Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Saat ini pendekatan pengobatan tidak bisa dihindari, karena ketika kita sakit kita
baru mengupayakan pengobatan. Padahal ada hal yang lebih penting untuk diperhatikan
dari sekedar mengatasi gejala yang timbul, yaitu menjaga agar tubuh tetap sehat, tidak sakit,
kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan tidak terganggu.
Kini telah banyak dokter yang tertarik untuk mencoba pengobatan holistic, suatu
bentuk yang melibatkan kondisi tubuh, mental, sosial lingkungan dan bahkan hingga
dimensi spiritual yang akan mengungkapkan faktor-faktor yang memicu suatu penyakit.
Nutrisi yang baik dan seimbang serta olahraga teratur menjadi sangat penting bagi
pengobatan holistik. Tetapi kestabilan emosi dan spiritual juga harus diperhatikan sehingga
kondisi yang optimal akan tercipta. Terapi alternatif difokuskan untuk meningkatkan proses
penyembuhan sendiri, untuk memperbaiki keselarasan antara gerak tubuh dan elemen
biokimia dari tubuh, pikiran dan emosi.
Sedihnya saat ini ada bermacam penyakit yang belum diketahui obatnya,
atau memerlukan waktu penyembuhan yang lama sehingga memerlukan biaya yang
mahal.Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya, dan banyaknya jenis
penyakit dan mahalnya harga obat modern maka pengobatan Ayurveda dipercaya sebagai
terapi tambahan yang bekerja melengkapi terapi medis yang diberikan oleh dokter, yang
bekerja secara sinergis.
Ketika kita sakit, kita kemudian ke dokter yang kemudian akan segera berusaha
menstabilkan dan membuat pasien nyaman, dokter akan berusaha untuk mengatasi rasa
nyeri atau dampak yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Kemudian dokter akan
melakukan pemeriksaan mengenai penyebab penyakit, dan berusaha menyembuhkannya.
Obat-obatan yang dikonsumsi hanya akan meredakan gejala penyakit saja, mungkin kita
merasa sembuh. Namun apakah kita benar-benar sembuh?.
Konsekuensi dari pendekatan pengobatan tidak ada jaminan penyakit tidak akan
muncul kembali, sehingga pasien akan kembali sakit, dan mengulangi seluruh proses
pengobatan, yang melelahkan, menyakitkan dan membutuhkan biaya besar. Besar
kemungkinan adanya efek samping, selain efek alergi dari pasien itu sendiri.
Sekarang banyak diantara kita sadar, bahwa disekitar kita ada banyak tanaman yang
berkasiat sebagai obat. Bahan obat-obatan Ayurveda berasal dari bahan alam sehingga
bebas efek samping. Namun untuk hasil terbaik, instruksi dosis, dan saran mengenai pola
makan harus ditaati dengan seksama. Perlindungan menyeluruh terhadap hampir seluruh
penyakit, menangani penyakit bahkan sebelum mereka timbul, serta menjaga kesehatan.
Ayurveda! Pernah dengar?. Tidak banyak yang mengetahui konsep kesehatan timur
ini. Ayurveda berasal dari India. Mengingat system pengobatan ini cukup sederhana dan
mudah untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama masyarakat yang tinggal
di pedesaan karena lebih mudah mendapatkan tanaman berkasiat obat-obatan disekitar
tempat tinggalnya. Kami dari mahasiswa Unhi, khususnya di fakultas kesehatan sangat
penasaran tentang keampuhan dari pengobatan India (ayurveda), sehingga kami dari
kelompok V, Semester II, Fakultas Kesehtan Ayurveda UNHI Denpasar, sangat tertarik
mengungkap lebih lanjut mengenai tehnik pengobatan India (Ayurveda). Semoga tulisan
kami ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya yang berkaitan
dengan budaya hidup sehat dengan tanaman obat herbal.
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan, dengan cara
menggunakan penelitian dari sumber pustaka yang ada. Dalam metode ini penulis
memproleh materi dari membaca buku referensi dan artikel-artikel di internet yang
berkaitan dengan penulisan paper ini.
