Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Diana Fitriani Surtika
230210130010
230210130018
230210130024
230210130031
230210130037
230210130042
230210130046
230210130071
230210130080
Kelompok 3
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang
berjudulPengintegrasian Pembuatan Kebijakan dan Pengelolaan Struktur dan Proses
ICM. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada revolusioner dunia, insan
terpilih yakni nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya yang dimuliakan, para
sahabatnya yang diagungkan, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Salah satu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah turut serta memberikan bantuannya dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis
harapkan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Atas perhatiannya,
penulis ucapkan terimakasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................2
BAB 2. ISI
Struktur, Proses, Dan Alat ........................................................................3
Pengintegrasian Pembuatan Kebijakan dan Pengelolaan Struktur dan
Proses ICM ...............................................................................................3
Integrasi Pembuatan Kebijakan Dan Konsep Manajemen Struktur..........4
Proses : pengelolaan pesisir yang terintegrasi (ICM) pengembangan dan
implemetasi yang berkelanjutan................................................................11
Kebijakan Nasional dan ICM Legislasi ....................................................18
Elemen Kerangka Manajemen ................................................................19
Mekanisme Lain Dalam Pendanaan Berkelanjutan Untuk Pengelolaan
Lingkungan Pesisir....................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak awal dari Program Regional Seas, pengelolaan lingkungan selalu menjadi bab
penting dari rencana aksi Regional Seas, dimulai dengan Mediterania. Hari ini,
manajemen terpadu pesisir (ICM), (juga dikenal sebagai pengelolaan wilayah pesisir
terpadu) ICZM telah menjadi pendekatan yang lebih disukai untuk pembangunan
berkelanjutan dan penggunaan sumber daya wilayah pesisir.
Sebuah program regional yang telah mengambil langkah besar dalam mendefinisikan
pendekatan mereka untuk pengelolaan wilayah pesisir adalah Karibia, di mana sekitar
40% dari populasi manusia berada dalam waktu dua kilometer dari pantai. Resep
program pengelolaan terpadu sukses mencakup kerangka kuat hukum dan kelembagaan,
mekanisme koordinasi didirikan, kerjasama yang kuat dalam lembaga yang ada dan
departemen, Universitas menyediakan personil dan sebagai kendaraan untuk penelitian
dan pelatihan, organisasi non-pemerintah aktif dan manajemen berbasis masyarakat
inisiatif, dan dukungan anggaran jangka panj ang untuk lembaga lokal.
Sebuah rencana manajemen harus memasukkan unsur-unsur berikut: inventarisasi
sumber daya, kawasan perlindungan laut, perencanaan yang cermat perkembangan yang
mengambil interaksi tanah-laut, Analisa Dampak Lingkungan untuk proyek-proyek
pembangunan besar, langkah-langkah untuk pengendalian polusi berdasarkan program
pemantauan dan penilaian dan didukung oleh undang-undang, pendidikan publik dan
keterlibatan masyarakat yang hidup di lingkungan pesisir dan laut.
Proses perencanaan itu sendiri melibatkan pengumpulan data, analisis dan
pembentukan pedoman pembangunan nasional, regional dan lokal. Ketika diintegrasikan
ke dalam kerangka kerja nasional, kerjasama dan koordinasi antara instansi sektoral
yang berbeda dengan persaingan kepentingan di zona pesisir, akan memungkinkan untuk
pengembangan rencana yang mengurangi konflik. Hal ini akan meningkatkan
pembangunan berkelanjutan sekaligus melindungi sumber daya alam dan habitat negara.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memberikan pengetahuan
pada pembaca mengenai pengintegrasian pembuatan kebijakan dan pengelolaan struktur
dan proses ICM yang meliputi sebagai berikut :
BAB II
ISI
STRUKTUR, PROSES, DAN ALAT
Perencanaan dan penerepan program ICM merupakan dukungan yang signifikan dari
alat dan metodologi. Tujuan dasar dari metode tersebut adalah untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya dalam pembuatan kebijakan, strategi, dan rencana yang
sesuai dalam pengelolaan pesisir. Oleh karena itu ICM memiliki peran yang jelas dengan
menjadi penghubung untuk kesenjangan antara sains dan kebijakan.
PENGINTEGRASIAN PEMBUATAN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN
STRUKTUR DAN PROSES ICM
Tata Kelola Pesisir Pesisir untuk Pengembangan yang Berkelanjutan
Dalam ICM, pengelolaan pesisir mengacu pada proses yang melingkupi hukum,
kebijakan, rencana, institusi dan legal (peraturan hukum) yang berhubungan dengan
masalah-masalah di daerah pesisir. Dalam hal pengelolaan pesisir ditetapkan struktur
dimana pengaturan/manajemen dapat berjalan seperti saat ditetapkannya tujuan awal,
proses institusional dan struktur yang berbasis pada perencanaan dan pembuatan
keputusan. Pengelolaan pesisir dalam konteks ini tidak hanya bersumber dari
pemerintahan dan politik. Namun, juga dari komunitas lain yang memiliki peranan.
Pengelolaan pesisir adalah integrasi dari manusia, sains, politik, dan norma. Pengelolaan
pesisir yang terintegrasi memiliki bentuk yang lebih kompleks dan sulit untuk diatur,
khususnya dalam hal waktu contohnya ketika ancaman yang signifikan dalam
lingkungan terjadi sangat cepat. Asia timur memiliki beberapa tempat yang lingkungan
pesisirnya memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi.
