Professional Documents
Culture Documents
BAGIAN I
SPESIFIKASI
UMUM
I. PENDAHULUAN
1. Penyedia jasa harus melindungi Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat
pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang
disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan
standar yang diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus
menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, sekurangkurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi pekerjaan
mentetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang
diajukan penyedia jasa tidak menjamin secara substansial sama
atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka penyedia
jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan
dalam dokumen lelang.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan
kebutuhan awal bagi para calon penyedia jasa untuk dapat
menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun Kuasa
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang tanpa catatan atau
persyaratan lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali
ditentukan
lain dalam
kontrak, spesifikasi
harus
mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan,
dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain
dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar
nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan
jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau
standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb)
padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih
tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar
nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi
tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah
MKS (metre, kilogram, second), sedangkan penggunaan standar
satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
II. UMUM
1. Uraian Pekerjaan
Paket
...........................................................................
ini
meliputi
pekerjaan
...
......... (jenis-jenis pekerjaan utama yang akan dikerjakan).
2. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan
Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian
singkat dari pekerjaan diberikan pada spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa
dalam kontrak ini adalah :
1.
2. (dst)
3. Jalan Masuk Daerah Kerja
Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalanjalan setempat yang ada, dimana penyedia jasa bertanggung
jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia jasa harus memperbaiki jalan tersebut dan apabila
penyedia jasa hendak membuat jalan masuk tambahan dapat
menggunakan tanah yang telah dibebaskan oleh kuasa pengguna
anggaran (apabila ada).
Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai
dasar mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar
dibuat secara lebih detail dan dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari pekerjaan.
mengusulkan
pekerjaan
dengan pekerjaan tetap,
diserahkan kepada direksi
dimulai.
Ketelitian
pengukuran
harus
selalu
dalam
batas-batas
keseksamaan sebagai berikut:
a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari
20 mm dari posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal
maupun horizontal;
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik
tetap atau dibawa kembali ke titik pertama. Kesalahan
penutupan harus kurang dari 10 VL mm, dimana L adalah
Panjang atau jarak circuit pengukuran (dalam Km);
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan
tanah harus dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik
tinggi yang benar;
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang
benar harus kurang 20 mm terhadap posisi yang benar. Titik
untuk bangunan harus terletak tidak lebih 2,5 mm dari
kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan
pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian yang
lebih tinggi.
9. Tindakan Pengamanan bagi Keselamatan
penyedia jasa harus menyelenggarakan, membangun dan
memelihara rintangan- rintangan, lampu peringatan yang sesuai
dan cukup, tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat, serta harus
mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan
pekerjaan dan keselamatan umum.
10. Pemberitahuan Pelaksanaan
Penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan
sebelum suatu pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian
tanah asal dan ukuran dari bangunan-bangunan yang ada. Tidak
boleh ada suatu pekerjaan baru yang boleh dimulai sebelum
penyedia jasa menerima instruksi direksi pekerjaan atas
persetujuan bersama, atas semua ketinggian dan ukuran-ukuran
dari dasar saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari
pekerjaan.
11. Pengukuran
Pengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama
periode desain akan disediakan untuk keperluan penyedia jasa
dan dapat dipakai sebagai dasar untuk perhitungan dan
penetapan volume pekerjaan untuk pembayaran. Apabila
menurut pendapat direksi pekerjaan keadaan lapangan telah
banyak berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan, maka
direksi pekerjaan dapat memerintahkan kepada penyedia jasa
untuk mengukur ulang sebagian atau seluruh saluran/bangunan
yang ada.
12. Jalan Umum, Listrik dan Telepon
Pada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiangtiang listrik dan telepon yang memotong atau berhubungan
dengan tempat pekerjaan, penyedia jasa harus mendapat
persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap
usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan
mempengaruhi pekerjaan untuk kepentingan umum tersebut.
BAGIAN - II
SPESIFIKASI
KHUSUS
I.
BAHAN-BAHAN UMUM
1. PORTLAND
CEMENT
Semen
Semen yang akan dipakai adalah semen portland sesuai
dengan Standard Indonesia N.I.8, AST, Model C.150 atau Standard
Inggris Model BS.12.
1.2. Pengujian dan Pemeriksaan
a. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila
diperlukan akan dilakukan oleh Direksi dan bahwa
sampling, pengujian dan pemeriksaan harus sesuai
dengan Standard Indonesia N.I.8 atau ASTM, Model C.150
atau test yang equivalent dengan Standard Inggris.
Kontraktor harus menyampaikan keterangan kepada
Direksi, waktu dan tempat semen dikeluarkan dari pabrik.
Direksi setiap saat mempunyai wewenang untuk meneliti
dan memeriksa material, laporan analisa laboratorium,
dan pengambilan sample semen untuk diperiksa.
Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pengambilan contoh atau (sample)
tersebut.
b. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang
setiap
waktu
sebelum
semen
tersebut
dipergunakan. Semen yang tidak memenuhi syarat
tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada semen yang
tidak memuaskan dan telah terpasang maka bagian
yang telah menjadi campuran beton dan grout tersebut
harus dibongkar dan diganti dengan semen yang baru,
dengan biaya dari Kontraktor. Pengetesan silinder, kubus
beton atau campuran semen yang akan digunakan, dapat
diperintahkan oleh Direksi pada setiap waktu untuk
maksud keperluan testing dan Kontraktor harus
melaksanakan
dan
mempersiapkan
semen
dan
campuran semen/beton yang diminta untuk ditest tanpa
pungutan bayaran dari pada Direksi.
c. Semen boleh saja tidak dapat dipakai sebagai
kebijaksanaan dari Direksi, seandainya tidak memenuhi
syarat-syarat yang dibutuhkan. Semen dapat diterima
setelah 7 (tujuh) hari hasil test sesuai dengan kriteria
mengenai kwalitas dari pabrik semen yang telah
ditetapkan 12 (dua belas) bulan atau sebagai hasil dari
28 (dua puluh delapan) hari pengetesan pada nilai
testing normal harus disetujui sebelum pengiriman dari
pabrik.
1.3. Gudang/Penyimpanan
a.
c.