Tinjauan Pustaka
Pengobatan India (Ayurveda)
Pengobatan Ayurveda pertama kali dipelopori Dhanvantari sekitar 1.500 Sebelum
Masehi. Namun, baru sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, pengobatan Ayurveda
ditampilkan dalam bentuk tulisan dan menyeluruh. Ayurveda mengajarkan teknik operasi,
obat-obatan dari tanaman, aroma terapi dan mengajarkan segi gaya hidup sehat. Para pakar
memperkirakan Ayurveda memiliki sejarah lebih panjang, yakni dirintis sekitar tahun 3.000
SM yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku. Kitab Atreya Samhita salah satu bagian
Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia.
Pada zaman itu, situasi kekuatan tenaga sering menyebabkan terjadinya perkelahian
yang menyebabkan luka pendarahan pada hidung. Hal itu adalah hal yang lazim terjadi
pada satu millennium Sebelum Masehi, umumnya dilakukan dengan memotong hidung para
tawanan perang atau karena pertempuran. Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, Sushruta dari
India berhasil mengadakan rhinoplasty atau operasi mengembalikan bentuk hidung.
Sushruta menjelaskan sayatan kulit dari kepala dapat sembuh dengan ramuan herbal atau
obat-obatan dari tumbuhan.
Setiap orang sebagai manusia pasti pernah sakit. Ada banyak penyebab yang
menjadikan seseorang itu jatuh sakit. Berbagai penyebab itu berdasarkan atas asal penyebab
penyakit, yaitu: 1) Penyakit yang berasal dan dalam tubuh sendiri, termasuk penyakit psikosomatik. Sel, organ atau sistem yang ada di dalam tubuh manusia mengalami kelainan
bentuk atau kerusakan, sehingga fungsinya tidak normal. 2) Penyakit yang disebabkan oleh
faktor kausa fisik dan luar tubuh, seperti bibit penyakit yang menyerang tubuh, atau
diserang oleh orang dengan sabit sehingga luka. Teriris pisau, terpukul palu, tertusuk paku,
tersiram air panas, kulit terbakar, merupakan penyakit akibat terkena benda fisik ketika
sedang bekerja. Demikian pula luka, cedera, atau patah tulang akibat kecelakaan, termasuk
di dalam kategori ini. 3) Penyakit yang berasal dan takdir, pengaruh planet, musim, dan
sebagainya. Penyakit ini muncul sering tidak diketahui penyebabnya, sehingga dikatakan
sebagai takdir. Tiba-tiba badannya panas tanpa diketahui penyebabnya. Pada umumnya
dalam pengobatan ayurveda penyebab penyakit karena tidak seimbangnya unsur-unsur yang
ada di dalam tubuh yang dikenal dengan unsur Tri Dhosa.
dan Dosha. Tri artinya tiga dan Dosha yang asal katanya Dhus, Dhus berarti melemahkan,
atau merusak yang lain atau bisa juga diterjemahkan merusak keseimbangan dan
keharmonisan badan. Tubuh menjadi lemah akibat berubahnya atau rusaknya
kesehimbangan sehingga Raga yang semula sehat menjadi sakit. Tri dosha terdiri dari:
Vatta (angin atau udara atau akasa), Pitta (Empedu atau panas atau teja) dan Kapha (Lendir
atau air atau apah atau pertiwi). Didalam tubuh yang sehat ketiga unsur ini selalu ada, yang
sangat berperanan penting dalam aktifitas tubuh, harus dalam keadaan sehat ataupun
normal. Kalau kesehimbangan ketiga unsur Tri dosha ini selalu berada dalam keadaan
seimbang. kalau terganggu oleh berbagai sebab baik yang berasal dari badan diri sendiri
maupun dari luar tubuh. Untuk penyembuhannya agar tubuh kembali sehat harus
mengembalikan keseimbangan ketiga unsur tersebut seperti keadaan semula.
rangsangan saraf. Sebagai sumber energi untuk bergerak dan menjalankan fungsi dari alat
tubuh. Menjalankan sekresi ( urea, keringat, veces serta hasil buangan lainnya). Kalau
dalam triguna di bali cenderung sifatnya Rajas.
