Professional Documents
Culture Documents
I. KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Orientasi Realitas
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak
mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang
terganggu yaitu fungsi kognitif dan proses fikir, fungsi persepsi, fungsi emosi,
fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi
mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi
emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan
perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi
terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut
pula respons neurobiologik.
Umumnya klien dengan gangguan orientasi realitas dibawa ke rumah
sakit karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena
1
perilaku klien dan hal-hal lain. Gejala yang sering menjadi alasan keluarga
yaitu halusinasi, waham, isolasi sosial, perilaku kekerasan, kerusakan
komunikasi.
Dalam laporan asuhan keperawatan jiwa ini akan kita bahas lebih
jauh tentang salah satu gejala diatas yaitu halusinasi.
B. Pengertian Halusinasi
Hallucinations are perseptions of an external stimulus when no such
stimulus is present. They may involve any of the senses; sight, sound, smell,
taste, and touch. (Rawlins, 1993 : 162).
Halusinasi adalah tanggapan (persepsi) panca indera tanpa rangsang
dari luar diri (external). Halusinasi dapat berupa halusinasi dengar, lihat, hidu
(cium), raba dan kecap. (Keliat, 1998 : 5).
Halusinasi suatu pengalaman sensorik tanpa dasar yang mencukupi
dalam rangsangan luar, namun demikian pasien menentukan letak asalnya di
luar dirinya sendiri. ( Left, 1995 : 68 ).
Halusinasi akustik (pendengaran) sering berbentuk akoasma, suarasuara yang kacau balau yang tidak dapat dibedakan secara tegas dan phonema,
suara-suara yang terbentuk suara yang jelas seperti yang berasal dari manusia,
hewan atau mesin. (RSJP Banjarmasin, 2001 : 3).
Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi terhadap
rangsang dari luar yang tidak nyata dan meskipun rangsangan tidak ada,
2
2)
emosi.
Konflik
dan
kekerasan
dalam
keluarga
perilaku dan sosialisasi, yang juga saling berhubungan, dapat dilihat pada
bagan rentang respon dibawah ini (Stuart & Sundeen, 1998 : 300)
Respon Adaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi
konsisten
dengan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
Respon Maladaptif
Pikiran kadang menyimpang
Ilusi
Reaksi emosional berlebihan
atau kurang
Perilaku ganjil atau tak lazim
Menarik diri
ditandai
dengan
kelainan
pikiran
atau
delusi,
halusinasi,
F. Jenis Halusinasi
Menurut Stuart dan Sundeen, (1998: 306-307), halusinasi terbagi
menjadi :
1. Halusinasi Pendengaran
Mendengar suara, paling sering suara orang, berkisar dari suara sederhana
sampai suara yang berbicara mengenai klien, untuk menyelesaikan
percakapan antara dua orang atau lebih tentang orang yang sedang
berhalusinasi, kadang-kadang suara memerintahkan untuk melakukan hal
yang berbahaya. Perilaku yang tampak melirikkan mata kekiri dan ke
kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara,
mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang tidak
berbicara atau kepada benda mati, terlibat percakapan dengan benda mati
atau dengan seseorang yang tidak tampak, menggerak-gerakkan mulut
seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara.
2. Halusinasi Penglihatan
Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar geometrik,
gambar karton, dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan
dapat sesuatu yang menyenangkan atau yang menakutkan seperti monster.
3. Halusinasi Penciuman
7
Membau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti darah, urin, atau
feces. Kadang-kadang terhidu bau harum.
4. Halusinasi Pengecapan
Merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan seperti rasa darah,
urin atau feces.
5. Halusinasi Perabaan
Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat.
6. Senestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena dan arteri,
makanan dicerna atau pembentukan urin.
Karakteristik
Pengalaman
sensori Perilaku menyerang teror
mungkin menakutkan jika
seperti panik.
individu tidak mengikuti Sangat potensial melakukan
perintah ; halusinasi bisa
bunuh diri atau membunuh
berlangsung
dalam
orang lain.
beberapa jam atau hari Kegiatan
fisik
yang
apabila
tidak
ada
merefleksikan isi halusinasi
intervensi terapeutik
seperti
amuk,
agitasi,
9
( psikotik )
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan halusinasi meliputi farmakoterapi,
terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi seni, terapi
keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi aktivitas kelompok, rehabilitasi
untuk proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan tujuan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari yang wajar dalam
masyarakat. Prinsip tindakan yang dapat diterapkan dalam merawat klien
halusinasi yaitu membina hubungan saling percaya, mengkaji gejala
halusinasi, memfokuskan pada gejala dan minta klien untuk menjelaskan apa
yang terjadi, mengidentifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat atau
alkohol, jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana bahwa anda tidak
mengalami stimulus yang sama, membantu klien menjelaskan
dan
membandingkan halusinasi saat ini dan yang baru saja dialami, mendorong
klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan dan tindakan yang
berhubungan dengan halusinasi (saat ini maupun yang lalu), membantu klien
menjelaskan kerbutuhan yang mungkin direfleksikan dalam isi halusinasi,
membantu klien mengidentifikasi hubungan antara halusinasi dan kebutuhan
yang direfleksikan, menyarankan dan menguatkan penggunaan hubungan
10
Klien Dengan
teman dekat klien, tim kesehatan, catatan dalam berkas dokumen medis klien dan
hasil pemeriksaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik.