1
0
No
Saringan
4
(Screen
6 15
16
10 25
30
10 30
50
15 35
100
12 20
PAN
37
1
sendiri. Kontraktor harus meningkatkan mutu produksi
1
agregate sehingga memenuhi syarat seperti yang
disetujui oleh Direksi.
Standar
Saringan
U.S.
51 mm (2 )
38 mm
(1)
25 mm (1)
19 mm (3/4)
12 mm (1/2)
9,5 mm
(3/8)
4,7
mm (No.
4) mm (No.
2,4
8)
Agregat
Kasar
100
90 sampai
100
20 sampai
55
10 sampai
20
5 sampai 10
0 sampai 5
-
Agregat
Kunci 100
90 sampai
100 20 sampai
55
0 sampai 10
0 sampai 5
Agregat
Halus
100
85 sampai
100
10 sampai
30
0 sampai 10
3. TULANGAN
3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semen tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan
ukuran yang sesuai dengan Indonesia Standard for
Concrete N.I.2, PBI 1971 atau ASTM Design Nation A.15
dan harus disetujui oleh Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan Direksi.
3.2. Pembuatan dan Pembersihan
a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari
kotoran-kotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang
akan merusak atau mengurangi mutu. Bilamana
terdapat penundaan di dalam pengecoran beton,
tulangan harus diperiksa kembali dan dibersihkan
bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut
ukuran yang ditunjukkan pada gambar-gambar yang
dilampirkan
atau
gambar
konstruksi yang harus
diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali
dengan cara yang akan merusak bahan. Batangan
dengan putaran/tekukan atau lekukan-lekukan yang tidak
ditunjukkan pada gambar, janganlah digunakan. Semua
batangan harus dilekukkan dalam keadaan dingin.
Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh operasi
disetujui oleh Direksi.
3.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin
terhadap penggesekan dengan menggunakan
ikatan
kawat besi atau klip-klip yang cocok pada persilangan,
dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam
sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal
pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus
digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari
pada batangan atau ikatan.
Diskripsi
Spektek
Tipe bandul
Logger
Mempunyai :
Interface/fasilitas koneksi ke serial
modem dan GSM modem.
Interface /fasilitas data transfer.
Interface tampilan data
Penyimpanan
Memory
Penampil / Display
Mempunyai :
Kapasitas memory minimal dapat
menyimpan data 8 bulan data
pencatatan dengan interval waktu 1
jam.
Fasiltas pengaturan interval waktu
pencatatan data.
Fasilitas rotary ( berputar menghapus
data yang lama)
Fasilitas reset
data memory .
- Menunjukkan
:
Interval waktu
Power datalogger
Tanggal
Waktu (Jam, Menit dan Detik)
No Stasiun
Kode Wilayah
Ketinggian air (Cm)
Tinggi muka air saat pemasangan
Battery status
- Otomatis of dalam 1 menit.
Kelengkapan
5. AIR
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan
grout harus bebas dari lumpur yang dapat mengganggu, bahan
organik, alkali, garam dan hal-hal lain yang tidak baik. Air yang
dapat digunakan di dalam semua beton, adukan dan grout akan
ditest oleh Direksi untuk menentukan kecocokannya terhadap
keperluan-keperluan.
5. BAHAN-BAHAN LAIN
5.1. Batu-bata
Batu bata harus batu bata biasa, yang sesuai dengan
Standard Indonesia untuk batu bata NI 10 batu bata harus
digolongkan sebagai berikut:
a. Batu bata klas I harus terbuat dari tanah yang baik,
bekas dari deposit saline harus dibakar dengan baik
tanpa divitrivikasi, harus teratur, seragam dalam bentuk
dan ukuran dengan ujung yang tajam dan persegi,
permukaan sejajar dan mempunyai warna merah menyala
atau tembaga;
Batu-bata klas I harus bertekstur homogen dan
menimbulkan suara gemerincing yang jelas bila dipukul
dan harus bebas dari retakan, serpihan, batu dan modul
batu kapur.
b. Batu bata klas II harus dibakar sama baiknya seperti
batu bata klas I atau sedikit dibakar berlebihan tetapi
tidak divitrivikasikan di dalam bagian manapun dan
harus memberi suara gemerin-cing yang jelas bila dipukul.
Perbedaan yang kecil dalam ukuran bentuk dan warna
akan diterima tetapi tidak sedemikian sehingga memberi
bentuk yang tidak teratur atau tidak rata.
5.2. Batu Kapur
Batu kapur harus berupa batu kapur biasa yang sesuai
dengan tuntutan Standar Indonesia untuk Kapur N.I.7.
5.3. Tras dan Semen Merah
Tras dan semen merah haruslah tras dan semen merah biasa
sesuai dengan tuntutan Standar Indonesia untuk tras dan
semen merah NI. 20.
5.4. Bahan Tambahan (Admixture/additif)
a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan
tambahan
campuran
beton
(admixture)
untuk
memperbaiki mutu dan mempermudah pekerjaan beton
dan mortar.
Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan yang mungkin dipakai harus
mendapat persetujuan Direksi. Bahan tambahan harus
Spesifikasi
ASTM C260-77
ASTM C 494-82,
type A
Geotextile harus dari jenis yang tidak dianyam (nonwoven), yang terdiri dari serabut menerus dengan vahan
polimer polypropylene yang diproduksi dengan teknik
needle punched. Kualitas dari polimer yang dipakai
harus bersertifikasi pabrik, tahan asam, alkaki dan zat
kimia didalam rentang pH 2-12 dan tidak mengalami
hidrlisis pada kondisi iklim tropis.
b. Geotextile harus mempunyai daya tahan terhadap
pengaruh kontak langsung dengan zat kimia yang
umumnya ada di dalam tanah dan air limbah serta
memiliki daya tahan terhadap mikro biologis lainnya.
a.
Persyarat
an
400
Metod
e
ISO 9864
3.2
ISO 9863
4250
ISO 12236
800
28
ASTM
D
4833
ISO
10319
80/40
ISO 10319
0.08
ISO 12956
Elongasi (%)
j.