Bila vatta keadaan tidak normal atau seimbang atau unsurvatta keadaan turun maka akan
tidak merasa enak serta malas untuk beraktifita, kurangnya nafsu untuk bicara, dan
kurangnya kesadaran. Adanya peningkatan unsur Vatta maka akan timbul rasa
sempoyongan, kurang bergairah atau kurang gembira, rasa haus yang terus menerus, badan
menggigil, merasa sakit di seluruh tubuh atau seperti teriris-iris, sakit seperti tertusuk jarum,
sakit seperti diikat tali, otot kejang, kulit terasa kasar atau mengkerut , gerakan anggota
tubuh seperti tidak dapat dikendalikan, kehilangan aktifitas, kadang- kadang muncul bercak
merah pada kulit, merasa seperti dipukul-pukul, mulut terasa spet, merasa mengkerut pada
otot-otot atau kaku dan saraf atau mati rasa. Mungkin pula ada yang lumpuh (paralis)pada
anggota gerak tubuh. Mudah dilihat pada sakit flu, suatu penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada unsur Vatta terutama pada saat dingin. Vatta menempatkan unsur
utama dalam tubuh yang dikenal dengan Panca Vatta antara lain:
1. Vayu Udana, yaitu suatu vayu yang beristana di kerongkongan. Jika vayu ini naik
keatas maka akan menghasilkan suara sehingga kita bisa berbicara, bernyanyi dan
suara lainnya. Warna vayu ini adalah putih susu (vayu Sveta Ksira). Bila terganggu
pada vayu ditenggorokan ini bisa menyebabkan sakit tulang, terutama tulang yang
terletak diantara tenggorokan dan kepala. Pengobatan atau penyeimbang unsur vayu
udana ini dengan pemijatan pada muka kiri dari atas ke bawah , mulai dari dagu kiri
naik menuju hidung sebelah kiri naik sampai pada kepala sebelah kanan.
2. Vayu Prana, yaitu suatu vayu yang beristana di Jantung. Berfungsi menarik nafas
dan mendorong makanan ke dalam perut. Warna vayu ini adalah Putih Perak (Vayu
Dutha Tara). Gangguannya berupa tersedak, cegukan, sesak napas, dan penyakit
sesak napas. Pengobatan atau penyeimbang unsur vayu prana ini dengan pemijatan
pada muka bagian kanan ke bawah dari atas kepala sebelah kanan turun menuju
hidung sebelah kanan terus turun sampai pada dagu sebelah kanan. Gunanya
menghancurkan karbon dioksida dan kotoran lainnya.
3. Vayu Samana, yaitu suatu vayu yang beristana di lambung dan usus. Gunanya
mencerna makanandengan cara membakar dan memecah kedalam unsur rasa,
ekskreta, air kencing, dan sebagainya. Warna vayu ini adalah kemerahan (Vayu Indra
Gopala). Jika vayu ini terganggu maka akan timbul gangguan proses pencernaan,
timbul mencret, dan juga pembengkakan dalam tubuh. Pengobatan atau
penyeimbang dengan memijat memutar searah jarum jam sekitar dagu, ini dapat
meningkatkan unsur panas sehingga dapat menyeimbangkan unsur angin dan
meningkatkan unsur api.
4. Vayu Apana, yaitu suatu vayu yang beristana di pelvis, bagian bawah tubuh.
Memiliki fungsi mendorong keluar tubuh, seperti keluarnyakotoran feces, kencing,
sperma, darah menstruasi dan dalam proses kelahiran janin. Warna vayu ini merah
(Vayu Rakta). Bila vayu ini terganggu maka menimbulkan penyakit di kantung
atau tersedot, rasa terbakar seperti asap panas keluar dari dalam tubuh atau tubuh terasa
terselimuti uap panas yang keluar dari dalam tubuh, mengalami peningkatan suhu tubuh,
rasa nyeri seperti cairan yang dituangkan pada luka borok. Apabila unsur Pitta menurun
maka akan timbul gejala seperti suhu tubuh menurun, kekuatan mencerna dan metabolisme
menurun serta kurangnya gairah untuk beraktivitas. Warnanya merah (Rakta), Hijau(Harita)
dan Kuning (Pita), serta memiliki rasa pedas, asam, dan pahit. Kelima unsur patta ini
terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1. Pachaka Pitta, yaitu suatu pitta yang berstana diantara lambung dan usus. Tugas
utamanya adalah mencerna dan mengeluarkan, serta menyalurkan makanan yang
telah dicerna, air seni, dan ekskreta lainnya menuju tempat penampungan. Memiliki
sifat asam, merasakan seperti terbakar di jantung, tenggorokan dan lambung.
