You are on page 1of 18

1

I.

PENDAHULUAN

I.1. Dasar Teori


Penyakit tumbuhan adalah penyebab tanaman menjadi sakit. Tanaman
dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman
yang menyebabkan terganggungya kegiatan fisiologis tanaman atau sakit adalah
penyimpangan dari keadaan normal. Gejala morfologi penyakit tumbuhan
dibedakan atas tiga pokok yaitu : nekrosis (matinya sel, jaringan atau seluruh
organ), hipoplasia (terjadinya

hambatan pertumbuhan), dan hyperplasia

(terjadinya pertumbuhan yang luar biasa). 1). Gejala nekrosis yaitu tipe kerusakan
yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau
matinya sel. Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya. Bercak:
Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna
kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuningkuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan
yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau
tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut,
atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali
pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah. Streak dan shipe. bagian yang
nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun dan di antara tulang
daun. Kanker: terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu.
Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga
terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya
tubuh buah cendawan. 2). Gejala Hipoplasi yaitu type kerusakan yang disebabkan
karena adanya ambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel
atau bagian sel. Terdapat berbagai bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:. Etiolasi :
tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang
sempit karena mengalami kekurangan cahaya. Kerdil (atrophy) : gejala habital
yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi

lebih kecil daripada biasanya. Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan


klorofil sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna
kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar tulang daun yang
berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian daun
di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing. 3). gejala
hyperplasia yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel
atau bagian sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada
pertumbuhan biasa. Terdapat berbagai bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan
oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya.
Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada
permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu. Fasiasi
(Fasciasi, Fasciation): suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah
menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral.
Intumesensia (intumesoensia): sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada
daun atau batang memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, karena
itu gejala ini disebut gejala busung (cedema). Kudis (scab): bercak atau noda
kasar, terbatas dan agak menonjol. Kadang-kadang pecah-pecah. Di bagian
tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini dapat
dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi. Penyebab penyakit pada tanaman
bisa terjadi karena di suatu tempat ada tanaman, pathogen, serta lingkungan. Hal
tersebut dinamakan segitiga penyakit karena tiga faktor yaitu tanaman, patogen,
lingkungan tersebutlah yang menyebabkan timbulnya penyakit. Jika salah satu
faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan terjadi.
Agar munculnya penyakit pada tanaman maka ketiga faktor

tersebut harus

memenuhi syarat berupa tanaman harus peka, penyebab penyakit harus ganas, dan
lingkungan mendukung. Segitiga penyakit ini hanya berlaku pada kondisi alami,
penyakit muncul tanpa campur tangan manusia (Djafarudin. 2001).

Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan bakteri: 1). Penyakit layu,


penyakit layu ini menyerang tanaman nilam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Ralstonia solanacearum dan dapat menurunkan produksi nilam 60%. Gejala awal
serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan diikuti dengan daun
bagian bawah. Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas serangan di atas
50%, tanaman akan mati dalam waktu 7 hari. 2). Penyakit hawar daun tanaman
padi penyakit ini menyerang tanaman padi. Tanaman ini menyerang pada bagian
daun padi. Penyakit ini disebabkan olr bakteri yang bernama Xanthomonas
oryzae. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah nyata, penurunan produksi yang
diakibatkannya mencapai 50%. Serangan penyakit ini dimulai dengan gejala
bercak kuning sampai putih berawal terbentuknya garis lebam berair pada bagian
tepi helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia daun, atau
pada tiap bagian helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi
seluruh bagian helaian daun. 3). Penyakit Layu pada cabai penyebab layu ini
adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu
pada tanaman cabe yang mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi
lama kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini
menyerang hamper seluruh bagian tanaman cabai. Intensitas serangan ditimbulkan
bervariasi. Penyakit tanaman disebabkan jamur: 1). Penyakit antraknosa pada
tanaman cabai penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang
bernaman Colletotrichum capsici. cendawan ini menyerang bagian buah tanaman
cabai. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini
adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam

waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan
membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena cendawan
in 100%. 2). Penyakit batang dry basal rot, penyebab dari penyakit ini adalah
cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan n menyerang bagian
buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa - kelapan. Gejala serangan
yang bisa diamati tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan,
pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat,
meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut
sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada
pangkal batang. Penyakit tanaman disebabkan virus: 1). Penyakit virus belang
penyakit virus belang menyerang pada tanaman kacang tanah. Kehilangan basil
akibat serangan penyakit virus belang berkisar 10 -60% tergantung dari jenis
kacang tanah. Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai
virus Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle Virus. Gejala yang sering
dijumpai di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi daerah yang
lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun
muda terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang
menjadi belang-belang melingkar, terdapat pada lembaga biji tanaman sakit. 2).
Penyakit Tungro, penyakit ini menyerang pada padi tepatnya pada bagian daun
padi. Intensitas serangan bergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan
umur tanaman pada saat terinfeksi. Gejalanya tampak pada perubahan warna pada
daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, jumlah anakan
berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit
tersebar mengelompok, hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang
karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi
(Supena, H. 1980).
Gejala kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat
adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata
telanjang. Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala yaitu nekrosis,
hipoplastis dan hiperplastis 1). Gejala nekrotis: gejala nekrotis terjadi karena
adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. gejala Nekrotik

dibagi

kedalam

beberapa

gejala

seperti:

a).

Nekrosis

atau

matinya

bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan
pada alat tanaman terlihat adanya becak-becak atau bintik-bintik hitam. b).
Hidrosis Disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang
sela-sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan. c). Klorosis rusaknya
kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna
hijau. Gejala hipolastis adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi berikut: 1). Kerdil atau
tumbuh terhambat Terhambatnya pertumbuhan bagian bagian tanaman sehingga
ukurannya lebih kecil daripada biasanya. 2). Klorosis rusaknya kloroplas
menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau. 3).
Etiolasi gejala ini di tunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh
memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit. 4). Pemusaran (resetting).
Gejala hiperplastis ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari
biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut: 1).
Menggulung atau mengeriting Gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala
mengeriting (curling) disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari
bagian-bagian daun. 2). Rontok peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit
jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam jumlah yang lebih banyak
dari biasanya. Rontoknya.bagian tanaman disebabkan terjadinya lapisan pemisah
yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas-lepas. 3).
Perubahan warna Yang dimaksud disini adalah perubahan warna yang bukan
klorosis misalnya daun yang sakit berubah warna menjadi kengu-unguan karena
membentuk antosianin (Martoredjo, T. 1984).
Morfologi penyebab penyakit (pathogen) tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau organis yang biasa
disebut parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang biasa disebut fisiopat.
Parasit yang paling penting adalah tumbuhan tingkat tinggi, jamur, virus dan
nematoda, sedang fisiopat ada yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri dan ada
yang datangnya dari luar tanaman (Yudiarti, T. 2007).
Jamur adalah jenis tumbuhan yang tumbuhnya berupa thallus (belum ada
defferensiasi menjadi akar, batang dan daun), tidak berklorofil dan mempunyai
5

inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk membedakan dengan Gangang dan Bakteri.
Bagian vegetatif jamur berupa benang-benang halus tumbuh memanjang
bercabang-cabang, bersekat atau tidak disebut hifa (hyphae), kumpulan dari hifahifa ini disebut miselium (micelium). Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa
dibedakan menjadi coenocytis (yang tidak bersekat) dan celluler (yang bersekat).
Miselium dapat membentuk berkas memanjang dan mempunyai lapisan luar yang
liat dan keras. Berkas semacam ini disebut rhizomorf. Ada pula jamur yang
membentuk alat untuk beristirahat atau bertahan disebut sclerotium, yaitu suatu
massa hifa yang rapat/padat, sel-selnya memendek dan membesar serta berisi
banyak cairan. amur dibagi menjadi empat kelas yaitu : Phycomycetes : jamur
yang hifanya tidak bersekat, berbentuk tabung yang berisi plasma dengan banyak
inti. Ascomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan
sexual dengan membentuk ascus yang menghasilkan ascospora. Basidiomycetes :
jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan
membentuk basidium yang menghasilkan basidiospora. Deuteromycetes (Fungsi
Imperfecti) : jamur yang hifanya bersekat dan hanya berkembang biak secara
asexual saja. Bakteri meliputi divisio Schizophyta dan kelas Schizomycetes. Sifat
utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak terutama dengan membelah dan
tidak mempunyai inti sejati. Genus-genus pada bakteri yang penting adalah
xanthomonas yang hanya mempunyai satu flagellum atau bulu cambuk atau
monotrich, misalnya X. campestris penyebab penyakit busuk hitam pada kobis,X.
ccryxae penyebab penyakit kresek pada padi, X. malvacearum penyebab penyakit
bercak daun bersudut (angular leaf spot) pada kapas. Virus hanya dapat membiak
di dalam sel yang hidup dan disebut parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus
terdiri dari nucleoprotein, suatu persenyawaan dari asam inti dan putih telur. Asam
inti pada virus tersebut berupa nucleotida yang membentuk spiral dan setiap tiga
nucleitida mengikat satu unit putih telur. Virus sebenarnya bentuknya macammacam. Virus dapat menular dari suatu tanaman ke tanaman lain dengan berbagai
cara antara lain secara mekanis, melalui biji, dengan penyambungan atau
penempelan dan yang paling umum melalui vektornya yang dapat berupa
serangga, nematoda, jamur, bakteri dan tumbuhan tinggi parasitis. Virus yang