Penurunan kondisi lingkungan diakibatkan oleh ketidakpeduliaan manusia, yang
mana sebagai akibatnya keseimbangan lingkungan berdampak negative ke banyak
wilayah. Seperti di Banda Aceh setelah bencana terjadi, ikan-ikan terbunuh dan juga
kasus pembiusan kerang-kerangan di Pangasinan (Filipina) dan Hongkong, banjir di
Manila dan Jakarta, tumpahan minyak dan bahan kimia di teluk Tahiland, dan longsor di
Quezon and
ekologinya diabaikan.
3
Secara sadar atau tidak sadar orang-orang di Asia timur merupakan saksi
terhadap keadaan lingkungan yang semakin rusak. Beberapa orang pesimis dalam
mempercayai bahwa pengelolaan pesisir mungkin pada akhirnya dapat mengatasi
masalah lingkungan yang rusak atau terabaikan.
Dalam konteks manajemen resiko bencana alam pertanyaan yang harus dijawab
adalah Berapa banyak manusia yang akan terluka, terbunuh, sebelum pemerintah dan
komunitas melakukan aksi mereka bersama dalam pengelolaan pesisir? dan juga
bagaimana bisa ICM
Kasus 3 : Pada tahun 1998 hampir seluruh wilayah tambak ikan air asin terkena wabah
dari Karenia digitata red tide dan juga kerusakan parah dan menghasilkan gagal
panen.
Sejak 1998, pemerintah menetapkan struktur manajemen Red Tide/Harmful Alga
Blooms dan menerapkan berbagai aksi pencegahan.
Longsor di Provinsi Quezon dan Leyte
Pada bulan November dan Desember 2004, peristiwa longsor dan banjir yang
disebabkan oleh 4 badai taifun yang mengejutkan pesisir timur Luzon. Lebih dari
730.000 keluarga di 35 provinsi terkena dampak dari badai tersebut, Quezon merupakan
salah satu yang terkena dampak paling parah. Kerusakan besar terjadi karena disebabkan
oleh hujan yang sangat deras dan yang memperburuk keadaan ialah hutan gundul yang
disebabkan oleh penebangan illegal di gunung Sierra Madre.
Pada 17 februari 2006, longsor menyebabkan kerusakan yang meluas dan
kematian di Leyte Barat, Filipina. Desa perkebunan di Guinsaugon di kota Saint
Bernard, dimana sebelum tragedy ini terdapat 2500 orang hidup disini. Terdapat dua
desa lain yang juga terkena dampak tragedi ini yang menyembabkan 3000 orang harus
berpindah tempat tinggal. Penebangan illegal dan kegiatan pertambangan yang terjadi 30
tahun belakangan ini diduga merupaka penyebab tragedi tersebut namun para ahli
mengklaim bahwa penyebab dari peristiwa longsor tersebut ialah hujan yang lebat
selama 2 minggu dan gempa dengan kekuatan 2.6 magnitude.
Sama seperti di bulan November 1991, sekitar 6000 orang meninggal di pusat
pulau Leyte sebagai akibat dari bencana banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh
badai tropis.
Banjir di Pesisir Manila dan Jakarta
Sejak abad ke-19 banjir sudah menjadi bagian dari bagian kehidupan di Manila.
Bencana banjir ini meluas dan lebih parah lagi. Sebelumnya, sungai barangrays mengalir
dengan lancar, namun sekarang menyebabkan banjir. Bencana taifun yang terjadi di
Filipina, penurunan tanah, atau kenaikan tinggi muka air laut merupakan penyebab
bencana banjir tersebut. Bagaimanapun, faktor lingkungan seperti pengeboran sumber
air dalam tanah yang dilakukan secara buruk dan berlebihan dapat menyebabkan
Struktur manajemen
Pendahuluan
Perencanaan strategis
Analisis
kebutuhan dan Profil pesisir
masalah
Strategi pesisir
Pengaturan
arah
Pengaturan
arah
Rumusan
kebijakan
Tahapan inti
ICM
Persiapan
Inisiasi
Pengembangan
Kegiatan
Mekanisme manajemen
Rencana
kerja
dan
modal
Konsultasi stakeholder
Pelatihan staff inti
Analisis lingkungan
Identifikasi masalah dan
skala prioritas
Penilaian awal resiko
lingkungan,
pembuatan
kesepakatan
dalam
stakeholder
Peningkatan kesadaran
sosial
Pengumpulan data
Penilaian
resiko
lingkungan
Strategi pesisir/rencana
manajemen
lingkungan
Masalah dan spesifikasi
wilayah
Penyusunan secara
Penentuan
kebijakan
Penerapan
kebijakan
Pemantauan
kebijakan dan
evaluasi
Penerapan mekanisme
Penyusunan institusi
Struktur legal/hukum
Penentuan
Pemantauan
lingkungan
Keuangan yang
berkelanjutan
Penerapan
institusi
Pilihan keuangan
Pemantauan lingkungan
Manajemen sistem yang
terintegrasi
Partisipasi stakeholder
Mekanisme legal dan
organisasi
SEMP dan rencana aksi
Mekanisme pembiayaan
Mekanisme koordinasi
dan manjemen
program
Program pemantauan
lingkungan
Pemantauan
dan Pemantauan dan Pemantauan
dan
evaluasi
evaluasi
evaluasi
Indikator ICM
Sertifikasi ICM
Review manajemen
Penghapusan dan Pembentukan institusi
penyatuan
Revisi strategi dan
rencana aksi
Perencanaan untuk
siklus program
berikutnya
Penyusunan institusi yang menyediakan mekanisme untuk perusahaan interagency dan inter-sektor.
dalam
pelaksanaannya.