2. Ranjaka pit, yaitu suatu pitta yang berstana di hati dan limfa. Warnanya merah,
khusus pada makanan yang telah dicerna, semula tanpa warna.
3. Sadhaka pitt, yaitu pitta yang berstana di jantung. Kekuatan dari patta ini
menyebabkan terjadinya kekuatan keinginan dan kerinduan pada diri seorang. Pitta
ini akan mendesak yang ada dijantung keluar, sehingga timbul ego diri.
4. Alochaka pitt, yaitu berstana di mata, apinya mempertajam penyerapan warna dan
bentuk objek, sehingga pengelihatan mata menjadi tajam. Jika pitta menurun seperti
pada orang tua maka penglihatannya mulai menurun.
5. Bharajaka Pitt, yaitu berstana di kulit, memancarkan panas sehingga badan menjadi
hangat yang berfungsi meminyaki kulit sehingga kulit bercahaya. Juga sangat
membantu asimilasi pengobatan melalui urut atau pijat. Pitta menimbulan semburan
atau aura, pancaran sinar di kulit.
Unsur Pitta ini sangat mempengaruhi penyerapan makanan di usus, asimilasi,
nutrisi, metabolisme, pengaturan suhu tubuh, warna kulit, kilatan cahaya mata, intelektual
dan pengertian secara psikologis dapat menaikkan kemarahan, kebencian dan kecemburuan.
Penyakit lain yang menyebabkan terganggunya keseimbangan Vatta seperti
gangguan emosi (marah, sedih, takut, ngeri dan sebagainya) bekerja terlalu keras sehingga
kepayahan, bersenggama berlebihan, terlalu banyak mengeluarkan sperma dan juga
makanan dan minuman seperti terlalu banyak makan daging kambing, makanan berminyak,
minuman beralkohol dan sebagainya.
Penyeimbangan dengan tehnik pemijatan mengunakan minyak dengan ramuan
herbal yang dibuat secara traditional yang disebut dengan nama babya snebana khususnya
untuk penyeimbangan pitta disebut chandan bala, dengan mengambil bahan dari kitab
Charaka Samhita.
menguhubungkan atau menyatukan berbagai organ yang berbeda didalam tubuh dengan
cara menyediakan masa cairan tubuh. Sifatnya seperti air, sebagai cairan biologis.
Utamanya sekitar didaerah perut atau lambung. Di rongga dada, paru-paru, tenggorokan,
kepala, jantung, mulut dan cairan tubuh, lendir serta sendi-sendi.
Kapha ini bersifat lunak, dingin, jernih, warna putih, berat, lembab, dan licin. Juga
memiliki sifat rapat, halus, stabil, dan dapat menyebabkan basah, dan menempati ruang
yang kosong didalam tubuh. Bila unsur Kapha meningkat maka akan memberi keperkasaan
dan stabilitas tubuh, kurang merasakan sakit, membantu meningkatkan daya ingat, memberi
energi pada jantung dan paru-paru serta menjaga kekebalan tubuh. Bila ada penurunan
unsur kapha maka akan merasakan terbakar didalam tubuh, rasa kurang berminyak, rasa
kosong di usus dan kolon, sendi-sendi terasa lepas. Memiliki rasa manis dalam keadaan
tercerna, atau tidak terkena panas enzim pencernaan yang berlebihan akan berubah rasanya
menjadi asin. Kapha menyebar dari lambung ke seluruh tubuh untuk membasahi tubuh
sesuai dengan sifatnya. Kekuatan utama yang paling aktif di kelima tempat namun berpusat
dilambung. Adapun istana lainnya yang dikenal dengan panca Kapha antara lain:
1. Kledaka Kalpha,yaitu bertempat dalam lambung. Berfungsi utama membasahi dan
meredam makanan. Disamping itu juga untuk melembabkan berbagai tempat
didalam tubuh. Menyebabkan makanan padat menjadi basah kemudian menjadikan
lembek bahkan hancur seperti pasta. Kalau produksi kapha terganggu makan kita
akan kehilangan nafsu makan, proses penghancuran makanan terganggu, muka
menjadi pucat, terjadi terganggunya kencing, dan ketimpangan lain sebagai
penyebab terganggunya fungsi tubuh lainnya.
