You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat
singgah atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk
hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan keluarga (KepMenKes, 1999).
Sedangkan menurut Badan Litbang Kesehatan, pengertian rumah adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Pengertian sehat berdasarkan Dinas Perumahan DKI Jakarta adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social
ekonomi. Dan kategori sehat menurut standar WHO, kebutuhan kesehatan manusia, terdiri
atas : (a) kesehatan fisik, yaitu terhindar dari penyakit menular, keracunan, dan
trauma/benturan, dan (b) kesehatan mental, yaitu terhindar dari stress, memiliki rasa nyaman
dan aman terhadap lingkungannya.
Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat
sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna, baik fisik, rohani maupun sosial.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad
modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan
diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu manusia telah
mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya
berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan
yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini
meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang
desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2007).
Pada dasarnya rumah merupakan kebutuhan yang berlaku pada setiap manusia.
Namun peranannya tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri.
Abraham Maslow, seorang pakar psikologi humanitis mengemukakan tingkat pemenuhan
kebutuhan manusia dalam bentuk diagram piramida yang disebut piramida Maslow. Dari
1

piramida Maslow ini, jika dihubungkan dengan tingkat kebutuhan manusia akan rumah, maka
penerapannya adalah sebagai berikut :
Self
Actu
alizat
ion
(selffulfil
lmen
Esteem Needs
(self
t)
respect,
independencem esteem
from others)
Belonging & Love Needs (love,
affection, sense of belonging)

Safety Needs (security, stability, protection, order)

Physiological Needs (air, water, food)

Sumber : Toby Israel, Some Place Like Home, Great Britain : 2003
Rumah dapat disebut sehat apabila telah memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah
yang memiliki : jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunia rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk membantu sebagai sarana penambahan
wawasan untuk penulis dan pembaca yang meliputi pengertian, kriteria, syarat rumah sehat.
Selain itu untuk menyelesaikan tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Kedokteran
Komunitas sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Kedokteran
Komunitas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungsi rumah sehat


Rumah berfungsi memenuhi kebutuhan fisik terutama keamanan/perlindungan dan
sebagai pemenuhan kebutuhan psikologis. Rumah berfungsi sebagai ruang bertinggal
termasuk membina keluarga, oleh karena itu rumah berperan penting dalam menentukan
kualitas hidup manusia dan termasuk pengaruhnya terhadap lingkungannya. Bila
dihubungkan dengan sehat, maka faktor sehat sangat berpengaruh pada kualitas hidup
manusia, dengan demikian rumah dan sehat merupakan dua hal yang berperan penting
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Berikut ini contoh penyakit yang timbul akibat rumah tidak sehat sebagai gambaran
betapa pentingnya memiliki rumah sehat :
Penyakit
Infeksi saluran napas akut

Masalah Lingkungan yang

Strategi Pencegahan

Relevan
Polusi udara dalam rumah a. Peningkatan ventilasi
b. Peningkatan dapur, alat
dan kepadatan
masak
c. Penyediaan listrik pada
penduduk

Diare

desa

dan

penduduk miskin kota


Sanitasi, penyediaan air dan a. Peningkatan kualitas air
b. Peningkatan kuantitas air
hygiene / kebersihan
dengan
meningkatkan
keterjangkauan

&

jaminan suplai air


c. Peningkatan sanitasi dan
kebersihan (perilaku cuci
tangan,
mencegah
Cacing usus

memasak

air,

penggunaan

sumber yang tidak aman)


Sanitasi, penyediaan air dan Sama dengan diare
hygiene
3

Malaria

Penyediaan air

a. Peningkatan manajemen
air permukaan
b. Menghilangkan

tempat

berkembang biak nyamuk


c. Menurangi kunjungan ke
tempat sarang nyamuk
d. Menggunakan kelambu
Penyediaan air bersih dan Sama dengan malaria

Demam dengue

pengumpulan sampah
tropik Sanitasi,
pembuangan a. Mengurangi

Penyakit
(schistommiasis,

sampah, tempat berkembang

trpanosomiasis dan filariasis)

biak vektor sekitar rumah

TBC
Penyakit

Kepadatan
saluran

napas Polusi udara dalam rumah

kronis

kontak

dengan air yang terinfeksi


b. Mengontrol
populasi
keong
c. Filter air
Peningkatan

kualitas

kuantitas rumah
Sama
dengan

dan

penyakit

saluran napas akut.

