Professional Documents
Culture Documents
I. KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Orientasi Realitas
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak
mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang
terganggu yaitu fungsi kognitif dan proses fikir, fungsi persepsi, fungsi emosi,
fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi
mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi
emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan
perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi
terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut
pula respons neurobiologik.
Umumnya klien dengan gangguan orientasi realitas dibawa ke rumah
sakit karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena
perilaku klien dan hal-hal lain. Gejala yang sering menjadi alasan keluarga
yaitu halusinasi, waham, isolasi sosial, perilaku kekerasan, kerusakan
komunikasi.
Dalam laporan asuhan keperawatan jiwa ini akan kita bahas lebih
jauh tentang salah satu gejala diatas yaitu halusinasi.
B. Pengertian Halusinasi
Hallucinations are perseptions of an external stimulus when no
such stimulus is present. They may involve any of the senses; sight, sound,
smell, taste, and touch. (Rawlins, 1993 : 162).
Halusinasi adalah tanggapan (persepsi) panca indera tanpa rangsang
dari luar diri (external). Halusinasi dapat berupa halusinasi dengar, lihat, hidu
(cium), raba dan kecap. (Keliat, 1998 : 5).
Halusinasi suatu pengalaman sensorik tanpa dasar yang mencukupi
dalam rangsangan luar, namun demikian pasien menentukan letak asalnya di
luar dirinya sendiri. ( Left, 1995 : 68 ).
Halusinasi akustik (pendengaran) sering berbentuk akoasma, suarasuara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan secara tegas dan phonema,
suara-suara yang terbentuk suara yang jelas seperti yang berasal dari manusia,
hewan atau mesin. (RSJP Banjarmasin, 2001 : 3).
Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi terhadap
rangsang dari luar yang tidak nyata dan meskipun rangsangan tidak ada,
pasien seolah-olah merasakan dalam keadaan sadar. Menurut H. G. Morgan
dan M. H. Morgan (1991: 42), bentuk halusinasi auditorik/pendengaran yang
paling banyak yaitu 95 % dimana halusinasi pendengaran adalah mendengar
suara-suara dan bunyi tanpa stimulus nyata dan orang lain.
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen, (1995) halusinasi pada seseorang muncul
akibat adanya dua macam faktor, yaitu faktor predisposisi dan faktor
presipitasi. (Keliat, 1998 : 3)
1. Faktor Predisposisi
2)
emosi.
Konflik
dan
kekerasan
dalam
keluarga
Respon Maladaptif
Pikiran kadang menyimpang
Ilusi
Reaksi emosional berlebihan
atau kurang
Perilaku ganjil atau tak lazim
Menarik diri
ditandai
dengan
kelainan
pikiran
atau
delusi,
halusinasi,
Tingkat
Tahap I :
Secara
umum
halusinasi
bersifat
menyenangkan
Karakteristik
Tahap II :
Secara
umum Pengalaman sensori bersihalusinasi
fat menjijikkan dan menamenjijikkan
kutkan; orang yang berhalusinasi mulai merasa
kehilangan kendali dan
mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari
sumber yang dipersepsikan; individu mungkin
merasa malu karena pengalaman sensorinya dan
menarik diri dari orang
lain ( nonpsikotik ).
Tahap III :
Pengalaman
Orang yang berhalusinasi
sensori menjadi menyerah untuk melawan
penguasa
pengalaman
halusinasi
dan
membiarkan
halusinasi
menguasai
dirinya; isi halusinasi
dapat berupa permohonan;
individu
mungkin Rentang perhatian hanya
mengalami kesepian jika
beberapa menit atau detik.
pengalaman
sensori Gejala fisik dari ansietas
tersebut berakhir
berat, seperti berkeringat,
( psikotik )
tremor,
ketidakmampuan
untuk mengikuti petunjuk.
Tahap IV :
Secara
umum
halusinasi
menjadi
bebih
rumit dan saling
terkait
dengan
delusi
Pengalaman
sensori Perilaku menyerang teror
mungkin menakutkan jika
seperti panik.
individu tidak mengikuti Sangat potensial melakukan
perintah ; halusinasi bisa
bunuh diri atau membunuh
berlangsung
dalam
orang lain.
beberapa jam atau hari Kegiatan
fisik
yang
apabila
tidak
ada
merefleksikan isi halusinasi
intervensi terapeutik
seperti
amuk,
agitasi,
( psikotik )
menarik diri, atau kataton.
Tidak mampu berespons
terhadap petunjuk kompleks.
Tidak mampu berespons
terhadap lebih dari satu
orang.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan halusinasi meliputi farmakoterapi,
terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi seni, terapi
keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi aktivitas kelompok, rehabilitasi
untuk proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan tujuan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari yang wajar dalam
masyarakat. Prinsip tindakan yang dapat diterapkan dalam merawat klien
halusinasi yaitu membina hubungan saling percaya, mengkaji gejala
halusinasi, memfokuskan pada gejala dan minta klien untuk menjelaskan apa
yang terjadi, mengidentifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat atau
alkohol, jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana bahwa anda tidak
mengalami stimulus yang sama, membantu klien menjelaskan
dan
membandingkan halusinasi saat ini dan yang baru saja dialami, mendorong
8
Klien Dengan
klien
Status mental
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
9).
