Professional Documents
Culture Documents
TEKNOLOGI WIRELESS
Wireless adalah koneksi antar suatu perangkat dengan perangkat lainnya tanpa
menggunakan kabel.
Wireless LAN adalah jaringan komputer yang terhubung melalui tanpa kabel. Local Area
Network dari komputer dan peralatan lainnya yang berkomunikasi lewat sinyal radio atau
gelombang cahaya. Sistem ini berguna apabila penyambungan lewat koneksi kabel atau
serat optik cukup mahal atau untuk aplikasi koneksi bergerak.
Teknologi komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan
antara klien dan server. Secara umum teknologi Wireless LAN hampir sama dengan
teknologi jaringan komputer yang menggunakan kabel (Wire LAN atau Local Area
Network). Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk
mengirim dan menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan
hubungan melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau fleksibilitas
yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. Teknologi Wireless LAN
juga memungkinkan untuk membentuk jaringan komputer yang mungkin tidak dapat
dijangkau oleh jaringan komputer yang menggunakan kabel.
Beberapa model peralatan yang menggunakan wireless diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Telepon selular dan radio panggil(pager)
Adalah proses yang meliputi pengiriman probe request dari wireless station.
Autentifikasi dan Association
Autentifikasi adalah proses pendaftaran station terhadap beacon atau juga proses
melewati wireless node yang diverifikasi oleh network untuk dapat bergabung.
PERANANAN WIRELESS PADA MOBILE DEVICE
Para analis memperkirakan bahwa ledakan pertumbuhan industri wireless communication
beberapa tahun terakhir akan terus berlanjut. Tahun 2006 jumlah pekerja yang mobile
akan mencapai 105 juta atau 66 persen dari total pekerja (sumber IDC-1). Meta Group
memperkirakan dalam 3 tahun 50 persen perusahaan akan mempunyai wireless email dan
akan mendorong munculnya aplikasi-aplikasi wireless. Gartner memperkirakan bahwa
tahun 2010, 80 persen dari key bisnis proses akan melekat dalam pekerja yang mobile.
Meta Group memperkirakan bahwa tahun 2005, 95 persen industri laptop akan
mengemas laptop dengan kemampuan mobile. Dampaknya wireless connectivity akan
memjadi sesuatu yang normal/wajar tanpa melihat dari sisi bisnis sudah siap atau belum.
Pertumbuhan mobility yang fenomenal didorong oleh kebutuhan end-user dan
perkembangan IP network yang sangat cepat. Dan dalam kenyataannya beberapa
perusahaan mempunyai infrastruktur wireless yang dikembangkan secara independen
oleh para pegawainya. Analisa dari Gartner memperkirakan satu dari lima perusahaan
telah mengimplementasikan wireless LAN (WLAN) meskipun belum tentu CIO
perusahaan tersebut tahu. Yang menggembirakan adalah banyak perusahaan telah
mengenali kebutuhan mereka untuk mendukung perangkat mobile dan meningkatkan
kemampuan.mobility.
Departemen-departemen dalam pemerintahan, pusat kesehatan, lembaga pendidikan, dan
industri-industri high technology dengan lingkungan kampus yang cukup luas dan
populasi pegawai yang mobile cukup besar secara proaktif mengembangkan infrastruktur
wireless dengan memadukan wireless access point dan wireless switching yang
mendukung kemampuan roaming. Sementara IP based mobility berkembang dengan
pesat, perusahaan-perusahaan juga mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dapat
mendukung produktivitas dan kepuasan pelanggan. Aplikasi seperti unified messaging,
conferencing dan instant messaging mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Pengaruh dari IP based mobility, convergence applications, perangkat mobile yang kaya
dengan fitur menawarkan peluang-peluang baru bagi perusahaan. Mereka dapat
meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan layanan ke pelanggan dengan
biaya yang rendah dibanding dengan solusi mobility dengan berbasis teknologi TDM.
IP Mobility
Mobility adalah kemampuan untuk roaming dan masih dapat melakukan akses ke
jaringan lain. Mobility seperti pada jaringan selular, memungkinkan user dalam suatu
perusahaan berpindah ke corporate atau lokasi yang berbeda sepanjang wireless network
masih tersedia. Pendekatan mobility adalah dengan mempertimbangkan tipe dari jaringan
yang dipakai di berbagai macam waktu dan keadaan, seorang karyawan perusahaan
dalam melaksanakan tugasnya dapat saja dalam keadaan sbb:
Di meja kerja dengan telepon meja
Di ruang conference dengan wireless LAN
Roaming/di luar kantor
Sedang dalam kendaraan menuju kantor cabang
Di hotel dengan koneksi PSTN atau Internet
Di rumah dengan media akses ke telepon rumah
Visi kedepannya adalah menyediakan seamless mobility dengan user dapat memilih
berbagai alternatif akses sesuai kondisi user, tentunya dengan mempertimbangkan biaya.