Kapasitas
(l/m2/s)
8.4
14
ISO 13433
1770 /
1650
ASTM D
4632
3x10-3
ISO 11058
Pengaliran
- 50 mm head
ISO 11058
50
106
- 100 mm head
m. Kapasitas
(l/m.h)
- 20 kPa
ISO 12958
20.0
4.0
- 200 kPa
Kelas
Geotext
ile
1
Geotext
ile
Klas I
Geotext
ile
Klas II
Fungsi
2
Penguatan
Tanah
Penguatan
Tanah dan
Rembesan
Bukaa
n
Ruang
/ 5
Kekuat
an
tegang
3
Kekuat
an
Tekan
4
0.71 KN
0.42 KN 0.212
mm
201.4
KN/m
120
KN/m
Permitt
iv
ity
6
1.4 jam1
Geotextile non wooven harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel
berikut ini :
Certifie
Charecteristic
Test method
Unit
d
value
Raw material
PES/PP/PA
DIN EN 965
g/m2
600
Thickness (x-s)
DIN EN 964-1
mm
DIN EN ISO
10319
KN/m
11,0
Longitudi
nal
Elongation at max.
tensile strength
11,0
DIN EN ISO
10319
%
60
Longitudin
40
al
Puncture
Transversforce (x-s)*
DIN EN ISO
12236
DIN EN ISO
12236
Elongation at
static puncture
strength
Efective opening size DIN E 60500 Part
6
Water permeability
coefficient
DIN E 60500 Part
at a load 2 kN/m2 Kv
DIN E 60500 Part
7
Kh
Nm
1200
35
mm
0,1
m/s
8,0 x 10-3
m/s
1,7 x 10-2
Bonding method
Detector tested
Standard roll
dimension
Needl
e
punch
Yes
5,0 x
50
Geotextile Filter cloth harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel
berikut ini :
Certifie
Charecteristic value
Test method
Unit
d
Raw material
Mass per unit area
Thickness (x-s)
Tensile strength (xs) Longitudinal
Transverse
Elongation at max.
tensile strength
Longitudi
nal
Puncture force (x-s)*
Elongation at static
puncture strength
Efective opening size
Water permeability
coefficient
at a load 2 kN/m2 Kv
Kh
Bonding method
DIN EN 965
DIN EN 964-1
DIN EN ISO
10319
Detector tested
Standard roll dimension
PES/PP/PA
250
2-3
g/m2
mm
KN/m
11,0
11,0
DIN EN ISO
10319
DIN EN ISO
12236
DIN
EN ISO
12236
DIN E 60500 Part
6
DIN E 60500 Part
DIN E 60500 Part
7
-
Nm
%
1200
35
mm
0,1
60
40
m/s
m/s
m
8,0 x 10-3
1,7 x 10-2
Needl
e
Yes
5,0 x
50
Test Method *
DIN EN 965
DIN EN 964-1
DIN EN ISO
10319
Unit
Value
g/m
mm
kN/m
600
5,0
25,0
40,0
DIN EN ISO
10319
DIN EN ISO
12236
%
%
60
40
N
%
6.000
35
Efective opening
size
Permeability
DIN EN ISO
12956
DIN
EN ISO
11058
mm
m/s
0,1
3,0 x 10-2
2
0
2
1
5.9. Kayu Cerucuk
Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/
kayu bakau dengan berdiameter antara 1015 cm. Apabila
menggunakan kayu lain harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi.
Pipa saringan
Pipa saringan sumur yang dipakai adalah pipa low
carbond steel 0,4 mm sesuai dengan standar JIS
atau SII dengan diameter 10 inchi dan 6 inchi. Cara
penyambungan menggunakan material las dan
socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan harus persetujuan direksi.
a. Flat Type
Type
FPC-220-A-500
FPC-320-A-500
B
Leng
(mm
ht
)
(m)
9 12 500
9 12 500
T
(mm)
220
320
Crac
k
(Tf3,32
Ultim
ate
(Tf5,39
6,05
7,85
b. Corrugated Type
Type
W-325 A
W-400 A
Type
W-325 A
W-400 A
Leng
ht
9(m)
- 12
9 - 12
Leng
ht
9(m)
- 12
9 - 12
a
109
130
BAGIAN - III
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
a.
Pekerjaan
pembersihan
adalah
pada
lokasi/lapangan
pekerjaan maupun lokasi untuk jalan masuk peralatan agar
dapat ditempuh langsung dengan mudah. Semua daerah
yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan
dibersihkan sesuai petunjuk Direksi. Pembersihan meliputi
pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu
harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali
ada ketentuan lain sesuai petunjuk Direksi.
b. Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang
banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter lebih besar
30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dipotong-potong dan kemudian ditumpuk
pada suatu lokasi/ tempat dengan syarat tidak menggangu
lingkungan atau dibuang kelokasi lainnya sesuai dengan
persetujuan Direksi
c. Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana
akan dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat
pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut
tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak
merusak lingkungan atau dibuang kelokasi lainnya atas
persetujuan dari Direksi.
d. Kontraktor diminta untuk memulai pekerjaan pembersihan ini
sebelum pekerjaan utama dimulai.
e. Semua kerusakan yang timbul akibat pekerjaan tersebut
terhadap milik umum atau perseorangan yang dilaksanakan
untuk kontraktor, hal tersebut harus diperbaiki atau diganti
atas biaya kontraktor.
e.
Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar harus
diketahui dan diparaf dan ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor serta Pihak Direksi. Data dan gambar yang
disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang
berkualitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas
dan dijilid rapi.
f. Kontraktor
harus
telah
menyerahkan
gambar-gambar
Contruction Drawing
(CD)
dari
pengukuran
M.C.-Nol,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja untuk diperiksa oleh
Direksi sebelum dilakukan persetujuan.
g. Setiap ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan
harus dituangkan dalam gambar dan tulisan dan
boleh
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pihak Direksi.
h. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan
ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan lainnya.
Untuk kelancaran mendatangkan bahan/material maupun alatalat berat ke dan dari lokasi proyek,
Kontraktor dapat
memanfaatkan jalan desa, jalan inspeksi yang sudah ada.
b. Apabila jalan masuk tersebut rusak yang diakibatkan lalu
lalangnya alat-alat berat dan lain-lainnya ke dan dari lokasi
proyek, kontraktor harus memperbaikinya.
c.
