leugeu. 2010. Akuakultur. http://leugeu.wordpress.com. Diakses pada hari Senin


tanggal 5 Mei 2014 pukul 18:25 WITA. Makassar.

Rahmatullah, J. 2010. Laporan Dasar - dasar Aquaculture. http://jefrirahmatullah


.blogspot.com. Diakses pada hari Senin tanggal 5 Mei 2014 pukul 18:35
WITA. Makassar.

Marlina, Enok. 2011. Istilah Produktivitas Perairan. http://marlina 09003. blogspot.


com. Diakses pada hari Senin tanggal 5 Mei 2014 pukul 18:45 WITA.
Makassar.

LAMPIRAN

You might also like