You are on page 1of 3

Luka bakar atau combustio adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh cairan panas, api,

uap, zat kimia, listrik, radiasi matahari dan gesekan atau friksi. Semua luka bakar harus dirawat
dengan
pendinginan
segera
untuk
meminimalkan
kerusakan
jaringan.
Arahkan bagian yang terbakar di bawah keran air dingin, pancuran mandi, penyiram tanaman,
dan alirkan air pada bagian itu sekurangnya selama 10 menit.
Hal-hal yang harus dilakukan:
Lepas semua benda yang menganggu (cincin, gelang, arloji, dll).

Jangan mengoleskan mentega, salep, atau


lotion.
Balut bagian yang terbakar dengan kain yang bersih dan tidak berbulu.
Pathofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut
mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan
sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan
subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau
penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas
kulit dan kematian sel-sel.
Derajat Luka Bakar:
1. Grade I = hanya mengenai epidermis saja, gejalanya berupa kulit yang hiperemis, kering,
dan nyeri
2. Grade II = mengenai epidermis dan sebagian dari dermis, gejalanya terbentuk bula.
Namun bila bula sudah pecah, akan menyisakan lesi yang berwarna merah muda, basah,
dan nyeri
3. Grade III = mengenai epidermis dan seluruh bagian dermis, bahkan dapat melibatkan
struktur di bawah dermis. Pada luka bakar grade III, luka akan terlihat pucat/abu-abu,
banyak jaringan kulit yang mati (eschar), dan tidak terasa nyeri.

Klasifikasi Luka Bakar


Menurut Kedalaman atau Karakteristik Luka Bakar Karakteristik luka bakar dari Smeltzer dan
Bare Brunner and Suddarths Medical Surgical Nursing, Ed. 8, Philadelphia 1997, Lippincott
Menurut Lokasi Luka Bakar
Luka bakar pada kepala, dada dan leher seringkali mempunyai kaitan dengan komplikasi
pulmonal.
Luka bakar yang mengenai wajah sering yang menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar pada
telinga membuat mudah terserang kondritis, aurikular dan rentang terhadap infeksi serta
kehilangan jaringan lebih lanjut.
Luka bakar pada tangan dan persendian sering membutuhkan terapi fisik dan okupasi yang lama
dan memberikan dampak pada waktu bekerja dan atau kecatatan fisik menetap serta kehilangan
pekerjaan.
Luka bakar pada area perineal membuat mudah terserang infeksi akibat autokontaminasi oleh
urine dan faeces.
Luka bakar sirkumferensial extremitas dapat menyebabkan efek seperti penebalan pembuluh
darah dan mengarah pada gangguan vaskular distal.
Luka bakar sirkumferensial thoraks dapat mengarah pada inadekuat ekspansi dinding dada dan
insufisiensi pulmonal.
Menurut ukuran atau luas luka bakar
Dengan menggunakan metode rules of nine untuk menentukan presentase luas permukaan tubuh
yang mengalami cedera luka bakar.

Kepala : 9%

Extremitas atas kanan : 9%

Extremitas atas kiri : 9%

Torso (dada sampai perut dan punggung sampai pinggang) : 36%

Perineum : 1%

Extremitas bawah kanan : 18%

Extremitas bawah kiri : 18% Total : 100%

Komplikasi Lanjut Luka Bakar


1. Hipertrofi Jaringan Parut
Hipertrofi jaringan parut merupakan komplikasi kulit yang biasa dialami pasien dengan luka
bakar yang sulit dicegah, akan tetapi masih bisa diatasi dengan tindakan tertentu terbentuknya
hipertrofi jaringan parut pada pasien luka bakar dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

Kedalaman luka bakar

Sifat kulit

Usia pasien

Lamanya waktu penutupan kulit

Penanduran kulit.

2. Kontraktur
Kontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bakar dan menimbulkan
gangguan fungsi pergerakan.
Beberapa tindakan yang dapat mencegah atau mengurangi komplikasi kontraktur adalah :

Pemberian posisi yang baik dan benar sejak awal.

Ambulasi yang dilakukan 2-3 kali/hari sesegera mungkin (perhatikan jika ada fraktur)
pada pasien yang terpasang berbagai alat invasif (misalnya, IV, NGT, monitor EKG, dll)
perlu dipersiapkan dan dibantu (ambulasil pasif).

Pressure grament adalah pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan
menekan timbulnya hipertrosi scar, dimana penggunaan presure grament ini dapat
menghambat mobilitas dan mendukung terjadinya kontraktur.

You might also like