You are on page 1of 9

Nia Vardini / 1210423001

ANTI MIKROBA

I. Prinsip Kerja
Pengujian daya hambat senyawa antimikroba betadinee, amoxycilin, tetracyclin serta
senyawa kimia CuSO4 5% dan HgCl 5% terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Efektivitas antimikroba ini dilihat dari besar diameter zona hambat yang dihasilkan
antimikroba setelah 24 jam.
II. Metoda Praktikum
2.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2013 di Laboratorium
pendidikan III, Jurusan Bilogi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Univesitas Andalas Padang.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum antimikroba ini adalah Amoxilin,
Betadine, Tectracylin, CuSO4, Hgcl, Cawan Petri, Lampu Bunsen, Jarum ose, kertas
saring.
2.3.Cara Kerja
2.3.1 Metode Kirby-Bauer
Pertama yaitu pengambilan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan
cotten swab. Permukaan cawan bawah dibagi menjadi tiga bagian dan di beri label
sesuai jenis antimikroba yanga akan diletakkan disana. Kapas ditekan ke siis tabung
agar air tirisdan diluaskan pada seluruh permukaan cawan yang telah diberi NA
secara merata. Setelah 5 menitkertas cakram steril dicelupkan ke dalam masingmasing larutan antimikroba. Setelah diangkat, sisa tetes larutan yang berlebih pada
kertas cakram diulaskan pada dinding wadah karena dikhawatirkan larutan akan
meluas di permukaan. Kemudian kertas cakram diletakkan di permukaan agar
dengan pinset. Kemudian cawan ditutup dan diinkubasi selama 24 jam.
2.3.2 Metode Agar Well Diffusion

Nia Vardini / 1210423001

Permukaan pada cawan dibagi menjadi dua kudran dan diberi label sesuai dengan
nama antimikrobanya. Cawan diberi medium NA secara merata. Setelah medium
kertas, setiap kuadran dibuat sumur (well) mengunakan cork borrer tepat ditengah
kuadran. Sumur yang terbentuk dibersihkan dari agar dengan mengungakan spetula.
Masing-masing antimikroba di teteskan tidak melebihi kedalaman sumur. Kemudian
cawan ditutup dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu di hitung diameter zona
hambat pada masing-masing kuadran.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Hasil
Dari hasil pengamatan antimikroba didapatkan hasil yaitu :
Tabel 1. Diameter Halo dari beberapa produk antimikroba
No
1
2
3
4
5

Nama antimikroba
Amoxilin
Betadine
Tetracylin
CuSO4
Hgcl

Diameter Halo (mm)


