You are on page 1of 8

SKENARIO 1

Nadi normal pada anak usia 14 tahun?


Kenapa angka leukosit turun?
Kenapa trombosit turun?
-Menanyakan riwayat demam lebih spesifik, awal demam kenapa, ditanyakan awal demam ada
kejang atau tidak
- Apakah mual tapi tidak muntah berhubungan dengan demam pasien?
-Saat anamnesis ditanyakan juga apakah pasien mimisan atau tidak?
-Diberi paracetamol demam menurun tetapi 2 jam kemudian mengkat lagi?
-Menanyakan riwayat personal sosial
-Pada kasus kenapa hanya dikasih paracetamol? Krn pasien masih sakit 2 hari
-Pada riwayat penyakit dahulu, kenapa ditanyakan penyakit thypus?
-Ditanyakan apakah dahulu pernah menderita penyakit lain yang kira-kira berhubungan dengan kasus?
-Pada riwayat penyakit keluarga di tanyakan lebih spesifik, untuk melihat keadaan lingkungan?
-Apakah penyakit pada pasien hanya menyerang pada usia 14 tahun?
Menanyakan riwayat demam lebih spesifik, awal demam kenapa, ditanyakan awal demam ada
kejang atau tidak
Ditanyakan sejak kapan, pagi atau sore, kalau bisa ditanyakan jam berapa kalau pasien masih ingat ( untuk
melihat detail seberapa lama pasien menderita demam ).
Menanyakan kalau demam sore hari biasanya penyakit thyphus, Apakah menanyakan demam pagi atau
sore mempengaruhi diagnosis?
Pada anamnesis ditanyakan lebih spesifik tempat pasien berasal, untuk membedakan jenis nyamuk aedes.
Pada pasien demam ditanyakan pasien demam mebdadak atau tidak, untuk membedakan penyebab virus
atau bakteri. Kalau mendadak kemungkinan virus.
Ditanyakan kalau daerah pasien lebih spesifik, mengetahui daerah endemik
Mual muntah kenapa?
Bisa karena pengaruh dari penybab demam yang sudah masuk kedalam peredaran darah, yang sampai ke
gastrointestinal.
Nafsu makan kurang karena dari mualnya, biasanya ada pembesaran organ
Muat tapi tidak muntah? Kalau disertai gangguan BAK atau BAB bisa menjuruskan ke pyakit yang
menyerang gastrointestinal, intinya untuk menyingkirkan diagnosis
Pasien mimisan? Perdarahan spontan?
Melihat derajatnya, kalau mimisan sudah masuk derjat 2
Apakah perdarahan spontan sudah perlu diitanyakan pada hari ke 2 demam?
Diberi paracetamol demam menurun tetapi 2 jam kemudian meningkat lagi? Kenapa?
Kalau masih demam mungkin dosis belum cocok. Atau perlu ditambahkan obat lain
Karena paracetamol hanya mengobati simptom si anak, belum spesifik mengatasi penyebab demam si anak.
Selain medikamentosa, bisa diberi treatment non-medikamentosa, misal minum yang banyak
RPD
-Pada riwayat penyakit dahulu, kenapa ditanyakan penyakit thypus?
Mungkin re-infeksi, atau infeksi sekunder
STEP 2
Pemeriksaan Fisik
Gizi kesan cukup? Itu bagaimana menilainya?
Suhu meningkat, 39.5 C, bisa ditambahakian tekanan darah dan tinggi badan pasien dalam pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kulit, dilihat apakah ada bintik-bintik merah, untuk mengarahkan pada dd
Pemeriksaan lidah untuk menyingkirkan dd typhus
Ditanyakan BB dan TB pasien perlu ditanyakan, untuk terapi cairan dan pentalaksanaan yang lain
Kenapa Nadi, Suhu, respirasi dilakukan pada pemeriksaan fisik? Untuk apa?
Suhu? Mengetahui panasnya kelompok yang mana
Respirasi? Mengetahui sesak nafas atau tidak
Nadi? Melihat pasien syok atau tidak
Nadi normal pada anak usia 14 tahun?
Dilihat mata ikterik atau tidak? Kenapa? Untuk melihat komplikasi penyakit yang kita curigai, apakah
sudah ada gangguan pada hepar karena pasien menderita nyeri ulu hati