Kebijakan-kebijakan
baru
akan
mengajukan
peningkatan atas pembentukan ulang, dimana kebijakan yang ditetapkan akan lebih
sedikit.
Perlawanan terhadap perubahan. Penetapan ulang terhadap rencana aksi ICM
Strategi nasional untuk keberlanjutan dan pengembangan dan pengukuran untuk
memperkuat institusional
10
Bagaimanapun
pemerintah
yang
institusi
berkontribusi
diperintahkan
untuk
mempertahankan
keadaan
cara
untuk
ICM
yang
BOX 7.2
Fungsi dari pemerintah lokal terhadap
layanan lingkungan
1. Operasi pengelolaan . operasi ini
termasuk pengelolaan limbah air, termal
atau kekuatan hidroelaktrik, persediaan
air, pengelolaan limbah dari fasilitas
pembangunan, sistem transpormasi
publik dan operasional lain yang sama.
2. Remediasi.
Pemerintah
lokal
mengemban tanggung jawab untuk
melakukan
remediasi.
Contohnya,
proyek yang merubah tempat yang
sudah terkontaminasi menjadi tempat
yang baru, contohnya lingkungan
industri. Dalam kasus ini pemerintah
lokal
merupakan
tombak
untuk
operasional
yang
membersihkan,
interaksi dengan komunitas dalam
merencanakan kegunaan baru.
3. Pelayanan pengantaran. Menyediakan
pelayanan, seperti manajemen limbah
(sampah, minyak, kertas, dan metal),
transportasi, taman, dan rekreasi,
sekolah, api dan perawatan jalan dan
fasilitas.
4. Perencanaan
dan
peraturan.
Pemerintahan lokal diberi mandatuntuk
menetapkan proses rencana dan
peraturan. Perencanaan yang efektif
untuk pertumbuhan di masa depan
merupakan salah satu cara yang efektif
untuk melindungi komunitas melawan
dampak lingkungan, pengembangan
lingkungan , pengembangan lingkungan
, pengembangan industri, perkembangan
transportasi dan residen.
10
11
infrastuktur
manajemen
lingkungan,
harus
diterapkan
untuk
(ICM)
PENGEMBANGAN
Bagaimana
anda
megoperasikan
pembuatan
kebijakan
terintegrasi
dan
manajemen rangka kerja secara konseptual ? Gambar 7.2 menggambarkan proses yang
11
12
mudah dimengerti tentang pengembangan secara bertahap dari arahan kebijakan dan
pilihan manajemen dari program ICM.
Terdapat enam tahap, masing masing tahap mengandung beberapa tahap
penting yang harus dilakukan sebelum berpindah ke tahap selanjutnya. Berdasarkan
pengalaman, sangat penting untuk membuat persiapan yang memadai sebelum memulai
program ICM. Sebelum memulai tahap persiapan, evaluasi dari kandidat diikuti oleh
pemilihan kriteria sangat diperlukan untuk menentukan kecocokan dari implementasi
ICM itu sendiri ([Box 1.3]) . Penilaian situs memenuhi kompleksitas lingkungan dan isu
manajemen, keadaan siap sedia dan kesediaan dari pemerintah lokal kehadiran badan
utama yang dapat mengkoordinasikan implementasi dari ICM program dapat
diidentifikasi. Tahap ini juga termasuk mengidentifikasi dkungan pemegang saham,
atribut resiko dan atribut tambahan sepertikemauan berpolitik yang kuat, paksaan, dan
kesempatan. Itu merupakan elemen-elemen penting untuk menentukan kesempatan
berhasilnya program ICM dan membantu identifikasi pendekatan apa yang paling baik
untuk pengembangan dan implementasi proyek tersebut.
Ketika situs untuk ICM telah terpilih, tahap dasar yang harus diambil selama
tahap persiapan adalah penetapan dari mekanisme manajemen proyek, mengatur kantor
manajemen proyek, mengidentifikasi staff, menentukan komitmen koordinasi proyek
dan pemilihan member dan klarifikasi hubungan kerja dengan pemerintah lokal sebagai
tambahan untuk meyakinkan ketersediaan anggaran yang memadai, pelatihan staff
proyek diperlukan. Sangat penting bagi staff proyek benar-benar mengetahui konsep,
prinsip dengan praktek ICM, sebagaimana proyek pemerintah dan mekanisme
manajemen perencanaan, jadi Bahwa mereka dapat mengasumsikan peran aktif dalam
pengelolaan dan pelaksanaan proyek.