20
30
28
7

Nia Vardini / 1210423001

III.2 Pembahasan
Praktikum antimikroba ini dilakukan untuk melihat pengaruh berbagai senyawa
kimia terhadap pertumbuhan bakteri serta melihat zona hambat yang di timbulkan
oleh senyawa kimia tersebut. Pada cawan petri yang pertama yang berisikan CuSO 4
dan Hgcl terlihat bahwa pada CuSO 4 tidak dihasilkan zona halo. Pada Hgcl di
hasilkan zona halo yaitu sebesar 7 mm. Hal ini di karenakan CuSO 4 bukanlah
antibiotik sehingga tidak menghasilkan zona halo, sedangkan Hgcl hanya
menghasilkan zona halo yang kecil.
Pada cawan petri yang kedua dapat dilihat bahwa diameter pada zona halo
yang paling besar yaitu pada betadine yaitu sepanjang 30 mm. Pada tertacylin
diameter halonya yaitu 28 mm. Pada senyawa kimia yang terakhir yaitu amoxilin
diameter zona halonya yaitu sebesar 20 mm. Diameter zona halo ini berbeda-beda
dikarenakan pengaruh antimikroba pada senyawa kimia tersebut berbeda-beda pula.
Dari data dapat dikatakan betadine mempunyai zona halo terbesar sehingga dapat
dikatakan sangat aktif terhadap antimikroba.
Antibiotik mempunyai aktivitas spektrum sempit dan luas. Antibiotik
spektrum yang luas aktif terhadap banyak spesies bakteri sehingga mempunyai zona
halo yang luas sedangkan antibiotik spektrum sempit hanya aktif terhadap satu atau
beberapa bakteri sehingga mempunyai zona halo yang sempit juga (Dawson et al,
2002). Antibiotik spektrum sempit seperti penisilin-G, eritromisin dan klindamisin
hanya bekerja terhadap bakteri gram positif manakala streptomisin, gentamisin dan
asam nalidiksat khusus aktif terhadap bakteri gram negatif. Antibiotik spektrum luas
seperti sulfonamida, ampisilin dan sefalosporin bekerja terhadap lebih banyak
bakteri gram positif maupun gram negatif (Hoan, 2007).
Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam
lima kelompok, yaitu: 1. Yang mengganggu metabolisme sel mikroba. 2. Yang
menghambat sintesis dinding sel mikroba. 3. Yang mengganggu permeabilitas
membran sel mikroba. 4. Yang menghambat sintesis protein sel mikroba. 5. Yang
menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. Penggunaan terapeutik
antimikroba di klinik bertujuan membasmi mikroba penyebab infeksi. Penyakit

Nia Vardini / 1210423001

infeksi dengan gejala klinik ringan, tidak perlu segera mendapatkan antimikroba.
Menunda pemberian antimikroba malah memberikan kesempatan terangsangnya
mekanisme kekebalan tubuh (Setiabudy dan Gan, 2007). Menurut Fardiaz ( 1992)
Senyawa antimikroba adalah senyawa kimiawi atau biologis yang dapat
menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Komponen antimikroba terdapat
dalam bahan pangan melalui salah satu dari berbagai cara, yaitu terdapat secara
alamiah di dalam bahan pangan, ditambahkan secara sengaja ke dalam makanan dan
terbentuk selama pengolahan atau oleh jasad renik yang tumbuh selama.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain (Gunawan et al, 2007).
Mekanisme aktivitas antibiotik adalah dengan melakukan penghambatan sintesis
bahan penting bakteri, antara lain: a. Dinding sel (sintesis terganggu, sehingga
dinding sel kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmose plasma,
akibatnya dinding sel pecah, misalnya penicillin, cefalosporin), b. Membran sel
(molekul lipoprotein membran dalam dinding sel, sintesisnya diganggu, sehingga zat
penting isi sel, yaitu polipeptid dapat keluar membran, karena membran lebih
permeabel, nystatin, amfoterisin B), c. Protein sel (chloramphenicol, tetracyclin, gol.
Aminoglikosida dan makrolida), asam nukleat (RNA) (rimfamisin dan mytomicin)
(Anief, 2009).
Golangan antibiotik antara lain seperti Penisilin merupakan antara antibiotik
yang paling efektif dan paling kurang toksik. Penisilin mengganggu reaksi
transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri. Golongan penisilin dapat terbagi menjadi
beberapa kelompok yaitu : 1) Penisilin natural yaitu yang didapat dari jamur
Penicillium chrysogenum.yang termasuk di sini adalah penisilin G dan penisilin V. 2)
Penisilin antistafilokokus, termasuk di sini adalah metisilin, oksasilin dan nafsilin.
Penggunaan hanya untuk terapi infeksi disebabkan penicillinase producing
Staphylococci (Harvey, Champe, 2009).
Amoxicillin merupakan senyawa penicillin semi sintetik dengan aktivitas
antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan
ampisilin, efektif terhadap sebagian bakteri Gram-positif dan beberapa Gram-negatif
yang

patogenik. Bakteri patogenik yang sensitif terhadap amoxicillin adalah

Nia Vardini / 1210423001

Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H.