Isi pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
Nama, umur, tanggal masuk, tanggal pengkajian, informan, No. RM.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Apa penyebab klien masuk RS, apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi masalah klien dan bagaimana hasilnya.
c. Faktor predisposisi
Apakah
klien
12
Status mental
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
9).
15
j.
Pengetahuan
Mengkaji kurang pengetahuan klien tentang penyakit jiwa, faktor
presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan.
k. Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien, tulis obat-obatan klien.
16
Pohon Masalah
CORE PROBLEM
Perubahan persepsi
sensori; halusinasi
dengar dan lihat
Menurunnya motivasi
perawatan diri
Perilaku kekerasan
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen terapeutik
Berduka disfungsional
3. Daftar masalah
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
b. Perubahan persepsi sensori; halusinasi dengar.
c. Isolasi sosial; menarik diri.
d. Menurunnya motivasi perawatan diri.
e. Defisit perawatan diri.
f. Gangguan konsep diri; harga diri rendah
g. Koping individu tidak efektif.
h. Berduka disfungsional.
i. Perilaku kekerasan.
j. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik.
k. Tidak efektifnya koping keluarga; ketidaktahuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, kelompok, komunitas terhadap proses kehidupan atau
masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang
mendasari intervensi keperawatan yang menjadi tanggung gugat perawat.
(Keliat, 1998).
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan
halusinasi dengar adalah sebagai berikut :
kekerasan
berhubungan
dengan
tidak
efektifnya
2)
Ajak
klien
bercakap-cakap
dengan
sedih,
senang).
Beri
kesempatan
untuk
mengekspresikan perasaannya.
c. Ajarkan cara mengontrol halusinasi.
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, dan lain-lain).
2) Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien jika bermanfaat
beri pujian.
3) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya
halusinasi.
a) Katakan saya tidak mendengar kamu pada saat halusinasi
terjadi.
b) Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.
c) Mencatat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak
sempat muncul.
d) Meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika tampak bicara
sendiri.
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap.
mendapat
dukungan
dari
keluarga
dalam
mengontrol
halusinasinya.
1) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami
halusinasi.
2) Diskusikan dengan (pada saat keluarga berkunjung dan pada saat
kunjungan rumah) :
a) Gejala halusinasi yang dialami oleh klien.
b) Cara yang dilakukan klien atau keluarga untuk memutus
halusinasi.
c) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama dan bepergian
bersama.
d) Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat
bantuan; halusinasi tidak terkontrol dan resiko mencederai orang
lain.
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
1) Diskusikan dengan keluarga tentang dosis, frekuensi, dan manfaat
obat.
6. Evaluasi
a. Klien mampu :
1). Memutus halusinasi dengan berbagai cara yang telah diajarkan.
2). Melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai jadwal yang dibuat klien.
3). Meminta bantuan keluarga.
4). Menggunakan obat dengan benar.
5). Melakukan follow up secara teratur.
b. Keluarga mampu :
1). Mengidentifikasi gejala halusinasi
2). Merawat klien di rumah; cara memutus halusinasi, mendukung
kegiatan klien.
3). Menolong klien menggunakan obat dan follow up.
BAB III
HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN
Tanggal Dirawat
: 2003
a.
Identitas Klien
Nama
Nn.M
Umur
21 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Tanggal Masuk
Informan
Tanggal Pengkajian :
RM No.
Alamat
2003
Klien, Keluarga dan Status
04 07 Nopember 2003
b.
Alasan Masuk :
d.
Pemeriksaan Fisik.
Tanda vital : TD = 100/80 mmHg, N = 92 x/menit, S = 36C,
P = 20 x/menit. BB = ... kg, TB = 156 cm.
Masalah keperawatan : -
e.
Psikososial
1). Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Serumah
= Meninggal
= Hubungan terdekat
Peran
Ideal diri
Harga diri
Masalah keperawatan : f.
Status Mental
1). Penampilan
Penampilan klien kurang rapi namun cara berpakaian dan
penggunaan pakaian sesuai.
Masalah keperawatan : 2). Pembicaraan
Terkadang dalam berbicara klien dpt berpindah-pindah dari satu
kalimat ke kalimat lain.(Inkoheren), tetapi masih dapat diarahkan.
Masalah keperawatan : 3). Aktivitas motorik
Klien dapat disuruh duduk di samping perawat, klien dapat di
suruh mengambil air, bisa mandi sendiri, makan sendiri.
Aktivitas terarah jika diarahkan oleh perawat, terkadang klien
tampak gelisah.
Masalah keperawatan : 4). Alam perasaan
Alam perasaan klien sesuai dengan respon klien tampak
sedih/marah bila menceritakan sesuatu yang tidak menyenangkan
dan tampak senang ketika diberi stimulus yang menyenangkan.
Masalah keperawatan : 5). Afek
h.
Mekanisme Koping
Koping yang biasa digunakan klien jika ada masalah adalah
memendamnya sendiri dan mengurung diri kamar . Koping yang
biasa digunakan klien jika ada yang membisikinya/melihat sesuatu
yang menggangunya adalah mengamuk
Masalah keperawatan :
-
Spesifik ; 2).
3).
4).
5).
6).
inefektif.
k. Aspek Medik
Dx medik
...............
Terapi medik
...............