Gambar 7.2
Pengembangan ICM dan siklus implementasi
12
13
1. MEMPERSIAPKAN
Proyek
Stakeholder
konsensus
membangun
kesadaran publik
sistem informasi
Pelatihan
Konsultasi
manajemen
dengan
pemangku
program
Coastal
Strategi Terpadu
kepentingan inti
risiko
lingkungan awal
mekanisme
manajemen
penilaian
3. PENGEMBANGAN
monitoring
Proyek staf
2. INISIASI
Mengumpulkan data
Lingkungan identifikasi
menilai
hal
daerah-spesifik
yang
berencana
terpenting (prioritas)
13
14
Pilihan Investasi
Pengaturan
stakeholder
pemantauan Lingkungan
4. MENGADOPSI
Mekanisme
organisasi
dan hukum
Mekanisme Pendanaan
5. PELAKSANAAN
Koordinasi
dan
mekanisme
manajemen
program
pemantauan Lingkungan
rencana
Program Aksi
6. REFINING
DAN
KONSOLIDASI
Program
pengaturan
kelembagaan
dan
Pembiayaan
Partisipasi
strategi
rencana aksi
kelembagaan
Revisi
14
15
Kotak 7.3
Kriteria untuk situs Evaluasi
1. Komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan
Dukungan dari pemerintah daerah dalam hal kebijakan re-orientasi/reformasi, anggaran
dan sumber daya manusia untuk mengembangkan dan menerapkan program ICM.
Dukungan dari para pemangku kepentingan dalam hal partisipasi dan / atau kontribusi
teknik intervensi.
Kunci permasalahan lingkungan masuk dalamn penyediaan konvensi internasional yang
relevan.
daya.
Lokasi sebaiknya meliputi kurang dari lima kabupaten
Populasi dari lokasi yang diusulkan sebaiknya kurang dari satu juta.
4. Replikabilitas
karakteristik politik, sosial ekonomi, dan budaya dari lokasi yang diusulkan adalah
daerah.
Kesediaan pemerintah daerah yang bersangkutan untuk melayani sebagai lokasi untuk
penerapan model bekerja ICM.
lembaga pelaksana.
Ketersediaan sumber keuangan.
15
16
perlindungan lingkungan.
daya tahan politik yang kuat terhadap lingkungan / pengelolaan sumber daya alam.
sumber daya alam lokal yang dikendalikan oleh kelompok-kelompok yang dipilih dari
politisi / swasta.
16
17
Strategi Pesisir untuk jangka panjang pendek, menengah dan. Rencana ini
mengidentifikasi tujuan sasaran, indikator terukur kemajuan dan hasil untuk setiap
program aksi, dan kendala untuk dan kebutuhan untuk pembangunan kapasitas. Hal ini
juga mengembangkan strategi anggaran dan pembiayaan untuk setiap program aksi,
dengan mempertimbangkan ada rencana pembangunan nasional dan lokal dan program.
Berdasarkan hasil penilaian risiko awal, program pemantauan lingkungan terpadu
dikembangkan untuk menilai perubahan tingkat risiko lingkungan. Hasil ini, pada
gilirannya, dapat digunakan untuk melakukan penilaian risiko halus. Pengumpulan data
harus dibatasi dengan yang dibutuhkan untuk intervensi manajemen diarahkan pada
manajemen risiko. Pada tahap ini, penataan kelembagaan yang diperlukan untuk secara
efektif melaksanakan program ICM dalam yang ada struktur politik, sosial dan hukum
harus dipertimbangkan. Perhatian khusus harus difokuskan pada bagaimana membangun
mekanisme pendanaan berkelanjutan yang dapat menghasilkan sumber daya keuangan
untuk pengoperasian badan koordinasi, serta untuk melaksanakan program-program
ICM. Pengembangan rencana pesisir digunakan zonasi dan pengaturan pelaksanaannya
juga tanggung jawab utama pada tahap ini. Rencana zonasi memberikan pemerintah
lokal dengan alat pengatur untuk mengelola strategi dan program aksi diartikulasikan
dalam Strategi Pesisir dan untuk mengalokasikan sumber daya. Konsultasi stakeholder
harus menjadi proses yang terus menerus sepanjang tahap ini.
Mendapatkan Strategi Pesisir dan rencana aksi yang diadopsi oleh otoritas
pemerintah daerah latihan penting pada tahap 4. Untuk memfasilitasi ini, masyarakat
umum harus diberitahu tentang masalah lingkungan, risiko yang terkait dengan
kesehatan masyarakat, kesehatan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat, terutama
dalam hal ketahanan pangan dan pekerjaan.
Pelaksanaan program (tahap 5) dimulai dengan mendirikan sebuah antar dan /
atau multi-sektor mekanisme koordinasi, termasuk kantor operasi. Pengaturan
manajemen proyek pada tahap ini dapat diubah, menjadi bagian penting dari struktur
kelembagaan pemerintah daerah melalui prosedur legislatif yang tepat. Sumber
keuangan harus digunakan untuk mengoperasionalkan program ICM. Karena ini adalah
iterasi pertama dari inisiatif ICM, harus dilakukan upaya melaksanakan kegiatan di CSIP
17
18
tersebut. Pada tahap ini dapat bermanfaat untuk memilih dan menerapkan rencana aksi
beberapa yang mungkin menunjukkan hasil yang cepat dalam rangka membangun
kepercayaan pemangku kepentingan dalam efektivitas ICM.
Strategi Pesisir dan rencana aksi mungkin perlu perbaikan untuk menanggapi
umpan balik terus menerus dari proses konsultasi pemangku kepentingan (tahap 6).
Sebagai pengalaman keuntungan staf lokal dan kepercayaan diri, Strategi Pesisir dan
rencana aksi terkait akan lebih efisien diimplementasikan sebagai program ICM
bergerak ke siklus berikutnya. Sifat siklus ICM meningkatkan metodologi dan
pendekatan, dan memurnikan program aksi sebagai praktisi ICM mendapatkan
pengalaman dan memperoleh keahlian teknis. Siklus berikutnya dimulai ketika tindakan
baru dirumuskan dan dilaksanakan berdasarkan pengalaman dan yayasan didirikan pada
program sebelumnya. Jadi, sangat penting untuk memastikan bahwa program ICM
terintegrasi ke dalam siklus perencanaan dan pengembangan program pemerintah
daerah. Ini adalah melalui ini upaya terus menerus bahwa risiko lingkungan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia dapat dikurangi secara bertahap, dikurangi dan
dikendalikan.
