You are on page 1of 8

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014

BAB I
A. Pembahasan Jurnal
1. Judul Jurnal
a. Efek Dari Pemberian Terapi Relaksasi Dan Latihan Non Farmakologi Pada Pasien
Lansia Dengan Gagal Jantung
b. Non-Pharmakological Interventions in Older People With Heart Failure: Effect of
Exercise Training and Relaxations Therapy
2. Penulis Jurnal
a. Doris S.F.YU
The Nethersole School of Nursing
b. Diana T.F.LEE
The Nethersole School of Nursing
c. Jean Woo
Department of Community and Family Medicine
d. Elsie Hui
Department Medicine and Therapeutics, The Chinese University of Hong Kong, Hong
Kong, Sar, China
3. Latar Belakang Peneliti
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai dengan kekuatan miokard untuk
memompa tidak efektif. Dan biasanya menjadikan sebuah manifestasi sebagai penyakit
terminal dari berbagai penyakit jantung serta dapat mempengaruhi orang dilanjut usia.
Meskipun majunya bidang farmasi dan perangkat menejemen, orang tua dengan gagal
jantung masih memiliki prognosis buruk dan banyak laporan gejala seperti tingkat tekanan
psikologis dan kualitas hidup yang buruk. Menggunakan terapi non farmakologi disamping
pengobatan medis, muncul sebagai model perawatan untuk mengelola penyakit kronis.
4. Tujuan Jurnal
Untuk meneliti efek teknik relaksasi dan latihan pada hasil psikologis dan penyakit yang
spesifik pada kulitas hidup orangtua dengan gagal jantung.
5. Metode Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Medical Unit Regional Hospital of Hong Kong Sar
China. Waktu penelitian dilakukan pada juni-oktober 2005
b. Populasi dan sampel
1. Kriteria inklusi
a. Umur >60 tahun
b. Pernah dirawat dengan penyakit yang sama setidaknya sekali dalam beberapa
bulan terakhir
c. Mampu berkomunikasi aktif
2. Kriteria eksklusi
a. Adanya gangguan fisik atau kerusakan kognitif
b. Angina yang tidak terkendali dengan saat istirahat SBP>180mmHg atau saat
c.
d.
e.
f.

istirahat DBP>100mmHg, takikardia saat beristirahat >100Bpm


Gagal jantung akut, penyakit sistemik akut(Pneumonia), riwayat jatuh
Pasien dengan penggunaan obat anti depresan
Melakukan relaksasi atau latihan sebelum adanya intruksi dari peneliti
Pasien yang saat ini sedang menjalani rehabilitasi pada setiap program
1

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


Menurut kelompok dengan kriteria inklusi, yang telah ditetapkan untuk
pengambilan sempel dari kelompok mengatakan setuju dikarenakan teknik relaksasi
otot dan latihan mempunyai fungsi diantara lain, dapat menimbulkan rasa rileks,
mengurangi ketegangan, memperlancar aliran darah, serta mengurangi atau
menghilangkan rasa cemas yang memungkinkan dipsnea dengan pasien gagal jantung
tidak akan berulang karena tingkat kecemasan yang meningkat. Dari kriteria eksklusi
yang telah ditetapkan, kelompok mengatakan setuju karena faktor-faktor yang terdapat
dalam kriteria eksklusi tersebut adalah faktor yang memperberat serta tidak dapat
dilakukannya terapi relaksasi otot dan latihan untuk mengurangi rasa cemas.
c. Jalanya Penelitian
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol(62) dan kelompok
eksperimen: relaksasi (59) dan latihan (32). Kelompok eksperimen diberikan pelatihan
teknik relaksasi otot dan latihan 10-15 menit yang dilakukan 2 kali dalam sehari,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan diberikan intervensi terapi relaksasi hanya
mendapat perawatan seperti biasa setiap harinya. Pada kelompok eksperimen sebelum
dilakukan teknik relaksasi otot dan latihan dilakukan vital sign terlebih dahulu, teknik
relaksasi dilakukan selama 10-15 menit dengan 5detik waktu untuk mengkerutkan dan
merelaksasikan otot sedangkan untuk latihan hanya pemanasan biasa yang dilakukan
dengan menaikkan dan menurunkan tungkai. Latihan relaksasi progresif yang
digunakan melibatkan kontraksi progresif dan relaksasi otot-otot tubuh dari kepala
sampai kaki, dilakukan oleh pasien gagal jantung dalam posisi terbaring ditempat tidur
atau duduk sesuai petunjuk peneliti dan tape recorder (bukan musik akan tetapi
intruksi). Pelatihan dilakukan setiap 2 kali dalam hari selama 12 minggu. Independent
T-test membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan post -test kelompok
kontrol uji Paired Sampel T-test membandingkan hasil pre-test dan post-test pada
kelompok eksperimen.
Menurut kelompok pengambilan sampel untuk penelitian eksperimen yang
sederhana sangat setuju, hal itu sejalan menurut Arikunto, bila sampel dibagi dalam
kategori (misal : pria , wanita , pegawainegeri-swasta,pendidikan) maka sampelnya
minimal 30 (Arikunto, 2010). Di penelitian ini Populasinya adalah 150 pasien yang
dipilih secara acak dengan methode yang sederhana dan dibagi menjadi dua kelompok
control (62) dan eksperimen (91). Kelompok eksperimen dibagi menjadi dua karena
keterbatasan melakukan 2 intervensi sekaligus yaitu 59 relaksasi dan 32 latihan.
Dengan kriteria sample inklusi dan eksklusi yang sudah di tentukan oleh peneliti.
6. Hasil Penelitian
2