2 x 1 capsule
Parsidol
2 x 1 mg
Laboratorium
Hematologi (25 Juli 2003)
Hb
11,3 gr %
(N= 11,5-15,5 gr %)
Leukosit
4.400 / mm3
LED
27 mm
Trombosit
20 u / L
(N= 26 U/L)
SGPT
22 u / L
(N= 29 U/L)
2. Analisa Data.
No.
Data
Penyebab
1. Data Subjektif :
Halusinasi dengar
- Klien mengatakan mendengar dan lihat
suara dan melihat sesuatu
(seperti cahaya) yang selalu
mengganggunya.
- Menurut penuturan keluarga
klien mengamuk bila ditegur
terlalu keras
- Klien pernah melempar batu
kepada tetangganya.
Data Objektif :
- Klien klien merusak kasur
2.
Data Subjektif :
Menarik diri.
Masalah
Resiko
mencederai orang
lain
dan
lingkungan.
Perubahan
No.
3.
Data
Penyebab
- Klien mengatakan mendengar
bisikan-bisikan yang katanya
suara syetan, sangat nyaring,
suara tidak jelas dan banyak.
- Beberapa hari terakhir ini
klien tidak mengakui bahwa
ia mendengar bisikan.
- Klien mengatakan bahwa ia
tidak mengikuti kegiatan
kelompok/masyarakat
- Menurut keluarga klien,klien
pernah dikurung
dikamar
sendirian, lampu dimatikan.
- Keluarga mengatakan apabila
klien baik/tidak kambuh klien
dapat bergaul dengan orang
lain, tetapi jika sedang
kambuh klien mengurung diri
kamar.
Data Objektif :
- Klien tampak
berbicara
sendiri.
- Klien tampak gelisah
- Di RSJ klien lebih suka
menyendiri.
- Tidak mau bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
Harga diri rendah.
- Klien mengatakan bahwa ia
tidak mengikuti kegiatan
kelompok/masyarakat.
- Menurut
keluarga
klien
pernah
mengurung
diri
dikamar, menyendiri, tidak
memper-hatikan kebersihan
diri dan kamar.
- Keluarga mengatakan apabila
klien baik/tidak kambuh klien
dapat bergaul dengan orang
lain, tetapi jika sedang
kambuh
klien
dikurung
kamar.
Masalah
persepsi-sensori;
halusinasi dengar.
Isolasi
sosial;
menarik diri.
No.
4.
5.
Data
Penyebab
Masalah
- Klien mengatakan merasa
malu,
karena
tidakmemilikirambutlagi
Data Objektif :
- Di RSJ klien lebih suka
menyendiri.
- Tidak banyak bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
Koping individu Gangguan konsep
- Klien mengatakan merasa tidak efektif.
diri; harga diri
malu karena tidak memiliki
rendah.
rambut lagi
- Klien mengatakan apabila
ada
masalah
ia
memendamnya sendiri dan
mengurung diri dikamar.
Data Objektif :
- Klien tampak ragu-ragu
meminta bantuan kepada
orang lain .
- Klien lebih suka menyendiri
- Tidak banyak bergaul dengan
klien lain.
- Klien lebih banyak tidur.
Data Subjektif :
- Klien
MRSJ
karena
mengamuk.
- Tidak
adekuatnya
pengawasan
keluarga
terhadap
peengenalan
masalah klien.
- Klien merasa hanya ibunya
yang menyayangunya
- Klien mengatakan ayahnya
seorang yang pemarah dan
suka memukul.
Data Objektif :
- Kurang Pengetahuan Tentang
Penyakit
jiwa,
faktor
predisposisi,
sistem
pendukung,
obat-obatan,
Ketidaktahuan
merawat anggota
keluarga
yang
sakit.
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regimen
terapeutik.
No.
Data
koping yang efektif.
Penyebab
Masalah
3. Pohon Masalah.
Resiko mencederai orang lain
Resiko
mencederai
dan
lingkunganorang lain
dan lingkungan
Core problem
Perubahan persepsi sensori;
Perubahandengar
persepsi
halusinasi
dansensori;
lihat
halusinasi dengar dan lihat
Penatalaksanaan regimen
Penatalaksanaan
regimen
terapeutik
tidak efektif.
terapeutik tidak efektif.
3.
Daftar Masalah.
a. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
halusinasi dengar.
b. Perubahan persepsi sensori ; halusinasi
menarik diri.
c. Isolasi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
d. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu tidak efektif.
e. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif berhubungan dengan
ketidaktahuan merawat anggota keluarga yang sakit.
B. Pembahasan
Klien Nn. M. di rawat di ruang Kelas I II Wanita sejak tanggal....
Nopember 2003 untuk yang kedua kalinya dengan alasan masuknya yaitu
melakukan tindakan yang berbahaya, membakar baju dan barang-barangnya
serta keinginannya untuk membakar rumah, mengamuk bila ditegur terlalu
keras, susah tidur pada malam hari, bicara ngawur.
