Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah medik yang sering dijumpai di
klinik di seluruh dunia, disamping sebagai masalah kesehatan utama
masyarakat, terutama di negara berkembang. Kelainan ini merupakan
penyebab debilitas kronik yang mempunyai dampak besar terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik masyarakat1.
Anemia secara fungsional disefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup kejaringan
perifer2. Secara praktis, anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar
hemogrobin, hematokrit atau hitung eritrosit. Tetapi yang paling
sering digunakan adalah hemoglobin dan hematokrit1,2.
Anemia bukanlah suatu penyakit yang tersendiri, tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar. Oleh karena itu
dalam diagnosis anemia tidaklah cukup hanya sampai kepada label
anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut. Pada anemia yang disebabkan oleh
penyakit kronis umumnya terkait dengan infeksi, inflamasi dan
kanker. Dengan karakteristik berupa hipoferremia, hiperferitinemia,
kekurangan tranferin, peningkatan besi serum2. Hal ini penting karena
seringkali penyakit dasar itu tersembunyi1.
Gastritis erosif secara relatif tidak menyebabkan perdarahan
gastrointestinal yang berat (<5% kasus), namun lebih sering
menyebabkan kehilangan darah kronis. Erosi mukosa lambung
umumnya disebabkan oleh NSAID, alkohol dan lain-lain3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer1. Anemia pada dewasa terjadi jika hematokrit <41%
(hemoglobin 13,5gr/dl) pada laki-laki dewasa atau <37% (hemoglobin
<12gr/dl) pada perempuan dewasa3.
Parameter yang menunjukkan penurunan massa eritrosit adalah
kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Kadar hemoglobin
sangat bervariasi secara fisiologis tergantung umur, jenis kelamin,
adanya kehamilan dan ketinggian tempat tinggal. WHO menetapkan
cut off point anemia untuk keperluan penelitian lapangan yaitu untuk
laki-laki dewasa <13gr/dl, untuk wanita dewasa tidak hamil <12gr/dl,
untuk wanita dewasa hamil <11gr/dl. Namun criteria WHO ini sulit
untuk dilaksanakan karena tidak praktis, sehingga beberapa peneliti
Indonesia mengambil jalan tengah dengan menetapkan hemoglobin
<10gr/dl sebagai awal work up anemia1.
2.2 Etiologi dan Klasifikasi anemia
Anemia dapat disebabkan oleh infeksi dan inflammatory
disease, penyakit ginjal dan kanker4. Anemia merupakan suatu
kumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab
antara lain1,3:.
Tabel 1. Klasifikasi anemia berdasarkan etiopatogenesis1
No
1
3. Produksi eritrosit
6
Normal
Fe plasma (mg/dl)
TIBC
Persen saturasi
Kandungan
Fe
di
makrofag
Feritin serum
Reseptor
transferin
serum
70-90
250-400
30
++
Anemia def.
Fe
30
>450
7
-
Anemia peny.
Kronik
30
<200
15
+++
20-200
8-28
10
>28
150
8-28
hanya dijumpai konjungtiva yang pucat tanpa kelainan yang khas dari
anemia jenis ini, dan diagnosis tergantung dari hasil pemeriksaan
laboratorium1.
2. Gejala khas
Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis, kuku sendok. Anemia megaloblas: glositis, gangguan
neurologic pada defisiensi vit B12. Anemia hemolitik: ikterus,
splenomegali, hepatomegali. Anemia aplastik: perdarahan dan tanda2
infeksi
3. Gejala penyakit dasar
Gajala yang timbul akibat penyakit dasar menyebabkan anemia
sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut1.