Pemeriksaan thorax, abdomen, di lihat kulit pasien apakah ada bintik-bintik atau tidak?
Ditanyakan ikterik? Menyingkirkan hepatitis
Pemeriksaan fisik KU
CM, gizi kesan cukup
Pemeriksaan lain
Pemeriksaan konjungtiva? Ada anemis atau tidak? Perlu atau tidak dilakukan pemeriksaan pada kasus ini?
Pada pemeriksaan kulit dilihat ada bintik-bintik atau tidak?
Kenapa faring tidak hiperemis ditanyakan? Untuk menyingkirkan ISPA, melihat limfonodi
Pada pemeriksaan thoraks harus detail
Abdomen di cek lagi pemeriksaan lengkap
Pada Pemeriksaan thoraks, harus dilihat juga respirasinya
Pada abdomen juga dilihat tanda-tanda nyeri tekan lepas
Eksterimtas dilhat juga ada edema atau tidak
Pada pasien nyeri ulu hati? Tanda-tanda apa? Mungkin pada kasus ini ada pembesaran hati
Dd nyeri ulu hati pd demam, dengue hemoragic bisa, malaria bisa makanya harus ditanyakan lebih spesifik
seperti apa nyeri ulu hatinya? Lalu keluhan yang menyertai nyeri ulu hati
STEP TERAPI
Kenapa dokter hanya meberikan paracetamol saja? Karena pasien tidak mengeluh keluhan yang lain misal
batuk
Pemebrian paracetamol untuk keamanan pasien, kalau pemberian ibuprofen bisa mempeparah keluhan
gastrointestinal, misalnya bisa memicu terjadinya perdarahan
Kenapa disuruh minum yang banyak? Untuk menghindari plasma yang keluar tergantikan cairannya
Kenapa pasien diminta kontrol kembali jika demam tidak turun sama hari ke-4? Untuk menyingkirkan dd yg
lain, karena kemungkinan pola demamnya pada hari ke 3-4 bisa turun
STEP SELANJUTNYA
Keluhan lain pasien pada hari ke-4 :
Keluhan bertambah, pusing, pegal-pegal pada persendian, mual, muntah tiap kali makan, nyeri ulu hati,
nafsu makan menurun dan pasien bertambah lemas
nafsu makan menurun? Ada hubungan dengan nyeri ulu hati, tanda-tanda gangguan pada gastrointestinal
Pemeriksaan Fisik lagi pada hari ke-4 pasien dibawa ke RS lagi
Hasil Pemeriksan Fisik :
KU : tampak lemah : krn nyeri ulu hati, kurang makan
Tanda vital : Respirasi meningkat? Untuk kompensasi. Mempercepat frekuensi pernafasan
Abdomen : curiga hepatomegali
Ekstremitas : Rumple-Leede postif?
Pada mx fisik ditanyakan lagi atau di amati tanda2 perdarahn, ada udem atau tidak
LABORATORIUM
Kenapa angka leukosit turun?
Kenapa trombosit turun?
Pemeriksan tambahan yang lain yang memungkinkan pada kasus ini: SGOT SGPT,
DD SEMENTARA
Dengue fever, grade berapa?
Pertemuan ke 2
Pasien dx : dengue fever
Dengue Fever derajat 2 ( demam tinggi mendadadk, terus menerus krg 7 hari, sebab tidak jelas ada
perdarahan di kulit, ada petekie dan trombosit < 100.000)
Biasanya injeksi ondansentron -> anti mual
Derajat 1 : rumple leede (+)
Derajat 2 : ada perdarahan spontan
Dx
Berdasarakan pemeriksaan fisik menunjukan db derajat 1, berdasarkan pemeriksaan laboratorium
menunjukan db derajat 2. dan pada pemeriksaan laboratorium menunjukan hematokrit masih di ambang
normal. Menunjukan DB derajat 1.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik, kemungkinan db suspect derajat 1.
Sesuai gejala grade 1 : rumple leede (+), ada trombositopenia

