Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat adalah meningkatkan kesehatan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduk yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat. Upaya perbaikan dalam
bidang kesehatan masyarakat salah satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular.
Berdasarkan data epidemiologi di negara Indonesia jumlah kasus baru pada penyakit Morbus
Hansen tahun 2012, sebanyak 17.980 orang, angka ini turun dari 2011 yang 20.023 orang.
Sedangkan prevalensi pada tahun 2012 sebanyak 23.252 orang (0,96/10.000) dengan kriteria
eliminasi adalah <1/10.000 penduduk, oleh karena itu Indonesia sudah masuk dalam kriteria
negara yang eliminasi Morbus Hansen. Jumlah kasus baru anak <15 tahun pada 2012 adalah
sebesar 1.959 atau 10,9% dari total kasus baru. Dimana jumlah kasus baru anak <15 tahun di
Indonesia masih cukup besar yang cakupan normalnya <5%.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit,
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian sehingga tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Paradigma sehat menjadi orientasi baru dalam pembangunan
kesehatan dunia termasuk Indonesia. Perumusan visi Indonesia sehat tahun 2010, melalui
empat strategi pembangunan kesehatan merupakan wujud dari perubahan paradigma yang
kita anut. Paradigma sehat adalah upaya pembangunan kesehatan berorientasi pada
peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya
penyembuhan orang sakit. Kebijaksanaan pembangunan akan lebih ditekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan meningkatkan, memelihara dan melindungi agar menjadi lebih
sehat dan produktif serta tidak jatuh sakit. Sedangkan, yang aktif dapat pula segera
disembuhkan agar menjadi sehat.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas ) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu tataran pelaksanaan pendidikan dan pemantauan kesehatan
masyarakat. Pendidikan dan deteksi dini kasus baru anak yang menderita Morbus Hansen
merupakan bagian dari tugas tenaga kesehatan puskesmas di wilayah kerjanya masingmasing. Tugas tersebut menjadi sangat penting dan kompleks karena persoalan Morbus
Hansen pada anak bukan semata terarah pada pertumbuhan dan kesehatan fisik saja,
melainkan juga komprehensif pada sumber penularan yang menyebabkan anak tersebut
menderita Morbus Hansen. Apabila tidak dilakukan pendidikan dan dan deteksi dini kasus
baru anak yang menderita Morbus Hansen usia dini secara benar dan cermat, maka dapat
dimungkinkan akan timbul komplikasi yang menjadi kelainan permanen pada diri anak Atas
latar belakang tersebut penulis bermaksud melakukan mini project upaya pencegahan dan
peningkatan pengetahuan Morbus Hansen pada anak kelas 4-6 SDN 2 Singojuruh.
Diharapkan dengan upaya pencegahan deteksi dini melalui screening dan peingkatan
penyuluhan dapat membantu menurunkan angka kejadian Morbus Hansen di Indonesia dan
meminimalisai timbulnya kasus baru dengan komplikasi kecacatan yang sudah diderita.