Dari hasil pengkajian penulis mendapatkan data yang menjadi faktor
pendukung/pencetus munculnya masalah seperti yang dialami klien :
1. Faktor individu
Nn M. memiliki koping individu yang tidak efektif dalam menyelesaikan
masalahnya yaitu dengan memendamnya sendiri dan jarang mau
menceritakannya
kepada
keluarga/orang
terdekatnya,
jika
klien
Lingkungan keluarga
Klien tinggal dirumah bersama ayah dan adiknya, keluarga tidak
bisikan dan sesuatu yang dilihatnya tanpa ada orang disekitarnya yang
bersuara dinamakan halusinasi dengar danlihat. Sedangkan untuk
pengenalan mengenai waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi tidak
dapat dilakukan karena klien tidak mengakui bahwa dia masih mendengar
bisikan-bisikan tersebut Ini terjadi sewaktu malam hari). Sehingga untuk
intervensi ini tidak dapat tercapai sepenuhnya. Kemudian perawat
mencoba untuk mengajarkan cara mengontrol halusinasinya dan klien
dapat mengulang kembali apa yang diajarkan perawat untuk mengontrol
halusinasinya yaitu bila halusinasinya terjadi klien akan berkata Aku
tidak ingin mendengar / melihat kamu, dan mencari teman untuk diajak
berbicara. Hal ini tidak dapat dipraktekkan secara langsung dikarenakan
klien tidak mengakui bahwa ia mendengar bisikan-bisikan meskipun
perilaku klien menampakkan seperti menutup telinga dengan kapuk dan
telapak tangan, klien tampak gelisah. Jika hal itu terjadi perawat mencoba
untuk mengajak klien berbicara. Setelah intervensi ke-3 dapat
dilaksanakan meskipun tidak dapat tercapai sepenuhnya,
perawat
dilakukan
pada
hari
ketiga
(7-11-2003)
perawat
mencoba
dapat
adalah
klien dan waktu praktek yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk
melakukan tindakan dari seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
: Nn.M
Ruang
No. CM
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Perilaku kekerasan
mencederai diri
sendiri, orang lain dan
lingkungan
berhubungan dengan
perubahan persepsi
sensorik : halusinasi
dengar dan lihat.
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
: 00 32 15
INTERVENSI
TUM :
Klien dapat mengenal
hakusinasinyasehingga
tidak mencederai diri
sendiri, orang lain dan
lingkungan.
TUK 1 :
Klien dapat membina
hubungan saling percaya.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapinya.
TUK 2 :
Klien dapat mengenal
halusinasinya.
2.1.Klien dapat
menyebutkan waktu,
isi, frekuensi
timbulnya halusinasi.
INTERVENSI
dengan sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai
klien.
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan
menepati janji.
f.
Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.1.1. Adakan kontak sering
dan singkat secara
bertahap.
2.1.2. Observasi
tingkah
laku klien terkait
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
dengan
halusinasinya;
bicara
dan
tertawa
tanpa
stimulus, memandang
kekiri/kanan/depan
seolah-seolah
ada
teman bicara.
2.1.3. Bantu klien mengenal
halusinasinya.
a. Jika menemukan
klien yang sedang
halusinasi-nya,
tanyakan apakah
ada suara yang
didengar.
b. Jika
klien
menjawab
ada,
lanjutkan;
apa
yang dikatakan.
c. Katakan
bahwa
perawat percaya
klien mendengar
suara itu, namun
perawat
sendiri
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
tidak
mendengarnya
(dengan
nada
bersahabat tanpa
menuduh
atau
menghakimi).
d. Katakan
bahwa
klien lain juga ada
seperti klien.
e. Katakan
bahwa
perawat
akan
membantu klien.
2.1.4. Diskusikan dengan
klien :
a. Situasi
yang
menimbulkan/tidak
menimbulkan
halusinasi.
b. Waktu
dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore dan
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
2.2.Klien dapat
mengungkapkan
perasaan terhadap
halusinasinya.
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol
halusinasinya.
3.1.Klien dapat
menyebutkan tindakan
yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
halusinasinya.
INTERVENSI
malam atau jika
sendiri,
jengkel/sedih)
2.2.1. Diskusikan dengan
klien apa yang
dirasakan jika
terjadinya halusinasi
(marah/takut, sedih,
senang) beri
kesempatan
mengungkapkan
perasaan.
3.1.1. Identifikasi bersama
klien cara tindakan
yang dilakukan jika
terjadi halusinasinya
(tidur,
marah,
menyibukan diri, dll).
3.1.2. Diskusikan manfaat
dan cara yang
digunakan klien, jika
bermanfaat beri
pujian.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
3.2.Klien dapat
menyebutkan cara
baru.
INTERVENSI
3.2.1. Diskusikan cara baru
untuk
memutus/mengontrol
timbulnya halusinasi :
a. Katakan
saya
tidak mau dengar
kamu (pada saat
halusinasi terjadi)
b. Menemui orang
lain
(perawat/teman/an
ggota keluarga)
untuk bercakapcakap
atau
mengatakan
halusinasi
yang
didengarnya.
c. Membuat jadwal
kegiatan seharihari
agar
halusinasi tidak
sempat muncul.
d. Meminta
keluarga/teman/pe
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4:
Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengonrol
halusinasinya.
INTERVENSI
rawat
menyapa
jika tampak bicara
sendiri.
3.3.1. Bantu klien memilih
dan melatih cara
memutus halusinasi
secara bertahap.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
4.2.Keluarga dapat
menyebutkan
pengertian, tanda dan
tindakan untuk
mengendalikan
halusinasi.
INTERVENSI
4.2.1. Diskusikan
dengan
keluarga (pada saat
keluarga
berkunjung/pada saat
kunjungan rumah).
a. Gejala halusinasi
yang
dialami
klien.
b. Cara yang dapat
dilakukan
klien
dan
keluarga
untuk
memutus
halusinasi.
c. Cara
merawat
anggota keluarga
yang
halusinasi
dirumah;
beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian
bersama.
d. Beri
informasi
waktu follow up
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
atau kapan perlu
mendapat
bantuan;
halusinasi tidak
terkontrol
dan
resiko mencederai
orang lain.
TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan
obat dengan baik.
RASIONAL
N
O
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
akibat berhentinya
minum obat tanpa
konsultasi
5.5.Klien dapat
menyebutkan prinsip 5
benar penggunaan
obat.
INTERVENSI
berhentinya minum
obat-obat
tanpa
konsultasi.
5.5.1. Bantu
klien
menggunakan
obat
dengan prinsip 5
(lima) benar.
TUM :
Klien dapat berinteraksi
dengan
orang
lain
sehingga tidak terjadi
halusinasi.
TUK 1 :
1.1. Ekspresi
wajah 1.1.1. Bina hubungan saling
Klien dapat membina
bersahabat,
percaya
dengan
hubungan saling percaya.
menunjukkan
rasa
mengungkapkan
senang, ada kontak
prinsip komunikasi
mata, mau berjabat
terapeutik :
tangan,
mau
a. Sapa klien dengan
menyebutkan nama,
ramah, baik verbal
mau menjawab salam,
maupun
klien
mau
duduk
nonverbal.
berdampingan dengan
b. Perkenalkan diri
perawat,
mau
dengan sopan.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
TUK 2 :
Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri.
INTERVENSI
c. Tanyakan
nama
lengkap klien dan
nama
panggilan
yang disukai klien.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan menepati
janji.
f. Tunjukkan sikap
empati
dan
menerima
klien
apa adanya.
g. Beri
perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.1 Klien
dapat 2.1.1. Kaji
pengetahuan
menyebutkan
klien tentang perilaku
penyebab menarik diri
menarik diri dan
yang berasal dari :
tanda-tandanya.
- Diri sendiri
2.1.2.1
Berika
- Orang lain
n kesempatan pada
- Lingkungan
klien
untuk
RASIONAL
N
O
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
INTERVENSI
2.1.3.
2.1.4.
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan
keuntungan
berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang
lain
3.1.Klien
dapat 3.1.1.
menyebutkan
keuntungan
berhubungan
orang lain.
dengan
3.1.2.
mengungkapkan
perasaan
penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul.
Diskusikan bersama
klien tentang perilaku
menarik diri, tandatanda serta penyebab
yang muncul.
Berikan pujian
terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
perasaannya.
Kaji
pengetahuan
klien tentang manfaat
dan
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
Beri kesempatan pada
klien
mengungkapkan
untuk
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
3.1.3. Diskusikan bersama
klien tentang manfaat
berhubungan dengan
orang lain.
3.1.4. Beri
reinforcement
positif
terhadap
kemampuan
3.2. Klien
dapat
menyebutkan kerugian
tidak
berhubungan
dengan orang lain.
mengungkapkan
perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan dengan
orang lain.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
3.2.1. Kaji
pengetahuan
klien
tentang
kerugian
tidak
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.2. Beri
kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan
tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.3. Diskusi
bersama
klien kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain.
3.2.4. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4 :
4.1.Klien
dapat 4.1.1. Kaji
kemampuan
Klien dapat melakukan
mendemonstrasikan
klien
membina
hubungan sosial secara
hubungan
sosial
hubungan
dengan
bertahap
secara
bertahap
orang lain.
antara :
4.1.2. Dorong dan bantu
- Klien dan perawat.
klien
untuk
- Klien dan perawat
berhubungan dengan
dan klien.
orang lain, melalui
- Klien dan perawat
tahap :
dan keluarga.
- Klien dan perawat.
- Klien dan perawat
- Klien dan perawat
dan kelompok
dan pasien lain.
- Klien dan perawat
dan perawat lain
dan pasien lain.
- Klien
dan
keluarga/
kelompok/
masyarakat.
4.1.3. Beri
reinforcement
positif
terhadap
keberhasilan
yang
telah dicapai.
4.1.4. Bantu klien untuk
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
mengevaluasi manfaat
berhubungan.
4.1.5. Diskusikan
jadwal
kegiatan harian yang
dapat
dilakukan
bersama klien dalam
mengisi waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk
mengikuti
kegiatan
harian.
4.1.7. Beri reinforcement
positif atas kegiatan
klien di ruangan.
TUK 5 :
5.1.Klien
dapat 5.1.1. Dorong klien untuk
Klien dapat
mengungkapkan
mengungkapkan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
perasaannya
bila
perasaannya setelah
berhubungan dengan
berhu-bungan dengan
berhubungan dengan orang
orang lain untuk :
orang lain.
lain
- Diri sendiri
5.1.2. Diskusikan
dengan
- Orang lain
klien tentang perasaan
manfaat berhubungan
dengan orang lain.
5.1.3. Beri reinforcement
positif terhadap
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 6 :
6.1. Keluarga dapat :
Klien dapat
- Menjelaskan
memberdayakan sistem
perasaannya.
pendukung atau keluarga
- Menjelaskan cara
mampu mengembangkan
merawat
klien
kemampuan klien untuk
menarik diri.
berhubungan dengan orang
- Mendemonlain
strasikan
cara
perawatan
klien
menarik diri.
- Berpartisipasi
dalam perawatan
klien menarik diri.
INTERVENSI
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan dengan
orang lain
6.1.1. Bina
hubungan
saling percaya dengan
keluarga :
- Salam,
perkenalkan diri.
- Sampaikan tujuan.
- Buat kontrak.