6. DEWATERING
Pekerjaan pengeringan (Dewatering) harus dilakukan untuk
pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan
dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan
maupun beton bertulang sudah mengering dengan sempurna.
Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton dalam
keadaan tergenang air .
7. QUALITY CONTROL
Kontraktor berkewajiban untuk melakukan quality control
terhadap semua pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.
akan
meliputi
test-test
e. Pembayarannya berdasarkan
harga satuan
yang sesuai
dengan bahan yang digunakan dan harga satuannya sudah ada
dalam Kontrak. Semua galian untuk pondasi bangunan harus
merupakan galian dalam keadaan kering. Tidak ada biaya
tambahan untuk galian dalam keadaan basah.
f. Kontraktor harus mengambil semua tindakan guna melindungi
lereng galian terhadap erosi atau degradasi selama pekerjaan
berlangsung. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan
dalam harga satuan pekerjaan yang berkaitan dengan
penggalian.
3
0
g. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau diperintahkan oleh
Direksi kemiringan lereng galian harus mengikuti Tabel berikut.
Selain itu untuk setiap tinggi 6 m harus dibuat berm lebar 2 m
pada galian tanah.
Bahan
Batuan
Kemiring
an
1(V:H)
: 0.3
Keterangan
Untuk lereng permanen
1 : 0.2
1 : 1.0
1 : 0.6
Tanah
1 : 1.5
Tanah
residual
1 : 1.0
Aluvium
1 : 2.5
1 : 2.0
Batuan lapuk
3
1
kembali dengan slash grout, adukan semen atau beton atau
sesuai arahan oleh Direksi.
b. Direksi
dapat
meminta
Kontraktor
untuk
melakukan
penanganan celah dan retakan permukaan yang lebih kecil
agar di-grouting khusus, sikat masuk adukan semen, atau
dengan aplikasi pneumatic dengan mortar, gunite atau
shotcrete.
c. Cekungan,
ketidakteraturan
dan
lubang
besar
pada
permukaan pondasi dan bekas galian sumur uji (test pit) atau
investigasi bawah tanah lainnya harus diisi kembali sesuai
arahan Direksi dengan beton atau material urugan yang
memenuhi spesifikasi material urugan dan dipadatkan
sebagaimana diuraikan pada pasal sebelumnya.
d. Segera sebelum penempatan lapisan zona urugan utama,
permukaan pondasi harus dibersihkan dari semua material
lepas atau pengganggu.
e. Air yang tertampung di cekungan harus dibersihkan dengan
tangan atau dengan alat lainnya sesuai persetujuan Direksi.
f. Sebaliknya bila permukaan pondasi terlalu kering permukaan
pondasi dapat dibasahi sesaat sebelum penempatan material
urugan guna mendapatkan lekatan yang baik dengan lapisan
pertama material urugan.
g. Kontrol Kelembaban dan Density
Kelembaban seluruh lapisan material urugan sebelum dan
selama pemadatan harus dijaga seragam. Kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi, kadar air dari material urugan
harus memenuhi ketentuan sesuai Standard ASTM D 2216
sebagai berikut:
Kadar air material zona urugan sebelum, selama dan
sesaat setelah pemadatan harus dalam kisaran minus satu
persen (-1%) sampai plus tiga persen (+3%) dari kadar air
optimum (OMC) sebagaimana didapat dari uji pemadatan
yang dilakukan berdasarkan Standard ASTM D 698; dengan
catatan bahwa rata-rata kadar air material harus dalam
kisaran OMC sampai plus dua persen (+2%) OMC.
Pengkondisian kadar air material urugan harus dilakukan
sebelum pengangkutan ke lokasi konstruksi yaitu pada lokasi
sumber material atau tempat penimbunan sementara
(stockpile).
Metode untuk mendapatkan kadar air yang ditentukan dari
material urugan adalah merupakan tanggung jawab
Kontraktor
dengan
mendapatkan
persetujuan Direksi.
Tambahan kelembaban mungkin dapat diberikan pada
urugan jika secara spesifik diarahkan dan disetujui Direksi
dan tambahan kelembaban tersebut harus dilaksanakan
dengan menggunakan kendaraan penyemprot (sprinkle) atau
sejenisnya sesuai persetujuan Direksi.
Density kering material urugan sesaat setelah pemadatan
tidak boleh kurang dari 98% dari Density Kering Maksimum
(DKM) sebagaimana didapat dari uji pemadatan standard
yang dilakukan berdasarkan prosedur standar ASTM; dengan
catatan bahwa rata-rata density kering material tidak boleh
kurang seratus persen (100%) density kering maksimum.
Kadar air dan density saat penempatan, dan kadar air
optimum dan densitas kering maksimum material urugan
akan ditentukan oleh Direksi secara berkala dengan uji
lapangan dan laboratorium berdasarkan sampel acak sesuai
dengan pasal sebelumnya pada bab ini.
Jika kadar air atau density pada saat penempatan
sebagaimana ditentukan dalam uji kontrol tidak dapat
dipenuhi maka Direksi akan meminta Kontraktor untuk
mengganti
material
atau
untuk
mengolah
material
c.
2. BAHAN
Seluruh material untuk beton, termasuk semen, pasir , agregat
kasar dan air akan disesuaikan dengan Bagian I, yaitu bahanbahan umum.
3. MUTU BETON
3.1. Mutu Beton
Mutu beton harus disesuaikan dengan Standard Indonesia
untuk beton NI. 2 PBI 1971 seperti tabel berikut ini:
Tbm
With S =
46
(Kg/cm2)
-
B1
Structura
l
K-125
125
200
Structura
l
K-175
175
250
Structura
l
K-225
225
300
Structura
l
Us
Grade
Tbk
Category
of
(Kg/cm2)
Non
Structur
Supervisio
nAgrega
te
Structu
Visual
Inspecti
Stric
Inspecti
on
Detailed
Examinati
on by
Detailed
Examinati
on by
Detailed
Examinati
on by
Control
Crushing
No Test
No Test
No Test
Test
To be
Carried
Test
To be
Carried
(T ' b T
'
2
bm )
Dimana:
N 1
N
= Jumlah
sample yang diuji
(minimum 20 buah
3.2. Kriteria
Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa
strength 80% dari hasil test specemen harus lebih besar dari
design strength. Design strength klasifikasi seperti:
Class I = 160 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama
28 hari; Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30
cm selama 21 hari; Class III =
225 kg/cm2 dengan uji
silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.