Mobility biasanya dibagi menjadi 3 dimensi:
1. Physical Mobility: user dapat pindah diantara network-network yang tersedia dengan
pertimbangan cost-effective. Pilihan network seperti Enterprise LAN, Enterprise WAN,
wireless LAN, Internet dan PSTN.
2. Identity Portability: User dapat roaming di berbagai infrastruktur jaringan yang
berbeda dengan menggunakan identitas tunggal. Identitas tunggal bisa saja berupa nomor
telepon, ini juga sangat berguna apabila ada karyawan yang keluar atau pindah maka
identitas bisa diteruskan ke penggantinya sehingga customer tidak kehilangan kontak.
3. User Interface Universality: User dapat menggunakan seluruh fitur dan aplikasi sesuai
dengan tingkat otorisasi user, tentunya dengan menggunakan berbagai perangkat dan tipe
akses.
Tantangan implementasi IP mobility dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:
Security,
roaming,
device
portability.
Security: Ketika user sedang mobile, koneksi dan akses data mau tidak mau terjadi lintas
multiple network boundaries, dimana masing-masing jaringan mempunyai kebijakan
security tersendiri. Wireless network juga memerlukan proteksi dimana tidak semua user
dapat masuk ke jaringan melalui akses point. Penyediaan autentikasi akses ke wireless
network dan aplikasi-aplikasi yang didalamnya melalui wireless domain menjadi
persyaratan penting dalam implementasi enterprise mobility ini.
Roaming: Roaming dapat diartikan berpindah dari satu network boundary ke network
lain selama komunikasi berlangsung. Roaming tidak hanya antar enterprise wireless LAN
tetapi juga antar subnet. Roaming menyebabkan komunikasi terputus khususnya
komunikasi yang bersifat real-time seperti komunikasi suara. Menjaga koneksi yang
konsisten selama switch over dan hand-offs diantara wireless network merupakan faktor
esensial dalam enterprise mobility terutama untuk mengakomodasi berbagai aplikasi
dalam enterprise
6. Pada saat Mengirim / Menerima Fax dari (ke) mana pun, secara otomatis akan
tersimpan di Hardisk Computer dan dapat diprint / dicetak bila diperlukan.
7. Dapat Mengirim ke banyak Nomor Tujuan secara langsung (bersamaan)
8. Menggunakan Saluran Telepon Telkom Biasa, tanpa Jaringan Internet.
9. Menerima Fax dari manapun tidak dikenakan biaya Telepon
10. Tampil Beda, sehingga Meningkatkan Nilai Prestige (Bergengsi ) bagi pemakainya
baik itu perorangan maupun perusahaan.
TEKONOLOGI WIRELINE DAN WIRELESS PADA TELEPON
Wireline
System telepon wireline perkembang jauh sebelum orang mengenal system telepon
wireless, yaitu pada sekitar tahun 1870-an. System ini disebut wireline karena kable
digunakan sebagai media tranmisi yang menghubungkan pesawat telepon pelanggan
dengan perangkat di jarinagan telepon milik operator. Gambar di bawah ini menunjukan
arsitektur jaringan telepon wireline secara umum.
Secara umum komponen jaringan yang digunakan dalam sebuah jaringan telepon
wireline adalah :
1. Sentral Telepon (switching unit) : adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan
proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga melakukan tugas
pencatatan data billing pelanggan.
2. MDF (Main Distribution Frame) : adalah sebuah tempat terminasi kabel yang
menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang
menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan,
maka pada MDF-nya akan terdapat 1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot
MDF-nya, dimana setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan.
Dan 1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan
1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat
terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti
dengan nomor lain, maka proses perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan
dengan merubah koneksi saluran pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada
satu gedung yang sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).
3. RK (Rumah Kabel) : juga merupakan sebuah perangkat cross connect saluran
pelanggan, hanya saja ukurannya lebih kecil. Jadi dari MDF, kable saluran pelanggan
akan dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan masing-masing kelompok kabel
akan didistrubikan ke beberapa RK. Dan dari RK, kable saluran pelanggan ini akan
dibagi-bagi lagi ke dalam jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF.
Bentuk phisik RK adalah sebuah kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui
dipinggir-pinggir jalan.
