Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Diena Hanifa
Haris Hermawan
G99141174
G99141175
Noviana Rahmawati
Putri Ayu W.
G99141177
G99141178
Pembimbing :
Dr. H. Soetrisno, dr., Sp.OG (K)
ABSTRAK
Disproporsi kepala-panggul (DKP) merupakan keadaan dimana terjadi
ketidaksebandingan ukuran kepala janin dengan panggul ibu. DKP terjadi karena
berkurangnya kapasitas pelvis, kesan bayi besar, atau kombinasi keduanya.
Preeklampsia berat (PEB) merupakan sindroma yang terjadi pada waktu
kehamilan, ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmHg dan ditemukannya
protein pada urin, serta beberapa kriteria lainnya.
Seorang G2P1A0, 35 tahun, UK 37+3 minggu datang rujukan RSUD Sukoharjo
dengan keterangan PEB, riwayat SC 5 tahun yang lalu. Pasien merasa hamil 9
bulan , gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan,
air kawah sudah dirasakan keluar sejak 2 jam SMRS, lendir darah (+), kesan
panggul sempit, riwayat obstetri jelek, riwayat fertilitas baik, TD 180/110 mmHg,
his (+), DJJ (+). Sectio caesarea dilakukan atas indikasi ibu yaitu panggul sempit.
Kata kunci: Disproporsi kepala-panggul, Preeklampsia berat, Sectio caesarea
BAB I
PENDAHULUAN
berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat, dan wanita hamil usia > 35
tahun ), primigravid muda maupun tua, faktor keturunan, faktor gen, obesitas /
overweight, iklim / musim, kehamilan ganda, hidramnion, mola hidatidosa.3
Seorang G2P1A0, 35 tahun, UK 37+3 minggu datang rujukan RSUD
Sukoharjo dengan keterangan PEB, riwayat SC 5 tahun yang lalu. Pasien merasa
hamil 9 bulan , gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur sudah
dirasakan, air kawah sudah dirasakan keluar sejak 2 jam SMRS, lendir darah (+),
kesan panggul sempit, riwayat obstetri jelek, riwayat fertilitas baik, TD 180/110
mmHg, his (+), DJJ (+). Tindakan penatalaksanaan sectio caesarea dilakukan atas
indikasi ibu yaitu panggul sempit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRE-EKLAMPSIA BERAT
1. Definisi
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan
yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur
kehamilan 20 minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan
proteinuria meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda
kerusakan organ.4
Definisi lain, preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.1
2. Etiologi
Penyebab pasti preeklampsia masih belum jelas. Hipotesis factorfaktor etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok,
yaitu : genetik, imunologik, gizi dan infeksi serta infeksi antara faktorfaktor tersebut. 5
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi
dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The
disease of theory adapun teori-teori tersebut antara lain 6:
1. Peran prostasiklin dan tromboksan S
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler
sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada
kehamilan
normal
meningkat,
aktivasi
penggumpalan
dan
Faktor yang
berhubungan dengan
berhubungan dengan
kehamilan
Abnormalitas
kromosom
pasangan
Usia > 35 tahun atau Partner lelaki yang
<20 tahun
pernah
menikahi
Mola hidatidosa
wanita
yang
Hidrops fetalis
Riwayat Preeklampsia
kemudian
Kehamilan ganda
pada keluarga
dan
hamil
mengalami
struktur
kongenital
ISK
preeklampsia
pada Pemaparan terbatas
Preeklampsia
kehamilan sebelumnya
medis Primipaternitas
Kondisi
khusus
terhadap sperma
Kronik,
Penyakit
DM,
HT
Obesitas,
Ginjal,
trombofilia
Stress
Antibody
antifosfolipid syndrom
4. Patofisiologi
Tanda-tanda utama pada Preeklampsia adalah :7
a. Penurunan perfusi uteroplasental
b. Peningkatan vasokonstriktor dan penurunan vasodilator dengan akibat
vasokonstriksi local dan sistemik
c. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Salah
satu
perubahan
patofisiologi
yang
didapatkan
pada
hematokrit,
protein
serum
dan
bertambahnya
edema,
Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita
preeklampsia daripada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi
menahun. Penderita preeklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan
sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi
glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali oleh tubulus tidak
berubah. 5
Perubahan plasentasi
PGE2/PGI2
Renin/angiotensin II
Vasokonstriksi arteri
Kerusakan endotel
Hipertensi sistemik
Tromboksan
Disfungsi endotel
endotelin, NO
DIC
Ginjal
SSP
Proteinuri
GFR
kejang
koma
Hati
LFT abnormal
Organ lainnya
iskemi
fibrin,
trombin
5. Klasifikasi
Preeklampsia termasuk kelainan hipertensi dalam kehamilan.
