You are on page 1of 9

PRESENTASI KASUS

APPENDISITIS KRONIS

Pembimbing :
dr.Hj. Fridayati Dewi Mustikawati, Sp.B, FlnaCS

Disusun Oleh :
Noni Frista Al Azhari

G4A013079

SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
PURWOKERTO
2015

HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul :
APPENDISITIS KRONIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu ujian


kepaniteraan klinik dokter muda SMF Bedah
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh:
Noni Frista Al Azhari

Purwokerto,

G4A013079

September 2015

Mengetahui,
Dokter Pembimbing,

dr. Hj. Fridayati Dewi Mustikawati, Sp. B, FlnaCS


NIP.19641215.199011.1.001

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini.Presentasi kasus yang berjudul
Appendisitis Kronis ini merupakan salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik dokter muda
SMF Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dr. Hj. Fridayati Dewi Mustikawati, Sp. B
sebagai pembimbing atas waktu yang diluangkan, bimbingan dan saran yang sifatnya
membangun dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih belum sempurna
serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
membangun dari pembimbing serta seluruh pihak.

Purwokerto,

September 2015

Penulis

I.

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. MS

Usia

: 20 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Kaliloka RT/RW 04/02 Sirampog

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pegawai Percetakan

Tanggal Masuk RS

: 11September 2015

Tanggal anamnesis

: 11 September 2015

No. CM

: 00964003

B. ANAMNESIS
a) Keluhan Utama
Nyeri pada perut kanan bawah
b) Keluhan Tambahan
Pasien tidak merasakan mual dan tidak muntah. Kentut (+). BAK dan BAB lancar.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut di sebelah kanan bawah. Nyeri
dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk RSUD Margono Soekarjo.Nyeri mulai dirasakan
pasien pada malam hari.Pasien mulai merasakan sakit di ulu hati dan semakin lama
terlokalisir pada bagian perut sebelah kanan bawah.Keluhan dirasakan semakin memberat
dan sangat nyeri sehingga pasien tidak bisa berjalan dan beraktifitas.Nyeri akan
memberat apabila pasien berjalan dan batuk tetapi akan terasa lebih ringan apabila pasien
membungkuk dan berbaring.
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya demam yang naik turun.Demam
dirasakan naik turun sampai hari sebelum masuk rumah sakit.Pasien tidak mengeluhkan
mual dan tidak muntah.Keluhan ini membuat pasien merasa lemas dan tidak nafsu
makan.
Nyeri agak berkurang pada pagi harinya, namun menetap sampai pasien dibawa
ke RSUD Margono Soekarjo.Tiga hari sebelum masuk rumah sakit, pasien memeriksakan
dirinya ke Puskesmas terdekat dari tempat tinggalnya di Jakarta.Kemudian pasien

diminta untuk cek darah. Hasil cek darah menunjukkan kadar leukosit yang meningkat
dan pasien dicurigai menderita usus buntu. Pasien memutuskan untuk pulang ke Jawa
Tengah dan meminta surat rujukan dari Puskesmas untuk berobat ke RSUD Margono
Soekarjo.
Pasien mengaku pernah merasakan ini sebelumnya sejak 3 tahun yang lalu
sebanyak lebih dari 6 kali.Pasien sering terlambat makan dan sering mengalami nyeri
perut sehingga nyeri perutnya sering diduga akibat terlambat makan. Sebelumnya pasien
mengeluhkan keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
Pasien mengaku buang air besar dan buang air kecil lancar, tidak disertai rasa
sakit dan panas, juga tidak disertai darah.Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan
pedas, seringkali memakan goreng-gorengan dengan cabai rawit. Pasien mengaku jarang
mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa sebelumnya
Riwayat operasi di daerah perut
Riwayat kencing manis
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat penyakit ginjal
Riwayat alergi obat
Riwayat mondok di rumah sakit

: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

e) Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa pada anggota keluarga lain
Riwayat kencing manis
Riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat penyakit jantung

: disangkal
: disangkal
: diakui (Ibu)
: disangkal

f) Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang pegawai percetakan di Jakarta.Pendidikan terakhir pasien
SMP.Konsumsi makanan sehari-hari adalah makanan yang dibeli oleh pasien
sendiri.Pasien pernah merokok beberapa kali saat masih SMP.Pasien tidak mengkonsumsi
alkohol.Pasien mengaku lebih menyukai makan makanan yang dimasak bersama dengan
sambal. Jarang sekali pasien megkonsumsi sayur maupun buah. Pasien menyangkal
sering mengkonsumsi obat-obat nyeri, jamu-jamuan, ataupun minuman penambah
energi.Di Jakarta pasien tinggal di kontrakan bersama dengan teman- temannya yang
sudah bekerja.Pembiayaan pengobatan menggunakan BPJS PBI.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan Umum
: Tampak kesakitan
b) Kesadaran
: compos mentis
c) Vital Sign
Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 76 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 36,80C
d) Status Generalis
1. Kepala
: Mesochepal, rambut hitam, distribusi rambut merata,
Rambut tidak mudah dicabut.
2. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik -/-, pupil bulat
Isokor 3mm/3mm, reflex cahaya +/+
3. Hidung
: Deviasi septum (-), discharge (-)
4. Telinga
: Simetris, tidak ada nyeri tekan, discharge (-), pendengaran
Telinga kanan dan kiri (+) normal.
5. Mulut
: Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tidak tremor dan
Tidakhiperemis.
6. Leher
: JVP tidak meningkat, kelenjar limfe tidak membesar
7. Thorax
Pulmo
Inspeksi
: Simetris, jejas (-), ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi
: Vocal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi
: Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
: Suara dasar vesikuler, Ronkhi (-), Wheezing (-)
Cor
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Kiri atas SIC II LPSS, kiri bawah SIC IV LMCS
Kanan atas SIC II LPSD, kanan bawah SIC IV LPSD
Auskultasi
: S1 > S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
8. Abdomen
: Lihat Status Lokalis
9. Ekstremitas
Superior
: Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, deformitas -/Inferior
: Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, deformitas -/e) Status Lokalis
Regio Abdomen
Inspeksi
: Perut datar, gerakan pernafasan abdomen (-), darm contour (-),
Darm steifung (-), sikatrik bekas operasi (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal, metallic sound (-), borborigmi (-),
meteorismus (-)
Perkusi
: Timpani di seluruh lapang abdomen, nyeri ketok dinding
abdomen (-)

