You are on page 1of 2

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN OBSTRUKTIF JAUNDICE DENGAN

TINGKAT KEMATIAN PASCA OPERASI


DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA
Rusmawan Sumarwoto*,
*PPDS I Ilmu Bedah FK UGM /RSUP Dr.Sardito Yogyakarta
Abstrak
Pendahuluan
Empedu merupakan sekresi multi-fungsi dengan susunan fungsi, termasuk
pencernaan dan penyerapan lipid di usus, eliminasi toksin lingkungan, karsinogen,
obat-obatan, dan metabolitnya, dan menyediakan jalur primer ekskresi beragam
komponen endogen dan produk metabolit, seperti kolesterol, bilirubin, dan berbagai
hormon.
Pada obstruksi jaundice, efek patofisiologisnya mencerminkan ketiadaan
komponen empedu (yang paling penting bilirubin, garam empedu, dan lipid) di usus
halus, dan cadangannya, yang menyebabkan tumpahan pada sirkulasi sistemik.
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding saluran
misalnya adanya tumor atau penyempitan karena trauma (iatrogenik). Batu empedu
dan cacing askaris sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan di dalam lumen
saluran. Pankreatitis, tumor kaput pankreas, tumor kandung empedu atau metastase
tumor ganas di daerah ligamentum hepatoduodenale dapat menekan saluran empedu
dari luar menimbulkan gangguan aliran empedu. (5)
Etiologi obstruktif jaundice yang tersering adalah : koledokolitiasis,
kolangiokarsinoma, karsinoma ampulla, karsinoma pancreas dan striktur bilier.
Secara epidemiologi, insidensi obstruksi jaundice antara laki dan perempuan
adalah sama. Namun terdapat dominasi perempuan pada beberapa kondisi misal
obtruksi jaundice akibat atresia bilier, drug induced kolelithiasis dan tentu
cholelithiasis pada kehamilan. Kejadian obstruksi jaundice dapat terjadi pada semua
umur namun pada usia tertentu dapat terjadi peningkatan kejadian ostruksi jaundice.
Misal pada bayi baru lahir atau umur pertengahan antara 30-40 tahun.

A.

1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien obstruksi jaundice dengan
tingkat kematian pasca operasi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
2. Manfaat Penelitian
Pengetahuan mengenai hubungan karakteristik penderita obstruktif jaundice
memberikan kontribusi untuk identifikasi penderita, pengendalian faktor resiko dan
penurunan tingkat kematian pasca operasi
Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian : Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang (crosssectional).
2. Tempat dan waktu penelitian : Bagian Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito

3. Subjek penelitian : Populasi target adalah seluruh penderita obstruktif jaundice.


Populasi terjangkau adalah pasien obstruktif jaundice yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito tahun 2008 - 2010.
4. Identifikasi variabel : Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, data laboratorium yaitu : angka leukosit, kadar alkali
fosfatase (ALP), kadar Ca 19-9, kadar enzim transaminase (SGOT, SGPT), kadar
albumin plasma, serta kadar bilirubin. Serta variabel terikat meliputi data mortalitas
pasien setelah operasi selama 30 hari setelah operasi
5. Analisis data : variabel bebas akan dibandingkan dengan variabel terikat
menggunakan analisis multi-variate, perhitungan distribusi normal dengan uji
Kolmogorov-smirnov
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan pie chart menggambarkan
distribusi karakteristik penderita obstruksi jaundice di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta

You might also like