2. Avalambaka Kapha, yaitu suatu kapha yang bertempat di jantung, yang berfungsi
untuk mengokohkan anggota gerak tubuh, sehingga tubuh dan kepala dapat berdiri
dengan tegak. Jika kapha ini terganggu maka gerakan tubuh menjadi lamban dan
malas bergerak dan sebagainya.
3. Bodhaka Kapha, yaotu suatu kapha yang berstana di lidah, yang mengakibatkan
lidah dapat mengecap. Bila terganggu maka akan menyebabkan rasa pengecapan
kita akan terganggu, lidah tidak bisa membedakan rasa setiap makanan atau
minuman yang masuk ke dalam mulut dengan tepat.
4. Tarpaka Kapha, yaitu suatu kapha yang terletak di sirah (kepala). Kapha ini
bertugas meminyaki dan menyegarkan semua alat penginderaan. Kalau kapha ini
terganggu maka akan menyebabkan hilangnya fungsi penginderaan tubuh. Tubuh
tidak akan mampu untuk mengenali apa-apa lagi sehingga kepekaan perasaan pun
akan menurun.
5. Slesaka Kapha, yaitu suatu kapha berstana di sendi atau kulit. Kapha ini berfungsi
membasahi sendi dan kulit, agar sendi tetap lentur dan membantu penyembuhan
luka pada kulit. Bila produksi kapha ini terganggu maka akan mengalami gangguan
pada persendian, persedian akan kaku dan sulit bergerak.
Seperti dahak yang keluar dari tenggorokan juga bagian ekskreta yang dibuang oleh
tubuh, termasuk air kencing dan hasil ekskresi lainnya yang tidak berfungsi secara fisiologi
dalam tubuh akan dibuang. Sedangkan cairan kapha yang lain seperti cairan plasma, cairan
empedu, cairan limfa amat berperan dalam tubuh, yang secara fisiologi bertaggug jawab
terhadap resistensi alami dari jaringan tubuh.
minyak. Dilulurkan pada bagian luar tubuh disebut Babya Snebana. Dengan
memakai empat jenis ramuan yaitu vegetable oil (taila), mentega murni (ghee),
minyak binatang (animal fats atau Vasa), minyak terbuat dari tulang-tulang (majja).
Untuk pengobatan ke dalam tubuh dengan obat berupa jamu-jamuan herbal ghee
atau Tikta Ghrita . Process pembuatan ghee memakai bahan mentega dengan
menghilangkan semua unsur cair susu, protein, dan kadar air. Dengan cara dimasak
dengan campuran obat traditional atau herbal. Juga untuk pemakaian pengobatan
didalam tubuh menggunakan jenis ramuan yang terbuat dari minyak binatang dan
minyak dari tulang. Jenis herbal yang dipakai juga bermacam-macam tergantung
unsur dari tri dosa , (vatta, pitha, dan kapha) yang diseimbangkan. Disebutkan
sedikitnya 53 jenis herbal yang dipakai. Bahan obat herbal ini bisa berupa akarakaran,sejenis jahe-jahean, Guduchi (Tinospora cardifolia), Kutki (picrorhiza
kurroa), heritaki (terminalia chebula), Chitrak (plumbago Zeylanica) dan lain
sebagainya. Jenis obat-obatan berupa minyak dan ramuan jamu ini bisa dioleskan
pada hidung, telinga, dahi, lobang pantat, atau dimakan dengan makanan atau
minuman.
2. Babya Snebana, yaitu menyeimbangan dengan teknik pemijatan mengunakan
minyak dengan ramuan herbal yang dibuat secara traditional yang disebut dengan
nama babya snebana khususnya untuk penyeimbangan kappa disebut
mahanarayana, dengan mengambil bahan dari kitab Charaka Samhita. Teknik
pemijatannya pun dengan memutar-mutar searah jarum jam dengan tekanan
tertentu. Untuk ramuan dari dalam juga ada berupa obat herbal ghee yang masih
hangat (tikta ghrita) pada pagi hari dan siang hari sebelum makan. Dosis
disesuaikan dengan jenis atau unsur tridosa.
3. Swedana,yaitu olah jantung, melakukan aktifitas gerak yoga, dengan tujuan agar
mau keluarnya keringat. Dengan bergerak detak jantung akan meningkat dan
menyebabkan keluarnya toxin tubuh berupa keringat atau toxin lainnya, akan lebih
mudah masuk kesaluran pembuangan (urine , feces), sehingga badan akan merasa
agak ringan, badan lebih fleksible, dan lebih bertenaga.