Perangkat
Pelanggan
Network
Element
Jaringan
Wireline
Wireless
Tidak dilengkapi dengan SIM
Dilengkapi dengan smard chip yang
card. Proces pergantian nomor
berfungsi sebagai SIM (Subscriber
identitas pelanggan dilakukan
Identity Module) card yang
dengan merubah terminasi
merupakan kartu identitas
saluran kabel yang terhubung
pelanggan. Dengan SIM card,
dengan pesawat pelanggan di
proces pergantian nomor pelanggan
rumah, hal ini dapat dilakukan
dapat dilakukan dengan lebih
dari titik-titik cross connect
mudah, yaitu dengan hanya
saluran kabel seperti di IDF, RK, mengganti SIM card yang
ataupun MDF.
digunakan pelanggan.
Perangkat pelanggan
Perangkat pelanggan dihubungkan
dihubungkan ke system jaringan ke system jaringan wireless dengan
wireline dengan menggunakan
menggunakan gelombang
kabel (saluran phisik), sehingga
elektromagnetik (saluran nontidak dapat dibawa-kemanaphisik) sehingga dapat dibawa
mana.
bepergian (mobile).
Secara umum fungsi perangkat pelanggan di kedua system SAMA,
perkembangan teknologi memungkinkan perangkat pelanggan di kedua
system ini untuk melakukan fungsi yang sama seperti untuk melakukan
hubungan voice, data, ataupun multimedia.
Pelanggan dihubungkan ke
Ciri khasnya ialah digunakannya
network element core engan
network element radio akses yang
menggunakan saluran kabel.
fungsinya untuk menghubungkan
Network element yang ada di
pelanggan yang terus bergerak
antara pelanggan dan network
(berpindah-pindah tempat) dengan
element core adalah network
network element core. Dalam hal ini
element yang fungsinya sebagai pelangganakan dihubungkan ke
tempat cross connect saluran
system jaringan dengan
kabel pelanggan yang fungsinya menggunakna media transmisi
relative lebih sederhana.
gelombang elektromagnetik. Jadi
tidak menggunakan kabel seperti
pada system wireline.
Untuk perangkat switching, secara umum fungsi perangkat switching
(network element core) kedua system ini sama. Artinya perangkat
switching di system wireline sebenarnya bisa dipakai juga sebagai
Service
Tingkat
Keamanan
perangkat switching dis sytem wireless. Tapi ada suatu perubahan yang
harus dilakukan yang terkait dengan perubahan sifat pelangan
(subscriber) yang tadinya tidak bergerak (tetap) menjadi terus bergerak
dan berpindah-pindah tempat. (Lihat Gambar 3 di atas)
Untuk network element lain yang digolongkan dalam network element
VAS, pada umumnya sama, network element ini pada dasarnya
berfungsi untuk mensupport service-service yang diberikan ke
pelanggan. Dan network element ini dapat digunakan baik di system
wireless maupun system wireline.
Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, pada dasarnya semua
services yang ada di system wireline dapat diimplementasikan juga
pada system wireless, baik itu service-service voice, data, maupun
multimedia. Hanya saja, ada beberapa service yang hanya ada pada
system wireless, seperti service-service LBS (Location base Service).
Hal ini karena service ini merupakan service yang memanfaatkan nilai
dari informasi lokasi pelanggan wireless yang berubah-ubah.
Pembicaraan pelanggan sangat
Relatif lebih aman.
mudah untuk disadap, hal ini
karena media kabel yang
Ada proces authentikasi yang akan
digunakan. Hanya dengan
melakukan proces filtering yang
memparalel perangkat lain ke
menentukan pelanggan yang boleh
saluran kabel pelanggan,
terhubung dengan system jaringan
seseorang sudah dapat
dan boleh melakukan call.
mendengarkan semua isi
pembicaraan pelanggan.
Ada proces encrypsi yang akan
melakukan proces penyandian
terhadap informasi yang
dikirim/diterima oleh perangkat
pelanggan. Sehingga isi
pembicaraan pelanggan tidak
mudah disadap.
untuk menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru
tentunya sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL.
Alternatifnya memanfaatkan teknologi wireless (BWA). Dengan lahirnya teknologi
wireless terbaru (WiMAX) maka dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif untuk
menyalurkan layanan broadband ke pelanggan.
Bila dilihat dari segmen pasarnya, maka antara WiMAX dan DSL memiliki kesamaan
yaitu sama-sama ditujukan untuk MAN (Metro Area Network) dimana jarak ke pelanggan
sekitar 10 km.