Penggolongan kelainan hipertensi dalam kehamilan antara lain:7,9
a. Hipertensi kronis adalah peningkatan tekanan darah yang timbul
sebelum kehamilan, terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau
menetap setelah 12 minggu post partum.
b.
Preeklampsia - eklampsia
Hipertensi gestasional.
6. Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnosis pada preeklampsia terbagi menjadi 2, yaitu 4,9:
a. Preeklampsia ringan:
1) Tekanan darah 140/90 mmHg
2) Edema tungkai, lengan atau wajah
3) Proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstick 1+
4) Oliguria
10
Genuine preeklampsia
Gejala preeklampsia yang timbul setelah kehamilan 20 minggu
disertai dengan oedem (pitting) dan kenaikan tekanan darah
140/90 mmHg sampai 160/90. Juga terdapat proteinuria 300
mg/24 jam (Esbach)
b.
7.
12
f. Diuretikum
Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin karena :
Memperberat hipovolemia
Meningkatkan hemokonsentrasi
g. Diet
Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang
berlebih.7
8.
Dasar Pengelolaan
a. Perawatan Konservatif; ekspektatif
1)
Tujuan
a) Mempertahankan kehamilan sehingga mencapai umur
kehamilannnya
yang
memenuhi
syarat
janin
dapat
baru
lahir
tanpa
dilahirkan.
b) Meningkatkan
kesejahteraan
bayi
4)
b)
c)
d)
e)
Pemeriksaan laboratorium.
f)
Pemeriksaan USG.
g)
Meskipun
penderita
telah
6)
Cara persalinan
a)
b)
Bila
penderita
in
partu,
14
b.
Indikasi Ibu.
Setelah
jam
sejak
dimulai
pengobatan
Setelah
24
jam
sejak
dimulainya
pengobatan
b)
Indikasi Janin
Timbulnya oligohidramnion
c ) Indikasi Laboratorium
Trombositopenia progresif yang menjurus ke sindroma
HELLP
3) Terapi Medikamentosa
Sama seperti terapi medikamentosa diatas.
4) Cara Persalinan
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam.
a)
9. Komplikasi
a. HELLP syndrom
b. Perdarahan otak
c. Gagal ginjal
d. Hipoalbuminemia
e. Ablatio retina
f. Edema paru
g. Solusio plasenta
h. Hipofibrinogenemia
i. Hemolisis
j. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intrauterin.11
10. Prognosis
16
Indikasi 14
a) Indikasi Maternal :
1) Panggul sempit absolut
2) Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3) Stenosis seviks atau vagina
4) Plasenta previa
5) Disproporsi sefalopelvik
6) Ruptura uteri imminens
b) Indikasi Fetal
1) Gawat janin
2) Kelainan letak, misal : letak lintang, letak sungsang.
3. Komplikasi 15
a) Terhadap ibu
17
1)
2)
3)
4)
gangguan pernafasan
5) Tromboemboli
b) Resiko Janin
1) APGAR Score yang rendah
2) Gangguan pernafasan
Jenis
4.
Tranverse (Munro-Kerr)
Vertical (Beck atau Kronig)
b) Klasik
Incisi pada fundus uteri
1)
Longitudinal
2) Tranverse
c) Ekstraperitoneal
Incisi segmen rendah tanpa masuk ke cavum abdominal
1) Tranverse (Waters)
2) Vertical (Latzko)
d) Post mortem : Incisi uterus pada fundus, yang dilakukan setelah ibu
meninggal
C. DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
Definisi
DKP adalah adanya ketidakseimbanngan
panggul ibu dengan besarnya kepala janin.16
Etiologi
Kemungkinan penyebab dari DKP meliputi:
a)
Faktor hereditas
postmaturitas
diabetes
18
antara luasnya
multiparitas
b)
Panggul kecil
d)
e)
Diagnosis
a)Anamnesis
o Riwayat bedah cesar atas indikasi DK
o Riwayat trauma atau penyakit panggul
o Persalinan yang tidak maju.
b)
Pemeriksaan Fisik
o Hamil aterm, kepala belum masuk panggul.
o Pemeriksaan panggul dalam panggul sempit.