Grade 2 : ada perdarahan spontan


Grade 3 : garde I atau II + kegagalan sirkulasi
Grade 4 : grade III dengan syok, tekanan darah dan nadi tak terdeteksi
Pentalaksanaan DHF
Dokter menganjurkan rawat inap : untuk memantau keadaan pasien
Rawat inap : ada tanda2 kegawat daruratan derajat 1, 2 3, 4.
Rawat inap derajat 1 : sudah dilakukan perawatan tetapi tidak optimal
Kenapa di kasih infus RL?
Karena makan yang diberikan pada pasien tidak masuk/ karena mual dsb.
Dan kenapa di kasih infus RL 20 tetes/menit?
-> pasien suspect db diberikan dextrosa 5%, diberi RL 20 tetes karena sesuai BB pasien dan sesuai gejala
yang diderita pasien.
Rawat inap : 10 tetes makro/menit
5 cc/ kg BB pasien/ jam = 1 jam 250 cc
5 cc/ kg BB pasien/ jam = 1 jam 250 cc
1 cc = 20 tetes, jadi berapa tetes yang dibutuhkan? 250x20 = 5000 tetes/jam
5000/60 = 83 tetes/menit
Grade 1, 2 = 2 cc/kg/jam + 5% defisit
4320 cc/ 24 jam
Biasanya injeksi ondansentron (antagonis serotonin 5H T 3) -> anti mual (biasanya di kasih pada pasien
kemoterapi)
Diberi double treatment = karena pasien berada pada gejala berat (mual muntah setiap kali makan)
Pemeberian Hb HT trombosit : grade 1,2 pemantuannya 12-24 jam (dipilih waktunya yang lebih pendek
karena melihat kondisi pasien/klinis pasien)
Hari ke-2 perawatan di RS
Nafas terasa berat ? Respirasi rate 28 = cepat ( efusi pleura) penyebabnya karena ada kebocoran plasma
(penumpukan makrofag di pembuluh darah)
Abdomen: ada hepatomegali?
Kenapa parameter yang diperiksa SGOT SGPT? Karena ada kerusakan pada sel darah
Hari-3
Interpretasi hasi IgM(+) IgG (+) = infeksi sekunder (re-infeksi)
Trombositepenia? Menyebabkan peningkatan permeabiltas pembuluh darah, trombosit agregasi
Hari-5 di RS
Hari ke 4-5 pasien sudah membaik dilihat dari klinis dan lab pasien
Kriteria pasien dipulangkan? Demam sudah turun (tanpa obat penurun panas), Nafsu makan baik, trombosit
lebih dari 50.000
Prinsip penanganan db (resusitasi cairan) tujuannya? mengganti cairan plasma, memperbaiki permeabilitas,
Apakah pemeriksaan pada pasien sudah cukup atau belum?
SGOT SGPT, albumin, fungsi ginjal
Ditemukannya imun kompleks ( karena agregasi trombosit) -> kerusakan sel-sel hepar, untuk melihat
kerusakan tersebut salah satu parameternya dengan melakukan pemeriksaan SGOT SGPT
Gold standar dengue fever? Isolasi virus (memerlukan waktu yang lama, tempat steril, bahan banyak,
memerlukan alat yang canggih, pemeriksaannya mahal), kalau menggunakan PCR lebih cepat
Pemeriksaan spesifik antigen dengue non-sruktural? Spesivisitas 88 %
Besar bakteri dan virus?
Adapun kecamatan yang mempunyai kasus tertinggi pada tahun 2012 adalah kecamatan Gamping, Godean,
Kalasan, Mlati, Ngaglik dan Sleman (DinKes Sleman, 2013)
Pada tahun 2013, Provinsi DIY menempati peringkat ketiga se-Indonesia jumlah penderita DBD, yaitu 95,99
per 100.000 penduduk. Jumlah kasus di Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2013 yaitu sebanyak 3.319 kasus
dengan 16 kematian (CFR = 0,48%) (KemenKes, 2014).
Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang jarak terbangnya pendek (100 meter). Nyamuk Aedes
aegypti dibagi menjadi dua subspesies, yaitu Aedes aegypty queenslandensis dan Aedes aegypty formosus.