Karakteristik DSL
Layanan DSL merupakan layanan akses broadband internet dengan memanfaatkan kabel
yang telah digelar ke pelanggan. Dengan demikian DSL difungsikan untuk menambah
value added pelanggan telepon kabel dan optimalisasi jaringan kabel. Contoh operator
yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT TELKOM. Produknya dinamai
SPEEDY.
DSL saat ini ditujukan untuk melayani kebutuhan pelanggan untuk akses layanan
broadband internet yang bersifat fixed. Sehingga dengan kondisi tersebut pelanggan
diasumsikan tidak bergerak dan hanya mengakses dari rumah atau kantor yang telah
dipasang modem DSL.
Jaringan (konfigurasi) DSL eksisting dapat dilihat seperti terlampir :
Seperti diketahui bahwa pemanfaatan DSL salah satunya adalah untuk mengoptimalkan
jaringan kabel yang terlanjur digelar ke pelanggan. Dari sisi operator misalkan TELKOM
maka pemanfaatkan DSL sangat menguntungkan karena tinggal memanfaatkan jaringan
kabel eksisting.
Namun demikian terdapat beberapa hambatan/kendala yang harus dipikirkan oleh calon
operator DSL sebagai berikut :
- Keterbatasan jarak, berdasarkan pengalaman di lapangan dan studi literatur maka
disarankan jarak antara pelanggan (remote modem DSL) dengan operator (posisi
DSLAM) berada di sekitar 5 km. Semakin jauh atau semakin panjang kabel yang
digunakan maka akan semakin menurunkan data rate yang mampu diberikan. Tabel
berikut mengilustrasikan gambaran (hubungan) antara jarak dan data rate yang mampu
disupport.
- Kualitas kabel, Mengingat jaringan kabel yang telah lama digelar (puluhan tahun), maka
secara otomatis akan menurunkan kualitas jaringan kabel. Dengan demikian, kecepatan
data yang mampu diberikan akan sebanding dengan kualitasnya. Oleh karena itu perlu
pengecekan terhadap kualitas jaringan kabel sebelum dilakukan intalasi/pemasangan
layanan DSL di pelanggan.
- Efektif, penggunaan modem DSL cukup efektif bila memenuhi beberapa kondisi
sebagai berikut :
Kabel telah tergelar ke pelanggan
Wiring/panjang kabel sesuai dengan spesifikasi untuk menyalurkan kecepatan data
tertentu
Kabel dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan rekondisioning atau
peremajaan/penggantian
Perangkat yang digunakan telah compatible
- Trafik voice dan data, bila menggunakan DSL maka dapat disalurkan layanan voice
(circuit base) dan data (paket) secara bersama. Dengan demikian pelangan masih bisa
menggunakan untuk berkomunikasi/bertelepon meskipun sambil akses internet. Hal
tersebut dimungkinkan karena pemanfaatan frekuensi yang berbeda antara jalur suara dan
data.
Karakteristik WiMAX
WiMAX lebih dikenal dengan standar 802.16 yang dapat melakukan transfer data dengan
kecepatan sekitar 70MBps dalam radius jarak sekitar 30 - 50 km untuk menyediakan
akses broadband bagi ratusan pelanggan dari base station. Berdasarkan pengalaman
penulis, maka WiMAX dapat menjangkau jarak 32 km.
Secara umum konfigurasi WiMAX dibagi menjadi 3 bagian yaitu subscriber station,
base station dan transport site. Untuk subscriber station terletak di lingkungan pelanggan
(bisa fixed atau mobile/portable). Sedangkan base station biasanya satu lokasi dengan
jaringan operator (jaringan IP/internet atau jaringan TDM/PSTN). Untuk memperjelas
dari konfigurasi dimaksud, maka gambar berikut (Gambar 2) merupakan konfigurasi
generik dari WiMAX.
- Open standar, salah satu kelebihan WiMAX adalah open standar. Sehingga baik vendor,
pelanggan maupun operator tidak perlu dipusingkan lagi karena dapat memanfaatkan
merk apa saja (tidak tergantung salah satu merk).
- Kecepatan instalasi, kelebihan lain WiMAX adalah kecepatan instalasi. Untuk instalasi
pelanggan dengan antena outdoor memakan waktu tidak sampai satu jam. Bandingkan
bila harus menggelar jaringan kabel dan modem DSL
- Masalah regulasi, nampaknya masyarakat harus bersabar untuk bisa memanfaatkan
WiMAX. Hal tersebut dikarenakan belum adanya regulasi dari pemerintah khususnya
menyangkut masalah frekuensi. Untuk frekuensi WiMAX 3,5 GHz saat ini masih
berbenturran dengan frekuensi satelit sedangkan 2,5 GHz interferensi dengan Microwave
dan TV kabel.
