Professional Documents
Culture Documents
I.
PENDAHULUAN
(terjadinya pertumbuhan yang luar biasa). 1). Gejala nekrosis yaitu tipe kerusakan
yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau
matinya sel. Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya. Bercak:
Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna
kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuningkuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan
yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau
tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut,
atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali
pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah. Streak dan shipe. bagian yang
nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun dan di antara tulang
daun. Kanker: terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu.
Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga
terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya
tubuh buah cendawan. 2). Gejala Hipoplasi yaitu type kerusakan yang disebabkan
karena adanya ambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel
atau bagian sel. Terdapat berbagai bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:. Etiolasi :
tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang
sempit karena mengalami kekurangan cahaya. Kerdil (atrophy) : gejala habital
yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi
tersebut harus
memenuhi syarat berupa tanaman harus peka, penyebab penyakit harus ganas, dan
lingkungan mendukung. Segitiga penyakit ini hanya berlaku pada kondisi alami,
penyakit muncul tanpa campur tangan manusia (Djafarudin. 2001).
waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan
membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena cendawan
in 100%. 2). Penyakit batang dry basal rot, penyebab dari penyakit ini adalah
cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan n menyerang bagian
buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa - kelapan. Gejala serangan
yang bisa diamati tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan,
pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat,
meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut
sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada
pangkal batang. Penyakit tanaman disebabkan virus: 1). Penyakit virus belang
penyakit virus belang menyerang pada tanaman kacang tanah. Kehilangan basil
akibat serangan penyakit virus belang berkisar 10 -60% tergantung dari jenis
kacang tanah. Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai
virus Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle Virus. Gejala yang sering
dijumpai di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi daerah yang
lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun
muda terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang
menjadi belang-belang melingkar, terdapat pada lembaga biji tanaman sakit. 2).
Penyakit Tungro, penyakit ini menyerang pada padi tepatnya pada bagian daun
padi. Intensitas serangan bergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan
umur tanaman pada saat terinfeksi. Gejalanya tampak pada perubahan warna pada
daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, jumlah anakan
berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit
tersebar mengelompok, hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang
karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi
(Supena, H. 1980).
Gejala kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat
adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata
telanjang. Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala yaitu nekrosis,
hipoplastis dan hiperplastis 1). Gejala nekrotis: gejala nekrotis terjadi karena
adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. gejala Nekrotik
dibagi
kedalam
beberapa
gejala
seperti:
a).
Nekrosis
atau
matinya
bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan
pada alat tanaman terlihat adanya becak-becak atau bintik-bintik hitam. b).
Hidrosis Disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang
sela-sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan. c). Klorosis rusaknya
kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna
hijau. Gejala hipolastis adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi berikut: 1). Kerdil atau
tumbuh terhambat Terhambatnya pertumbuhan bagian bagian tanaman sehingga
ukurannya lebih kecil daripada biasanya. 2). Klorosis rusaknya kloroplas
menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau. 3).
Etiolasi gejala ini di tunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh
memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit. 4). Pemusaran (resetting).
Gejala hiperplastis ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari
biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut: 1).
Menggulung atau mengeriting Gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala
mengeriting (curling) disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari
bagian-bagian daun. 2). Rontok peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit
jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam jumlah yang lebih banyak
dari biasanya. Rontoknya.bagian tanaman disebabkan terjadinya lapisan pemisah
yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas-lepas. 3).
Perubahan warna Yang dimaksud disini adalah perubahan warna yang bukan
klorosis misalnya daun yang sakit berubah warna menjadi kengu-unguan karena
membentuk antosianin (Martoredjo, T. 1984).
Morfologi penyebab penyakit (pathogen) tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau organis yang biasa
disebut parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang biasa disebut fisiopat.
Parasit yang paling penting adalah tumbuhan tingkat tinggi, jamur, virus dan
nematoda, sedang fisiopat ada yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri dan ada
yang datangnya dari luar tanaman (Yudiarti, T. 2007).
Jamur adalah jenis tumbuhan yang tumbuhnya berupa thallus (belum ada
defferensiasi menjadi akar, batang dan daun), tidak berklorofil dan mempunyai
5
inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk membedakan dengan Gangang dan Bakteri.
Bagian vegetatif jamur berupa benang-benang halus tumbuh memanjang
bercabang-cabang, bersekat atau tidak disebut hifa (hyphae), kumpulan dari hifahifa ini disebut miselium (micelium). Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa
dibedakan menjadi coenocytis (yang tidak bersekat) dan celluler (yang bersekat).