- Eksplorasikan
perasaan keluarga.
6.1.2. Diskusikan dengan
anggota
keluarga
tentang :
- Perilaku menarik
diri.
- Penyebab perilaku
menarik diri.
- Akibat yang akan
terjadi
jika
perilaku menarik
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
diri
tidak
ditanggapi.
- Cara
keluarga
klien menghadapi
klien menarik diri.
6.1.3. Dorong
anggota
keluarga
untuk
memberi
dukungan
kepada klien untuk
berkomunikasi
dengan orang lain.
6.1.4. Anjurkan
anggota
keluarga secara rutin
dan
bergantian
menjenguk
klien
minimal satu
kali
seminggu.
6.1.5. Beri reinforcement
positif atas hal-hal
yang telah dicapai
oleh keluarga
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3.
Isolasi sosial;
menarik diri
berhubungan dengan
harga diri rendah
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
TUM :
Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain secara
optimal.
TUK 1:
Klien dapat membina 1.1. Setelah 3x pertemuan 1.1.1. Bina hubungan saling
hubungan saling percaya.
klien
dapat
percaya
dengan
menunjukan ekspresi
mengungkapkan
wajah
bersahabat,
prinsip
komunikasi
menunjukan
rasa
terapeutik :
senang, ada kontak
a. Sapa klien dengan
mata, mau berjabat
ramah baik verbal
tangan,
mau
mapun
non
menyebutkan nama,
verbal.
mau menjawab salam,
b. Perkenalkan diri
klien
mau
duduk
dengan sopan.
berdampingan dengan
c. Tanyakan nama
perawat,
mau
lengkap klien dan
mengutarakan masalah
nama panggilan
yang dihadapi.
yang
disukai
.
klien.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Jujur
dan
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 2 :
Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
TUK. 3 :
Klien dapat menilai
INTERVENSI
menepati janji.
f. Tunjukan
sikap
empati
dan
menerima klien
apa adanya.
g. Beri
perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.1.1. Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien.
2.1.2. Setiap bertemu klien
dihindari memberi
penilaian negatif.
2.1.3. Utamakan memberi
pujian yang realistis.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
kemampuan yang
menyebutkan
digunakan
kemampuan
yang
dapat digunakan.
TUK. 4 :
Klien dapat (menetapkan)
merencanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
INTERVENSI
yang masih dapat
digunakan
selama
sakit.
3.1.2. Diskusikan
kemampuan
yang
dapat
dilanjutkan
penggunaannya.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 5 :
Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi
sakit dan kemampuannya
INTERVENSI
5.1. Setelah
10
kali 5.1.1.
pertemuan klien dapat
melakukan
kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuan.
5.1.2.
5.1.3.
TUK. 6 :
Klien dapat memanfaatkan
sistem pendukung yang
ada.
6.1.Setelah 12 kali
6.1.1.
pertemuan klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di
keluarga.
6.1.2.
6.1.3.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
4.
Gangguan
konsep
diri; harga diri rendah
berhubungan dengan
koping individu tak
efektif
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUM :
Klien
meningkatkan
dirinya
INTERVENSI
mampu
harga
TUK 1 :
1.1.Klien
dapat
Klien
dapat
mengungkapkan
mengungkapkan perasaan
perasaannya
yang berhubungan dengan
keadaan emosinya
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 2 :
2.1.Klien dapat
Setelah 2 kali pertemuan
mengidentifikasi pola
klien dapat
koping yang telah
mengidentifikasi pola
dimiliki
koping personal dan
konsekuensi perilaku yang
diakibatkannya
TUK 3 :
3.1.Klien dapat
Setelah 2 kali pertemuan
mengidentifikasi
klien
dapat
kekuatan yang ada
mengidentifikasi kekuatan
pada dirinya
personal dan menerima
dukungan
melalui
hubungan dengan orang
lain
INTERVENSI
2.1.1 Ingatkan
klien
tentang kontrak yang
dibuat,
identifikasi
koping yang biasa
digunakan
klien
dalam
mengatasi
masalah
2.1.2 Diskusikan bersama
klien tentang
pemahamannya
terhadap kejadian
saat ini dan
bagaimana koping
yang biasa digunakan
untuk mengatasi
masalah
3.1.1.Bantu
klien
mengidentifikasi
kemampuan/kelebiha
n yang dimiliki
3.1.2.Identifikasi
tugas
yang
mungkin
dikerjakan
sesuai
dengan kemampuan
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4 :
Setelah 3 kali pertemuan
klien
dapat
mendemonstrasikan
strategi koping adaptif
dalam mengatasi masalah
4.1.Klien dapat
mendemonstrasi-kan
strategi koping adaptif
dalam mengatasi
masalah
INTERVENSI
klien
3.1.3.Kembangkan hal-hal
positif yang dimiliki
klien melalui kegiatan
yang bermanfaat
3.1.4.Bantu
klien
berinteraksi dengan
orang lain
3.1.5.Beri umpan balik
positif atas
kemampuan klien
dalam berhubungan
dengan orang lain
4.1.1. Bantu klien dalam
proses
pemecahan
masalah
dengan
menggunakan koping
adaptif
4.1.2. Identifikasi alternatif
koping yang mungkin
menunjukkan
adaptasi yang positif
4.1.3. Diskusikan
keuntungan
dan
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
4.1.4.
4.1.5.
TUK 5 :
5.1. Klien mendapat
5.1.1.