Menerapkan Unsur kebijakan Terpadu dan Manajemen Kerangka Konseptual
"... Opini publik mempengaruhi keputusan kebijakan ..." (de Ruig dan den Exter, 1999)
Proses
ini
memungkinkan
stakeholder
untuk
menentukan
dan
memprioritaskan isu-isu manajemen dan kolektif setuju untuk visi bersama mengenai
penggunaan sumber daya pesisir dan laut mereka. Keterlibatan berbagai instansi
18
19
concered sangat penting sebagai proses menempa pemahaman yang lebih baik antara
instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya oleh isu-isu yang menjadi
perhatian bersama, dengan demikian enchancing sinergi, pemahaman dan koordinasi
antara berbagai kebijakan sektor dan fungsi instansi.
Pendekatan serupa sedang diterapkan di tingkat nasional di sebagian besar negara
di kawasan ini dengan mengembangkan kebijakan pesisir nasional, strategi dan
tanggapan mengintegrasikan agenda maritim nasional lainnya.
KEBIJAKAN NASIONAL
DAN
ICM LEGISLASI
Program ICM sangat difasilitasi ketika ada kebijakan pesisir atau laut nasional
untuk mengintegrasikan penggunaan laut dengan perencanaan penggunaan lahan,
mempromosikan perencanaan dan manajemen terpadu, desentralisasi tata kelola sumber
daya alam dan lingkungan dengan otoritas lokal, dan memberikan insentif bagi
pemerintah lokal untuk mengembangkan ICM program.
Untuk relize potensi penuh dari program ICM, pemerintah daerah harus memiliki
mandat, kekuasaan dan sumber daya untuk menerapkannya. Ada tanda-tanda
menggembirakan. Pada bulan Desember 1998, misalnya, Korea RO diberlakukan UU
Pengelolaan Pesisir untuk melaksanakan program ICM. Dan Indonesia, Thailand dan
Filipina memiliki Mengembangkan kuasa sedemikian itu kepada pemerintah lokal.
ELEMEN KERANGKA MANAJEMEN
1. Strategi dan Rencana Aksi
Membangun konsensus dan kolaborasi melalui Strategi pesisir. Strategi Pesisir
menyediakan satu set strategi dan program aksi untuk mencapai visi bersama
stakeholder, terutama berkenaan dengan penggunaan berkelanjutan barang dan jasa di
daerah pesisir yang diberikan. Proses konsultasi di daerah pesisir yang diberikan. Proses
konsultasi yang digunakan untuk mempersiapkan strategi memungkinkan partisipasi dan
keterlibatan semua pemangku kepentingan terkait. Proses ini mempromosikan
pembangunan konsensus, yang pada gilirannya memperkuat antar, kolaborasi dan
19
20
20
21
21
22
Pengaturan hukum dan organisasi harus di tempat untuk memastikan bahwa badan
pelaksana memiliki wewenang yang diperlukan dan tanggung jawab untuk
melaksanakan rencana aksi. Pengaturan ini harus dilakukan pada tahap awal jika
pengembangan program ICM. Jika perbaikan hukum yang diperlukan, langkah-langkah
khusus untuk mengembangkan persyaratan hukum tersebut harus dilakukan sesegera
mungkin, karena proses memberlakukan undang-undang atau peraturan baru bisa
panjang. Penyesuaian hukum harus konsisten dan untuk menyesuaikan dengan undangundang lokal dan nasional dan perintah administratif.
Pelaksanaan program ICM tidak berarti pembentukan sebuah badan baru untuk
mengambil alih tanggung jawab dan menganggap kewenangan instansi lain. Apa artinya
adalah bahwa pengaturan kelembagaan yang ada harus lebih baik terintegrasi melalui
mekanisme koordinasi yang melibatkan instansi terkait dan organisasi stakeholder.
Kebanyakan instansi diharapkan untuk melaksanakan proyek-proyek dan programprogram yang berada dalam mandat mereka. Peningkatan diversifikasi isu pengelolaan
lingkungan memerlukan wewenang dan tanggung jawab pelaksana / lembaga pelaksana
didefinisikan dengan jelas.
22
23
23
24
otoritas maritim dan pelabuhan telah berkembang menjadi agen dengan peran kunci
dalam pengelolaan perairan pesisir dan laut dalam yurisdiksinya. Sejak UNCED 1992,
agenda nasional 21 negara di negara-negara di kawasan ini telah dikembangkan dan
diimplementasikan. Transformasi kelembagaan dan perkembangan di negara-negara lain
di kawasan itu juga telah terjadi untuk memenuhi tuntutan perubahan dan fokus. dalam
banyak hal perubahan kelembagaan memperkuat ICM dalam hal koordinasi mekanis
pada tingkat lokal.
Anggaran pemerintah reguler. Pendekatan konvensional yang salah satunya
masih dijalankan adalah untuk menyertakan biaya koordinasi dan melaksanakan
pengaturan dan rencana dalam pengambilan anggaran pemerintah. Dimana, rencana aksi
masalah- atau sektor terkait yang spesifik yang sesuai harus dimasukkan dalam anggaran
agen baris yang sesuai.