Tabel 4. Anemia berdasarkan berat ringan6
Hb (gr/dl)
Anemia ringan
>10-12
Anemia sedang
8-10
Anemia berat
<8
Anemia sedang
kelelahan
Sulit konsentrasi
Anemia berat
Ofrwhelming
Kelelahan
Detak
jantung Pening
>100x/menit
Berdebar-debar
Pusing
Dispnea
beraktivitas
saat Depresi-gangguan
tidur
Dispnea saat istirahat
2.5 Pemeriksaan
Merupakan penunjang
anemia, terdiri dari1:
diagnostic
1. Pemeriksaan penyaring
pokok
dalam
diagnosis
11
Derajat
anemia
MCV
MCH
Besi serum
TIBC
Saturasi
transferin
Besi sumsum
tulang
Protoporfirin
eritrosit
Feritin serum
Elektroforesis
Hb
Anemia
defisiensi
besi
Ringan-berat
Anemia
akibat peny.
kronik
ringan
<30
>360
<15%
thalassemia
Anemia
sideroblastik
ringan
Ringan-berat
/N
/N
<50
<300
/N 10-20%
/N
/N
>20%
/N
/N
/N
/N
>20%
++
+++
+ dg ring
sideroblas
N
<20g/l
N
N20-200g/l
N
>50g/l
Hb.A2
>50g/l
N
BAB III
STATUS PASIEN
Identitas
12
Nama pasien
: Jaruna
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Alamat
Status pernikahan
: Sudah menikah
Pendidikan
: Tamat SD
Agama
: Islam
Tanggal masuk
: 18/09/2015
Anamnesis
Autoanamnesis
Keluhan utama
Pasien merasa pusing-pusing sejak seminggu yang lalu
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan pusingpusing sejak seminggu yang lalu. Pusing terasa saat melihat
kondisi disekitar, seperti berputar. Pusing dirasakan memberat
jika dibawa beraktivitas dan berkurang jika dibawa beristirahat.
Pasien juga mengeluhkan badannya yang terasa semakin lemah
tidak bertenaga, lesu, cepat lelah,
Pandangan berkunang-kunang.
Kaki tangan terasa dingin.
Pasien mengatakan bahwa pasien menderita anemia sejak
setahun yang lalu. Dan sudah melalukan transfusi darah hampir
5 kali dalam setahun ini. Transfusi dilakukan sekali dalam 4
bulan, sebanyak 5 sampai 7 kantong darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri di ulu hati, nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri ulu hati ini sudah diderita sejak masih
remaja, hingga sekarang. Nyeri semakin memberat dalam
sebulan ini. Pasien juga mengeluhkan buang air besar yang
berwarna kehitaman yang diderita sejak dua tahun yang lalu.
Buang air besar terkadang bisa lembek ataupun padat, namun
selalu berwarna kehitaman.
13
: 90/60mm/Hg
Nadi
: 76 x/menit
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,3 C
Tinggi badan
: 155
Berat badan
: 41kg
Pemeriksaan Generalisata
14
A. Pemeriksaan Kepala
Kepala
: Normocephal,
rambut
hitam,
distribusi
merata
Mata
ikterik
Hidung
sekret berwarna
Telinga
:Normotia,
kuning
tidak ada
gangguan
pendengaran,
bentuk telinga
normal, simetris kiri dan kanan
Mulut
: Dalam batas normal
B. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
: Bentuk simetris
Palpasi
: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
Trakea
: Tidak ada deviasi trakea
Kelenjar tiroid
: Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
C. Pemeriksaan Thorak
Paru
Inspeksi
: Normochest, tidak ada retraksi
Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Palpasi
: Fremitus sama kiri dan kanan
Auskultasi
: Suara nafas utama fsikuler, wheezing (-/-), rhonki