4. CAMPURAN BETON
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
7. PENGADUKAN
7.1. Mesin Pengaduk Campuran Beton
a. Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam
batch mixer atau "Portable Mixer", waktu pengadukan
tidak kurang dari 15 menit, sesudah seluruh bahan-bahan
(kecuali untuk air dengan jumlah yang penuh) di dalam
mixer. Waktu pengadukan perlu ditambah apabila
kapsitas mixer melebihi dari 15 m3. Direksi memberi
syarat untuk penembahan waktu pengadukan bila mana
pengisian dan operasi pengadukan gagal menghasil-kan
beton melalui bahan-bahan yang didistribusi dan konsistensi yang uniform concrete harus seragam. Dalam
komposisi dan konsistensi dari kelompok-kelompok kecuali
bila perganti-an dalam komposisi atau konsistensi
dibutuhkan. Air harus ditambahkan sebelum pengisian
dan pengadukan berikutnya dilaksanakan. Campuran
yang berlebihan dengan penamba-han air
untuk
mendapatkan konsistensi beton tidak diizinkan.
b. Truck mixer akan diizinkan hanya jika mixer-mixer dan
operasi menunjukkan beton yang diolah adalah uniform
dari tiap-tiap
pengolahan dengan memperhatikan
konsistensi dan grading. Setiap mixer yang menghasilkan
hasil yang tidak memuaskan harus dibuang dari atas
biaya sendiri dari Kontraktor. Setiap mixer yang
memberikan
hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki. Mixer dalam pengolahan secara sentralisasi
dan mixing plant harus dirangkai sedemikian rupa
sehingga gerak-an pengadukan dalam mixer dapat
diobservasi dari tempat yang sesuai terhadap tempat
operator-operator mixing plant. Mixer tidak akan
dibebani dengan bahan yang melebihi dari kapasitasnya,
8. TEMPERATUR
Temperatur beton ketika dipasang tidak lebih dari 32OC dan tidak
kurang dari 4.5OC. Ketika tempereatur beton waktu bekerja
mungkin 27O C dan 32OC, beton akan dicampurkan dijob site dan
dituangkan ke dalam peker-jaan dengan segera setelah
pengadukan selesai. Jika dipasang pada keadaan cuaca dengan
temperatur beton lebih dari 32OC, seperti yang didapatkan oleh
direksi maka campuran pada malam perlu dilakukan untuk
mempertahankan temperatur beton terpasang di bawah 32OC.
9. DESAIN PERANCAH
Design perancah disesuaikan dengan berbagai bentuk, ketinggian
dan dimensi dari beton seperti terlihat dalam gambar atau
sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi. Bahan yang
dipergunakan dalam design perancah akan ditentukan oleh
direksi sebelum pelaksanaan dimulai, meskipun telah disetujui
bukan berarti bahwa Kontraktor tidak bertanggung jawab atas
bentuk-bentuk atau perbaikan beberapa bagian yang rusak yang
dapat berkembang atau menjadi tidak dapat digunakan.
semua
untuk
melidungi
pembentukan tumpukan,
pembongkaran- pembongkaran halus
atau yang rusak permukaan betonnya setelah terpasang.
c. Semua cetakan harus rapat ketika didirikan agar diperoleh
hasil yang cocok dan baik untuk pembongkaran cetakan tanpa
mengganggu permukaan beton yang telah terpasang harus
dipersiapkan sebelum beton dituang permukaan cetakan
diberi oli yang akan secara efektif mencegah pelekatan dari
beton dengan cetakan dan tidak akan menodai beton. Semua
baha-bahan yang tersimpan atau yang telah dipakai hanya
boleh digunakan bila disetujui direksi. Kontak antara tulangan
baja cetakan juga harus diperhatikan, jangan sampai
menghasilkan perpaduan yang tidak baik.
d. "Chamfer Strips" (bingkai penguat) harus ditempatkan pada
sudut cetakan hingga menghasilkan sisi yang dibentuk atas
permukaan beton. Sudut-sudut interior pada beberapa
permukaan dan sisi miring kecuali sisi miring dapat diketahui
dari gambar-gambar.
e.
beton yang lepas atau yang rusak, lapisan atau bahan asing.
Permukaan sambungan konstruksi harus dibersihkan dengan
sand-blasting dan pencucian harus dilakukan pada kesempatan
terakhir sebelum penempatan yang pasti. Semua genangan
air harus dihilangkan dari permukaan sambungan konstruksi
sebelum beton yang baru dipasang.
Permukaan dari semua sambungan konstruksi atau expansion
joint seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan
dengan baik dari tempelan beton atau bahan-bahan asing lain
dengan menggaruk, shipping, atau cara lain yang disetujui
Direksi.
13. PENEMPATAN
a.
f.
4
0
setiap permukaan-permukaan yang tidak teratur harus segera
diperbaiki demi kerapian dan keindahan.
d. Pada umumnya waktu minimum sebelum melepaskan
perancah adalah dua hari untuk dinding-dinding yang tidak
dimuati, 7 hari untuk dinding penopang dan dinding induk
serta 21 hari untuk lantai jambatan. Tabel di bawah ini
menunjukkan kekuatan minimumdari beton untuk pelepasan
bentuk.
KEKUATAN MINIMUM CONCRETE UNTUK PELEPASAN
BENTUK
Klasifikasi Struktural
Kekuatan
minimum
yang 2
kg/cm
psi
Usia
dengan
kondisi
perbaikan
35
500
24 jam
53
750
36 jam
16. PERLINDUNGAN
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap gangguan
sampai akhirnya diterima oleh Direksi. Permukaan beton yang
diekpose, kecuali permukaan beton yang dilapisi dengan
campuran penutup berpigmen putih, harus dilindungi dari sinar
matahari langsung selama sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari
pertama setelah pengecoran. Setiap perlindungan harus efektif,
sepraktis mungkin setelah pengecoran beton yang tidak
berperancah atau setelah perancah beton dibongkar.
17. PERAPIHAN
a.