Biaya dan pajak . Pendekatan lain adalah untuk mengumpulkan biaya
pengguna , biaya izin dan biaya layanan . Sistem biaya adalah mekanisme untuk
menghasilkan pendapatan untuk pengelolaan lingkungan dan untuk mempertahankan
penyediaan layanan ahli dan proyek-proyek perbaikan lingkungan lainnya. Namun,
langkah-langkah infrastruktur atau legislatif mungkin juga diperlukan untuk mengelola
penggunaan pendapatan yang dikumpulkan .
Di Xiameen ( Cina) , sistem perizinan telah diadopsi untuk penggunaan
perairan pesisir. Kota ini mengembangkan skema zonasi laut digunakan yang
mengalokasikan area tertentu dari perairan pesisir untuk tujuan yang ditunjuk. Galangan
kapal , nelayan rekreasi dan kegiatan lain yang memanfaatkan perairan pesisir
memerlukan izin dari Xiamen Kelautan dan Perikanan Biro. Sistem perizinan juga telah
diadopsi dalam program pengelolaan pesisir di Sri Lanka .
Demikian juga, pelabuhan yang menyediakan fasilitas penerimaan limbah
dapat mengenakan biaya yang sesuai. Biaya dikumpulkan dan pemulihan minyak dari
limbah berminyak mungkin menghasilkan dana besar untuk pemeliharaan dan operasi.
Di Pelabuhan Bremen, biaya untuk lingkungan dikenakan pada kapal di pelabuhan
apakah mereka menggunakan fasilitas atau tidak. Sebuah biaya tambahan lingkungan ,
dikenakan pada semua kargo ditangani di pelabuhan , memberikan kontribusi untuk
24
25
biaya fasilitas penerimaan pantai ( Roos , 1997; Challis , 1997) . Di Afrika Selatan ,
perpajakan kargo yang digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan untuk
mendanai navigasi dan manajemen polusi.
Setiap paradigma pendanaan harus membangun sumber daya keuangan yang
ada tersedia dari pemerintah daerah , tidak peduli seberapa kecil dana yang tersedia .
Mekanisme kreatif harus dieksplorasi untuk menyatukan sumber daya yang ada , untuk
fokus pada isu-isu prioritas yang telah disepakati dan untuk mendorong pilihan
keuangan lainnya , misalnya , membentuk kemitraan dengan sektor swasta .
Kemitraan publik -swasta sektor ( PPP ) . PPP adalah mekanisme pendanaan
lain yang bisa meningkatkan upaya masyarakat dalam pengelolaan lingkungan . Sektor
swasta secara keseluruhan telah baik sumber daya keuangan , dan keterampilan , untuk
merancang, membangun dan fasilitas dan layanan transfer untuk memperbaiki
lingkungan : misalnya, perencanaan dan operasionalisasi pengolahan air limbah
fasilitas , melaksanakan pelatihan khusus , dan melakukan sumber daya alam dan
lingkungan survei . Keterlibatan sektor swasta dapat dipercepat melalui penciptaan
kebijakan yang dinamis dan lingkungan investasi yang adil - peran sektor publik dapat
secara efektif memenuhi .
Pada intinya , mengubah masalah pengendapan menjadi peluang investasi
dapat difasilitasi oleh sektor publik melalui reformasi kebijakan yang mendorong
investasi sektor swasta. Kerangka manajemen ICM memungkinkan prioritas perhatian
pengendapan yang memerlukan manajemen/intervensi teknologi untuk diidentifikasi.
Proses ICM memungkinkan pembangunan konsensus antara para pemangku
kepentingan dan membangun kebijakan dan lingkungan sosial yang kondusif untuk
investasi sektor swasta . Pendekatan ini , bagaimanapun , hanya berlaku di daerah di
mana kebijakan nasional untuk investasi sektor swasta tersedia .
Di daerah pesisir Bohai , lebih dari Rp 2 miliar dalam investasi lingkungan
akan dibutuhkan untuk fasilitas pengolahan air limbah kota , amd lebih lanjut USD 0,5
miliar untuk solid untuk pengelolaan limbah . Untuk daerah pesisir Manila , investasi
yang dibutuhkan untuk pengumpulan limbah padat dan pembuangan diperkirakan USD
150 juta . Ketika fasilitas dan jasa lingkungan lainnya dianggap , program ICM
25
26
membuka peluang investasi yang besar , yang bisa menambah substansial untuk
penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan PDB .
PPP adalah sangat menarik untuk kecil - dan menengah - proyek investasi
ukuran dan khususnya sesuai untuk pemerintah daerah . Kemitraan ini memungkinkan
pengembangan proyek suara , dalam hal pengurangan risiko , berbagi risiko dan
meningkatkan kesempatan /insentif untuk mengamankan pinjaman baik dari lembaga
perbankan nasional dan internasional, yang bisa menarik masyarakat - investasi sektor
swasta .
Mekanisme
pendanaan
berkelanjutan
lainnya
Model
pendanaan
stakeholder
adalah
kunci
pengelolaan
pesisir.
Stakeholder
menyumbangkan semua sektor masyarakat di tingkat lokal yang secara langsung atau
tidak langsung dipengaruhi oleh eksploitasi dan penggunaan sumber daya pesisir .