Miselium dapat membentuk berkas memanjang dan mempunyai lapisan luar yang
liat dan keras. Berkas semacam ini disebut rhizomorf. Ada pula jamur yang
membentuk alat untuk beristirahat atau bertahan disebut sclerotium, yaitu suatu
massa hifa yang rapat/padat, sel-selnya memendek dan membesar serta berisi
banyak cairan. amur dibagi menjadi empat kelas yaitu : Phycomycetes : jamur
yang hifanya tidak bersekat, berbentuk tabung yang berisi plasma dengan banyak
inti. Ascomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan
sexual dengan membentuk ascus yang menghasilkan ascospora. Basidiomycetes :
jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan
membentuk basidium yang menghasilkan basidiospora. Deuteromycetes (Fungsi
Imperfecti) : jamur yang hifanya bersekat dan hanya berkembang biak secara
asexual saja. Bakteri meliputi divisio Schizophyta dan kelas Schizomycetes. Sifat
utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak terutama dengan membelah dan
tidak mempunyai inti sejati. Genus-genus pada bakteri yang penting adalah
xanthomonas yang hanya mempunyai satu flagellum atau bulu cambuk atau
monotrich, misalnya X. campestris penyebab penyakit busuk hitam pada kobis,X.
ccryxae penyebab penyakit kresek pada padi, X. malvacearum penyebab penyakit
bercak daun bersudut (angular leaf spot) pada kapas. Virus hanya dapat membiak
di dalam sel yang hidup dan disebut parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus
terdiri dari nucleoprotein, suatu persenyawaan dari asam inti dan putih telur. Asam
inti pada virus tersebut berupa nucleotida yang membentuk spiral dan setiap tiga
nucleitida mengikat satu unit putih telur. Virus sebenarnya bentuknya macammacam. Virus dapat menular dari suatu tanaman ke tanaman lain dengan berbagai
cara antara lain secara mekanis, melalui biji, dengan penyambungan atau
penempelan dan yang paling umum melalui vektornya yang dapat berupa
serangga, nematoda, jamur, bakteri dan tumbuhan tinggi parasitis. Virus yang
II.
II.1.
penyakit
kemudian
digambarkan
1,
kemudian
III.
Pertanian UNPAR.
No
1.
Tipe gejala
Daucus carota
2.
Pepaya (daun)
3.
Carica papaya
Jambu agung (daun)
coklat
- Keriting menggulung
- Menguning
4.
5.
Syzigium malaccense
Sawo (batang)
Crisophy crainito
Cabai (buah)
Capsicum annum
-
6.
Daun jarak
7.
Ricinus communis. L
Mangga (daun)
8.
Basah
Berlendir
Berbau tidak sedap
Terdapat bagian berwarna
Nekrosis
Nama penyakit
Busuk basah
Penyebab
penyakit
Erwinia
caratovora
Hiperplastis
Menggulung atau
Virus
Bercak kasar
Bintil-bintil
Batang bergelembung
Terdapat serangga
Dalamnya berongga
Hiperplastis
mengkriting
Kudis/scab
Virus
Hiperplastis
Sesidium
Bercak hitam
Kering
Terdapat spora berwarna
Nekrosis
putih
- Daun bercak coklat
- Daun kering
(Zoosesidum)
Busuk kering
Bakteri
Jamur
atau
cendawan
Nekrosis
Jamur
warna
Nekrosis
Blight
cendawan
Jamur atau
Mangifera indica
Jagung (daun)
Nekrosis
Target-board spot
cendawan
Virus
Zea mays
dari alur-alur
- Daun berwarna
Hipoplasia
Mozaik
Hipoplasia
Kerdil(otropi)
Hiperplastis
Kudis (scab)
- Bercak
dengan
kuning
atau
Zea mays
Ubi jalar (umbi)
Ipomoea bartatas
- Bercak kasar
- Pecah-pecah
Virus tungro
III.2. Pembahasan
III.2.1. Gejala penyakit busuk basah pada wortel
Makroskopis wortel
Sumber : dokumentasi pribadi
Mikroskopis wortel
Sumber:
sricq.2002..http://www.ericqgaul.blo
gspot.com/Erwinia carotovora
10
Makroskopis pepaya
Sumber : dokumentasi pribadi
Mikroskopis pepaya
Sumber:
Tanaman pepaya rentan terhadap air. kekurangan air atau kelebihan air
bisa mati. Biasanya pada musim penghujan yang sering mengalami gangguan di
atas muncul akibat hujan. banyaknya air yang ada dalam tanah mengakibatkan
lembab. sehingga mempercepat kembang biak patogen baik jamur maupun
bakteri. Juga mengakibatkan terganggunya keseimbangan pupuk tanaman pepaya
dalam tanah. Cara menanggulangi : Pengaturan drainase yang baik. tidak boleh
ada air yang menggenang. Jika tanaman pepaya dalam keadaan sehat atau
Lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida bergantian secara teratur. bisa
dilakukan setiap 7 hari sekali. Jika mengalami gejala terkena penyakit cara yang
harus dilakukan dengan penyemprotan fungisida satu minggu 2 kali hingga
sembuh, dan dilanjutkan berkala setiap 7 hari dan rutin.