4
1
Perapihan permukaan beton harus dilakukan oleh pekerjapekerja yang terampil dengan kehadiran Direksi. Permukaan
beton akan ditest oleh Direksi untuk menentukan apakah
keadaan permukaan yang tidak teratur dalam batas-batas yang
ditentukan. Perbaikan yang disebab-kan karena pemindahan
atau pemasangan cetakan yang salah, atau linning dari
penampang cetakan, pengancingan cetakan yang lepas atau
kerusakan cetakan dianggap sebagai
c.
Beton
Semua beton dan grout yang dibutuhkan untuk pekerjaan
dalam spesifikasi ini harus dimasukkan dalam harga satuan
penawaran di dalam rencana anggaran biaya untuk item-item
yang berhubu-ngan. Harga satuan penawaran untuk pekerjaan
demikian akan meliputi tetapi tidak terbatas pada air, pasir dan
agregat, campu-ran tambahan, campuran yang tidak menyusut,
campuran perbaikan dan perletakan neoprene dan asbestos
sheet packing dan juga meliputi semua pengerjaan tetapi
tidak terbatas pada pengolahan, pencampuran, pengontrolan,
temperatur, transpor-tasi persiapan untuk
penempatan
perbaikan, perlindungan dan sewa pengerjaan lainnya,
prosedur-prosedur,
penempatan-penempatan dan syaratsyarat yang diajukan.
b. Perancah
Semua perancah yang dibutuhkan harus dimasukkan ke dalam
harga satuan pekerjaan di dalam rencana anggaran biaya
sesuai dengan klasifikasinya.
Harga satuan pekerjaan
mengikuti dan tidak terbatas pada bahan-bahan cetakan,
transportasi, persia-pan, pemasangan, pelepasan kembali dan
semua pekerjaan yang lain sesuai persyaratan dan prosedur.
2. Bahan
Untuk pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini
meliputi batu, semen, pasir dan air, harus sesuai dengan
ketentuan dan sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam Bab I
Bahan Umum. Untuk pasangan batu terdiri dari 1 PC : 3
3. Adonan Adukan
Adukan dibuat dalam volume yang cukup dipakai untuk
pekerjaan yang segera dilaksanakan saja, semua adonan yang
telah ditambah air dalam adukan selama
30 menit tidak boleh dipakai lagi. Mengencerkan kembali
adukan tidak diperkenankan.
5. Siaran
a.
6. Plasteran
a.
b. Batu kosong yang dipakai adalah jenis batu kali yang bermutu
baik dan tidak mudah pecah atau retak oleh goresan air.
8. Perawatan
a.
V. PEKERJAAN GEOTEXTILE
1. U m u m
Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang Geotextile non
woven seperti yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh
direksi/pengawas. Pemakaian Geotextile non woven sudah umum
dalam pekerjaan teknik sipil, diantaranya: sebagai filter, lapisan
pelindung, lapisan pemisah tanah untuk mencegah bercampurnya
tanah/material timbunan dengan tanah lunak, dan drainase di
bawah tanah.
2. Material
Kontraktor harus mengajukan persetujuan pengadaan material
kepada konsultan/ pemilik dengan disertai brosur, teknikal data
dan sample material. Kontraktor tidak dibenarkan untuk
melakukan pembelian material sebelum ada persetujuan dari
konsultan/pemilik proyek. Dalam pengajuan persetujuan material,
kontraktor harus memberikan waktu yang cukup untuk prosedur
pengajuan tersebut dan juga harus mempertimbangkan waktu
pengadaan barang, waktu produksi hingga pengiriman ke
lapangan. Keterlambatan yang disebabkan karena masalah
persetujuan dan pengadaan barang akan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari kontraktor.
3. Pelaksanaan
3.1. Geotextile non wooven
a. Setiap rol Geotextile non wooven yang dikirim ke site
dilapis lembar polyethylene dan diberi label untuk detail
identifikasi produk, panjang, lebar, dan berat.
b. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan Geotextile non
woven harus mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik.
c. Pemilihan area harus dipersiapkan untuk penyimpanan rolrol Geotextile non woven di site. Area tersebut harus
aman, kokoh, kering dan terlindung dari material yang
dapat merusak Geotextile non woven.
d. Kontraktor harus menjamin tempat dan peralatan yang
digunakan untuk
menangani Geotextile tidak akan
merusak Geotextile non woven dan lapis pelindungnya.
e. Rol-rol Geotextile non woven disimpan dan ditangani
sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjadi kerusakan.
4. Pembayaran
Harga satuan jenis pekerjaan ini untuk setiap satuan kuantitas
sudah termasuk penyediaan bahan (filter cloth), pekerja,
peralatan, perkakas dan semua keperluan lainnya atau biaya
untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya
dibayar meter persegi.
d.
e.
f.
g.
h.
3. Susunan Batu
3.1. Umum
Pekerjaan ini terdiri dari susunan batu untuk pondasi
(inti/lapisan pengisi) dan lapisan penutup yang posisinya
sejajar garis pantai (Revetment). Bentuk kemiringan,
ketinggian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam gambar
atau berdasarkan petunjuk Direksi.
3.2. Material
Material
susunan
batu
revetment yang memenuhi
persyaratan/spesifikasi dan sudah disetujui oleh Direksi.
3.3. Metoda Pelaksanaan
a.
Persiapan
Galian pondasi dan pembentukan kemiringan permukaan
dimana susunan batu revetment akan ditempatkan harus
dilakukan secara tepat setelah dilakukan pengecekan
potongan melintang dari garis pantai.
Persiapan lokasi penyimpanan material di sekitar lokasi
proyek harus mendapat persetujuan dari Direksi.
b. Revetment
- Batu dengan berat < 250 Kg
Batu dengan berat < 250 Kg berfungsi sebagai batu
pengunci dan dipasang/disusun mulai diatas elevasi
batu dengan berat > 1.000 Kg (sesuai gambar).
Dipasang dengan menggunakan alat berat (Excavator)
mengikuti jalur rencana.
Didalam pemasangan/penyusunan batu ini, agar dapat
diatur sisi-sisi sudut batu satu dengan batu lainnya
dengan memperkecil rongga/pori, sehingga komposisi
batu menjadi lebih kompak dan kokoh terhadap
pengaruh gelombang laut.