Pengetahuan
Mengkaji kurang pengetahuan klien tentang penyakit jiwa, faktor
presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan.
k. Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien, tulis obat-obatan klien.
13
Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Perubahan persepsi
sensori; halusinasi
dengar dan lihat
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen terapeutik
CORE PROBLEM
Menurunnya motivasi
perawatan diri
Berduka disfungsional
2)
3)
bicara
sendiri.
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap.
b. Keluarga mampu :
1). Mengidentifikasi gejala halusinasi
2). Merawat klien di rumah; cara memutus halusinasi, mendukung kegiatan
klien.
3). Menolong klien menggunakan obat dan follow up.
BAB III
HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN
Tanggal Dirawat
: 2003
a.
Identitas Klien
Nama
Nn.M
Umur
21 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Tanggal Masuk
Informan
Tanggal Pengkajian :
RM No.
Alamat
2003
Klien, Keluarga dan Status
04 07 Nopember 2003
b.
Alasan Masuk : mengamuk kalau ditegur terlalu keras. Klien kadangkadang berbicara sendiri, susah tidur pada malam hari, bicara ngawur,
mengganggu tidur saudara-saudaranya, klien juga pernah mengamuk.
Masalah keperawatan: Resiko mencederai orang lain dan lingkungan.
c.
d.
Pemeriksaan Fisik.
Tanda vital : TD = 100/80 mmHg, N = 92 x/menit, S = 36C,
P = 20 x/menit. BB = ... kg, TB = 156 cm.
Masalah keperawatan : -
e.
f.
Psikososial
1). Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Serumah
= Meninggal
= Hubungan terdekat
mengatakan
menyukai
seluruh
bagian
Peran
Harga diri
Status Mental
1). Penampilan
Penampilan klien kurang rapi namun cara berpakaian dan
penggunaan pakaian sesuai.
Masalah keperawatan : -
2). Pembicaraan
Terkadang dalam berbicara klien dpt berpindah-pindah dari satu
kalimat ke kalimat lain.(Inkoheren), tetapi masih dapat diarahkan.
Masalah keperawatan : 3). Aktivitas motorik
Klien dapat disuruh duduk di samping perawat, klien dapat di suruh
mengambil air, bisa mandi sendiri, makan sendiri. Aktivitas terarah
jika diarahkan oleh perawat, terkadang klien tampak gelisah.
Masalah keperawatan : 4). Alam perasaan
Alam perasaan klien sesuai dengan respon klien tampak sedih/marah
bila menceritakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan tampak
senang ketika diberi stimulus yang menyenangkan.
Masalah keperawatan : 5). Afek
Ekspresi wajah klien datar/tidak berubah, klien mengatakan bahwa ia
ingin pulang dan bertemu dengan keluarganya.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri; harga diri rendah
6). Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien bersikap kooperatif, terkadang jawaban
tidak sesuai dengan pertanyaan, harus diarahkan, klien mampu
memulai pembicaraan, isi pembicaraan jelas.
dengar.
8). Proses pikir
Klien dalam berbicara sering berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
Masalah keperawatan : 9). Isi pikir
Tidak ada gangguan dalam isi pikir.
Masalah keperawatan : 10).Tingkat kesadaran
Klien mampu berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang dengan
baik. Klien mengetahui bahwa ia berada di RSJ, klien dapat
mengingat nama perawat.
Masalah keperawatan : -
11). Memori
Tidak ada gangguan dalam mengingat peristiwa yang lalu, pendek,
dan saat ini. Dibuktikan klien masih ingat alamat tempat tinggalnya
dan kenapa ia sampai dirawat diRSJ.
Masalah keperawatan : 12).Tingkat konsentrasi dan berhitung
Dalam
berbicara/menjawab
pertanyaan
klien
tidak
mampu
Klien tidak bekerja, bila klien tidak kambuh klien dapat bergaul atau
berbicara dengan teman-temannya, tetapi jika sedang kambuh klien
mengurung diri dikamar, mengamuk.
Masalah keperawatan :
h.
Mekanisme Koping
Koping yang biasa digunakan klien jika ada masalah adalah
memendamnya sendiri dan mengurung diri kamar . Koping yang biasa
digunakan klien
2).
3).
4).
5).
6).
...............
Terapi medik
...............
CPZ (Chlorpromazine) ...............
HLP (Haloperidol)
Biosanbe
2 x 1 capsule
Parsidol
2 x 1 mg
Laboratorium
Hematologi (25 Juli 2003)
Hb
11,3 gr %
(N= 11,5-15,5 gr %)
Leukosit
4.400 / mm3
LED
27 mm
Trombosit
20 u / L
(N= 26 U/L)
SGPT
22 u / L
(N= 29 U/L)
2. Analisa Data.
No.
Data
Penyebab
1. Data Subjektif :
Halusinasi dengar
- Klien mengatakan mendengar dan lihat
suara bisikan dan melihat
sesuatu (seperti cahaya) yang
selalu mengganggunya.