o Sudut Muller Kerr Monroe tumpul.18
19
2)
3)
4)
Gangguan neuromuskular
5)
Kyphoscoliosis
6)
20
BAB III
STATUS PENDERITA
A. ANAMNESIS
Tanggal 11 Februari 2015 jam 20.00 WIB
1. Identitas Penderita
Nama
: Ny. Mirah
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
21
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
: Sukoharjo
Status Perkawinan
: Kawin
HPMT
: 25 Juni 2014
HPL
: 1 Maret 2015
UK
: 37 + 3 minggu
Tanggal Masuk
: 11 Februari 2015
No.CM
: 01-29-01-55
Berat badan
: 61 Kg
Tinggi Badan
: 133 cm
2. Keluhan Utama
Ingin mengejan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang G2P1A0, 35 tahun, UK 37 + 3 minggu rujukan RSUD Sukoharjo
datang dengan keterangan PEB, riwayat SC 5 tahun yang lalu. Pasien
merasa hamil 9 bulan, gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng
teratur sudah dirasakan, air kawah belum dirasakan keluar, lendir darah
(+), sudah mendapat MgSO4 4 gr bolus IV dan RL + 6 gr MgSO4 28 tpm
jam 17.30 WIB.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
22
Riwayat Operasi
: Operasi SC
a/i DKP di RS. Klaten 5
tahun yang lalu
Riwayat Mondok
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
6. Riwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
Pasien telah mempunyai seorang anak, riwayat Sectio Caesarea karena
DKP, BBL = 3000 gram,saat ini berusia 5 tahun.
8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan.
9. Riwayat Haid
-
Menarche
: 15 tahun
Lama menstruasi
: 6 hari
Siklus menstruasi
: 28 hari
23
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Baik, CM, gizi kesan cukup
Tanda Vital
Tensi
: 180/110 mmHg
Nadi
: 80 x / menit
: 36,5 0C
Kepala
: Mesocephal
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
Inspeksi
: IC tidak tampak
Palpasi
Perkusi
: Pengembangan dada ka = ki
Palpasi
Perkusi
: Sonor/Sonor
Palpasi
24
Perkusi
Ekstremitas :
Oedema
+
Akral dingin
-
2. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala
: Mesocephal
Mata
Wajah
Thorax
Abdomen
25
Oedema
+
akral dingin
-
Pemeriksaan Dalam :
VT
STLD (+),
UPD
: promontorium teraba
linea terminalis teraba > 1/3 bagian
spina ischiadica menonjol
arcus pubis < 900
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah tanggal 11 Februari 2015
Hemoglobin
: 13.3 gr/dl
Hematokrit
: 37 %
Antal Eritrosit
: 4.14 x 106/uL
Antal Leukosit
: 13.3 x 103/uL
26
2.
Antal Trombosit
: 265x 103/uL
Golongan Darah
:A
GDS
: 97 mg/dL
Ureum
: 12 mg/dL
Creatinin
: 0.7 mg/dL
Na
: 136 mmol/L
: 2.8 mmol/L
HbS Ag
: nonreactive
: 8.65 cm
FL
: 7.12 cm
AC
: 33.62 cm
EFBW
: 3066 gr
D. KESIMPULAN
Seorang G2P1A0, 35 tahun, UK 37
+ 3 minggu
.............
G. TERAPI
Inj. ampicillin
Protap PEB
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 40% maintenance 4gr/6jam jika syarat terpenuhi
DC+BC
Awasi tanda-tanda impending eklampsia
CST negative
Informed consent
Konsul anestesi
H. LAPORAN OPERASI
Out come :
Neonatus, jenis kelamin perempuan, berat badan 2500 gram, panjang
badan 45 cm, APGAR SCORE 7-8-9.
