You are on page 1of 22

LAPORAN KASUS

GENERAL ANASTHESIA
PADA ABSES KRURIS DEKSTRA

Oleh:
Rena Irta Yulis
Yessica Febriany
Yani Awaliatun
Yohanes Purwanto

PEMBIMBING:
Dr.Lasmaria Flora.S, Sp.An

ABSES REGIO KRURIS


ABSES:
Abses adalah pengumpulan
nanah yang terlokalisir
sebagai akibat dari infeksi
yang melibatkan organisme
piogenik, nanah merupakan
suatu campuran dari jaringan
nekrotik, bakteri, dan sel
darah putih yang sudah mati
yang dicairkan oleh enzim
autolitik

ANASTESI UMUM
Anastesi umum
adalah suatu
keadaan tidak sadar
yang bersifat
sementara yang
diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri
di seluruh tubuh
akibat pemberian
obat anestesia

TEKNIK ANASTESI UMUM


Teknik anestesi yang
digunakan adalah teknik
anaestesi umum dengan
inhalasi, yaitu dengan
cara memberikan
kombinasi obat anestesi
inhalasi berupa gas
melalui mesin anestesi
dengan menggunakan
sungkup muka/face mask

LAPORAN KASUS

Nama : An. M.H


Umur : 2 th 3 bulan
Berat badan : 12 kg
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Padang Merbau, Kampar
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 24 September
2013
No. RM : 092637

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sakit dan bengkak pada betis kanan sejak tiga minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:


Seorang anak laki-laki usia 2 tahun 3 bulan dibawa oleh
orangtuanya ke Rumah Sakit dengan keluhan betis sebelah
kanan bengkak dan terasa sakit sejak tiga minggu yang lalu,
awalnya luka dan bengkak kecil di betis kanan semakin hari
semakin bertambah bengkak dan terasa sakit berdenyut dan
badan terasa demam terutama sejak seminggu terakhir.
Tidak ada gangguan mual muntah atau gangguan menelan.
batuk, pilek, demam...?

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat imunisasi wajib lengkap


Tidak ada riwayat penyakit alergi
Tidak ada riwayat penyakit asthma
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status generalis dalam batas normal
Tanda-tanda vital:

Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 94 X/menit
Frekuensi napas : 30 X/menit
Suhu
: 37 C

Status Lokalis Regio Cruris Dextra:


Inpeksi
tampak
(+)
Palpasi
takan (+)
Gerakan
terbatas

: Betis kanan tampak bengkak dan kemerahan,


abses dengan ukuran 3x4 cm, erosi (+), pus
: Betis kanan bengkak dan teraba hangat, nyeri
: Gerakan lutut dan pergelangan kaki kanan
karena bengkak dan nyeri

IV. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap :
Hb : 8,5 g/dl
Leukosit : 19.000 ul
Ht : 24,2 %
Eritrosit : 4.2 jt/ul (W 4 5 jt)
Trombosit : 698000/ul
LED : 10
Eusinofil : 0
Basofil: 0
Neutrofil Stab : 12
Neutrofil Seg : 60
Limfosit : 60
Monosit :25
Sel muda : 3

V. DIAGNOSIS
Diagnosis pra operasi:
Abses Regio Cruris Dextra
Diagnosis post operasi:
Post Operasi Incisi Abses Regio Cruris
Dextra

VI. STATUS ANASTESI


ASA II
(Pasien bedah dengan gangguan
sistemik ringan, perubahan anatomi
dan fisiologi adanya anemia)

TINDAKAN
Dilakukan : Incisi abses regio cruris
dextra
Tanggal
: 25 September 2013

LAPORAN ANASTESI

EVALUASI PRE OPERASI


Informed concent
Puasa
Pengosongan lambung, penting untuk
mencegah aspirasi isi lambung karena
regurgitasi / muntah. Puasa 6 jam sebelum
operasi
Pemasangan IV line
Sudah terpasang jalur intravena menggunakan
IV catheter ukuran 22
Dilakukan pemasangan monitor dan saturasi O 2