- Batu dengan berat 250 Kg 1.000 Kg
4. Pembayaran
Harga satuan untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk
semua persyaratan yang ditetapkan proyek seperti test
material, pengadaan material, transportasi, peralatan dan
upah pekerja juga hal yang berhubungan dengan pemasangan
batu. Untuk pembayarannya dihitung volume batu dalam
meter kubik (m3) terpasang yang dinyatakan dalam Berita
Acara Penyelesaian Prestasi Pekerjaan
selama periode
pelaksanaan kontrak.
2. Material
Bronjong kawat anyaman pabrikasi (dia.3 mm) atau anyaman
manual (dia.4 mm) dengan ukuran sangkar adalah :
- Tinggi
- Lebar
- Panjang
: 0,50 meter
: 1,00 meter
: 2,00 meter.
3. Pelaksanaan
a.
f.
5
0
4. Pembayaran
Volume pembayaran bronjong dilakukan berdasarkan atas harga
satuan per m bronjong yang terpasang.
VIII.
1. U m u m
Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk meliputi pekerjaanpekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemancangan seperti
yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Material
Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu
bakau
dengan
berdiameter
antara
1015
cm.
Apabila
menggunakan kayu lain harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi
3. Pelaksanaan
a.
4. Pembayaran
Volume pembayaran untuk pekerjaan ini adalah per m kayu
yang akan terpancang dan masuk kedalam tanah.
5
1
Pemasangan sheet pile harus rapi dan sejajar sesuai dengan
gambar. Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan
pemacangan ini adalah per-meter sheet pile yang terpasang.
1.2. Pekerjaan Memotong Kepala Sheet Pile
Pekerjaan memotong kepala sheet pile ini harus dikerjakan
untuk meratakan kepala sheet pile sehingga didapat
permukaan yang rata untuk mempermudah pekerjaan
capping beton bertulang. Volume pekerjaan yang dibayar
untuk pekerjaan ini adalah per-meter kubit yang dipecahkan.
v.
f.
i.
j.
Agregat kg/m2
Kasar
Kunci
100 sampai
120
13 sampai
18 sampai
11
16 -
Halus
8 sampai
12
Aspal
bitum
0,9 sampai
1,2
4,5 sampai
5,5
1,8 sampai
2,2
1,5 sampai
1,9
-
b.
c.
d.
e.
f.
6
0
Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus
menggunakan bevelled washer. Kepala dari mur harus
diputar dengan benar, dengan menggunakan kunci inggris
yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.
d. Untuk drat stang harus dipasang doubl drat.
e. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus
membuat dan menenyerahkan kepada Direksi untuk
disetujui, program lengkap yang menunjukkan :
- Type pengelasan
Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran
ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi
spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan,
semua ceceran las harus dibersihakn dan semua lubang
pori dan berkas berkas terbakar harus diperbaiki.
- Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus
memenuhi ketentuan.
2.2. Pemasangan
a. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari
pekerjaan seperti pada gambar disain yang disetujui atau
atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan, termasuk semua
alat alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal
(penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pemasangan. Dinding
plat, sandaran
dan
ambang harus diperkuat seperti
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
c. Pada
penyelesaian
pekerjaan
semua bagian
harus
dibersihkan dan dirapikan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
harus memindahkan sembua kelebihan bahan- bahan dari
tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.
Semua gear reducer tertutup harus diisi secukupnya
dengan
minyak
pelumas,
sesuai
syarat
dari
pembuat/pabrik. Gear reducer terbuka harus duberi gemuk
kualitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas
dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa
tambhan biaya.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang
cukup untuk jangka waktu pemeliharaan untuk semua
bagian pekerjaan dari Kontrak ini.
2.3. Test dan Garansi
a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap
untuk ditest, dihadapan Direksi sebelum penyerahannya
untuk bisa membuktikan bisa
dioperasikan dengan
memuaskan.
Jika ada bagian pekerjaan gagal dioperasikan sesuai
dengan ketentuan Direksi, beberapa perubahan harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi
tanpa pembayaran ekstra.
b. Pada saat penyerahaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
melaksanakan pemeliharaan selama jangka waktu masa
pemeliharaan untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan
6
1
dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin
terjadi
dalam
waktu
tersebut
tanpa
biaya
tambahan.
2.4. Pengecatan
2.4.1.
Bahan bahan
a. Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel
pabrik (factory scaled) kaleng/cap pabriknya akan
ditentukan oleh Direksi.
2.4.3.
2.5.2.
Pengerjaan di lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja
selengkapnya dan menyediakan perancah sementara
serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.
3. Waterstop
a. Pemasangan water stop dan joint filler dalam bentuk dan
ukuran sebagaimana ditentukan dan pada tempat-tempat yang
diperlihatkan
dalam
gambar-gambar
atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.
b. Water stop dan Joint filler disediakan dan disimpan pada suatu
tempat dengan suatu cara yang akan ditunjukkan oleh Direksi.
c. Semua sambungan di lapangan dan hubungan-hubungan water
stop dan joint filler hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan hubungan yang kedap air dengan segala cara
sebagaimana dispesifikasikan pabrik pembuat water stop dan
joint filler.
d. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran kuantitas pekerjaan "Water Stop" dilakukan untuk
setiap meter panjang dari "Water Stop" yang terpasang diukur
sepanjang garis tengah (as) dari "Water Stop" sesuai dengan
gambar-gambar. Pembayaran untuk "Water Stop" dihitung
menurut harga satuan meter panjang (m) seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, jenis pekerjaan
pada Penawaran. Harga satuan harus sudah mencakup semua
biaya pengadaan dan pemasangan dan biaya-biaya lain
pekerjaan terkait.