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


Analisa data menunjukan bahwa nilai rata-rata menunjukkan teknik relaksasi dan latihan
yang di berikan kepada kelompok ekserimen dan intervensi yang dilakukan kepada
kelompok kontrol berbeda secara signifikan, psikologi p (0,002), kualitas hidup dipsnea
p(0,004), kelelahan p(0,025), emosinal p(0,001), eksercise terapi bekerja lebih baik untuk
mengontrol gejala-gejala kelelahan p (0,003) maka dari itu didapatkan hasil p value (twoside)<0.05.
7. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terapi relaksasi dan latihan dapat diterima
intervensinya layak dan aman untuk dilakukan, secara umum memberikan dampak yang
besar untuk meningkatkan status psikologis dan keluhan keluhan yang timbul karena
cemas yang dialami oleh orangtua dengan gagal jantung. Teknik ini seharusnya diterapkan
sebagai modal perawatan individu pada lansia sebagai model perawatan standar untuk
mengelola sindrom klinis gagal jantung.

BAB II
B. Analisis Jurnal
1. Latar belakang kelompok dalam pemilihan Jurnal yang dianalisis
Di IGD Tulip banyak pasien yang datang dengan keluhan gagal jantung yang
beberapa diantaranya adalah pasien tetap yang kembali ke rumah sakit dengan keluhan
yang sama dan dibarengi dengan perasaan waswas dan cemas, kecemasan pasien maka
muncul masalah masalah yang dikatakan rewel. Biasanaya pasien yang rewel diobati
dengan menggunakan terapi farmakologi hanya sekedar untuk mengurangi rasa cemas
yang dirasakan oleh pasien, maka dari itu dilakukan teknik relaksasi otot progresif dan
latihan untuk membantu mengurangi rasa cemas yang dirasakan oleh pasien dengan
gagal jantung. Kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi
masalah atau adanya rasa aman, perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya
menimbulkan gejala fisiologis seperti ( gemetar, berkeringat, tegang, bingung, detak
jantung meningkat dan lainya) dan gejala psikologis (anik, tegang, bingung, tak dapat
berkonsentrasi dan lainya). Mulai munculnya perasaan- perasaan tertekan, tidak
berdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman menurut Freud
(dalam Alwisol, 2005).
3