PENATALAKSANAAN
ANASTESI
Jenis anestesi: General Anestesi (RA)
Anastesi Inhalasi dengan face mask

Premedikasi :
Dexamethason IV 4 mg

Medikasi Intra Operasi:


Ketamin IV 10 mg
N2O inhalasi 7 vol % dengan O2 2 vol %

Medikasi Post Operatif:


Ketorolac 6 mg IV

TEKNIK ANASTESI
Karena anak kurang kooperatif maka
sebelum anastesi inhalasi didahului
dengan induksi anastesi intra vena
dengan ketamin 10 mg, kemudian
pasien diposisikan tidur terlentang dan
dipasang oro-pharyngeal airway (OPA)
dan diberikan anastesi inhalasi dengan
sungup muka ( face mask) ukuran 4
dengan mempertahan kan jalan napas
head tilt -chin lift-jaw thrust, anastesi
inhalasi menggunakan kombinasi N20
7 vol % dan O2 2 vol %.

PEMANTAUAN INTRA
OPERASI

Mulai anestesi : 16.30


Mulai operasi : 16.40
Selesai operasi : 17.00
Lama anastesi 30 menit

PANTAUAN INTRA
OPERATIF
Frekuensi nadi dan saturasi
Pukul (WIB)
Nadi (kali/menit)
Saturasi (%)
16.30 117 100
16.35
118 100
16.40
120 100
16.45 122 100
16.50 127 100
16.55 139 100
17.00 140 100

TERAPI
CAIRAN

Pemeliharaan cairan per jam:


1000 ml + 50 x 2 ml x 12
1000 ml + 1200 ml
2200 ml/24 jam
pemeliharaan/jam = 92 ml
Pengganti defisit cairan puasa:
6 X 92 mL = 552 mL
Kebutuhan kehilangan cairan saat pembedahan:
4 X 12 = 48 mL
1 jam pertama = (50 % X defisit puasa ) + pemeliharaan/jam
276 + 92 = 368 mL
1 jam kedua = (25 % X defisit puasa ) + pemeliharaan:
168 + 92 = 260 mL
1 jam ketiga = (25 % X defisit puasa ) + pemeliharaan:
168 + 92 = 260 mL
Jumlah terapi cairan:
92 ml + 552 ml + 48 ml = 692 m l + 1,5 NaCl 0,9 % (kristaloid)
Ditambah dengan tranfusi =
(Hb normal-Hb pasien ) x BB x jenis darah (PRC x 3)
= (12 8,5) x 12 x 3
= 126 cc

EVALUASI POST OPERASI


Dipindahkan ke ruang observasi, diberikan
oksigen 2-3 liter/menit

Tanda-tanda vital:
Nadi
: 120 X/menit
Frekuensi napas : 32 X/menit
Suhu
: 36,5 C

KESIMPULAN
Anak laki-laki usia 2 tahun 3 bulan dengan diagnosis
pra operasi abses regio cruris dextra dan diagnosis
post operasi: post operasi incisi abses regio cruris
dextra, dilakukan incisi abses regio cruris dextra
Tanggal 25 September 2013 mulai anestesi 16.30,
mulai operasi 16.40, selesai operasi 17.00 dengan
durasi anastesi 30 menit.
Karena anak kurang kooperatif maka sebelum
anastesi inhalasi didahului dengan induksi anastesi
intra vena dengan ketamin 10 mg, kemudian pasien
diposisikan tidur terlentang dan dipasang oropharyngeal airway (OPA) dan diberikan anastesi
inhalasi dengan sungup muka (face mask) ukuran 4
dengan mempertahan kan jalan napas head tilt -chin
lift-jaw thrust, anastesi inhalasi menggunakan

TERIMA KASIH

You might also like