- Menurut penuturan keluarga
klien mengamuk bila ditegur
terlalu keras
- Klien pernah melempar batu
kepada tetangganya.
Data Objektif :
- Klien klien merusak kasur
2.
Data Subjektif :
Menarik diri.
- Klien mengatakan mendengar
bisikan-bisikan yang katanya
suara syetan, sangat nyaring,
suara tidak jelas dan banyak.
- Beberapa hari terakhir ini
klien tidak mengakui bahwa
ia mendengar bisikan.
- Klien mengatakan bahwa ia
tidak mengikuti kegiatan
kelompok/masyarakat
- Menurut keluarga klien,klien
pernah dikurung
dikamar
sendirian, lampu dimatikan.
- Keluarga mengatakan apabila
klien baik/tidak kambuh klien
dapat bergaul dengan orang
lain, tetapi jika sedang
kambuh klien mengurung diri
Masalah
Resiko
mencederai orang
lain
dan
lingkungan.
Perubahan
persepsi-sensori;
halusinasi dengar.
No.
3.
4.
Data
Penyebab
kamar.
Data Objektif :
- Klien tampak
berbicara
sendiri.
- Klien tampak gelisah
- Di RSJ klien lebih suka
menyendiri.
- Tidak mau bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
Harga diri rendah.
- Klien mengatakan bahwa ia
tidak mengikuti kegiatan
kelompok/masyarakat.
- Menurut
keluarga
klien
pernah
mengurung
diri
dikamar, menyendiri, tidak
memper-hatikan kebersihan
diri dan kamar.
- Keluarga mengatakan apabila
klien baik/tidak kambuh klien
dapat bergaul dengan orang
lain, tetapi jika sedang
kambuh
klien
dikurung
kamar.
- Klien mengatakan merasa
malu,
karena
tidakmemilikirambutlagi
Data Objektif :
- Di RSJ klien lebih suka
menyendiri.
- Tidak banyak bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
Koping individu
- Klien mengatakan merasa tidak efektif.
malu karena tidak memiliki
rambut lagi
- Klien mengatakan apabila
ada
masalah
ia
memendamnya sendiri dan
Masalah
Isolasi
sosial;
menarik diri.
Gangguan konsep
diri; harga diri
rendah.
No.
5.
Data
mengurung diri dikamar.
Data Objektif :
- Klien tampak ragu-ragu
meminta bantuan kepada
orang lain .
- Klien lebih suka menyendiri
- Tidak banyak bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
- Klien
MRSJ
karena
mengamuk.
- Tidak
adekuatnya
pengawasan
keluarga
terhadap
peengenalan
masalah klien.
- Klien merasa hanya ibunya
yang menyayangunya
- Klien mengatakan ayahnya
seorang yang pemarah dan
suka memukul.
Data Objektif :
- Kurang Pengetahuan Tentang
Penyakit
jiwa,
faktor
predisposisi,
sistem
pendukung,
obat-obatan,
koping yang efektif.
Penyebab
Masalah
Ketidaktahuan
merawat anggota
keluarga
yang
sakit.
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen
terapeutik.
3. Pohon Masalah.
Resiko mencederai orang lain
Resiko
mencederai
dan
lingkunganorang lain
dan lingkungan
Core problem
Perubahan persepsi sensori;
Perubahandengar
persepsi
halusinasi
dansensori;
lihat
halusinasi dengar dan lihat
Penatalaksanaan regimen
Penatalaksanaan
regimen
terapeutik
tidak efektif.
terapeutik tidak efektif.
3.
Daftar Masalah.
a. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
b. Perubahan persepsi sensori; halusinasi dengar.
c. Isolasi sosial ; menarik diri.
d. Gangguan konsep diri; harga diri rendah.
e. Koping individu tidak efektif.
f. 0Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif.
g. Koping keluarga tidak efektif; ketidaktahuan merawat anggota keluarga yang
sakit.
halusinasi dengar.
b. Perubahan persepsi sensori ; halusinasi dengar berhubungan dengan menarik
diri.
c. Isolasi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
d. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan
koping
B. Pembahasan
Klien Nn. M. di rawat di ruang Kelas I II Wanita sejak tanggal....
Nopember 2003 untuk yang kedua kalinya dengan alasan masuknya yaitu
melakukan tindakan yang berbahaya, membakar baju dan barang-barangnya
serta keinginannya untuk membakar rumah, mengamuk bila ditegur terlalu
keras, susah tidur pada malam hari, bicara ngawur.