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


Untuk itu teknik relaksasi dan latihan sangat tepat dilakukan dalam menangani
masalah tersebut. Adapun pengertian teknik relaksasi progresif adalah memusatkan
perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan
perasaan rileks. Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi
berbagai macam permasalahan dalam mengatasi nyeri, stres, kecemasan, insomnia, dan
juga dapat membangun emosi positif dari emosi negatif. Dan exercise adalah
2. Tujuan kelompok menganalisis jurnal
a. Tujuan umum
Memberikan wawasan atau pengetahuan kepada tenaga kesehatan professional
baru mengenai manfaat teknik relaksasi progresif otot dan latihan untuk pasien
gagal jantung pada lansia yang mengalami kecemasan dan meningkatkan kualitas
hidup.
b. Tujuan Khusus
1. Jurnal ini kami analisis dengan tujuan mendapatkan dasar atau evidence based
terkait terapi relaksasi progresif otot latihan pada pasien gagal jantung pada
lansia yang mengalami kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup sebagai
terapi non farmakologi.
2. Untuk mengaplikasikan jurnal terapi relaksasi progresif otot dan latihan efektif
atau tidak, tanpa melibatkan tindakan farmakologi.
3. Hasil dan pembahasan
Dari 153 pasien (pria dan wanita) Medical Unit Regional Hospital of Hong Kong
Sar China. Waktu penelitian dilakukan pada juni-oktober 2005. Intervensi dilakukan 1015 menit selama 12 minggu dengan terapi relaksasi progresif otot dan latihan untuk
kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima intervensi. Kedua
kelompok mengisi kuisioner Gagal Jantung Kronik Kuesioner (CHQ-C) yang mencakup
pertanyaan untuk menilai aspek kualitas hidup terkait kesehatan yang berkaitan gagal
jantung. 20 item dibagi menjadi 4 domain: dyspnea (5 item), kelelahan (4 item), status
emosional (7 item) dan penguasaan (4 item). Setiap item diskor skala 7 poin mulai 1
(terburuk) sampai 7 (terbaik). Skor total dalam penjumlahan akan dibagi dengan jumlah
item, dan skor tertinggi mencerminkan kesehatan yang lebih baik. kuesioner dilakukan
sebelum dan sesudah intervensi. 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda
secara signifikan secara setelah dilakukan terapi relaksasi progresif otot dan latihan
dengan hasil P value (two-side)<0.05. Saat melakukan teknik relaksasi otot progresif
dan latihan membawa klien dalam keadaan rileks, pada saat seperti itu akan terjadi
pengurangan reaksi emosi yang berlebih baik pada susunan syaraf pusat ataupun pada
syaraf otonom yang dapat meningkatkan perasaan segar dan rileks pada pasien.
penelitian dari Tunner dan Jansen (1993), Almatsier (1992) dalam Brunner dan Sudarth,
menyimpulkan bahwa relaksasi otot skeletal dapat menurunkan kecemasan dengan
4

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


merilekskan ketegangan otot. teknik relaksasi merupakan tindakan pereda nyeri dan
cemas non invasif, teknik relaksasi yang teratur dapat bermanfaat untuk mengurangi
dyspnea, rasa cemas dan ketegangan otot yang meningkatkan kualitas hidup (Brunner
dan Sudarth).
Kontra indikasi PMR ini adalah pasien yang mengalami keterbatasan gerak (misal
tidak bisa menggerakkan badanya), kontraktur, angina yang tidak terkendali, Gagal
jantung akut, penyakit sistemik akut (Pneumonia), riwayat jatuh.

4. Kelebihan dan kelemahan jurnal


a. Kelebihan
1). Hasil penelitian ini dapat diaplikiasikan dengan mudah oleh perawat pada pasien
yang mengalami kecemasan dan kualitas hidup yang rendah
2). Metode penelitianya menggunakan sampel yang cukup banyak dan menggunakan
kelompok pembanding atau kontrol sehingga dapat melihat perbandingan
dengan jelas pengaruh dari terapi ini.
3). Instrumen yang digunakan mudah didapat dan dapat diaplikasikan dengan
mudah.
b. Kekurangan
1) Tidak ada pengukuran fisiologis dan biomarker yang dilakukan, yang harus lebih
dieksplorasi, misalnya pengukuran nadi dan tekanan darah setelah dilakukan
tindakan terapi relaksasi.