4. Nadi Swedana,yaitu sejenis pengobatan yang menggunakan uap dari herbal yang
dipanaskan. Herbal dididihkan lalu disalurkan dengan pipa menuju ke beberapa
bagian tubuh, terutama otot-otot, tulang belakang, pinggul, persendian lutut dan
bagian lainnya dari tubuh.
5. Bashpa Swedana,yaitu dengan memakai sistem steam bath yaitu mandi uap panas,
dimana badan dimasukkan ke suatu ruangan yang telah diuapi dengan ramuan
herbal yang telah dipanaskan dengan suhu yang panas, sehingga keringat keluar
bersama toksin yang ada. Pengobatan dengan sistem mandi uap panas ini, sekitar
tujuh sampai sepuluh menit, atau sampai keringat bercucuran keluar sekitar kepala,
dahi atau muka. Kepalanya biasanya tidak ikut dimasukkan apabila yang dipakai
berbentuk kotak kecil yang didalamnya diisi uap panas. Dengan ramuan herbal
tertentu, jadi hanya sebatas leher kebawah yang dimasukkan kedalam kotak steam
bathe. Sistemnya bagaikan memeras air jeruk, air dikeluarkan dengan paksa, dengan
memanaskan badan. Efeknya akan terlihat setelah keringat keluar, warna kulit agak
kemerahan. Sangat penting sekali diperhatikan agar jangan sampai terasa sangat
nyeri disekitar badan atau terasa panas sekali dan sakit seperti terbakar, atau
kesulitan bernapas untuk mengindari tubuh berdampak sangat ekstrem. Pasien akan
merasakan pengaruh yang sangat besar disertai suhu tubuhnya naik, sehingga pasien
harus minum cukup cairan atau air dingin. Cara seperti ini tidak dianjurkan untuk
pasien yang memiliki masalah penyakit jantung atau hypertensi. Mungkin bisa
menyebabkan kenaikan tingkat gerakan jantung dan tekanan darah. Juga tidak
disarankan untuk yang bermasalah dengan kesehatan seperti leukimia atau anemia.
6. Shirodhara, yaitu dengan meneteskan minyak herbal khusus disekitar dahi, diantara
alis. Obat herbal diteteskan dari mangkok tembaga yang digantung 8 sampai 12 cm
diatas dahi pasien. Cara ini untuk mengobati ke tidak seimbangan unsur vatta.
Untuk menenangkan pusat saraf. Dengan menyeimbangan kedua badan dan pikiran
dengan membiarkan badan sendiri menyembuhkan secara alami, degan merilekkan
syaraf-syaraf. Umumnya dilakukan selama 20 menit. Selama perawatan diulangi
lagi 3 sampai 4 kali dalam kurun perawatan seminggu. Herbal yang dapat
menyejukkan sistem syaraf.
7. Pinbinchbali,yaitu pengobatan dengan minyak herbal yang dicampur dengan tepung
beras tertentu yang dibungkus dengan kain tipis atau kasa. Dipakai untuk
menggosok tubuh si pasien secara menyeluruh sambil menekan dan memeras
bungkusan tersebut, sehingga kotoran dan toxin akan terangkat dari kulit. Cara ini
sangat baik untuk keluhan ketegangan otot-otot. Namun untuk lebih efektifnya,
harus dilakukan secara berulang-ulang. Dalam satu paling tidak 30 menit. Kemudian
dilanjutkan dengan sisem pengobatan Pinda Swedana .
8. Pinda Swedana, yaitu dengan pemijatan yang agak lembut dengan sistem hampir
sama seperti Pinbinchbali namun herbal yang dipakai khusus untuk penyeimbangan
Vatta. Suatu herbal yang dicampurkan dengan susu sebagai herbal nutrisi. Herbal
yang agak panas ini dibungkus dengan kain yang agak lembut, kemudian
digosokkan pada badan dan difokuskan pada persendian dan otot-otot tubuh.
Dilakukan sekitar 10 menit, untuk hasil yang maksimal bisa dilakukan sampai
sekitar 20 menit. Cara ini sangat cocok untuk facial Paralysys atau hemiplegia dan
juga penyakit otot lainnya seperti penyakit otot sclerosis dan terapi otot. Pada
umumnya terapi ini dilakukan bertahap sesuai kebutuhan.