Dari hasil pengkajian penulis mendapatkan data yang menjadi faktor
pendukung/pencetus munculnya masalah seperti yang dialami klien :
1. Faktor individu
Nn M. memiliki koping individu yang tidak efektif dalam menyelesaikan
masalahnya yaitu dengan memendamnya sendiri dan jarang mau
menceritakannya
kepada
keluarga/orang
terdekatnya,
jika
klien
Lingkungan keluarga
Klien tinggal dirumah bersama ayah dan adiknya, keluarga tidak
bisikan dan sesuatu yang dilihatnya tanpa ada orang disekitarnya yang
bersuara dinamakan halusinasi dengar danlihat. Sedangkan untuk
pengenalan mengenai waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi tidak
dapat dilakukan karena klien tidak mengakui bahwa dia masih mendengar
bisikan-bisikan tersebut Ini terjadi sewaktu malam hari). Sehingga untuk
intervensi ini tidak dapat tercapai sepenuhnya. Kemudian perawat
mencoba untuk mengajarkan cara mengontrol halusinasinya dan klien
dapat mengulang kembali apa yang diajarkan perawat untuk mengontrol
halusinasinya yaitu bila halusinasinya terjadi klien akan berkata Aku
tidak ingin mendengar / melihat kamu, dan mencari teman untuk diajak
berbicara. Hal ini tidak dapat dipraktekkan secara langsung dikarenakan
klien tidak mengakui bahwa ia mendengar bisikan-bisikan meskipun
perilaku klien menampakkan seperti menutup telinga dengan kapuk dan
telapak tangan, klien tampak gelisah. Jika hal itu terjadi perawat mencoba
untuk mengajak klien berbicara. Setelah intervensi ke-3 dapat
dilaksanakan meskipun tidak dapat tercapai sepenuhnya,
perawat
dilakukan
pada
hari
ketiga
(7-11-2003)
perawat
mencoba
dapat
adalah
klien dan waktu praktek yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk
melakukan tindakan dari seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
: Nn.M
Dx. Medis :
Ruang
No. CM
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
TUM :
Klien tidak mencederai
diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
TUK 1 :
Klien dapat membina
hubungan saling
percaya.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
masalah yang
dihadapinya.
TUK 2 :
Klien dapat mengenal
halusinasinya.
2.1.Klien dapat
menyebutkan waktu,
isi, frekuensi
timbulnya
halusinasi.
INTERVENSI
klien.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f.
Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2.1.1. Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap.
2.1.2. Observasi tingkah laku klien
terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa
tanpa stimulus, memandang
kekiri/kanan/depan seolahseolah ada teman bicara.
2.1.3. Bantu
klien
mengenal
halusinasinya.
a. Jika menemukan klien
yang sedang halusinasinya, tanyakan apakah
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
ada suara yang didengar.
b. Jika klien menjawab
ada, lanjutkan; apa yang
dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar
suara itu, namun perawat
sendiri
tidak
mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh
atau
menghakimi).
d. Katakan bahwa klien
lain juga ada seperti
klien.
e. Katakan bahwa perawat
akan membantu klien.
2.1.4. Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan
halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi
terjadinya
halusinasi
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol
halusinasinya.
INTERVENSI
2.2.Klien dapat
mengungkapkan
perasaan terhadap
halusinasinya.
2.2.1.
3.1.Klien dapat
menyebutkan
tindakan yang
biasanya dilakukan
untuk
mengendalikan
halusinasinya.
3.1.1.
3.2.Klien dapat
menyebutkan cara
baru.
3.2.1.
3.1.2.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
b. Menemui orang lain
(perawat/teman/anggota
keluarga)
untuk
bercakap-cakap
atau
mengatakan halusinasi
yang didengarnya.
c. Membuat
jadwal
kegiatan sehari-hari agar
halusinasi tidak sempat
muncul.
d. Meminta
keluarga/teman/perawat
menyapa jika tampak
bicara sendiri.
3.3.1. Bantu klien memilih dan
melatih
cara
memutus
halusinasi secara bertahap.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
untuk
dan beri pujian jika berhasil.
mengendalikan
halusinasinya.
3.5.Klien
dapat 3.5.1. Anjurkan klien mengikuti
mengikuti
terapi
terapi aktivitas kelompok,
aktivitas kelompok.
orientasi realita, stimulasi
persepsi.
TUK 4:
4.1.Keluarga dapat
4.1.1. Anjurkan klien untuk
Klien dapat dukungan
membina hubungan
memberi tahu keluarga jika
dari keluarga dalam
saling percaya
mengalami halusinasi.
mengonrol
dengan perawat.
halusinasinya.
4.2.Keluarga dapat
4.2.1. Diskusikan dengan keluarga
menyebutkan
(pada
saat
keluarga
pengertian, tanda
berkunjung/pada
saat
dan tindakan untuk
kunjungan rumah).
mengendalikan
a. Gejala halusinasi yang
halusinasi.
dialami klien.
b. Cara
yang
dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus
halusinasi.
c. Cara merawat anggota
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
keluarga yang halusinasi
dirumah; beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan
bersama,
bepergian bersama.
d. Beri informasi waktu
follow up atau kapan
perlu mendapat bantuan;
halusinasi
tidak
terkontrol dan resiko
mencederai orang lain.
TUK 5 :
Klien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik.
NO
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
samping obat.
5.4.Klien memahami
akibat berhentinya
minum obat tanpa
konsultasi
5.5.Klien dapat
menyebutkan prinsip
5 benar penggunaan
obat.
INTERVENSI
obat yang dirasakan.
5.4.1. Diskusikan
akibat
berhentinya minum obatobat tanpa konsultasi.
5.5.1. Bantu klien menggunakan
obat dengan prinsip 5 (lima)
benar.
TUM :
Klien
dapat
berinteraksi
dengan
orang lain sehingga
tidak terjadi halusinasi.