Sektor termasuk yang mengeksploitasi dan menggunakan sumber daya alam untuk
keuntungan , masyarakat pesisir yang tradisionalmenggunakan sumber daya alam untuk
mata pencaharian makanan mereka , dan sektor publik ( daerah dan pusat ) yang yang
mengatur dan mengelola penggunaan sumber daya tersebut . Sementara sektor swasta
menyebabkan perubahan paling fisik , dan dalam beberapa kasus kerusakan ekologis ,
memberikan kontribusi signifikan terhadap degradasi lingkungan dan menipisnya
sumber daya alam karena kegagalan kebijakan atau manajemen .
Sektor publik adalah pemain utama dalam pemerintahan pesisir . Keefektifan
ICM membutuhkan partisipasi dari semua sektor masyarakat , termasuk masyarakat
lokal , sektor bisnis , akademisi , LSM dan kelompok masyarakat sipil lainnya . Oleh
karena itu penting bahwa pemain utama yang terlibat pada awal dari setiap inisiatif ICM.
26
27
untuk
lingkungan.
Donasi
untuk
lingkungan
sering
28
Produk dan jasa. Produk dan jasa juga dapat menghasilkan sumber daya
keuangan untuk mempertahankan produksi dan meningkatkan kualitas. Misalnya,
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan sistem informasi dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas sistem serta untuk menjaga database. Sebagai
contoh, Integrated Information Management System (IIMS) (lihat bab 8) dapat
ditingkatkan dan digunakan secara luas oleh pemerintah daerah. Database berisi
informasi yang diperlukan untuk perencanaan lahan atau penggunaan laut, untuk
pengembangan dampak lingkungan laporan penilaian AMDAL, untuk pemodelan
dan
peramalan,
dan
pemantauan
lingkungan
hidup
dan
penggunaan
MEH
akan
meningkatkan
keselamatan
navigasi
29
29
30
PROSES PARTISIPASI
siklus program pengembangan
Pengelolaan demokratis
Partisipasi ternama
proses komunikasi sosial
RESPON
mechanisms to :
meningkatkan kesadaran
mengidentifikasi permasalahan
menyediakan konsultasi
menyediakan koordinasi dan usaha
terintegrasi
HASIL
komitmen untuk pengembangan yang berkelanjutan
koordinasi dan kerjasama yang baik
kerjasama multisektor
meningkatkan sosial kohesi
kesepakatan dalam perkembangan kualitas
kepemilikan kebijakan oleh stakeholder dan proyek
yang ditetapkan
mengumpulkan sumber daya dan biaya yang lebih
31
c) Partisipasi ternama didukung oleh LSM yang memberdayakan orang orang dan
komunitas untuk orang orang terbawah .
d) Proses komunikasi sosial berbagai stake holder ( masyarakat individu,
kelompok yang berpengaruh, LSM, sektor private dan bagian lain yang memiliki
kepentingan) berpartisipasi dengan pemegang kekuasaan dalam mengembangkan
penetapan keputusan. Proses komunikasi dibentuk dalam konteks dimana
transparansi dan keterbukaan diantara pemerintah dan masyarakat sangat
diperlukan.
2
Dukungan Ilmiah
Dukungan ilmiah dalam penerapan ICM dengan menyediakan informasi dan
interpretasi ilmiah pada setiap tahapan untuk mengembangkan dan menerapkan siklus.
ICM menggerakan kombinasi dari alam, sosial,politik dan managemen ilmu
pengetahuan untuk membangkitkan dan menghubungkan informasi yang dapat
digunakan untuk kebijakan dan managemen keputusan yang berhubungan dengan
penggunaan keberlanjutan dari hasil dan layanan area pesisir.tipe dan level dari
dukungan ilmiah tergantung pada cakupan,level,dan aktifitas dari penerapan ICM .
Berikut adalah daftar dari beberapa strategi yang membutuhkan dukungan ilmiah .
a) Analisis pengelolaan memerlukan ahli hukum dalam menganalisis bentuk, tingkatan
dan cakupan dalam mengelola pesisir, termasuk dalam menerapkan dan
menyelenggarakan legislasi lokal dan nasional dan lingkungan internasional. Tugas
dari analisis ini termasuk untuk mengidentifikasi
institusi,kesenjangan, pembatas.
b) Analisis stake holder membutuhkan ahli sosial dan institusi untuk mengidentifikasi
kunci stake holder (individu,kelompok dan institusi) untuk mendesak kepentingan
mereka yang berhubungan dengan program ICM . Untuk mengidentifikasi konflik
dalam kepentingan dan hubungan antara stake holder dan untuk menilai pengaruh
dan partisipasi mereka. Hasil dari analisis sangatlah penting dalam tahapan awal.Dari
perencanaan program ICM dan dalam pengembangan strategi untuk memperoleh
dukungan yang efektif dan mengurangi hambatan untuk pelaksanaan program.
