PENGGUNAAN TES STRIP UNTUK DETEKSI INFEKSI FILARIASIS

LIMFATIK PADA PENDUDUK DI DAERAH ENDEMIS SETELAH

PENGOBATAN MASAL LIMA TAHUN
Muhamad Tolib dan Gloria Animalesto
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Email : muhatholib@gmail.com
ABSTRAK

Filariasis limfatik atau yang dikenal dengan penyakit kaki gajah (elephantiasis) adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan
Brugia timori. Menurut WHO saat ini tercatat 1,3 miliar penduduk dunia berisiko tertular
filariasis dan 11.914 kasus kronis filariasis terjadi di Indonesia. Kasus terbanyak terdapat
pada Provinsi Nangro Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Timur serta Papua. Diagnosis
filariasis sebelumnya dilakukan menggunakan metode sediaan darah tebal yang pengujiaanya
hanya dapat dilakukan pada malam hari oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan metode
deteksi salah satunya dengan metode strip test yang menggunakan prinsip deteksi antigen .
Dengan metode ini pengujian filariasis bisa dilakukan setiap waktu. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui prinsip deteksi antigen filariasis menggunakan metode strip test. Penelitian
dilakukan di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan
Januari sampai Februari 2015 dengan pengujian 87 sampel darah warga yang berasal dari di
Kecamatan Jatisampurna, Kelurahan Jatikarya, Kota Bekasi dengan kategori 46 warga
mengkonsumsi rutin obat filariasis selama 5 tahun dan 41 warga tidak mengkonsumsi. Hasil
positif ditandai dengan terbentuknya dua garis berwarna pink di zona kontrol dan zona test
dan hasil negatif ditunjukan dengan terbentuknya satu garis berwarna pink di zona kontrol.
Dari hasil pemeriksaan langsung didapatkan 1 sampel dinyatakan positif filariasis dan 86
sampel dinyatakan negatif.
ABSTRAC
Lymphatic filariasis, also known as elephantiasis (elephantiasis) is a disease caused by
infection with worms Wuchereria bancrofti, Brugia malayi and Brugia timori. According to
the WHO is currently carrying the world's 1.3 billion people at risk of contracting filariasis
and 11.914 chronic filariasis cases occurred in Indonesia. Most cases are in the province of
Nangro Aceh Darussalam, Nusa Tenggara and Papua. Previous diagnosis of filariasis is done
using thick blood preparations which pengujiaanya can only be done at night therefore it
needs to be improved detection methods one of them with a method that uses a test strip
antigen detection principle. With this method of testing filariasis can be done at any time. The
aim of the study is to examine the principle of filariasis antigen detection using test strips.
The study was conducted at the Department of Parasitology, Faculty of Medicine, University
of Indonesia in January to February 2015 with the testing of 87 blood samples of citizens
coming from in District Jatisampurna, Jatikarya Bekasi by category 46 residents taking
regular medication filariasis for 5 years and 41 residents do not consume. The positive result
is characterized by the formation of two pink colored line in the control zone and the zone
test and a negative result is indicated by the formation of a pink colored line in the control
zone. Direct examination of the results obtained one sample tested positive for filariasis and
86 samples tested negative.