TUK 1 :
1.1. Ekspresi
wajah 1.1.1. Bina
hubungan
saling
Klien dapat membina
bersahabat,
percaya
dengan
hubungan saling
menunjukkan rasa
mengungkapkan
prinsip
percaya.
senang, ada kontak
komunikasi terapeutik :
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
mata, mau berjabat
tangan,
mau
menyebutkan nama,
mau
menjawab
salam, klien mau
duduk
berdampingan
dengan
perawat,
mau mengutarakan
masalah
yang
dihadapi.
TUK 2 :
Klien dapat
menyebutkan penyebab
menarik diri.
INTERVENSI
a. Sapa
klien
dengan
ramah,
baik
verbal
maupun nonverbal.
b. Perkenalkan diri dengan
sopan.
c. Tanyakan nama lengkap
klien
dan
nama
panggilan yang disukai
klien.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2.1 Klien
dapat 2.1.1. Kaji pengetahuan klien
menyebutkan
tentang perilaku menarik
penyebab menarik
diri dan tanda-tandanya.
diri yang berasal 2.1.2.1
Berikan
dari :
kesempatan pada klien
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
- Diri sendiri
- Orang lain
- Lingkungan
INTERVENSI
2.1.3.
2.1.4.
TUK 3 :
Klien dapat
menyebutkan
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain dan kerugian
tidak berhubungan
dengan orang lain
3.1.Klien
dapat 3.1.1.
menyebutkan
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
3.1.2.
3.1.3.
untuk
mengungkapkan
perasaan penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul.
Diskusikan bersama klien
tentang perilaku menarik
diri,
tanda-tanda
serta
penyebab yang muncul.
Berikan pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
Kaji pengetahuan klien
tentang
manfaat
dan
keuntungan
berhubungan
dengan orang lain.
Beri kesempatan pada klien
untuk
mengungkapkan
perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan
dengan orang lain.
Diskusikan bersama klien
tentang
manfaat
berhubungan dengan orang
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
3.1.4.
3.2. Klien
dapat 3.2.1.
menyebutkan
kerugian
tidak
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
lain.
Beri reinforcement positif
terhadap
kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan dengan orang
lain.
Kaji pengetahuan klien
tentang
kerugian
tidak
berhubungan dengan orang
lain.
Beri kesempatan kepada
klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian
bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
Diskusi
bersama
klien
kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
Beri reinforcement positif
terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
berhubungan dengan orang
lain.
TUK 4 :
4.1.Klien
dapat 4.1.1. Kaji
kemampuan
klien
Klien dapat melakukan
mendemonstrasikan
membina hubungan dengan
hubungan sosial secara
hubungan
sosial
orang lain.
bertahap
secara
bertahap 4.1.2. Dorong dan bantu klien
antara :
untuk berhubungan dengan
- Klien dan perawat.
orang lain, melalui tahap :
- Klien dan perawat
- Klien dan perawat.
dan klien.
- Klien dan perawat dan
- Klien dan perawat
pasien lain.
dan keluarga.
- Klien dan perawat dan
- Klien dan perawat
perawat lain dan pasien
dan kelompok
lain.
- Klien
dan
keluarga/
kelompok/ masyarakat.
4.1.3. Beri reinforcement positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.
4.1.4. Bantu
klien
untuk
mengevaluasi
manfaat
berhubungan.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 5 :
Klien dapat
mengungkapkan
perasaannya setelah
berhubungan dengan
orang lain
TUK 6 :
INTERVENSI
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
Klien dapat
- Menjelaskan
percaya dengan keluarga :
memberdayakan sistem
perasaannya.
- Salam, perkenalkan diri.
pendukung atau
- Menjelaskan cara
- Sampaikan tujuan.
keluarga mampu
merawat
klien
- Buat kontrak.
mengembangkan
menarik diri.
- Eksplorasikan perasaan
kemampuan klien
- Mendemonkeluarga.
untuk berhubungan
strasikan
cara 6.1.2. Diskusikan dengan anggota
dengan orang lain
perawatan klien
keluarga tentang :
menarik diri.
- Perilaku menarik diri.
- Berpartisipasi
- Penyebab
perilaku
dalam perawatan
menarik diri.
klien
menarik
- Akibat yang akan terjadi
diri.
jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi.
- Cara
keluarga
klien
menghadapi
klien
menarik diri.
6.1.3. Dorong anggota keluarga
untuk memberi dukungan
kepada
klien
untuk
berkomunikasi dengan orang
lain.
6.1.4. Anjurkan anggota keluarga
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.
6.1.5. Beri reinforcement positif
atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
3.
TUM :
Klien
dapat
berinteraksi
dengan
orang
lain
secara
optimal.
TUK 1:
Klien dapat membina 1.1. Setelah
3x 1.1.1. Bina
hubungan
saling
hubungan
saling
pertemuan
klien
percaya
dengan
percaya.
dapat menunjukan
mengungkapkan
prinsip
ekspresi
wajah
komunikasi terapeutik :
bersahabat,
a. Sapa klien dengan ramah
menunjukan
rasa
baik verbal mapun non
senang, ada kontak
verbal.
mata, mau berjabat
b. Perkenalkan diri dengan
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
tangan,
mau
menyebutkan nama,
mau
menjawab
salam, klien mau
duduk
berdampingan
dengan
perawat,
mau mengutarakan
masalah
yang
dihadapi.