31
32
menyusun strategi rencana aksi dan membuat pilihan yang bijaksana dari manajemen
options.Perkembangan teknologi penginderaan jauh dan aplikasi GIS juga akan
dibutuhkan dalam desain manajemen sebuah interventations.
h) Analisis Komunikasi membutuhkan keterampilan komunikasi massa untuk
terhubung dengan berbagai sektor masyarakat sipil, menciptakan kesadaran publik,
memobilisasi dukungan publik, dan melibatkan mereka dalam pengelolaan daerah
target yang bersangkutan dengan teknologi. Praktek terbaik memerlukan berbagai
keterampilan teknologi foron, seperti desain, konstruksi dan fasilitas pengolahan
limbah padat, serta respon terhadap tumpahan minyak dan kimia. Intervensi
32
33
manajemen praktek dapat diimpor untuk memberikan alat dan pendekatan yang
diperlukan.
i) Pengelolaan Data dan informasi membutuhkan suatu kombinasi dari keterampilan
untuk mengumpulkan dan mengelola data dan informasi dan menyediakan proses
dukungan teknis yang diperlukan untuk making.Kemampuan dibidang hardware dan
perangkat lunak, pengumpulan data , pemrograman, teknologi informasi, GIS dan
sistem database maintance adalah data yang baik . sistem manajemen informasi
memfasilitasi pengumpulan, penyimpanan dan pengambilan data dan informasi, dan
diseminasi untuk berbagai penggunaan.
Kotak 7.9
Peran penting dari ilmu pengetahuan di ICM
Ilmu pengetahuan Alam
- Memahami Fungsi ekosistem alam dan proses
- Monitoring Dan mengevaluasi respon alami untuk intervensi manusia
Ilmu sosial dan politik
- Memahami Perubahan manusia behabioral, tindakan, respon dan interrealtionships mereka di
dalam dan antar sektor, dalam hal penggunaan dan konsumsi barang dan jasa.
Ilmu manajemen
- Memahami Penerapan ilmu multi disiplin dan praktik terbaik untuk mengatur perilaku
manusia dan tanggapan.
Pengarusutamaan ilmu ke dalam proses ICM karena itu adalah cara paling pasti
untuk memastikan ketersediaan saran ilmiah. Di Xiamen, sebuah kelompok ahli
permanen dimasukkan sebagai bagian dari struktur manajemen ICM, sehingga
memastikan bahwa keahlian multi-disiplin tersedia untuk dan dapat diakses oleh
pemerintah daerah.
3
Komunikasi
Upaya lain utama dari program ICM adalah untuk mendobrak hambatan
34
misalnya,
dapat
mencakup
penjelasan
tentang
daya
dukung
34
35
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk menentukan sejauh mana
program ICM adalah mencapai nya tujuan.Meskipun itu merupakan bagian integral dari
proses kebijakan manajemen proses, sering mendapat penolakan.Hal ini dikarenakan
fungsi monitoring dan evaluasi dan mereka dinamika yang baik kurang dipahami atau
jarang digunakan untuk penyempurnaan program.
Pemantauan dan evaluasi harus dilakukan secara periodik selama proses
manajemen, dan selama kedua perencanaan dan implementationstages.Evaluasi dapat
berlangsung selama fase awal (mirip dengan penilaian proyek). Fase serta tahun setelah
menyelesaikan program ini. Pemantauan kemajuan dan evaluasi dampak yang harus
dilakukan setidaknya setiap tahun. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana proyek
dan program yang berkembang, memastikan apa yang dapat dilakukan untuk performa
yang lebih baik.mengidentifikasi dikembangkan dan mengevaluasi dampak dan
pelajaran yang diambil.
Tujuan utama dari memonitor dan evaluasi adalah memastikan intervensi tepat
waktu, agar dapat membantu proyek dan program untuk memenuhi menetapkan tujuan,
memberikan peluang untuk perbaikan atau penyesuaian terhadap dukungan keuangan
dan logistik. Mengukur perubahan yang terjadi dalam kaitannya dengan ditetapkan
tujuan dalam jangka waktu yang diberikan, dan juga menilai dampak dari output
terhadap nilai-nilai input. Pemantauan dan evaluasi juga mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan program terhadap efisiensi dan efektivitas.
Indikator kinerja. Pengembangan indikator kinerja (dibahas dalam bab 14)
didasarkan pada pemahaman bahwa ICM adalah kerangka kerja manajemen koordinasi
melalui berbagai instansi mengelola intervensi manajemen karena ICM adalah sistem
manajemen yang kompleks,efektivitasnya tergantung pada kemampuan manajer pesisir
untuk mengembangkan dan menerapkan perlindungan lingkungan dari tindakan
manajemen yang memadai mempertimbangkan perdagangan politik, ekonomi dan
social. ICM membutuhkan jangka waktu yang lama untuk mengoptimalkan manfaat
lingkungan dari setiap tingkat intervensi.Oleh karena itu indikator kinerja mengukur
prestasi dalam prosesdalam mengurangi tekanan lingkungan dan dalam memastikan
35
36
Kotak 7.10
Praktek terbaik dalam monitoring dan evaluasi
-
Monitoring dan evaluasi juga bisa dilakukan secara berkala (tahunan atau lebih
jarang), untuk memberikan kepentingan luar dengan penilaian kinerja program
(yaitu seberapa baik itu mencapai tujuannya). Hal ini umumnya dilakukan oleh
pihak ketiga yang independen, seperti lembaga ilmiah, atau kantor perencanaan
dan evaluasi dari pemerintah atau LSM yang dapat dipercaya.
3.1 KESIMPULAN
36
37
ICM merupakan pengelolaan pesisir mengacu pada proses yang melingkupi hukum,
kebijakan, rencana, institusi dan legal (peraturan hukum) yang berhubungan dengan
masalah-masalah di daerah pesisir.
Penyatuan
kebijakan
menyempurnakan
kebijakan
dan
pengelolaan
menyeluruh
dari
mendukung
pengelolaan
kebutuhan
untuk
untuk
mencapai
37