2.2 Kriteria rumah sehat


Rumusan yang dikeluarkan oleh APHA (American Public Health Association)
bahwa persyaratan rumah sehat :
1. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan physiologis
2. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan psycologis
3. Harus terhindar dari penyakit menular
4. Harus terhindar dari kecelakaan kecelakaan

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah


dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan
tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
7 kriteria rumah sehat :
1. Kering
Rumah dikondisikan dengan membangun system bangunan yang dikonstruksi dengan
lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bias dilakukan dengan menjaga agar
sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik. Begitu pun masalah
perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2. Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap
serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda
penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3. Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis disetiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
matang. Sisi keamanan adalah factor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4. Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehid untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
5. Memiliki Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standarnya harus ada
di setiap ruangan.
6. Bebas dari Hewan Pengganggu
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu
seperti tikus, kecoa, cicak, dan lain-lain. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk

mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra
bekerja keras untuk mengenyahkannya.
7. Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawatt dan terperlihata
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling
berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.

2.3 Syarat rumah sehat


Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat

istirahat
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar

mandi
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
f.

gempa, keruntuhan dan penyakit menular


Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi

Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes
RI. 2007).
a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

antar keluarga dan penghuni rumah, adanya ruang khusus untuk istirahat (ruang tidur)
bagi masing-masing penghuni
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dang
penghawaan yang cukup
c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 829 /


Menkes/SK/VII/1999 :
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERUMAHAN
1

Lokasi
a Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
b

lahar, gelombang tsunami, longsor dan sebagainya.


Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas

lokasi pertambangan
Tidak terletak pada daerah rawab kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur

pendaratan penerbangan
Kualitas udara, kebisingan dan getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia dan memenuhi persyaratan buku mutu
udara yang berlaku dengan perhatian khusus terhadap parameter-parameter sebagai

berikut :
a Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dbA
b Gas berbau (H2S dan HN3) secara biologis tidak terdeteksi
c Partikel debu diameter 10 ug tidak melebihi 150 ug/m3
d Gas SO2 tidak melebihi 0.10 ppm
e Debu terendap tidak melebihi 350 mm3/m2 perhari
f Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus memenuhi maksimal 10mm/detik
Kualitas tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a Tinmah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg
b Arsenik total maksimal 100 mg/kg
c Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg
d Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg
Kualitas air tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi persyaratan air
baku, air minum (golongan B), sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku
Sarana dan prasarana lingkungan
1 Memiliki sarana taman bermain untuk anak anak, sarana rekreasi keluarga
2

dengan konstruksi yang nyaman dan aman dari kecelakaan.


Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.


Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut :
Konstruksi jalan yang tidak membahayakan bagi kesehatan.
Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan

penyandang cacat.
Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.
7

Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan pandangan pengguna

jalan.
Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang
waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Pengelolaan serta pembuangan kotoran manusia dan berbagai limbah yang
berasal dari rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi persyaratan

kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Memiliki akses terhadap berbagai sarana pelayanan umum dan sosial seperti
keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat

pendidikan, tempat kesenian, dan lain sebagainya.


Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan serta keselamatan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya
kontaminasi yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Binatang penyakit menular
a Indeks lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
persyaratan perundang-undangan yang berlaku
b Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di perumahan tidak melebihi 5%
Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam

PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL


1

Bahan bangunan
a Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

b
2

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :


- Debu total tidak lebih dari 150 ug/m3
- Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam
- Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikro-

organisme patogen
Komponen & penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut :
a Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b Dinding

Di ruamg tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk

c
d

pengaturan sirkulasi udara


- Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir


Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, ruang bermain

5
6
7

8
9

anak.
f Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap
Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitas 60 lux dan tidak menyilaukan
Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a Suhu udara nyaman berkisar 18o sampai dengan 30o Celcius
b Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
c Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d Pertukaran udara (air exchange rate) 5 kaki kubik per menit per penghuni
e Konsentrasi gas CO tidak melebih 100 ppm/8 jam
f Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantau
Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersaran di rumah
Air
a Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang
b Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman
Limbah
a Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
b

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanag


Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap

permukaan tanah serta air tanah


10 Kepadatan hunian rumah tidur
Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang
tidur dalam satu ruang tidru, kecuali anak di bawah usia 5 tahun
Menurut Winslow dan APHA, pemukiman sehat dirumuskan sebagai suatu
tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim,
beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh

lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari berbagai
penularan penyakit. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.

Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain :


1). Pencahayaan.
a).

Pencahayaan alam.
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam
ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka.
Cahaya matahari sangat berguna selain untuk penerangan juga dapat
mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman-penyakit
tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain.
Kebutuhan standar minimum cahaya alam yang memenuhi syarat
kesehatan untuk berbagai keperluan menurut WHO dimana salah satunya adalah
untuk kamar keluarga dan tidur dalam rumah adalah 60 120 Lux.
Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal
sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ketimur. Luas jendela yang baik paling
sedikit mempunyai luas 10 20 % dari luas lantai.

b).

Pencahayaan buatan.
Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi
oleh :

Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit- langit.