.
TUK 2 :
Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2.1. Setelah 4x
pertemuan klien
dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki :
- Aspek intelektual
- Aspek sosial
INTERVENSI
sopan.
c. Tanyakan nama lengkap
klien
dan
nama
panggilan yang disukai
klien.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2.1.1. Diskusikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
klien.
2.1.2. Setiap bertemu klien
dihindari memberi penilaian
negatif.
2.1.3. Utamakan memberi pujian
yang realistis.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
budaya.
- Aspek fisik.
- Aspek
emosional/kepribadian klien.
TUK. 3 :
3.1. Setelah
6X 3.1.1. Diskusikan dengan klien
Klien dapat menilai
pertemuan
klien
kemampuan yang masih
kemampuan yang
dapat menyebutkan
dapat digunakan selama
digunakan
kemampuan
yang
sakit.
dapat digunakan.
3.1.2. Diskusikan
kemampuan
yang
dapat dilanjutkan
penggunaannya.
TUK. 4 :
Klien dapat
(menetapkan)
merencanakan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki.
4.1. Setelah
7X 4.1.1. Rencanakan bersama klien
pertemuan
klien
aktivitas
yang
dapat
membuat
rencana
dilakukan setiap hari sesuai
kegiatan harian.
kemampuan :
- Kegiatan mandiri.
- Kegiatan dengan bantuan
sebagian.
- Kegiatan
yang
membutuhkan
bantuan
total.
NO
4.
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUK 5 :
Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi
sakit dan
kemampuannya
5.1. Setelah
10
kali
pertemuan
klien
dapat
melakukan
kegiatan
sesuai
kondisi sakit dan
kemampuan.
TUK. 6 :
Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada.
6.1.Setelah 12 kali
pertemuan klien
dapat memanfaatkan
sistem pendukung
yang ada di keluarga.
INTERVENSI
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi
klien.
4.1.3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh dilakukan klien.
5.1.1. Beri kesempatan pada klien
untuk mencoba kegiatan
yang telah direncanakan.
5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan
klien.
5.1.3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah.
6.1.1. Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga
diri rendah.
6.1.2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien
dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
NO
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
harga
diri
rendah Klien
mampu
berhubungan
dengan meningkatkan
harga
koping
individu
tak dirinya
efektif
TUK 1 :
1.1.Klien
dapat
Klien
dapat
mengungkapkan
mengungkapkan
perasaannya
perasaan
yang
berhubungan dengan
keadaan emosinya
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUK 2 :
Setelah 2 kali
pertemuan klien dapat
2.1.Klien dapat
mengidentifikasi
pola koping yang
INTERVENSI
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
mengidentifikasi pola
telah dimiliki
koping personal dan
konsekuensi perilaku
yang diakibatkannya
TUK 3 :
3.1.Klien dapat
Setelah
2
kali
mengidentifikasi
pertemuan klien dapat
kekuatan yang ada
mengidentifikasi
pada dirinya
kekuatan personal dan
menerima
dukungan
melalui
hubungan
dengan orang lain
INTERVENSI
biasa digunakan klien dalam
mengatasi masalah
2.1.2 Diskusikan bersama klien
tentang pemahamannya
terhadap kejadian saat ini
dan bagaimana koping yang
biasa digunakan untuk
mengatasi masalah
3.1.1.Bantu klien mengidentifikasi
kemampuan/kelebihan yang
dimiliki
3.1.2.Identifikasi
tugas
yang
mungkin dikerjakan sesuai
dengan kemampuan klien
3.1.3.Kembangkan hal-hal positif
yang dimiliki klien melalui
kegiatan yang bermanfaat
3.1.4.Bantu klien berinteraksi
dengan orang lain
3.1.5.Beri umpan balik positif atas
kemampuan klien dalam
berhubungan dengan orang
lain
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4 :
4.1.Klien dapat
Setelah
3
kali
mendemonstrasi-kan
pertemuan klien dapat
strategi koping
mendemonstrasikan
adaptif dalam
strategi koping adaptif
mengatasi masalah
dalam
mengatasi
masalah
TUK 5 :
5.1. Klien mendapat
Setelah
4
kali
dukungan dari
pertemuan
klien
keluarga dalam
mendapat
dukungan
proses pemecahan
dari keluarga dalam
masalah
proses
pemecahan
masalah
INTERVENSI
4.1.1. Bantu klien dalam proses
pemecahan masalah dengan
menggunakan
koping
adaptif
4.1.2. Identifikasi alternatif koping
yang mungkin menunjukkan
adaptasi yang positif
4.1.3. Diskusikan keuntungan dan
konsekuensi dari setiap
alternatif
4.1.4. Seleksi
alternatif yang
paling sesuai
4.1.5. Evaluasi keefektifan dari
alternatif yang paling dipilih
5.1.1. Perkenalkan
diri
pada
keluarga, diskusikan dengan
keluarga tentang perubahan
perilaku
klien
dan
hubungannya
dengan
kejadian atau peristiwa yang
dialami
5.1.2. Jelaskan pada keluarga
tentang
pentingnya
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
dukungan keluarga dalam
membantu klien mengatasi
masalah
5.1.3. Beri umpan balik positif atas
keterlibatan keluarga dalam
proses pemecahan masalah.