ditularkan oleh vektor serangga dapat dibedakan menjadi nonpersisten artinya


begitu dihisap oleh serangga segera dapat ditularkan ke tanaman lain, tetapi daya
infektifnya cepat habis dan yang persisten artinya agar dapat ditularkan ke
tanaman lain memerlukan waktu di dalam tubuh serangganya, tetapi kalau sudah
ditularkan daya infektifnya lama bahkan ada yang dapat diturunkan ke anak
cucunya (Tjitrosoepomo. 2000).
I.2. Tujuan Praktikum
a. Agar mahasiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman.
b. Agar mahasiswa mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan
tanda yang diamati khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri, dan virus.

II.
II.1.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu


7

Kegiatan pratikum ini yaitu mengenal gejala penyakit tumbuhan. Pratikum


ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya, pada tanggal 5 April 2014, hari sabtu pukul
11.00 wib sampai 12.45 wib.
II.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah bagian dari tanaman yang bergejala (cabai,
wortel. daun pepaya, daun jambu agung, batang sawo, daun mangga, tanaman
jagung kerdil, dan ubi jalar), alkohol, aquadest, kapas, dan kertas tissue.
Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, lub, obyek glass, cover glass,
jarum pentul, dan silet.
II.3. Cara Kerja
a. Mengamati gejala

penyakit

kemudian

digambarkan

1,

kemudian

menyebutkan ciri-ciri atau penampakan fisiologi dari gejala tersebut.


b. Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan
tanda yang tampak dan menggambarkan serta menyebutkan bagianbagiannya.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan di sub


Laboratorium Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman jurusan Budidaya Pertanian
UNPAR disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan di sub
Laboratorium

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman jurusan Budidaya

Pertanian UNPAR.
No
1.

Nama tanaman yang


diamati
Wortel (umbi)

Gejala yang diamati

Tipe gejala

Daucus carota

2.

Pepaya (daun)

3.

Carica papaya
Jambu agung (daun)

coklat
- Keriting menggulung
- Menguning

4.
5.

Syzigium malaccense
Sawo (batang)
Crisophy crainito
Cabai (buah)
Capsicum annum
-

6.

Daun jarak

7.

Ricinus communis. L
Mangga (daun)

8.

Basah
Berlendir
Berbau tidak sedap
Terdapat bagian berwarna

Nekrosis

Nama penyakit
Busuk basah

Penyebab
penyakit
Erwinia
caratovora

Hiperplastis

Menggulung atau

Virus

Bercak kasar
Bintil-bintil
Batang bergelembung
Terdapat serangga
Dalamnya berongga

Hiperplastis

mengkriting
Kudis/scab

Virus

Hiperplastis

Sesidium

Bercak hitam
Kering
Terdapat spora berwarna

Nekrosis

putih
- Daun bercak coklat
- Daun kering

(Zoosesidum)
Busuk kering

Bakteri
Jamur

atau

cendawan
Nekrosis

Target board spot

Jamur

warna

Nekrosis

Blight

cendawan
Jamur atau

Mangifera indica
Jagung (daun)

coklat sampai kehitaman


- Bercak pada daun terdiri

Nekrosis

Target-board spot

cendawan
Virus

Zea mays

dari alur-alur
- Daun berwarna

Hipoplasia

Mozaik

Hipoplasia

Kerdil(otropi)

Hiperplastis

Kudis (scab)

- Bercak

dengan

kuning

atau

pada bagian tertentu


- Ukuran tanaman lebih kecil
Jagung (batang)
9.