Subspesies kedua lebih berbahaya dan lebih efektif menularkan virus DBD dibandingkan subspesies
pertama (Knowlton, 2009 cit Candra, 2010).
JUMLAH PENDERITA,INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK, KASUS MENINGGAL,
DANCASE FATALITY RATE (%) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT
PROVINSI TAHUN 2014. DIY ke-7
DI Yogyakarta Jumlah Penduduk 3.594.290 Jumlah Kasus 1.955 Incidence Rate per 100.000 Penduduk
54,39 Jumlah Kasus Meninggal 11 Case Fatality Rate (%) 0,56
Efusi pleura adalah adanya cairan dalam rongga pleura yang terletak diantara rongga dada dan selaput yang
melapisi paru-paru. Normalnya, hanya ada selapis cairan tipis yang memisahkan lapisan tersebut. Umumnya
efusi pleura akan terjadi bila DBD sudah sampai pada tahap 3 atau 4 alias sudah tergolong sangat parah.
Didalam rongga tersebut bukan hanya ada cairan bening tapi juga cairan bercampur darah, nanah, cairan
seperti susu serta cairan yang mengandung kolesterol tinggi akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah
halus yang kemudian mengalirkan darahnya ke rongga pleura.
Untuk pemeriksaan radiologis (foto rontgen dada) hanya untuk melihat adanya kebocoran cairan ke dalam
rongga dada.
b. Lesu
Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah dengue akan mengeluh atau terlihat lesu
dan lemah. Seluruh badan lemah seolah tidak ada kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat
mengeluh tetapi anak yang biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk atau
tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan menghilang sama sekali baik minum
maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati menyebabkan semua makanan
dan minuman yang dimakan keluar lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin bertambah
bila penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung (lihat Bagian 3 mengenai
Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret 3-5 kali sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila seorang anak
menderita mencret disertai demam tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi pada bayi atau
anak kecil di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai penyakit virus sering menyebabkan
muka dan badan anak kemerahan seperti udang rebus (flushing) dan bila dipegang badan sangat panas.
c. Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada demam berdarah dengue. Gejala ini tampak jelas pada anak
besar atau dewasa oleh karena mereka telah dapat merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah ulu hati
dan daerah di bawah lengkung iga sebelah kanan. Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan lebih
mengarah pada penyakit demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab dari
nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah pembesaran hati (liver) sehingga terjadi
peregangan selaput yang membungkus hati. Pada gejala selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan
pembuluh darah kecil pada selaput tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai
gejala sakit lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat penurun panas khususnya
obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan adanya nyeri perut ini dapat dilakukan penekanan
(perabaan disertai penekanan) pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama pada
anak yang belum dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat menyerupai gejala radang
usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah kanan bawah dekat pangkal paha kanan. Jadi bila
terdapat peradangan usus buntu akan terasa sakit bila ditekan di daerah perut sebelah kanan bawah, tetapi
pada anak-anak perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar sehingga kadangkala
sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah dengue. Apalagi gejala radang usus buntu juga
disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Pada pengalaman kami sekitar 2/3 penderita demam
berdarah dengue pada anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu bila terdapat nyeri perut
disertai demam tinggi harus waspada.
d. Tanda Perdarahan