5.
Penatalaksanaan regimen
terapeutik inefektif
berhubungan dengan
koping keluarga inefektif
(Ketidakmampuan).
TUM :
Keluarga dapat
merawat klien yang
mengalami gangguan
jiwa sehingga
penatalaksanaan
regimen terapeutik
efektif.
TUK 1 :
Keluarga dapat
mengenal masalah
yang dapat
menyebabkan klien
kambuh.
1.1. Keluarga
dapat 1.1.1. Bina
hubungan
saling
mengidentifikasi
percaya dengan keluarga
masalah
pencetus
- Sapa keluarga dengan
klien kambuh, yang
ramah.
dipengaruhi
oleh
- Jelaskan
tujuan
sikap
keluarga,
perawatan dan perannya
masyarakat dan klien
selama bersama klien.
sendiri.
- Dorong keluarga untuk
mengungkapkan
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
masalah.
1.1.2. Kaji
persepsi
keluarga
tentang perilaku klien yang
maladaptif
1.1.3. Diskusikan dengan keluarga
beberapa masalah yang
dapat
menjadi
faktor
penyebab klien kambuh,
seperti :
- Tidak menghargai klien.
- Mengisolasi klien.
- Tidak
memperhatikan
klien/tidak
memberi
kegiatan selama dirumah.
1.1.4. Diskusikan dengan keluarga
tentang sikap yang harus
dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu
terhadap perilaku maladaptif
dari klien.
1.1.5. Bantu keluarga mengenal
sikap dan perilakunya yang
dapat memicu dan dapat
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
TUK 2 :
2.1. Keluarga
dapat 2.1.1.
Keluarga
dapat
mengambil
mengambil keputusan
keputusan yang tepat
dalam
melakukan
dalam
merawat
perawatan
terhadap
klien.
Dapat
klien
menyebutkan akibat 2.1.2.
bila
klien
tidak
dirawat dengan tepat.
2.1.3.
2.1.4.
TUK 3 :
3.1.Keluarga dapat
Keluarga
dapat
menyebutkan cara
merawat klien di rumah
merawat klien di
rumah.
3.1.1. Diskusikan
dengan
keluarga cara merawat klien
di
rumah
dan
demonstrasikan seperti :
- Bantu
klien
dalam
memenuhi
kebutuhan
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4 :
Keluarga dapat
mengidentifikasi
support sistem yang
ada di dalam keluarga
4.1. Keluarga
mampu
menjelaskan support
sistem yang ada di
dalam
keluarga,
misalnya :
- Sikap
keluarga
yang positif
- Doa
INTERVENSI
sehari-hari
- Libatkan klien dalam
kegiatan sehari-hari yang
dilakukan keluarga
- Dengarkan keluhan yang
dirasakan klien.
- Berikan jalan keluar
setiap klien mengalami
masalah.
- Beri reinforcemen positif
bila
klien
dapat
melakukan tugasnya.
3.1.2. Diskusikan dengan keluarga
tentang pentingnya klien
minum obat secara teratur.
4.1.1. Identifikasi dengan keluarga
tentang support sistem yang
ada di dalam keluarga.
4.1.2. Diskusikan dengan keluarga
tentang
pentingnya
partisipasi aktif dari support
sistem dalam perawatan
klien.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 5 :
Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan yang
terapeutik dalam
merawat klien.
5.1.Keluarga
dapat
menyediakan
lingkungan
yang
terapeutik
dalam
mendukung proses
keperawatan klien.
INTERVENSI
4.1.3. Diskusikan dengan keluarga
pentingnya keluarga dalam
menghargai nilai positif
klien
4.1.4. Anjurkan keluarga untuk
menerima
apa
adanya
(kelemahan dan kekurangan
yang klien dimiliki klien
tidak ditampilkan).
- Identifikasi
bersama
keluarga tentang kondisi
dan lingkungan keluarga
yang dapat mendukung
kesehatan klien
- Ciptakan
suasana
keluarga yang tenang dan
nyaman bagi klien
5.1.1. Beri reinforcement positif
pada
keluarga
tentang
fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat dan dapat
digunakan keluarga sebelum
klien dibawa ke rumah sakit
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 6 :
Keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat untuk
merawat kesehatan
klien.
6.1. Keluarga
dapat
mengunjungi
fasilitas kesehatan
yang
ada
di
masyarakat dalam
mengoptimalkan
perawatan klien di
rumah seperti :
- Tempat
yang
dapat dikunjungi
keluarga bila klien
kambuh
atau
INTERVENSI
jiwa bila kambuh.
5.1.2. Diskusikan dengan keluarga
pentingnya
pemanfaatan
fasilitas tersebut serta tahu
prosedur
yang
harus
dilakukan keluarga
5.1.3. Anjurkan keluarga untuk
memanfaatkan
fasilitas
yang ada di dekat rumah,
sebagai alternatif pemecahan
masalah bila klien kambuh.