influenzae, E. coli dan P. mirabilis. Amoxicillin kurang efektif terhadap spesies
Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase. Senyawa ini berbeda dengan
ampisilin, yaitu dengan adanya suatu gugus hidroksil fenolik tambahan. Spektrum
kerjanya seperti ampisilin, tetapi jumlah yang diabsorpsi lebih banyak (Mutschler,
1991).
Golongan berikutnya yaitu tetrasiklin. tetrasiklin merupakan antibiotik
spektrum luas yang bersifat bakteriostatik yang menghambat sintesis protein.
Golongan ini aktif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Tetrasiklin
merupakan obat pilihan bagi infeksi Myoplasma pneumonia, chlamydiae dan
rickettsiae. Tetrasiklin diabsorpsi di usus halus dan berikatan dengan serum protein.
Tetrasiklin didistribusi ke jaringan dan cairan tubuh yang kemudian diekskresi
melalui urin dan empedu (Katzung, 2007).
Zona halo adalah zona yang steril dari pengaruh bakteri. Menurut David dan
Stout (1971), bahwa bila diameter zona hambatan atau zona halo 20 mm atau lebih
maka aktivitas penghambatannya dikategorikan sangat kuat, 10 20 mm
dikategorikan kuat, 5 10 mm dikategorikan sedang, dan 5 mm atau kurang
dikategorikan lemah. Sama halnya menurut Setyaningsih (2008) bahwa bila diameter
zona hambatan 5 mm atau kurang maka aktivitas penghambatannya dikategorikan
lemah, 5 10 mm dikategorikan sedang, 10 19 mm dikategorikan kuat, dan 20 mm
atau lebih dikategorikan sangat kuat.

Nia Vardini / 1210423001

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN


IV.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ambil kesimpulan bahwa:


1. Zona hambat bakteri yang paling besar terdapat pada antibiotik betadine yaitu
diameter zona hambatnya mencapai 30 mm.
2. Zona hambat bakteri paling kecil terdapat pada antibiotik Hgcl yaitu diameter
zona hambatnya mencapai 7 mm.
3. Pada CuSO4 tidak terdapat zona hambat bakteri sehingga dapat dikatakan
bukanlah senyawa antimikroba.
IV.2

Saran

Agar praktikum selanjutnya dapat dilakukan lebih teliti saat meletakkan antibiotik di
cawan petri sehingga dapat di lihat zona hambat dengan sempurna.

Nia Vardini / 1210423001

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (2009) Prinsip umum dan dasar farmakologi. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta
David and Stout, 1971. Journal of Microbiology: Disc Plate Method of
Microbiological Antibiotic Essay. Volume 22 no.4
Dawson, Taylor, Reide (2002) Pharmacology (2nd Edition) Elseiver Science Ltd
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harvey R.A., Champe P.C. 2009. Pharmacology. 4nd ed. China: Lippincott William
&Wilkins.p.249-60.
Hoan Tjay, Drs. Tan dan Raharja, Drs.Kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta:PT.
Elex Media Komputindo

Nia Vardini / 1210423001

Katzung, B. G. 2007. Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition. United States :
Lange Medical Publications.
Mutschler, E. (1991) Dinamika obat Edisi kelima. Penerbit IPB. Bandung.
Setiabudy, R., Gan, V. H. 2007. Pengantar Antimikroba. Dalam: Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Gaya Baru, Jakarta. Halaman 571-578
Setyaningsih, I., 2008. Ekstraksi Senyawa Antibakteri dari Diatom Chaetoceros
gracilis dengan Berbagai Metode. Jurnal Biologi Indonesia. 5(1) : p 23 33.

LAMPIRAN

Nia Vardini / 1210423001

Gambar 1 : Cawan petri pertama A. CuSO4 B. HgCl

Gambar 2 : Cawan petri kedua A. Amoxcillin B. Tetracylin C. Betadine.

You might also like