(-/-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
hepar
:Tidak teraba
massa,
nyeri
15
tekan
di
Tangan
: 4,2 gr%
Leukosit
: 6,1 103/mm3
Hematokrit
: 15,8 %
Trombosit
: 390 103/mm3
Diabetes
KGD
: 98 mg/dl
Fungsi hati
SGOT
: 13 U/L
SGPT
: 10 U/L
Fungsi ginjal
Creatinin
Ureum
: 0,6 mg/dl
: 15 mg/dl
Feses rutin
Makro : Warna
: kuning kecoklatan
Konsistensi : padat
Darah
: nefatif
Lender
: nefatif
16
Mikro : eritrosit
: 0-2 LPB
Leukosit
: 0-3 LPB
Amoeba
: nefatif
Sisa makanan
: positif
mikrositer
Daftar Masalah
Pusing
Lemas
Pandangan berkunang-kunang
Kaki tangan dingin
Anemia
Nyeri ulu hati
BAB kehitaman
Diagnosis dan Diagnosis banding
Diagnosis kerja:
PSMBA ed gastritis erosif
17
dengan
sangkaan
suatu
Anemia gravis
Diagnosis banding:
Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan
Non farmakologi
Tirah baring
Farmakologi
Diet sonde via NGT
IVFD NaCl 0,9% 20tpm
Omeprazol 90gr/12 jam
Cefotaksim /12 jam ganti ceftriaxone
Asam traneksamat sirup /24 jam
Episan sirup 3x1
Benozym 3x1
Follow up
1. 19-09-2015
S
: nyeri uluhati (+), BAB hitam (+), pusing (+), lemah (+)
: BP : 90/60
Pulse : 76
Hb : 4,2
CA : (+/+) SI : (-/-)
RR: 24
T : 36,3
A
Ceftriaxone 2x1
Omeprazole 2x1
Asam tranexamat 1x1
2. 20-09-2015
S
: nyeri uluhati (+), BAB hitam (+), pusing (+), lemah (+)
: BP : 100/60
Pulse : 80
Hb : 4,2
CA : (+/+) SI: (-/-)
RR: 24
T :36,3
A
3. 21-09-2015
S
: nyeri uluhati (+), BAB hitam (+), pusing (+), lemah (+)
: BP : 110/60
Pulse : 6
Hb: 6,6
CA : (+/+) SI : (-/-)
RR: 20
T :36,5
A
P
: tirah baring + diet sonde via NGT, puasa sementara 6 jam,
selanjutnya diet 200
cc/6 jam
19
Episan syr
Benozym 3x1
Pirantel pamoat 1x500
IVFD NaCl
Ceftriaxone 2x1
Omeprazole 2x1
Asam tranexamat 1x1
Rencana endoskopi rabu
Cek feses rutin
EKG
Cek darah rutin
Cek feses rutin
Transfusi 5 bag PRC 250cc
4. 22-09-2015
S
: nyeri uluhati (-), BAB hitam (+), pusing (-), lemah (-)
: BP : 100/70
Hb : 6,6
Pulse : 84
CA : (+/+) SI : (-/-)
RR: 20
T :36,1
A
: nyeri uluhati (-), BAB hitam (+), pusing (-), lemah (-)
: BP : 120/70
Hb : 6,6
Pulse : 68
CA : (+/+) SI : (-/-)
RR: 24
T :36,3
A
dulu
Pasien mengatakan dahulu pernah endoskopi dirumah sakit
pekanbaru
Dr. Dedi minta lanjutkan USG
Transfusi I 250 cc PRC
6. 24-09-2015
21
: nyeri uluhati (-), BAB hitam (+), pusing (-), lemah (-)
: BP : 110/70
Pulse : 76
Hb : 6,6
CA : (-/-) SI : (-/-)
RR: 24
T : 36,3
A
7. 25-09-2015
S
: nyeri uluhati (-), BAB hitam (+), pusing (-), lemah (-)
: BP : 110/70
Pulse : 60
Hb : 6,6
CA : (-/-) SI : (-/-)
RR: 20
T :36,3
A
Omeprazole 2x1
Asam tranexamat 1x1
USG
Rencana endoskopi
Transfusi III 250 cc PRC
8. 26-09-2015
S
: nyeri uluhati (-), BAB hitam (+), pusing (-), lemah (-)
: BP : 110/70
Pulse : 64
Hb : 10,1
CA : (-/-) SI : (-/-)
RR: 24
T :36,7
A
BAB IV
23
PEMBAHASAN
Anemia merupakan masalah medik yang sering dijumpai di
klinik di seluruh dunia, disamping sebagai masalah kesehatan utama
masyarakat, terutama di negara berkembang. Kelainan ini merupakan
penyebab debilitas kronik yang mempunyai dampak besar terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik masyarakat.