Konstruksi sumber cahaya di dalam ornamen yang dipergunakan.
Luas dan bentuk ruangan.
Penyebaran sinar dari sumber cahaya.

2). Ventilasi (penghawaan)


Ventilasi digunakan untuk pergantian udara di dalam ruangan, udara perlu
diganti agar mendapat kesegaran badan selain itu agar kuman-kuman penyebab

10

penyakit dalam udara, antara lain bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan
sehingga tidak menjadikan sarana penyebaran penyakit.
Orang-orang yang batuk dan bersin bersin mengeluarkan udara yang penuh
dengan kuman-kuman penyakit (TBC, pneumonia,dll) yang dapat meninfecteer
udara di sekelilingnya. Penyakit-penyakit menular yang penularannya dengan
perantara udara, antara lain : TBC, bronchitis, pneumonia, dll.
Hawa yang segar sangat diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara
ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan
kelembaban udara dalam ruangan. Umumnya temperatur kamar 220C - 300C sudah
cukup segar. Untuk memperoleh kenyamanan udara seperti dimaksud diatas
diperlukan adanya ventilasi yang baik.
Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai
orang-orang yang ada di dalam rumah menjadi kedinginan dan sakit. Pembuatan
lubang-lubang ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar dan sesuai
dengan iklim ditempat itu.

Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin, jangan membuat lubanglubang ventilasi yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja. Tetapi di daerah yang
berhawa panas dan tidak banyak angin, lubang ventilasi dapat dibuat agak lebih
besar.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya,
diantaranya :
a).

Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas lantai


ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan
ditutup) minimum 5 %. Jumlah keduanya menjadi 10 % kali luas lantai
ruangan. Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk
tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

b).

Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap
dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

c).

Aliran udara diusahakan CROSS VENTILATION dengan


menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran
11

udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari,
dinding sekat dan lain-lain.
Udara di alam bebas pada umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari
unsur-unsur yang bermanfaat bagi kesehatan dan unsur-unsur yang kurang
bermanfaat bagi kesehatan. Unsur udara bebas pada umumnya terdiri :
a.
b.
c.
d.
e.

Nitrogen (zat lemas) 78,8 %.


Oksigen (zat asam) 20,7 %.
Karbondioksida (Gas asam arang) 0,04 %.
Uap air 0,46 %.
Ozon (0.3%), Amoniak (NH3), Gas cair (H2) dan lain-lain.

Unsur yang bermanfaat bagi kesehatan manusia yaitu Oksigen (O2).


Kandungan CO2 adalah unsur yang kurang bermanfaat bagi kesehatan. CO2 banyak
terdapat di udara terutama di dalam ruangan yang dipadati oleh sekelompok
manusia. Produksi CO2 terjadi akibat proses pernafasan.
Adapun berbagai sumber penghawaan yaitu penghawaan dari alam dan
penghawaan buatan :
a.

Penghawaan alam
Penghawaan alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin
dari alam), temperatur udara luar dan kelembabannya. Selain melalui
jendela, pintu dan lubang hawa, maka penghawaan alam pun dapat
diperoleh dari pergerakan udara sebagai hasil sifat poreus dinding ruangan,
atap dan lantai.
Lubang ventilasi sebaiknya diatur agar tidak terlalu rendah,
maksimal 80 cm dari langit langit. Tinggi jendela yang dapat dibuka
(ditutup) dari lantai minimal 80 cm. jarak dari langt-langit terhadap jendela
minimal 30 cm. Untuk mencegah gangguan binatang sebaiknya dipasang
kasa nyamuk.

b.

Penghawaan buatan, antara lain :


a).

Fan (kipas angin)


Perputaran baling baling pada kipas dapat menghasilkan pergerakan
udara yang mengarah ke depan. Udara yang digerakkan oleh kipas

12

angin adalah udara yang ada di dalam ruangan itu sendiri, sehingga
tidak ada pertukaran udara.
b).

Exhauster
Baling baling penyedot udara dari dalam ataupun dari luar ruangan
untuk mengganti udara yang telah terpakai. Pada pemakaian Exhauster
harus

diimbangi

dengan

penempatan

lubang

ventilasi

yang

berseberangan dengan alat tersebut.

b.

Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain :


1). Cukup aman, nyaman bagi masing-masing penghuni (Kepadatan hunian)
Kepadatan hunia di dalam rumah dapat menimbulkan efek negatif terhadap
fisik, mental maupun moril bagi penghuninya. kepadatan memudahkan terjadinya
penularan penyakit terutama melalui saluran pernafasan. Ada 2 cara untuk menilai
kepadatan hunian didalam rumah yaitu :
a).

Jumlah orang dibanding dengan jumlah kamar tidur.


