Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketiga istilah tersebut bermakna sebagai berikut:
1. Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi
yang baru.
2. Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat.
3. Konfrimasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan
B. Aplikasi ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran
Pengaplikasian ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut ;
1. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun
informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi,
memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, medorong peserta didik
mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada
peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi adalah
Peserta didik :
menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan
mengumpulkan dan mengolah data
Guru :
menggunakan berbagai pendekatan dan media
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta
didik dengan sumber belajar
melibatkan peserta didik secara aktif
2. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil
eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu,
menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu,
membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta
didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan
menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi adalah
Peserta didik :
melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
menanggapi laporan atau pendapat teman
mengajukan argumentasi dengan santun
Guru :
memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah,
bertindak tanpa rasa takut
memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi
3. Konfirmasi :
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan
peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan
kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasi guru , menambah informasi
yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan
pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpecaya untuk lebih menguatkan penguasaan
kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik
mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan
kontekstual.Guru membantu peserta didik menyelesikan masalah dan menerapkan ilmu dalam
aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi
Peserta didik :
melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya
Guru :
Jenis-Jenis Tes
Tes dapat dibedakan dengan berbagai cara, misalnya berdasarkan: (1) bentuk pelaksanaan; (2)
bentuk soal dan kemungkinan jawaban; (3) fungsi bagi sekolah; (4) pengukuran terhadap aspek-
Bila didasarkan pada bentuk pelaksanaannya maka tes dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) tes
tulis atau dikenal juga dengan istilah paper and pencil test; (2) tes lisan atau oral test; dan (3) tes
perbuatan (performance test). Berikut uraiannya satu per satu:
Tes tulis (paper and pencil test) adalah tes yang dalam pelaksanaannya menggunakan kertas dan
pensil/pulpen sebagai media utama. Proses koreksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan
OMR (alat scan lembar jawaban komputer).
Tes lisan atau oral test pelaksanaannya dilakukan secara langsung dengan cara berbicara atau
wawancara tatap muka secara langsung antara guru (orang yang memberikan tes) dengan siswa
(orang yang sedang dites).
Performance test (tes perbuatan) merupakan tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
mengacu pada penampilan (perbuatan) siswa dalam melakukan suatu unit kegiatan/kerja. Guru
melakukan pengamatan secara seksama dengan menggunakan instrumen (tes perbuatan) yang
memuat rubrik kualitas performen siswa.
Secara garis besar, tes berdasarkan bentuk soal dan kemungkinan jawaban dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu: (1) tes non-objektif dan; (2) tes objektif. Berikut ulasannya:
Tes non objektif seringkali pula disebut sebagai soal uraian. Tes uraian banyak disukai oleh guru
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam tes uraian (non-objektif) ini siswa
seringkali diminta untuk mengorganisasikan jawaban pertanyaannya dalam bentuk baru atau
bahasanya sendiri. Disebut-sebut sebagai tes non-objektif karena penskorannya seringkali
dipengaruhi oleh pemberi skor (ada kemungkinan pemberi skor memberikan skor berbeda kepada
dua jawaban yang notabene sama). Hal ini terjadi karena penskoran tes uraian jauh lebih sulit dan
memakan waktu lebih lama dibanding tes objektif. Untuk mengurangi ketidakobjektifan pemberi skor
(guru yang mengoreksi hasil tes), maka perlu dibuat pedoman penskoran yang baik.
Tes objektif
Dari namanya kita dapat menduga bahwa tes objektif adalah tes yang memungkinkan (memberikan
kemudahan) kepada pemberi skor atau pengoreksi (dalam hal ini guru) untuk dapat memberi skor
secara objektif kepada seluruh peserta tes. Tes objektif memiliki banyak variasi bentuk soal,
misalnya: (a) soal Benar Salah; (b) soal pilihan ganda biasa; (c) soal pilihan ganda bervariasi; (d)
soal Sebab Akibat; (e) isian singkat; dan (f) menjodohkan (matching). Tes objektif kadangkala
memerlukan pemikiran lebih mendalam bagi pembuatnya jika ingin digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kecenderungan di lapangan, tes objektif lebih banyak digunakan
hanya untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah seperti ingatan (hapalan) siswa.
Berdasarkan fungsinya untuk sekolah, tes dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) tes
formatif; (2) tes sumatif; (3) tes penempatan; (4) tes diagnostik. Berikut penjelasannya.
Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang berfungsi untuk memonitor kemajuan belajar siswa selama/setelah
proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Tes
formatif mempunyai manfaat penting tidak hanya bagi sekolah tetapi juga bagi guru dan siswa itu
sendiri, misalnya untuk: (a) mengetahui apakah mereka sudah menguasai materi dalam tiap unit
pembelajaran; (b) merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa itu sendiri terhadap materi
pelajaran yang telah dibelajarkan kepada mereka; (c) tes formatif juga memungkinkan siswa
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dengan mengetahui bagian dari bahan yang
mana yang belum dikuasai.
Tes Summatif
Tes summatif di sekolah-sekolah biasanya berbentuk ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir
semester (UAS). Tes summatif berfungsi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan atau
pencapaian siswa dalam bidang-bidang atau mata pelajaran tertentu.
Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang berfungsi untuk membantu penentuaan jurusan yang akan
dimasuki siswa, atau dapat juga digunakan untuk menentukan pada kelompok mana yang paling
baik ditempati atau dimasuki seorang siswa dalam proses belajar mengajar.
Tes Diagnostik
Fungsi tes diagnostik adalah untuk menemukan/mencari penyebab kesulitan belajar yang dialami
siswa, apakah karena faktor intelektual, emosi, fisik dan atau faktor-faktor lainnya yang mengganggu
kegiatan belajar, sehingga dapat diberikan solusi untuk memperbaiki kesulitan belajar tersebut.
Berdasarkan pengukuran terhadap aspek-aspek individu, tes dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu: (1) tes prestasi belajar (achievement test); (2) tes beracuan konten (contentreferenced test) atau tes beracuan kriteria (criterion-referenced test); (3) tes beracuan norma (normreferenced test); (4) tes bakat (aptitude test); (5) tes minat (skala minat). Berikut penjelasannya satu
persatu.
Tes prestasi belajar (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk memperoleh keterangan
tentang hal-hal yang telah dicapai seseorang (prestasi belajar).
Tes beracuan konten (content-referenced test) atau tes beracuan kriteria (criterion-referenced test)
mengukur pencapaian penguasaan suatu standar tingkah laku (pengetahuan atau keterampilan
Jenis tes beracuan norma (norm-referenced test) merupakan tes yang berfungsi dalam hal
membandingkan prestasi kelompok dalam pelajaran tertentu, misalnya antara beberapa daerah atau
kota.
Jenis tes yang satu ini digunakan untuk melihat kemungkinan keberhasilan seseorang dalam belajar
sesuatu di masa-masa yang akan datang.
Tes Minat
Tes minat atau dikenal juga dengan istilah skala minat dapat dipergunakan misalnya untuk
mengetahui jenis pekerjaan atau subjek yang disenangi oleh seseorang.
Berdasarkan ranah (domain) yang diukur, tes dapat dibedakan menjadi: (1) tes kognitif; (2) tes
psikomotor; dan (3) tes afektif.