Palpasi

: Defans muscular (+) di regio iliaca dextra, undulasi (-), massa


abdomen (-), hepardan lien tidak teraba, nyeri suprapubik (-), nyeri
tekan di inguinaldextra (+), nyeri titik mc. Burney (+), rovsing sign
(+), poassign (+)

Rectal Toucher

: tonus sphincter ani cukup, ampula recti tidak colaps, nyeri (+)
di antara jam 10-11, feses (+), lendir (-), darah (-).

D. RESUME
a) Anamnesis
Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri perut sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit.Nyeri perut memberat 4 hari sebelum masuk rumah sakit mulanya pada
bagian ulu hati lama kelamaan terlokalisir di bagian perut sebelah kanan bawah.Nyeri
bertambah dengan gerakan atau batuk dan berkurang jika posisi tubuh membungkuk atau
berbaring.Pasien tidak merasakan mual dan tidak muntah.Pasien tidak nafsu makan dan
merasakan demam yang naik turun. Buang air besar dan buang air kecil lancar tidak ada
gangguan, tidak disertai rasa sakit dan panas, juga tidak disertai darah. Pasien mengaku
sudah pernah merasakan keluhan serupa sejak 3 tahun yang lalu.Terakhir kali pasien
merasakan keluhan serupa adalah 2 bulan yang lalu.
Pasien mengaku suka mengkonsumsi makanan pedas, seringkali memakan
goreng-gorengan dengan cabai rawit. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi makanan
yang berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Pasien menyangkal sering
mengkonsumsi obat-obat nyeri, jamu-jamuan, ataupun minuman penambah energi.
b) Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak kesakitan
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 76 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 36,80C
Status Lokalis
Regio Abdomen
Inspeksi
: Perut datar, gerakan pernafasan abdomen (-), darm contour (-),
Darm steifung (-), sikatrik bekas operasi (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal, metallic sound (-), borborigmi (-),
meteorismus (-)
Perkusi
: Timpani di seluruh lapang abdomen, nyeri ketok dinding

abdomen (-)
Palpasi

: Defans muscular (+) di regio iliaca dextra, undulasi (-), massa


abdomen (-), hepardan lien tidak teraba, nyeri suprapubik (-), nyeri
tekan di inguinaldextra (+), nyeri titik mc. Burney (+), rovsing sign
(+), poassign (+)

Rectal Toucher

: Tonus sphincter ani cukup, ampula recti tidak colaps, nyeri (+)
di antara jam 10-11, feses (+), lendir (-), darah (-).

E. DIAGNOSA KERJA
Appendisitis Kronis
F. DIAGNOSA BANDING
Gastrointestinal : Gatroenteritis, Dispepsia, Mukokel apendiks, Tumor apendiks, Chrons
Disease, Karsinoma Kolon
Urogenital
: Infeksi saluran kemih, Urolithiasis
Muskuloskeletal : Infeksi panggul

G. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan urin rutin
3. Radiologi USG, apendicogram
a. USG
b. Apendicogram
Pada appendicitis kronis, dilakukan pemeriksaan appendicogram. Dimana akan
tampak pelebaran/ penebalan dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen
hingga sumbatan usus oleh fekalit. Kontras dapat mengisi lumen (filling), mengisi
sebagian (partial filling), dan tidak dapat mengisi (non filling).
H. TERAPI
1. Terapi operatif
Rujuk kepada dokter spesialis bedah. Pada pasienini akan dilakukan operasi
appendiktomi elektif. Appendektomi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara
terbuka dan laparoscopi. Dengan cara terbuka dilakukan insisi di abdomen kanan bawah
kemudian ahli bedah mengeksplorasi dan mencari appendiks yang meradang. Setelah itu

dilakukan

pengangkatan

appendiks

yang

meradang

dan

abdomen

ditutup

kembali.Tindakan laparoscopi merupakan suatu teknik baru untuk mengangkat appendiks


dengan menggunakan laparoscop. Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus yang
meragukan dalam penegakan diagnosis appendicitis. Untuk persiapan operasi pasien
dipasang DC dan dipuasakan 6 jam sebelum operasi.
2. Terapi profilaksis pre operasi
Pada pasien ini akan dilakukan operasi elektif apendiktomi karena pasien
menderita appendisitis kronis dan nyeri telah berkurang daripada saat serangan berat.
Untuk medikamentosa profilaksis pre operasi diberikan injeksi ceftriaxon 2 x 1 gram,
dan sebagai anti nyeri drip paracetamol 3 x 1 botol iv.
3. Terapi edukatif
Pasien diberikan pemahaman mengenai penyakit appendisitis dan kemungkinan
penyebabnya.Setelah operasi pasien diberikan penjelasan merawat dan menjaga
kebersihan luka operasi, serta kontrol sampai jahitan dapat dilepas.
I. PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Sanationam
Ad Fungsionam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

You might also like