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


2) Dalam penelitian ini tidak dijelaskan mengenai variabel pengganggu yang bisa
mengurangi keefektifan tentang terapi relaksasi
3) Dalam penelitian ini tidak dijelaskan jenis teknik relaksasi otot yang digunakan
4) Dalam penelitian ini jenis latihan yang digunakan hanya menjelaskan latihan
pergerakan tumit, kurang spesifik mengenai pergerakan apa saja yang digunakan
untuk latihan
5. Implikasi terhadap perawatan
a. Bagi mahasiswa
Bisa menambah referensi tentang terapi relaksasi progresif otot dan latihan
yang dapat dilakukan pada pasien gagal jantung yang mengalami rasa cemas dan
kualitas hidup rendah.
b. Bagi institusi pendidikan
Memotivasi untuk selalu memberi ilmu-ilmu terbaru dan pengenalan
terhadap metode terapi relaksasi progresif otot yang berguna untuk mengurangi
dyspnea karena rasa cemas dan ketegangan otot yang meningkatkan kualitas hidup
c. Bagi perawat
Memberikan pengetahuan tentang metode baru dalam hal cara alternatif
mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kualitas hidup dengan pasien gagal
jantung pada lansia.
d. Bagi rumah sakit
Teknik relaksasi progresif otot dan latihan dapat diaplikasikan sebagai terapi
tambahan untuk mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kualitas hidup dengan
pasien gagal jantung pada lansia.
6. Aplikasi dalam pelayanan
Terapi ini bisa diaplikasikan diruang IGD tulip dan bangsal rawat inap.
7. GERAKAN RELAKSASI PROGRESIF
a. PERSIAPAN
1). Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegitan relaksasi
progresif.
2). Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan cermat agar bisa
dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan yang bersifat menerima).
3). Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-15 menit).
4). Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki, mememosisikan badan
senyaman mungkin dan tidak saling bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta
benda yang ada disekitar.
b. PROSES RELAKSASI PROGRESIF
1). Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan perlahan-lahan.

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


2). Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan menghembuskan napas dengan
panjang.
3). Meminta kepada pasien untuk : menarik napas dalam
a). Kepala : kerutkan dahi, tutup mata, dan bibir dimonyongkan atau tarik ke depan
dan belakan. Rasakan ketegangan pada bagian tersebut, tahan selama 5 detik,
hembuskan napas perlahan dan kendurkan secara perlahan, katakan dalam hati relaks
dan pergi.
b). Leher dan bahu : Angkat bahu keatas sampai terasa hampir menyentuh telinga , tarik
nafas dalam tahan lima detik kemudian perlahan kendurkan tekanan sambil
mengeluarkan nafas perlahan.
c).Tangan: Angkat kedua tangan kedepan sambil mengepalkan tangan seolah ingin
memukul, pertahankan posisi kemudian tarik nafas perlahan pertahankan dan keluarkan
nafas perlahan sambil meregangkan kepalan tangan, bandingkan perbedaan ketegangan
otot dan relaksasikan otot kembali.
d). Bahu dan lengan : tahan lengan dan mengepal, kemudian kepalkan tangan
bengkokkan lengan, pada siku, kencangkan lengan sambil tetap mengepalkan tangan,
tahan 5 detik, hembuskan napas perlahan sambil mengendurkan dan katakn dalam hati
relaks dan pergi.
e). Perut : tarik kedalam bagian perut pertahankan dan kemudian ambil nafas dalam
tahan beberapa detik kemudian hembuskan perlahan sambil merelekskan bagian perut
yang ditarik kedalam.
f). kaki : posisikan jari-jari kaki menekan lantai dan angkat tumit kencangkan bagian
otot-otot kaki, tarik nafas dalam sambil menahan beberapa saat kemudian hembuskan
nafas sambil menurunkan posisi kaki pada posisi semula dengan perlahan.
c. TERMINASI
1). Mengeksplorasi perasaaan pasien
2). Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien/ perasaan pasien
3). Evaluasi
4). Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan selanjutnya / terminasi
jangka panjang.

BAB III
7

Journal Analysis of Emergency Department May 22, 2014


PENUTUP
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terapi relaksasi dan latihan dapat diterima
intervensinya layak dan aman untuk dilakukan, secara umum memberikan dampak yang besar
untuk meningkatkan status psikologis dan keluhan keluhan yang timbul karena cemas yang dialami
oleh orangtua dengan gagal jantung. Teknik ini seharusnya diterapkan sebagai modal perawatan
individu pada lansia sebagai model perawatan standar untuk mengelola sindrom klinis gagal
jantung.

You might also like