Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Presbikusis atau age-related hearing loss (ARHL) adalah gangguan
pendengaran yang berhubungan dengan penambahan usia yang disebabkan
oleh atrofi sel rambut di organ Corti, degenerasi serabut saraf di ganglion
dan nukleus koklearis, lemahnya suplai darah ligamentum spiral dan stria
vaskularis, atrofi ligamentum spiral dan duktus koklearis yang ruptur.
Gangguan pendengaran yang terutama disebabkan karena degenerasi telinga
bagian dalam dan nervus koklearis ini menyebabkan tuli sensorineural.
Karakteristik presbikusis yaitu progresif lambat dan simetris bilateral (Kim,
2000; Muyassaroh, 2012; Pata, 2004; Sousa, 2009; Zagolski, 2006).
Presbikusis terbanyak pada usia 70-80 tahun. Sekitar 30-35 % pada
populasi dengan usia 65-75 tahun dan 40-50 % pada usia lebih dari 75
tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan.
National Institute on Aging memberikan informasi bahwa sepertiga
penduduk Amerika usia 65-74 tahun dan separuh penduduk berusia 85 tahun
ke atas menderita presbikusis. Prevalensi tersebut meningkat pada tahun
2030 menjadi 70 juta orang. Di Indonesia jumlah penduduk usia lebih dari
60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 19,9 juta atau 8,48 % dan
tahun 2025 diperkirakan penderita presbikusis akan meningkat menjadi 4
kali lipat dan dapat merupakan jumlah tertinggi di dunia (Kraus, 2013;
Soesilorini, 2012; Sousa, 2009).
Etiologi presbikusis belum diketahui secara pasti, tetapi banyak faktor
yang mempengaruhi seperti usia, jenis kelamin, genetik, hipertensi, diabetes
mellitus, hiperkolesterol, paparan bising, dan merokok (Muyassaroh, 2012;
Soesilorini, 2012).
29
30
: normal
>20-40 dB
: tuli ringan
> 40-45 dB
: tuli sedan
> 55-70 dB
31
> 70-90 dB
: tuli berat
> 90 dB