Tabel 1. Jumlah orang dibanding jumlah kamar tidur :

Jumlah Kamar

Jumlah penghuni

Satu

2 orang

Dua

3 orang

Tiga

5 orang

Empat

7 orang

Lima atau lebih

10 orang

Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.


Dengan ketentuan bahwa untuk setiap penambahan satu kamar tidur diatas lima
tersebut diperkenankan menambah penghuni sebanyak 2 orang.

b).

Jumlah orang dibanding dengan luas lantai kamar.


Tabel 2. Jumlah orang dibanding jumlah kamar tidur :
13

Luas lantai kamar

Jumlah penghuni maksimal

4,64 m2

4,64 6,5 m2

0,5

6,5 8 m2

8 10 m2

1,5

Lebih dari 10 m2

Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.


Dengan ketentuan anak di bawah umur 1 tahun tidak diperhatikan, umur 1 10
tahun dihitung setengah.
Menurut Tupasi, kepadatan hunian di tentukan dengan jumlah kamar tidur di
bagi jumlah penghuni, dinyatakan :
).

Baik

: Bila kepadatan lebih atau sama dengan

0,7
ii ). Cukup

: Bila kepadatan antara 0,5 0, 7

iii ). Kurang

: Bila kepadatan kurang dari 0,5

2). WC dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah.


Suatu rumah harus mempunyai WC dan kamar mandi sendiri dan
terpelihara kebersihannya. Bila tidak mempunyai WC sendiri, maka buang air besar
dilakukan di sembarang tempat (sungai, kebun, empang, dan lain lain) yang
sebenarnya tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan dan memudahkan penyakitpenyakit tertentu dapat ditularkan melalui pembuangan kotoran yang tidak sehat.

c.

Mencegah penularan penyakit.


Kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal bagi keluarga harus memperhatikan pula
faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit bagi penghuninya, antara lain :
1) Bebas dari serangga dan tikus.

14

Menghindari adanya kehidupan serangga (lalat, tikus dan kecoa), dengan


cara atau usaha kebersihan dan kesehatan lingkungan di dalam dan di luar
rumah.
2) Pembuangan sampah.
Sampah dibedakan menjadi : sampah basah, sampah kering dan sampah
sukar busuk (kaleng, kaca, paku dan lain-lain). Sampah jangan dibuang di
tempat terbuka lebih dari 24 jam karena akan menyebabkan lalat dan tikus
untuk bersarang.
3) Pembuangan tinja.
Usahakan setiap rumah mempunyai jamban sendiri, selalu bersih dan
tidak berbau (konstruksi leher angsa). Jarak cukup jauh dari sumber air dan
letaknya di bagian hilir air tanah. WC harus selalu bersih, mudah dibersihkan,
cukup cahaya dan cukup ventilasi.

15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mendapatkan rumah yang sehat dan layak dihuni maka tidak ada salahnya jika kita
mencoba menerapkan kriteria dan syarat rumah sehat.
Kriteria rumah sehat yang dikeluarkan oleh APHA (American Public Health Association)
yaitu :
1. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan fisiologis
2. Harus memenuhi kebutuhan kebutuhan psikologis
3. Harus terhindar dari penyakit menular
4. Harus terhindar dari kecelakaan kecelakaan
Dan syarat rumah sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 829 / Menkes/SK/VII/1999 yaitu :
Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :


o Debu total tidak lebih dari 150 ug/m3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikro-organisme patogen
Komponen & penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut :
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi
untuk pengaturan sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah

dibersihkan
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir

16

Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, ruang bermain

anak.
Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap
Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitas 60 lux dan tidak menyilaukan
Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
Suhu udara nyaman berkisar 18o sampai dengan 30o Celcius
Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara (air exchange rate) 5 kaki kubik per menit per
penghuni
Konsentrasi gas CO tidak melebih 100 ppm/8 jam
Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3

Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantau
Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersaran di rumah
Air
Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman


Limbah
Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanag


Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran

terhadap permukaan tanah serta air tanah


Kepadatan hunian rumah tidur

17

Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang
tidur dalam satu ruang tidru, kecuali anak di bawah usia 5 tahun

DAFTAR PUSTAKA

Budiman Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC


Direktorat Jenderal PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI dan Indonesia. 2002. Pedoman
Teknis Penilaian Rumah sehat. Jakarta.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Pernyataan Kesehatan Perumahan.
18

Lubis Pandapotan.1985. Perumahan Sehat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes


RI.Jakarta.
Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tim Penggerak PKK Pusat dan Direktorat Jenderal PMD. 1993/1994. Buku Pedoman Rumah
Sehat, Jakarta.
Undang Undang Republik Indonesia No. : 4 Tahun 1992, Tentang Perumahan dan
Pemukiman.

19

You might also like