6.1.1. Kaji pandangan keluarga
tentang keberadaan puskesmas dalam perawatan klien
6.1.2. Dorong keluarga untuk
memanfaatkan Puskesmas
dalam perawatan klien.
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
kontrol kesehatan.
- Keluarga
tahu
waktu
pelaksanaan-nya
- Keluarga mengerti
cara
serta
prosedur
yang
dilakukan
INTERVENSI
CATATAN KEPERAWATAN
Hari/
Tgl
Kamis
78
2003
Dx.
Tujuan
Implementasi
Kep
I
TUM:
Setelah tindakan kepada
klien, klien tidak akan
mencederai orang lain
dan lingkungan
I
TUK 1 :
1. Membina hubungan saling
Klien dapat membina
percaya dengan klien dengan
hubungan
saling
menggunakan
prinsip
percaya.
komunikasi terapeutik.
a. Menyapa klien dengan
ramah baik verbal maupun
non verbal.
Assalamualaikum
b. Memperkenalkan
diri
dengan ramah.
Boleh berkenalan
Nama saya Agustina
c. Menanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
disukai klien.
Namanya siapa ?
Evaluasi
S : - Sandara Innah.
- Dara.
O : - Klien diam saja saat disapa
dengan salam dan dikatakan
tentang tujuan pertemuan.
- Klien mau duduk berdampingan
dengan perawat dan menatap
perawat.
- Klien menganggukan kepala
ketika diajak untuk bertemu
kembali esok pagi.
A : Hubungan saling percaya dapat
terbina, klien mau bicara dan
menjawab pertanyaan perawat.
P : Teruskan intervensi untuk
mencapai TUK 2. Membuat
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
Dipanggil siapa ?
Evaluasi
kontrak untuk bertemu besok
pagi pukul 07.30 Wita.
d. Menjelaskan
tujuan
pertemuan.
Saya perawat, saya ingin
membantu kamu
e. Jujur dan menepati janji.
f. Menunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Memberi perhatian kepada
klien
dan
perhatian
kebutuhan dasar klien.
h. Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya.
Bisa kita ketemu lagi ,
besok pagi jam 07.30 Wita.
Kamis
7-82003
TUK 4
1. Membina
hubungan
saling S : - Keluarga mengatakan tidak tahu
Klien dapat dukungan
percaya dengan keluarga .
apa penyebab klien bisa
dari keluarga dalam
Memperkenalkan diri dan tujuan
mengamuk dan cara merawat
mengontrol
pertemuan
klien bila dirumah.
halusinasinya.
Nama saya Agustina
- Setelah mendapat penjelasan
Saya mahasiswi Akper, saya
keluarga mengatakan mengerti
TTD
Hari/
Tgl
Jumat,
882003
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
tentang penyakit yang dialami
klien
dan
mau
diajak
bekerjasama
dalam
proses
perawatan klien baik saat masih
dirawat di RSJ ataupun ketika
klien sudah pulang.
O : - Keluarga mau mengungkapkan
permasalahan yang dialami
dalam cara merawat klien.
A : Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.
P: -
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
nya.
Jumat,
08 8
2002
TUK 2
Klien dapat mengenal
halusinasi
nya.
Implementasi
09.30, 10.30, 13.30 WITA
selama sekitar 10 menit.
2. Mengobservasi tingkah laku
klien terkait dengan
halusinasinya; bicara dan
tertawa sendiri tanpa stimulus,
memandang
kekiri/kanan/depan/ belakang
seolah-olah ada teman bicara.
1. Mengadakan kontak kembali
dengan klien. Menemui klien
pada jam 16.30WITA, selama
30 menit.
2. Mengobservasi tingkah laku
klien terkait dengan
halusinasinya.
3. Membantu klien mengenal
halusinasinya :
a. Bujurlah Dara mendengar
bisikan-bisikan?
b. Handaklah Dara tahu apa
bisikan-bisikan itu?
c. Bisikan-bisikan itu disebut
Evaluasi
A:
P:
S: O: -
A:
P:
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
Halusinasi
Bisikan itu timbul bila Dara
ketuju saorangan
Jumat
09 08
2002
TUK 3
1. Pada hari yang sama jam 17.00
Klien dapat mengontrol
Wita perawat masuk pada TUK
halusinasinya.
3.
2. Mengidentifikasi bersama klien
cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi.
3. Mendiskusikan manfaat dan cara
yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian.
4. Mendiskusikan cara baru untuk
memutus
/
mengontrol
timbulnya halusinasi :
a. Katakan Saya tidak mau
mendengar kamu
b. Menemui
orang
lain
(perawat/teman/anggota
keluarga) untuk bercakapcakap/mengatakan
halusinasi yang didengar.
TTD
Hari/
Tgl
Sabtu,
9-82003
Dx.
Kep
Tujuan
TUK 5
Klien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik.
Implementasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Evaluasi
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
- Trihexipenidil 2 mg.
- Biosanbe 1 tablet.
- Parsidol 1 mg.
Evaluasi
TTD