Setelah 4 kali pertemuan
dukungan dari
klien mendapat dukungan
keluarga dalam proses
dari keluarga dalam proses
pemecahan masalah
pemecahan masalah
5.1.2.
5.1.3.
konsekuensi
dari
setiap alternatif
Seleksi
alternatif
yang paling sesuai
Evaluasi keefektifan
dari alternatif yang
paling dipilih
Perkenalkan diri pada
keluarga, diskusikan
dengan
keluarga
tentang
perubahan
perilaku klien dan
hubungannya dengan
kejadian
atau
peristiwa
yang
dialami
Jelaskan
pada
keluarga
tentang
pentingnya dukungan
keluarga
dalam
membantu
klien
mengatasi masalah
Beri umpan balik
positif
atas
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
keterlibatan keluarga
dalam
proses
pemecahan masalah.
5.
Penatalaksanaan
regimen terapeutik
inefektif berhubungan
dengan koping
keluarga inefektif
(Ketidakmampuan).
TUM :
Keluarga dapat merawat
klien yang mengalami
gangguan jiwa sehingga
penatalaksanaan regimen
terapeutik efektif.
TUK 1 :
Keluarga dapat mengenal
masalah yang dapat
menyebabkan klien
kambuh.
1.1. Keluarga
dapat 1.1.1. Bina hubungan saling
mengidentifikasi
percaya
dengan
masalah pencetus klien
keluarga
kambuh,
yang
- Sapa
keluarga
dipengaruhi oleh sikap
dengan ramah.
keluarga, masyarakat
- Jelaskan
tujuan
dan klien sendiri.
perawatan
dan
perannya selama
bersama klien.
- Dorong keluarga
untuk
mengungkapkan
masalah.
1.1.2. Kaji
persepsi
keluarga
tentang
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
perilaku klien yang
maladaptif
1.1.3. Diskusikan dengan
keluarga
beberapa
masalah yang dapat
menjadi
faktor
penyebab
klien
kambuh, seperti :
- Tidak menghargai
klien.
- Mengisolasi klien.
- Tidak
memperhatikan
klien/tidak
memberi kegiatan
selama dirumah.
1.1.4. Diskusikan dengan
keluarga
tentang
sikap yang harus
dilakukan
oleh
keluarga, masyarakat
dan individu terhadap
perilaku maladaptif
dari klien.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 2 :
2.1. Keluarga
dapat
Keluarga dapat mengambil
mengambil keputusan
keputusan
dalam
yang
tepat
dalam
melakukan
perawatan
merawat klien. Dapat
terhadap klien
menyebutkan
akibat
bila klien tidak dirawat
dengan tepat.
INTERVENSI
1.1.5. Bantu keluarga
mengenal sikap dan
perilakunya yang
dapat memicu dan
dapat menyebabkan
klien kambuh.
2.1.1. Diskusikan
dengan
keluarga
bahwa
keluarga merupakan
penanggung
jawab
utama dalam merawat
klien di rumah
2.1.2. Jelaskan
kepada
keluarga
bahwa
keluarga merupakan
pengambil keputusan
dalam keperawatan
keluarga.
2.1.3. Jelaskan
pada
keluarga akibat bila
masalah
tidak
ditangani
dengan
cepat
2.1.4. Motivasi
keluarga
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI
untuk
memutuskan
hal
yang
menguntungkan klien.
TUK 3 :
3.1.Keluarga dapat
Keluarga dapat merawat
menyebutkan cara
klien di rumah
merawat klien di
rumah.
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 4 :
Keluarga dapat
mengidentifikasi support
sistem yang ada di dalam
keluarga
4.1. Keluarga
mampu
menjelaskan support
sistem yang ada di
dalam
keluarga,
misalnya :
- Sikap
keluarga
yang positif
- Doa
INTERVENSI
- Beri reinforcemen
positif bila klien
dapat melakukan
tugasnya.
3.1.2. Diskusikan dengan
keluarga
tentang
pentingnya
klien
minum obat secara
teratur.
4.1.1. Identifikasi dengan
keluarga
tentang
support sistem yang
ada
di
dalam
keluarga.
4.1.2. Diskusikan dengan
keluarga
tentang
pentingnya partisipasi
aktif dari support
sistem
dalam
perawatan klien.
4.1.3. Diskusikan dengan
keluarga pentingnya
keluarga
dalam
menghargai
nilai
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 5 :
Keluarga dapat
memodifikasi lingkungan
yang terapeutik dalam
merawat klien.
5.1.Keluarga
dapat
menyediakan
lingkungan
yang
terapeutik
dalam
mendukung
proses
keperawatan klien.
INTERVENSI
positif klien
4.1.4. Anjurkan
keluarga
untuk menerima apa
adanya (kelemahan
dan kekurangan yang
klien dimiliki klien
tidak ditampilkan).
- Identifikasi
bersama keluarga
tentang
kondisi
dan
lingkungan
keluarga
yang
dapat mendukung
kesehatan klien
- Ciptakan suasana
keluarga
yang
tenang
dan
nyaman bagi klien
5.1.1. Beri
reinforcement
positif pada keluarga
tentang
fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat dan dapat
digunakan keluarga
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
TUK 6 :
Keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat untuk merawat
kesehatan klien.
6.1. Keluarga
dapat
mengunjungi fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat
dalam
mengoptimalkan
perawatan klien di
rumah seperti :
- Tempat yang dapat
INTERVENSI
sebelum klien dibawa
ke rumah sakit jiwa
bila kambuh.