4. Dowell Bar / Angker
a. Batang pantek (angker) harus disediakan dalam sambungansambungan konstruksi dan ekspansi, sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar-gambar atau sebagaimana ditentukan
oleh
Direksi.
b. Suatu batang pantek (angker) harus merupakan suatu batang
lurus, bulat berprofil dari kepanjangan 100 cm dan 22 mm,
diameter kecuali diperlihatkan lain secara khusus dalam gambar
atau ditentukan Direksi.
c. Panjang setengah dari batangan pantek harus ditutup dengan
pipa PVC diameter 25 mm bahan-bahan lain yang disetujui
untuk mencegah pengikatan dan harus ditetapkan pada jarakjarak sebagaimana diperlihatkan pada gambar-gambar atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Setengahnya yang lain
harus diikat kuat pada suatu sisi dari sambungan.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran kuantitas "Dowell Bar" diukur dari jumlah batang
yang dipasang disetiap sambungan seperti diperlihatkan pada
gambar-gambar atau menurut perintah Direksi. Pembayaran
dihitung menurut harga satuan per buah pada Daftar Kuantitas
BAGIAN - IV
METODE
PENGUKURAN
1.
PENDAHULUAN
1.1. Volume pekerjaan adalah volume yang dihitung dari gambar
dan diperlukan untuk dapat memberikan ketentuan yang sama
dalam mengajukan penawaran yang selanjutnya akan dipakai
dasar dan evaluasi terhadap semua penawaran. Apabila kontrak
sudah ditandatangani, yang mengikat adalah harga satuan untuk
tiap-tiap pekerjaan, sedangkan volume pekerjaan didapat dari
perhitungan kembali berdasarkan kenyataan di lapangan.
1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak adalah syaratsyarat kontrak, spesifikasi dan gambar-gambar serta dokumendokumen lainnya, karena ketentuan-ketentuan tersebut harus
dipenuh dalm pelaksanaan pekerjaan.
1.3. Volume pekerjaan yang dipakai dalam dasar menentukan
pembayaran adalah sesuai dengan metode pengukuran yang
akan diuraikan selanjutnya.
1.4. Harga satuan yang harus dimasukkan dalam volume pekerjaan
sudah termasuk harga dan pengeluaran yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan
pekerjaan,
semua
resiko
umum,
pertanggungjawaban dan kewajiban yang tertera dalam dokumen
kontrak.
1.5. Harga satuan pekerjaan tersebut harus dimasukkan pada setiap
uraian pada daftar volume dan bila pekerjaan tidak mempunyai
harga satuan, sudah harus diperhitungkan dalam harga lain
atau harga satuan pekerjaan dalam volume pekerjaan tersebut.
1.6. Petunjuk dan penjelasan pekerjaan secara umum sudah tercakup
dalam spesifikasi dan tidak perlu diulang dalam volume
pekerjaan.
1.7. Satuan harga yang tertulis dalam volume pekerjaan harus
disesuaikan dengan syarat-syarat kontrak.
2.
METODE PENGUKURAN
2.1. Umum
2.1.1.
Pengukuran
Bila tidak ada petunjuk khusus, semua volume dihitung
bersih dari gambar pelaksanaan dan tidak diperhitungkan
adanya penyusutan atau pengurangan volume, dan
dibulatkan keatas atau ke bawah terhadap angka yang
terdekat.
2.1.2Uraian harga pokok
Uraian harga pokok pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
sub penyedia jasa, harus dicantumlan pada volume
pekerjaan. Setiap uraian harga pokok harus diikuti dengan:
a. Penjelasan mengenai penyediaan buruh apabila tidak
ada ketentuan dalam kontrak terhadap hal berlawanan
termasuk:
(1).
2.3.2.
Penimbunan dan pemadatan, penggolongan dan satuan
(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci
untuk setiap penimbunan yang sifat, tujuan atau metode
pelaksanaan yang berbeda seperti berikut:
(a). Timbunan kembali pada
bangunan m3; (b). Penghamparan
dan pemadatan
m3
(2). Untuk pekerjaan penimbunan harus diperinci lagi untuk
bagian- bagian yang dianggap perlu antara lain:
(a). Bahan galian yang dipilih;
(b). Bahan asli yang didatangkan dari tempat
penggalian; (c). Pengangkutan dengan jarak :
0 - 1 km
1 2 km
2 4 km
4 - 10 km
> - 10 km
(3). Volume timbunan dan pemadatan harus merupakan isi
bersih yang ditimbun sesuai dengan ukuran dan
ketinggian yang terlihat pada gambar.
(4). Volume tanggul yang diukur merupakan tanggul yang
sudah dipadatkan atau merupakan volume timbunan.
Pengukuran volume
dari bahan timbunan yang
dipadatkan apabila terjadi perbedaan antara jumlah
volume bahan timbunan dan volume bahan yang digali,
untuk
keerluan
penimbunan
merupakan
volume
timbunan yang sama yang dipadatkan. Timbunan
tambahan dan
pemadatan yang diperlukan akibat
penimbunan
atau
penetrasi
pada
bahan
yang
dibawanya akan diukur apabila kedalaman melebihi 75
cm.
(5). Bahan timbunan akan dianggap ditempatkan secara
langsung pada galian dimana jarak pengangkutan tidak
ditentukan pada uraian pekerjaan.
(6). Bahan timbunana yang dalam uraian pekerjaan
diangkut
dari
luar
daerah
proyek
dianggap
pengangkutan tak terbatas yang ditentukan sendiri oleh
kontraktor.
(7). Bahan timbunan dianggap tanah yang digali kecuali
tanah cadas atau permukaan tanah , apabila tidak
dinyatakan dalam uraian pekerjaan.
(8). Timbunan dari galian sekeliling bangunan yang sudah
jadi akan diukur hanya sejauh volume yang ditimbun
juga diukur sebagai galian.
(9). Uraian pekerjaan harus dberikan secara terperinci
untuk pemadatan tanggul dan volume timbunan ,
apabila terjadi volume pemadatan yang berbeda akan
ditentukan dengan bahan timbunan yang sama, untuk
itu harus ditentukan pada uraian pekerjaan.
(10).Bilamana bahan harus ditimbuan di bawah air atau
pada tanah yang lembek dan volumenya tidak bisa
dihitung secara pasti, volume diukur pada banyaknya
angkutan ditempat penimbunan atau
penggalian
tersebut.
2.3.3.
Penggalian dan
penimbunan lainnya
Penggolongan dan satuan
(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci
untuk gebalan
rumput.
(2). Keadaan lapangan, ukuran serta ketebalan bahan yang
digunakan untuk pekerjaan batu kosong ditentukan
dalam uraian pekerjaan.