9. Pengobatan Panchakarma yang berarti "lima tindakan", yaitu lima prosedur yang
berbeda yang digunakan dalam Ayurveda yang diyakini untuk memurnikan atau
menyeimbangkan tri dosha di dalam tubuh. Panchakarma akan mengeluarkan
kelebihan atau ketidak seimbangan dosha bersama dengan Ama yang menempel,
keluar melalui sistem pengeluaran tubuh seperti kelenjar keringat, saluran kencing,
usus, dan lain-lain. Panchakarma adalah terapi memurnikan untuk meningkatkan
proses metabolisme melalui obat-obatan makanan dan herbal. Sebagai limbah
dikeluarkan dari tubuh orang tersebut menjadi sehat. Sebelum mulai melakukan
Panchakarma, pasien diberi minyak dan dihangatkan lebih dulu untuk membuang
kelebihan dosha dari anggota badan ke penampungan yang sesuai di saluran
pencernaan, untuk kemudian dikeluarkan. Menurut Charaka, lima tindakan itu
antara lain
10. Nasya (terapi hidung)
Nasya yaitu terapi ini dilakukan dengan menghirup uap dari ramuan herbal yang
telah dimasukkan ke dalam air mendidih. Terapi ini digunakan terutama untuk
menghilangkan masalah yang berkaitan dengan Kapha, pada telinga, mata, hidung, dan
gangguan tenggorokan seperti migrain, sinusitis, penyakit selesema, dan bronkitis. Hidung
adalah pintu gerbang ke otak dan kesadaran. Prana, atau energi kehidupan, memasuki tubuh
melalui napas yang diambil melalui hidung. Nasya membantu untuk memperbaiki
gangguan prana yang memengaruhi fungsi otak sensorik dan motorik. Nasya diindikasikan
untuk kekeringan pada hidung, sinus yang tersumbat, suara serak, migrain, kejang, serta
berbagai masalah mata dan telinga.
1. Vamana Karma ( Terapi Muntah)
Vamana, yaitu digunakan ketika ada sumbatan di paru-paru yang menyebabkan
timbulnya serangan berulang berbagai penyakit seperti bronkitis, batuk, pilek atau asma.
Tujuan dari terapi ini adalah menginduksi muntah untuk menyingkirkan lendir yang
menyebabkan kelebihan kapha.Minuman yang terdiri dari licorice dan madu, atau teh akar
jerangau (calamus root tea) diberikan kepada pasien. Zat lain yang juga digunakan adalah
garam, dan kapulaga. Muntah diinduksi dengan menggosok lidah. Targetnya empat sampai
delapan kali muntah.Setelah muntah, biasanya pasien akan merasa sangat nyaman, sebagian
besar sumbatan, asma, dan sesak napas akan hilang seiring dengan pembersihan sinus.
Terapi muntah digunakan untuk batuk, pilek, gejala asma, demam, mual, kehilangan nafsu
makan, anemia, keracunan, penyakit kulit, diabetes, obstruksi limfatik, gangguan
pencernaan kronis, edema (pembengkakan), epilepsi (antara serangan), masalah sinus
kronis, dan untuk serangan tonsilitis yang terjadi berulang kali.
1. Virechana Karma (membersihkan atau therapi penyucian)
Virechana yaitu pembersihan dosha Pitta dan pemurnian darah dari racun.
Umumnya, terapi ini diberikan tiga hari setelah dilakukan terapi Vamana. Jika terapi
Vamana tidak diperlukan, Virechan dapat diberikan langsung. Virechan membersihkan
kelenjar keringat, usus kecil, usus besar, ginjal, lambung, hati, dan limpa. Sejumlah herbal
yang sudah dihaluskan digunakan sebagai obat cuci perut. Bahan-bahan tersebut
diantaranya adalah senna, prune, dedak, kulit biji rami, akar dandelion, biji psyllium, susu
sapi, garam, minyak jarak, kismis, dan jus mangga. Saat mengonsumsi obat pencahar ini,
pasien harus mematuhi diet terbatas. Vireka digunakan untuk pengobatan penyakit kulit,
demam kronis, tumor perut, cacing, encok, sakit kuning, masalah pencernaan, sembelit, dan