Zea mays
Ubi jalar (umbi)
Ipomoea bartatas

- Bercak kasar
- Pecah-pecah

Virus tungro

III.2. Pembahasan
III.2.1. Gejala penyakit busuk basah pada wortel

Makroskopis wortel
Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis wortel
Sumber:
sricq.2002..http://www.ericqgaul.blo
gspot.com/Erwinia carotovora

Hasil pengamatan Gejala penyakit tumbuhan, tumbuhan pertama yang di


amati adalah wortel, gejala yang diamati pada tanaman wortel yaitu berupa busuk
dan berair dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, tipe gejala ini yaitu nekrosis,
gejala ini diakbibatkan oleh rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan. Nama
penyakit ini sering disebut busuk basah yang disebabkan oleh Erwinia
carotavora. Erwinia carotavora meyebabkan jaringan tanaman menjadi lembek
dan berair, bahkan menjadi kurus dan berbau busuk. Bakteri tersebut merupakan
penyakit yang menyerang buah, sayuran, maupun tanaman lain. Bakteri ini pada
dasarnya menyerang daging tumbuhan yang terluka, dampaknya lebih sering
terlihat pada tunas, batang, dan jaringan lain. Erwinia carotovora adalah bakteri
penyebab kebusukan yang dinamai setalah tanaman wortel pertama terisolasi.
Bakteri ini menginfeksi berbagai jenis sayuran dan tanaman termasuk wortel,
kentang, mentimun, bawang putih, tomat, dan tanaman lain. Pengendalian yang
dapat dilakukan pada penyakit ini antara lain: )1. Pemilihan lahan hendaknya
memilih bekas lahan yang ditanami padi selama dua musim tanam. Pemberian
kapur pada tanah karena lahan yang memiliki kadar Ca tinggi mempunyai tingkat
serangan bakteri busuk batang berlubang yang lebih rendah. 2). Pencegahan dan
pengendalian dapat pula dilakukan dengan cara menanam tanaman pada gulud
semu. Untuk mengurangi/membasminya dapat pula dengan menyiram Agrimycin
15/1,5WP dengan konsenstrasi 0,1 g/liter air yang dikombinasikan dengan

10

fungisida yang mengandung Cu seperti Kocide 54WP konsentrasi 1-2 gr


formulasi/liter air masing-masing digunakan sebanyak 50 ml/lubang tanam.
III.2.2. Gejala penyakit pada tanaman pepaya

Makroskopis pepaya
Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis pepaya
Sumber:

Tanaman pepaya rentan terhadap air. kekurangan air atau kelebihan air
bisa mati. Biasanya pada musim penghujan yang sering mengalami gangguan di
atas muncul akibat hujan. banyaknya air yang ada dalam tanah mengakibatkan
lembab. sehingga mempercepat kembang biak patogen baik jamur maupun
bakteri. Juga mengakibatkan terganggunya keseimbangan pupuk tanaman pepaya
dalam tanah. Cara menanggulangi : Pengaturan drainase yang baik. tidak boleh
ada air yang menggenang. Jika tanaman pepaya dalam keadaan sehat atau
Lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida bergantian secara teratur. bisa
dilakukan setiap 7 hari sekali. Jika mengalami gejala terkena penyakit cara yang
harus dilakukan dengan penyemprotan fungisida satu minggu 2 kali hingga
sembuh, dan dilanjutkan berkala setiap 7 hari dan rutin.
III.2.3.Gejala penyakit kudis pada daun jambu agung

11

Makroskopis jambu agung


Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis jambu agung


Sumber: http://ardian88.blogspot.com

Hasil pengamatan gejala penyakit tumbuhan, tumbuhan yang di amati


adalah daun jambu agung, gejala yang diamati pada daun jambu agung yaitu
berupa bintil-bintil pada daun, tipe gejala ini yaitu Hiperplastis disebabkan karena
adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya. Gejala seperti ini disebut
penyakit kudis. Penyebab karat daun ini yaitu virus. Morfologi, Virus tumbuhan
berbeda bentuk dan ukuran tetapi umumnya digambarkan dengan bentuk
memanjang (batang yang kaku atau benang yang lentur) Komposisi Setiap virus
tumbuhan sedikitnya terdiri atas satu asam nukleat dan protein. Beberapa virus
terdiri lebih dari satu ukuran asam nukleat dan protein.
III.2.4.Gejala penyakit puru sawo

Makroskopis puru sawo


Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis puru sawo


Sumber:
anonym.2010.http://id.wikipedia.org/
wiki/Agrobacterium

Hasil pengamatan Gejala penyakit tumbuhan, tumbuhan yang di amati


adalah pohon sawo, gejala yang diamati pada daun pohon sawo yaitu berupa
12

pembengkakan pada batang, tipe gejala ini yaitu Hiperplastis disebabkan karena
adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya. Gejala seperti ini disebut
penyakit

puru

sawo.