5.1.2. Diskusikan
dengan
keluarga pentingnya
pemanfaatan fasilitas
tersebut serta tahu
prosedur yang harus
dilakukan keluarga
5.1.3. Anjurkan
keluarga
untuk memanfaatkan
fasilitas yang ada di
dekat rumah, sebagai
alternatif pemecahan
masalah bila klien
kambuh.
6.1.1. Kaji
pandangan
keluarga
tentang
keberadaan puskesmas dalam perawatan
klien
6.1.2. Dorong
keluarga
untuk memanfaatkan
Puskesmas
dalam
RASIONAL
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
KRITERIA
TUJUAN
EVALUASI
dikunjungi keluarga
bila klien kambuh
atau
kontrol
kesehatan.
- Keluarga
tahu
waktu pelaksanaannya
- Keluarga mengerti
cara serta prosedur
yang dilakukan
INTERVENSI
perawatan klien.
RASIONAL
CATATAN KEPERAWATAN
Hari/
Tgl
Kamis
78
2003
Dx.
Tujuan
Implementasi
Kep
I
TUM:
Setelah tindakan kepada
klien, klien tidak akan
mencederai orang lain
dan lingkungan
I
TUK 1 :
1. Membina hubungan saling
Klien dapat membina
percaya dengan klien dengan
hubungan
saling
menggunakan
prinsip
percaya.
komunikasi terapeutik.
a. Menyapa klien dengan
ramah baik verbal maupun
non verbal.
Assalamualaikum
b. Memperkenalkan
diri
dengan ramah.
Boleh berkenalan
Nama saya Agustina
c. Menanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
disukai klien.
Namanya siapa ?
Dipanggil siapa ?
Evaluasi
S : - Sandara Innah.
- Dara.
O : - Klien diam saja saat disapa
dengan salam dan dikatakan
tentang tujuan pertemuan.
- Klien mau duduk berdampingan
dengan perawat dan menatap
perawat.
- Klien menganggukan kepala
ketika diajak untuk bertemu
kembali esok pagi.
A : Hubungan saling percaya dapat
terbina, klien mau bicara dan
menjawab pertanyaan perawat.
P : Teruskan intervensi untuk
mencapai TUK 2. Membuat
kontrak untuk bertemu besok
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
pagi pukul 07.30 Wita.
d. Menjelaskan
tujuan
pertemuan.
Saya perawat, saya ingin
membantu kamu
e. Jujur dan menepati janji.
f. Menunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Memberi perhatian kepada
klien
dan
perhatian
kebutuhan dasar klien.
h. Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya.
Bisa kita ketemu lagi ,
besok pagi jam 07.30 Wita.
Kamis
7-82003
TUK 4
1. Membina
hubungan
saling S : - Keluarga mengatakan tidak tahu
Klien dapat dukungan
percaya dengan keluarga .
apa penyebab klien bisa
dari keluarga dalam
Memperkenalkan diri dan tujuan
mengamuk dan cara merawat
mengontrol
pertemuan
klien bila dirumah.
halusinasinya.
Nama saya Agustina
- Setelah mendapat penjelasan
Saya mahasiswi Akper, saya
keluarga mengatakan mengerti
punya tugas merawat Dara dan
tentang penyakit yang dialami
saya
ingin
memperoleh
klien
dan
mau
diajak
TTD
Hari/
Tgl
Jumat,
882003
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
bekerjasama
dalam
proses
perawatan klien baik saat masih
dirawat di RSJ ataupun ketika
klien sudah pulang.
O : - Keluarga mau mengungkapkan
permasalahan yang dialami
dalam cara merawat klien.
A : Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.
P: -
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Tujuan
Implementasi
klien terkait dengan
halusinasinya; bicara dan
tertawa sendiri tanpa stimulus,
memandang
kekiri/kanan/depan/ belakang
seolah-olah ada teman bicara.
Jumat,
08 8
2002
TUK 2
Klien dapat mengenal
halusinasi
nya.
Evaluasi
TTD
Hari/
Tgl
Dx.
Kep
Jumat
09 08
2002
Tujuan
Implementasi
TUK 3
1. Pada hari yang sama jam 17.00
Klien dapat mengontrol
Wita perawat masuk pada TUK
halusinasinya.
3.
2. Mengidentifikasi bersama klien
cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi.
3. Mendiskusikan manfaat dan cara
yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian.
4. Mendiskusikan cara baru untuk
memutus
/
mengontrol
timbulnya halusinasi :
a. Katakan Saya tidak mau
mendengar kamu
b. Menemui
orang
lain
(perawat/teman/anggota
keluarga) untuk bercakapcakap/mengatakan
halusinasi yang didengar.
c. Membuat jadwal kegiatan
sehari hari agar bisikan itu
tidak sempat muncul.
d. Meminta teman, keluarga
atau perawat disini untuk
Evaluasi
S : - Aku kada handak dangar ikam
Aku mencari kawan
O : - Klien mampu menyebutkan
kembali
cara
mengontrol
halusinasi seperti yang diajarkan
perawat.
A : Klien
masih
belum bisa
mengontrol halusinasinya secara
penuh.
P : Lanjutkan intervensi TUK 3.
buat kontrak untuk bertemu
besok pagi jam 08.00
TTD
Hari/
Tgl
Sabtu,
9-82003
Dx.
Kep
Tujuan
TUK 5
Klien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik.
Implementasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Evaluasi
TTD