III.2.3.Gejala penyakit kudis pada daun jambu agung
11
pembengkakan pada batang, tipe gejala ini yaitu Hiperplastis disebabkan karena
adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya. Gejala seperti ini disebut
penyakit
puru
sawo.
Penyebab
karat
daun
ini
yaitu agrobacterium.
bakteri
yang
flagela peritrichousserta
mudah
merupakan
bergerak
bakteri
(motile)
tak
dan
berspora.
memiliki
Suhu
1-6
optimal
Makroskopis cabai
Sumber: dokumentasi pribadi
Mikroskopis cabai
Sumber:
http://www.nanda.blogspot.com/Agr
obacterium
Hasil pengamatan gejala penyakit tumbuhan, tumbuhan selanjutnya yang
di amati adalah pohon cabai, gejala yang diamati pada pohon cabai yaitu berupa
tanaman kerdil dan daun mengeriting, tipe gejala ini yaitu hipoplasia disebabkan
karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel. Gejala seperti ini disebut
penyakit kerdil. Kerdil atau tumbuh terhambat, Terhambatnya pertumbuhan
bagian-bagian tanaman sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
Penyebab karat daun ini yaitu virus. Dampak dari serangan virus ini akan terjadi
penurunan laju pertumbuhan, penurunan hasil, menyerang batang, daun dan
akar. Gleosporium piperantum dapat menyerang buah yang masih hijau dan dapat
13
juga menyebabkan mati ujung (die back). Gejala yang disebabkan oleh
gleosporium piperantum mulamula berbentuk bintik bintik kecil berwarna
kehitaman dan berlekuk, pada buah yang masih hijau atau yang sudah
masak. Bintik bintik ini tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang.
Bagian tengahnya menjadi semakin gelap. Dalam cuaca yang lembab jamur
membentuk badan buah (aservulus) dalam lingkaran lingkaran seousat, yang
membentuk masa spora (konidium) warna merah jambu. Gloesporium
piperantum juga dapat menyerang daun dan batang tanpa menimbulkan kerugian
yang berarti. Namun dari sini jamur dapat menyerang buah kelak. jamur
colletotrichum capsici mula mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang
lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik
titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang
berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah
yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca
kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak
setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan
diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Daur hidup : Jamur pada buah
masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai
yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak
dapat menginfeksi buah buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman
yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai
terbentuknya buah hijau.Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa
sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin. Pengendalian
penyakit : 1). Tidak menanam biji yang terinfeksi. Buah buah yang terinfeksi
jangan diambil bijinya. Biji dapat diobati dengan Thram 0,2%, yang menurut
Grover dan Bansal (1970) di India obat tersebut dapat mematikan jamur tanpa
mempengaruhi perkecambahan benih. 2). Jika diperlukan penyakit dapat
dikendalikan dengan penyemprotan fungisida. Bermacam macam fungisida
dapat dipakai untuk keperluan ini, antara lain Antracol (propineb), Velimek
(maneb dan zineb), Delsene MX-200 (karbendazim dan mankozeb), Benlate dan
14
Manzate (benomyl dan maneb), Dithane M-45 (mankozeb), Dithane Z-78 (Zineb),
dan Fungisida tembaga.
III.2.6. Daun jarak
Makroskopis mangga
Sumber : dokumentasi pribadi
Mikroskopis mangga
Sumber: www.schools.ccps.k12.va.us
15
Makroskopis jagung
Sumber : dokumentasi pribadi
Mikroskopis jagung
Sumber: albuchary.blogspot.com
16
Gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daun terdapat
bercak-bercak bulat yang tidak teratur dan tersebar dengan garis tengah 6-10 mm.
Mula-mula bercak berwarna cokelat kekuning-kuningan tanpa batas yang jelas
dan selanjutnya pusat bercak tersebut berwarna putih keabu-abuan. Cendawan ini
memiliki konidium berwarna putih bening berbentuk gada terbalik dan bersekat.
Jamur ini merusak klorofil daun sehingga menyebabkan proses asimilasi berjalan
tidak sempurna.Ujung patogen ini berbentuk runcing dan berbentuk tabung.
Pengendalian. 1). Menanam jenis atau klon ubi jalar yang tahan terhadap penyakit
pada bercak daun cokelat. 2). Memangkas daun yang terserang penyakit dan
membakarnya. 3). Menanam ubi jalar dengan jarak tanam yang agak renggang
sehingga dapat mencegah kelembapan yang tinggi. 4). Menanam ubi jalar sesuai
dengan musim tanam. 5). Menyempurnakan drainase pada musim hujan.
6). Melakukan pergiliran tanaman. 7). Melakukan pembersihan sisa-sisa tanaman,
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan selokan. 8). Melakukan penyemprotan
dengan fungisida.
18
IV.
PENUTUP
17
IV.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan dapat
karena
terhambat
atau
terhentinya
pertumbuhan
sel, gejala
Hiperplastis disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan
yang
18