Penyebab

karat

daun

ini

yaitu agrobacterium.

Agrobacterium adalah suatu marga bakteri gram-negatif yang masih memiliki


hubungan dengan bakteri-bakteri bintil akar. Marga ini diperkenalkan oleh H. J.
Conn dan diketahui dapat menimbulkan tumor pada jaringan tumbuhan dengan
cara transfer gen hirozontal.Agrobacterium berbentuk batang, berukuran 0.6-1.0
m sampai 1.5-3.0 m, dalam bentuk tunggal atau berpasangan. Agrobacterium
merupakan

bakteri

yang

flagela peritrichousserta

mudah

merupakan

bergerak
bakteri

(motile)
tak

dan

berspora.

memiliki
Suhu

1-6

optimal

pertumbuhan bakteri ini adalah 25-28C.


III.2.5.Gejala penyakit pada busuk buah cabai

Makroskopis cabai
Sumber: dokumentasi pribadi

Mikroskopis cabai
Sumber:
http://www.nanda.blogspot.com/Agr

obacterium
Hasil pengamatan gejala penyakit tumbuhan, tumbuhan selanjutnya yang
di amati adalah pohon cabai, gejala yang diamati pada pohon cabai yaitu berupa
tanaman kerdil dan daun mengeriting, tipe gejala ini yaitu hipoplasia disebabkan
karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel. Gejala seperti ini disebut
penyakit kerdil. Kerdil atau tumbuh terhambat, Terhambatnya pertumbuhan
bagian-bagian tanaman sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
Penyebab karat daun ini yaitu virus. Dampak dari serangan virus ini akan terjadi
penurunan laju pertumbuhan, penurunan hasil, menyerang batang, daun dan
akar. Gleosporium piperantum dapat menyerang buah yang masih hijau dan dapat

13

juga menyebabkan mati ujung (die back). Gejala yang disebabkan oleh
gleosporium piperantum mulamula berbentuk bintik bintik kecil berwarna
kehitaman dan berlekuk, pada buah yang masih hijau atau yang sudah
masak. Bintik bintik ini tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang.
Bagian tengahnya menjadi semakin gelap. Dalam cuaca yang lembab jamur
membentuk badan buah (aservulus) dalam lingkaran lingkaran seousat, yang
membentuk masa spora (konidium) warna merah jambu. Gloesporium
piperantum juga dapat menyerang daun dan batang tanpa menimbulkan kerugian
yang berarti. Namun dari sini jamur dapat menyerang buah kelak. jamur
colletotrichum capsici mula mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang
lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik
titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang
berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah
yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca
kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak
setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan
diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Daur hidup : Jamur pada buah
masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai
yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak
dapat menginfeksi buah buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman
yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai
terbentuknya buah hijau.Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa
sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin. Pengendalian
penyakit : 1). Tidak menanam biji yang terinfeksi. Buah buah yang terinfeksi
jangan diambil bijinya. Biji dapat diobati dengan Thram 0,2%, yang menurut
Grover dan Bansal (1970) di India obat tersebut dapat mematikan jamur tanpa
mempengaruhi perkecambahan benih. 2). Jika diperlukan penyakit dapat
dikendalikan dengan penyemprotan fungisida. Bermacam macam fungisida
dapat dipakai untuk keperluan ini, antara lain Antracol (propineb), Velimek
(maneb dan zineb), Delsene MX-200 (karbendazim dan mankozeb), Benlate dan

14

Manzate (benomyl dan maneb), Dithane M-45 (mankozeb), Dithane Z-78 (Zineb),
dan Fungisida tembaga.
III.2.6. Daun jarak