I. FOLLOW UP
Tanggal 12 Februari 2015
Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup
Keluhan
:-
Tanda vital
: T = 150/90 mmHg
Suhu = 36,7 0C
N = 88x/menit
Mata
28
Thorax
: Cor
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1. Inj. Vicillin 1gr/8jam
2. Inj.Ketorolac 1 amp/8jam
3. Protap PEB
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 40% 4gr/6jam
Nifedipin 3x10mg jika TD > 160/110 mmHg
DC+BC
Awasi tanda-tanda eklampsia
:-
Tanda vital
: T = 140/90 mmHg
N = 86x/menit
Mata
Thorax
: Cor
29
Genital
: Perdarahan (-)
Discharge (-)
Diagnosa
:
1. Inj. Vicillin 1gr/8jam IV
2. Inj.Ketorolac 1 amp/8jam
3. Protap PEB
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 selesai
Awasi KU/VS/BC/tanda impending eklampsia
4. Captopril 2x50mg
5. Diet TKTP
6. Mobilisasi bertahap
7. Zinc 1x20gr
8. Vit C 2x1
9. SF 1x1
10. Furosemid 2x1
11. Cek elektrolit ulang post pemberian KCl 6 jam setelah
pemberian
12. Infus D5% + KCl 35 meq 20 tpm
13. Maintenance FAEN 3B 20 tpm
14. Usul pindah bangsal setelah koreksi
Tanggal 14 Februari 2015
30
:-
Tanda vital
: T = 170/100 mmHg
N = 88x/menit
Mata
Thorax
: Cor
Genital
: Perdarahan (-)
Lochea (+)
Diagnosa
indikasi
:
1. Tx
2. Diet TKTP
3. Mobilisasi bertahap
4. Cek lab PEB
5. Medikasi luka
6. KSR 3x1
7. Cek elektrolit post koreksi
Tanggal 15 Februari 2015
31
:-
Tanda vital
: T = 150/90 mmHg
N = 90x/menit
Mata
Thorax
: Cor
Genital
: Perdarahan (-)
Lochea (+)
Diagnosa
indikasi
:
1. Cefadroxil 2x500
2. As. Mefenamat 3x500
3. Vit.C 2x1
4. Metildopa 3x250
5. Captopril 3x12.5
6. Cek GDP dan GD 2 jam PP
7. Cek GDS jam 22.00-05.00
:-
Tanda vital
: T = 170/100 mmHg
N = 86x/menit
32
Mata
Thorax
: Cor
Genital
: Perdarahan (-)
Lochea (+)
Diagnosa
:
1. Usul BLPL
2. Cefadroxil 2x500
3. As. Mefenamat 3x500
4. Vit.C 2x1
5. Captopril 2x50
6. Furosemid 1-0-0
33
BAB IV
ANALISIS KASUS
A. Analisis Kasus
1. DKP
DKP adalah tidak adanya keseimbangan antara kapasitas jalan lahir dan
besarnya kepala janin. Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
a. Anamnesis:
Untuk mengantisipasi adanya kecurigaan DKP bila terdapat :
faktor riwayat obstetri jelek dengan riwayat SC 5 tahun yang lalu. Pada
negara berkembang, sering terdapat malnutrisi kronik akibat defisiensi
34
persisten kalsium, vitamin D, atau zat besi pada masa kanak-kanak dan
menetap hingga saat dewasa yang mengakibatkan pelvis memendek.Selain
itu, tinggi badan yang <145 cm berkaitan erat dengan pendataran pelvis.
b.
Pemeriksaan Obstetri :
Ukuran panggul dalam kesan sempit ditunjukkan dengan
pemeriksaan dalam didapatkan promontorium teraba, linea terminalis
teraba >1/3 bagian, spina ischadica menonjol, arcus pubis <90. Selain
itu, didapatkan adanya kepala floating dan Osborn test (+)
adanya tekanan darah tinggi pada pemeriksaan vital sign sebesar 180/110
mmHg. PEB yang terjadi disebabkan karena adanya peningkatan tekanan
darah akibat uterus yang over distended sehingga terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah arteri. Hal ini menyebabkan risiko terjadinya penurunan
perfusi uteroplasenter.
35
2. Indikasi Obstetri
36
BAB V
SARAN
1. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas diperlukan antenatal care sedini
mungkin dan secara teratur di unit pelayanan kesehatan khususnya mengenai
pemeriksaan tentang kondisi jantung pasien, tekanan darah dan kadar
hemoglobin serta keadaan janin intrauterin.
2. Edukasi kepada pasien mengenai pengetahuan tentang penyakit, gejala,
komplikasi dan penatalaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
37
1.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ,
Spong CY (2010). Williams Obstetric 23rd edition. USA: McGraw Hill p:471.
2.
Lindheimer MD, Conrad K, Karumanchi SA (2008). Renal
physiology and disease in pregnancy. Dalam Alpern RJ, Hebert SC (eds):
Seldin and Giebischs The Kidney: Phyisiology and Pathophysiology, 4 th ed.
New York, Elsevier, p 2339.
3.
4.
5.
Anthonius Budi Marjono. 1999. Hipertensi pada Kehamilan PreEklampsia/Eklampsia. Kuliah Obstetri/Ginekologi FKUI.
6.
7.
8.
38
9.
Williams Obstetrics
23th
Prentice-Hall
11.
12.
13.
14.
15.
16.
645.
17.
Merck. 2005. Problem in the First and Second Stage of Labor. The
Merck
Manual
of
Diagnosis
and
Therapy.
http://www.merck.com/mrkshared/mmanual/section18/chapter253/253g.jsp
39
18.
19.
20.
40