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer. Parameter yang menunjukkan penurunan massa eritrosit
adalah kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Kadar
hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologis tergantung umur, jenis
kelamin, adanya kehamilan dan ketinggian tempat tinggal. WHO
menetapkan cut off point anemia untuk keperluan penelitian
lapangan yaitu untuk laki-laki dewasa <13gr/dl, untuk wanita dewasa
tidak hamil <12gr/dl, untuk wanita dewasa hamil <11gr/dl. Namun
criteria WHO ini sulit untuk dilaksanakan karena tidak praktis,
sehingga beberapa peneliti Indonesia mengambil jalan tengah
dengan menetapkan hemoglobin <10gr/dl sebagai awal work up
anemia
Pada kasus di atas, dari anamnesis didapatkan bahwa pasien
mengalami nyeri ulu hati, pasien merasa lemas, BAB yang berwarna
kehitaman sejak 2 tahun lalu. Kemudian pada pemeriksaan fisik
ditemukan konjungtiva anemis, tangan kaki pucat, dan dari
pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 4,2gr/dl, Ht 15,8, morfologi
eritrosit mikrositer hipokrom. Hal ini menyatakan bahwa pasien telah
mengalami perdarahan kronik saluran cerna bagian atas, perdarahan
kronis ini disebabkan oleh peradangan pada lambung yang telah
mengalami erosif, sehingga Hb pasien ditemukan sangat rendah dan
termasuk kedalam kriteria berat.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, W.A., Setiyo, H., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S.
2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing. Jakarta
Pusat
2. Hassan, B.A. 2013. Anemia of Chronic Diesease(ACD).Available
from: http://www.esciencecentral.org/journals/anemia-ofchronic-diseases-acd-2329-6836.1000e104.pdf [Accessed: 25
Oktober 2015]
3. Mcpee, S.J., Papadakis, M.A. 2011. Current Medical Diagnosis
and Treatment. Lange. Mc Graw Hill
4. NIH. 2009. Anemia of Inflamation and Chronic Disease. Available
from: http://www.niddk.nih.gov/health-information/healthtopics/blood-diseases/anemia-inflammation-chronicdisease/Documents/Anemia-ChronicDisease_508.pdf [Accessed:
25 Oktober 2015]
5. Weiss, G., Goodnough, L.T. 2005. Anemia of Chronic Disease.
The New England Journal of Medicine. Available from:
http://www.researchgate.net/profile/Guenter_Weiss/publication/7
976451_Anemia_of_chronic_disease._N_Engl_J_Med/links/00b49
51b04fc0599cd000000.pdf?
inViewer=true&pdfJsDownload=true&&origin=publication_detail
&inViewer=true [Accessed: 25 Oktober 2015]
6. Panjaitan, S. 2003. Beberapa aspek anemia penyakit kronik
pada lanjut usia. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6356/1/penydal
am-suryadi.pdf [Accessed: 28 september 2015]
7. Anemia of Chronic Disease: A Unique Defect of Iron Recycling
for Many Different Chronic Disease. Available from:
http://www.ejinme.com/article/S0953-6205(13)00189-1/pdf
[Accessed: 25 Oktober 2015]
8. Cullis, J.O. 2011. Diagnosis and Management of Anemia of
Chronic Disease. Brithish Journal of Haematology. Available
from:
https://s3.amazonaws.com/objects.readcube.com/articles/downl
oaded/wiley/c819f1322b5e4b6226b61fb833994b3582f73b5051
1abe261257a2f1054007ff.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAIJZYFKH6APDFT3HA&Expires=144590400
0&Signature=wwWeCGovIZWjCTyIDo%2BSHr
25
%2FJQW0%3D&response-content-disposition=attachment%3B
%20filename%3D%22Cullis-2011British_Journal_of_Haematology.pdf%22 [Accessed: 25 Oktober
2015]
9. Muhammad, A., Sianipar, O. 2005. Penentuan Defisiensi Besi
Anemia Penyakit Kronis Menggunakan Peran Indeks Stfr-F.
Available from: http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-121-03.pdf [Accessed: 24 Oktober 2015]
10.
Santosh, H.N., Nagaraj T., Sasidaran, A. 2015. Anemia of
Chronic Disease : A Comprehensive Review. Available from:
http://www.jmrps.net/eJournals/_eJournals/4_REVIEW
%20ARTICLE.pdf [Accessed: 25 Oktober 2015]
26