Makroskopis daun jarak


Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis daun jarak


Sumber: biologiklaten.wordpress.com

Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan


biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga di
dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal
menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies
tanaman dari euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus ricinus, subtribe
ricininae. Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah.
Di Sumatera, Jarak dikenal dengan nama dulang ada juga yang menyebutnya
dengan Gloah. Di madura, Jarak disebut dengan Kalek. Penyebab : penyakit ini
disebabkan oleh virus, dengan gejala daun berkerut-kerut sehingga kasar dan tak
terlihat sempurna. Pengendalian: membersihkan lahan dari gulma dan tempat
pembibitan harus diperhatikan.
III.2.7.Gejala penyakit pada daun mangga

Makroskopis mangga
Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis mangga
Sumber: www.schools.ccps.k12.va.us
15

Tanaman mangga (Mangifera Indica L.) sebenarnya adalah tanaman asli


negeri India, namun kini sudah menjadi tanaman yang tidak asing bagi
masyarakat kita. Beberapa gejala penyakit yang umumnya menyerang pada
tanaman mangga adalah: Penyakit Gleosporiu. Penyebab: jamur Gloeosporium
mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun
berbintik-bintik hitam dan menggulung. Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
Penyakit diplodia. Cendawan jelaga. Penyebab: jamur Meliola mangifera atau
jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam
seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan
manis. Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan
manis dengan insektisida atau tepung belerang.
III.2.8.Jagung

Makroskopis jagung
Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis jagung
Sumber: albuchary.blogspot.com

Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun


tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna
coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun,
semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1). Pergiliran tanaman
hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis
dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi
dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.
III.2.9.Ubi jalar

16

Makroskopis ubi jalar


Sumber : dokumentasi pribadi

Mikroskopis ubi jalar


Sumber: www.makeitaffordable.com

Gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daun terdapat
bercak-bercak bulat yang tidak teratur dan tersebar dengan garis tengah 6-10 mm.
Mula-mula bercak berwarna cokelat kekuning-kuningan tanpa batas yang jelas
dan selanjutnya pusat bercak tersebut berwarna putih keabu-abuan. Cendawan ini
memiliki konidium berwarna putih bening berbentuk gada terbalik dan bersekat.
Jamur ini merusak klorofil daun sehingga menyebabkan proses asimilasi berjalan
tidak sempurna.Ujung patogen ini berbentuk runcing dan berbentuk tabung.
Pengendalian. 1). Menanam jenis atau klon ubi jalar yang tahan terhadap penyakit
pada bercak daun cokelat. 2). Memangkas daun yang terserang penyakit dan
membakarnya. 3). Menanam ubi jalar dengan jarak tanam yang agak renggang
sehingga dapat mencegah kelembapan yang tinggi. 4). Menanam ubi jalar sesuai
dengan musim tanam. 5). Menyempurnakan drainase pada musim hujan.
6). Melakukan pergiliran tanaman. 7). Melakukan pembersihan sisa-sisa tanaman,
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan selokan. 8). Melakukan penyemprotan
dengan fungisida.

18

IV.

PENUTUP
17

IV.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa gejala penyakit berdasarkan gejala yang ditimbulkan dapat


dibedakan menjadi tiga, yaitu: gejala nekrosis, terjadi karena adanya kerusakan
pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. Gejala hipolastis adalah gejala yang
disebabkan

karena

terhambat

atau

terhentinya

pertumbuhan

sel, gejala

Hiperplastis disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan

yang

ditunjukkan oleh tumbuhan sebagai akibat adanya penyakit. Sedangkan penyebab


penyakit tumbuhan digolongkan menjadi dua golongan yaitu penyakit abiotik dan
penyakit biotik. Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit
noninfeksi/ penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan
yang lain. Patogen penyakit abiotik meliputi: Suhu tinggi, Suhu rendah, Kadar
oksigen yang tak sesuai, Kelembaban udara yang tak sesuai, Keracunan mineral,
Kekurangan mineral, Senyawa kimia alamiah beracun, Senyawa kimia pestisida,
Polutan udara beracun, Hujan es dan angin. Penyakit biotikk adalah penyakit
tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat
menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain Patogen penyakit biotik
meliputi : Jamur, Bakteri, Virus.
IV.2. Saran
Saran saya sebagai praktikan agar praktikum berikutnya praktikan bisa
lebih tenang dalam mengikuti praktikum dan diharapkan agar pada saat praktikum
alat-alat yang digunakan telah tersedia demi lancarnya praktikum ini.

18

You might also like