- High speed, WiMAX mampu untuk menyalurkan data hingga kecepatan 75 Mbps
dengan lebar spasi yang digunakan sebesar 20 MHz
- Fleksibel, WiMAX tidak hanya diperuntukkan bagi pelanggan fixed seperti pelanggan
DSL, namun dapat pula untuk melayani pelanggan nomadic dan mobile.
- Investasi, seiring dengan maturitas produk WiMAX maka banyak vendor yang
menjanjikan akan turunnya harga investasi perangkat WiMAX. Bahkan tahap selanjutnya
WiMAX nantinya akan diproduksi embeded (bersatu layaknya WiFi pada notebook
centrino) dengan perangkat notebook, PDA bahkan Handphone.
- Tidak tergantung kabel, lain dengan DSL yang membutuhkan jaringan kabel, maka
WiMAX tidak tergantung infrastruktur kabel tersedia. Dengan demikian WiMAX lebih
fleksibel digunakan untuk memberikan layanan akses broadband hingga ke daerah rural
atau lokasi yang belum atau sulit bila menggunakan jaringan kabel.
Bila beberapa tahun yang lalu yang namanya telekomunikasi identik dengan layanan
telepon (voice). Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
pelanggan, maka sudah mengarah ke layanan data broadband. Bahkan akhir-akhir ini
pertumbuhan trafik data meningkat secara signifikan. Selain didukung dengan
pemanfaatan internet yang semakin meluas, maka banyak perusahaan dan individu yang
melakukan proses bisnis dan transaksi secara online. Akibatnya kebutuhan akan layanan
broadband semakin meningkat.
Gambar berikut mengilustrasikan prediksi kebutuhan layanan akses broadband di
Indonesia.
Bagaimana harus memilih ?
Seperti diuraikan di atas, maka keduanya baik WiMAX maupun DSL memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Sehingga dalam menentukan teknologi diantara
keduanya harus tepat sesuai dengan requirement pelanggan masing-masing.
Pada dasarnya permasalahan yang ada di DSL banyak ditemui di sisi last-mile yang coba
ditanggulangi dengan kehadiran teknologi WiMAX. Oleh karena itu uraian berikut dapat
memberikan semacam guidance sederhana dalam memilih teknologi WiMAX atau DSL :
- Komponen investasi
Gambar di bawah menjelaskan sekilas mengenai biaya investasi yang harus dikeluarkan
bila akan menggelar akses broadband melalui teknologi DSL dan teknologi WiMAX.
Dengan panduan dimaksud maka calon operator dapat menentukan resource eksisting
sehingga dalam proses instalasi dan operasionalnya dapat berjalan dengan baik.
- Posisi pelanggan, apakah calon pelanggan broadband akses tersebut dapat dijangkau
dengan kabel eksisting atau tidak. Bila sulit, maka WiMAX menjadi solusinya. Hal
tersebut terjadi biasanya untuk kondisi/posisi pelanggan di daerah rural atau remote
terpencil dimana susah bila dilakukan penarikan kabel, maka WiMAX manjadi solusi
awal.
Sebagai contoh pemanfaatan jaringan pre-WiMAX di Aceh. Dimana jaringan kabel yang
ada musnah diterjang tsunami. Dengan solusi wireless dimaksud maka instalasi lebih
cepat dilakukan dan lebih murah.
- Tipe operator, bagi operator yang mempunyai historis sebagai operator fixed phone
(layaknya PT TELKOM) maka penggelaran DSL dapat dijadikan menjadi alternatif
pertama tentunya dengan syarat sbb :
Pelanggan yang akan berlangganan DSL telah memiliki line telepon, bila tidak
Memungkinkan untuk ditarik line telepon yang baru tentunya dengan memperhatikan
faktor teknis dan non teknis
Kalau bagi operator baru (yang belum memiliki jaringan kabel) tentunya akan relatif
lebih sulit bila memanfaatkan DSL. Disamping biaya penarikan kabelnya yang relatif
mahal, dan tentunya investasi awal serta pemeliharaan yang relatif rumit. WiMAX dapat
dijadikan sebagai solusi yang diprioritaskan.
Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Antara WiMAX dan DSL, semuanya melayani pelanggan akses broadband dengan
karakteristik masing-masing.
Tidak perlu dipertentangkan antara WiMAX dan DSL, keduanya dapat dijadikan
sebagai komplemen atau pengganti tentunya melihat dari sudut pandang masing-masing
operator telekomunikasi.