Pada awal penyakit demam berdarah dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah perdarahan yang
tergolong ringan. Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan
sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk. Maka, untuk membedakan bintik merah yang
disebabkan oleh karena perdarahan pada demam berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk, carilah juga
di daerah yang terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung) sehingga hampir dapat dipastikan
terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba tekan bintik merah tersebut: bila menghilang itu berarti
gigitan nyamuk dan sebaliknya bila menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada gigitan
nyamuk akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik tersebut rata dengan permukaan kulit.
Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik merah disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah sebagai akibat
dari reaksi terhadap racun yang terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan karena perdarahan kulit.
Bintik merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti halnya bintik merah pada campak, tetapi
terpisah satu-satu.
Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada anak perlu diperhatikan apakah anak
sering menderita mimisan sebelumnya. Mimisan, terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
daerah selaput lendir hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar tubuh
seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau panas, terlampau letih sehingga
kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan
sebelumnya, maka mimisan mungkin tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah mimisan
kemudian demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain yang dapat dijumpai
adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam pada kulit bekas pengambilan darah, dan
perdarahan gusi.
e. Gejala Lain
Seorang anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam, pada saat demam tinggi dapat terjadi kejang.
Walaupun harus difikirkan juga adanya penyakit infeksi lain seperti radang otak atau selaput otak, terutama
bila anak setelah kejang tidak sadar kembali. Gejala lain yang sering dikeluhkan oleh anak besar atau orang
dewasa menyertai penyakit demam berdarah dengue adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, rasa pegalpegal pada otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini pada orang dewasa sangat mengganggu sehingga cepat
mencari pengobatan, sedangkan anak-anak biasanya belum mengeluh atau keluhan tersebut tidak dirasakan
mengganggu.
GEJALA LANJUTAN
Gejala selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang berbahaya pada penyakit demam
berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi seolah-olah anak sembuh oleh karena tidak demam lagi. Yang
perlu diperhatikan saat ini, adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak segar dan
mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam dengue ringan; tetapi apabila demam
menghilang tetapi anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan/ minum apapun apalagi disertai
nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat
berbahaya oleh karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat.
Tanda-tanda syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang dicurigai menderita demam
berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3 hari atau lebih. Anak tampak gelisah atau bila syok
berat anak menjadi tidak sadarkan diri, nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin dan
lembab, perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan tangan penderita. Bibir dan
kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah di bagian ujung mengkerut sebagai kompensasi
untuk memompa darah yang lebih banyak ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing berkurang atau
tidak ada kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok, kurang atau tidak
mau minum.
Apabila syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka akan menyusul gejala
berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan saluran cerna ini dapat ringan atau berat

tergantung dari berapa lama syok terjadi sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam
darah akan memicu terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar oksigen di dalam
darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya perdarahan saluran cerna tidak terlihat dari
luar, oleh karena terjadi di dalam perut. Yang akan tampak hanya perut yang semakin lama semakin
membuncit dan nyeri bila diraba. Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak hitam. Pada
saat terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan, tetapi bila syok sudah lama terjadi penderita
pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Perdarahan lain yang dapat terjadi adalah perdarahan di dalam paru.
Anak akan lebih sesak lagi, maikn gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin dipercepat dengan adanya
perdarahan di dalam otak.
Pada hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang dan
suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali. Pada
umumnya, setelah seseorang sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab disertai
perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali normal tanpa gejala
sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak-bercak merah menyeluruh di kedua kaki dan
tangan dengan bercak putih diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak tersebut. Jadi, bila
telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda anak telah sembuh dan
tidak perlu dirawat lagi.
Pertolongan Pertama pada Penderita Demam Berdarah Dengue
Seorang yang menderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan menderita demam tinggi. Dalam
keadaan demam ini tubuh banyak kekurangan cairan oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak
daripada biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus menerus muntah atau tidak mau minum. Maka
pertolongan pertama yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya.
Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Minuman
yang diberikan sesuai selera anak misalnya air putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink,
dapat juga diberikan nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Dengan memberikan minum banyak
diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah
kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan
yang diminum anak mencukupi.
Demam yang tinggi demikian juga akan mengurangi cairan tubuh dan dapat menyebabkan kejang pada anak
yang mempunyai riwayat kejang bila demam tinggi, oleh karena itu harus segera diberikan obat penurun
panas. Untuk menurunkan demam, berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini harus
dipilih obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan jenis asetosal atau
aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan memperberat bila terdapat perdarahan
lambung. Kompres dapat membantu bila anak menderita demam terlalu tinggi sebaiknya diberikan kompres
hangat dan bukan kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak menggigil. Sebagai
tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping obat penurun panas dapat
diberikan obat anti kejang.
Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit lain seperti radang
tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus), oleh sebab itu, diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila
demam tetap tinggi 3 hari terus menerus apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan
dengan penyakit lain seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan.
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi kental atau lebih. Bila
keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan dan hasil laboratorium darah masih normal,
maka anak dapat berobat jalan. Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga
pemeriksaan darah seringkali perlu diulang kembali.
Penggantian Volume Plasma

Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang terjadi pada fase
penurunan suhu (fase a-febris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya
adalah penggantian volume plasma yang hilang. Walaupun demikian, penggantian
cairan harus diberikan dengan bijaksana dan berhati-hati. Kebutuhan cairan awal
dihitung untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering
(setiap 30-60 menit). Tetesan dalam 24-28 jam berikutnya harus selalu disesuaikan
dengan tanda vital, kadar hematokrit, dan jumlah volume urin. Penggantian volume
cairan harus adekuat, seminimal mungkin mencukupi kebocoran plasma. Secara
umum volume yang dibutuhkan adalah jumlah cairan rumatan ditambah 5-8%.
Cairan intravena diperlukan, apabila
(1) Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak
rnungkin diberikan minum per oral, ditakutkan terjadinya dehidrasi sehingga
mempercepat terjadinya syok.
(2) Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan
elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% di dalam larutan NaCl 0,45%. Bila terdapat
asidosis, diberikan natrium bikarbonat 7,46% 1-2 ml/kgBB intravena bolus perlahanlahan.
Pengobatan DBD bersifat suportif. Tatalaksana didasarkan atas adanya perubahan fisiologi
berupa perembesan plasma dan perdarahan. Perembesan plasma dapat mengakibatkan syok,
anoksia, dan kematian. Deteksi dini terhadap adanya perembesan plasma dan penggantian
cairan yang adekuat akan mencegah terjadinya syok, Perembesan plasma biasanya terjadi
pada saat peralihan dari fase demam (fase febris) ke fase penurunan suhu (fase afebris) yang
biasanya terjadi pada hari ketiga sampai kelima. Oleh karena itu pada periode kritis tersebut
diperlukan peningkatan kewaspadaan. Adanya perembesan plasma dan perdarahan dapat
diwaspadai dengan pengawasan klinis dan pemantauan kadar hematokrit dan jumlah
trombosit. Pemilihan jenis cairan dan jumlah yang akan diberikan merupakan kunci
keberhasilan pengobatan. Pemberian cairan plasma, pengganti plasma, tranfusi darah, dan
obat-obat lain dilakukan atas indikasi yang tepat.

Dengue

Scott B. Halstead
Imperial College Press, 30 Okt 2008
1. DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan
Uji Torniquet positif.
2. DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik
merah)
3. DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai
mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah,
tekanan nadi masih terukur.

4. DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam
dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat
lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Efek Samping

Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung, memengaruhi koagulasi darah,
atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan
risiko gangguan pencernaan bagian atas. Hingga tahun 2010, parasetamol dipercaya aman untuk digunakan
selama masa kehamilan.
Kelebihan Dosis

Penggunaan parasetamol di atas rentang dosis terapi dapat menyebabkan gangguan hati. Pengobatan
toksisitas parasetamol dapat dilakukan dengan cara pemberian asetilsistein (N-asetil sistein) yang
merupakan prekusor glutation, membantu tubuh untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Mekanisme Aksi
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX:
cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2.
Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah
karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal
lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas
tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.

You might also like