You are on page 1of 11

PEMILIHAN BAHAN

DAN
PROSES MANUFAKTUR

Nama

: Hady Fathanuary

Kelas

: SMTM-03

MAGISTER TEKNIK MESIN


PRORAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GUNDARMA
2015

RINGKASAN MATERI
MODUL 01
A. SIFAT SIFAT BAHAN
Sifat bahan terdiri dari sifat mekanik (seperti kekuatan, kekerasan, ketangguhan), sifat
termal (konduktivitas), sifat optikal (indeks bias), sifat listrik (ketahanan) dan lain-lain. Disini,
akan berkonsentrasi hanya pada sifat mekanik yang merupakan terpenting dalam proses
manufaktur. Untuk memahami sifat mekanik, pertama-tama mengerti perilaku dari bahan ketika
diberikan gaya yang dapat menyebabkan deformasi, yang dapat diketahui dengan stress-strain
diagram.
STRESS-STRAIN DIAGRAM
Panjang awal batang

L0 danluas A 0 yang diberikan beban F. Tegangan

adalah gaya per

satuan luas, dan regangan adalah perubahan panjang ( ) dibagi dengan panjang awal
Stress =F/ A0

Strain = / L0

Titik A hingga B dinamakan daerah elastic limit. Pada area ini material akan kembali
kebentuk semula ketika tegangan dihilangkan. Jika material terus diberikan tegangan hingga di
atas titik B, keadaan plastis akan tercapai, dan pada titik ini ketika beban dihilangkan material
tidak akan bisa kembali ke bentuk semula. Diatas titik B, regangan yang terjadi akan bertambah
dengan cepat, sedangkan pertambahan tegangannya kecil hingga tercapai titik C, dan terjadi
penurunan kecil tegangan pada titik D, segera setelah proses peluluhan berhenti. Sehingga ada

dua titik luluh, yaitu titik C (titik luluh atas) dan titik D (titik luluh bawah). Tegangan yang
bekerja pada titik luluh ini dinamakan tegangan luluh (yield stress).
Titik E dinamakan titik Ultimate stress, yaitu titik dimana tegangan maksimum terjadi,
yang didefinisikan sebagai beban terbesar dibagi dengan luas area mula-mula (origin) dari bahan.
Setelah spesimen mencapai titik ultimate, akan terjadi proses necking, yaitu pengecilan luas
penampang area. Tegangan kemudian terus berkurang hingga spesimen patah pada titik F.

Pada kurva diatas tida terdapat yield point, specimen langsung patah tanpa mengalami
necking atau perpanjangan.
SIFAT LUNAK DAN ULET BAHAN
Kedua sifat ini berhubungan dengan plastisitas dari material. Sifat lunak merupakan
kemampuan pada deformasi plastis terhadap beban tekan, sedangkan sifat ulet merupakan
kemampuan pada deformasi plastis terhadap beban tarik. Ukuran keuletan ialah persentase
perpanjangan, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
l 1l 0
x 100
l0
Dimana : l0 = gauge length
l1 =jarak
nilai tinggi persentase perpanjangan menunjukkan material tersebut sangat ulet. Nilai rendah
menunjukkan material tersebut rapuh dan memiliki keuletan yang rendah.

SIFAT RAPUH
Sifat rapuh adalah lawan dari sifat ulet. Mengapa rapuh? Dikarenakan ketidakmampuan
material untuk menahan beban kejut. Contohnya seperti kaca, keramik, dan sebagainya.
KEKAKUAN DAN KELENTURAN BAHAN
Material dengan nilai modulus elastisitas tinggi bersifat kaku dan material dengan nilai
modulus elastisitas rendah bersifat lentur.
KETANGGUHAN DAN KEKUATAN TUBRUKAN BAHAN
Sifat tangguh dan kekuatan tubruk bahan hampir sama. Kedua sifat ini mewakili
kemampuan material untuk menyerap energy sebelum terjadinya kegagalan atau patah. Terdapat
2 pengujian untuk mengetahui besaran kekuatan tubruk material, yaitu pengujian IZOD dan
Charpy.

KEKERASAN
Kekerasan material adalah sifat yang sangat penting bagi material. Kekerasan bahan
menunjukkan ketahanan bahan terhadap abrasi atau goresan. Ada beberapa macam test pada
kekerasan bahan diantaranya a) brinell hardness test, b) Rockwell hardness test, dan c) vickers
hardness test.

Indentor

Brinnell test
Bola Baja yang dikeraskan

Rockwell Test
Diamond cone

Vickers Test
Diamond pyramid

Beban yagn

berdiameter 10mm
3000kg selama 10-15 detik

Beban diberikan

5kg-120kg

diterapkan pada

dalam 2 tahap,

indentor saat

pertama beban

pengujian

minor yaitu 10kg

berlangsung

diikuti dengan
beban major

Perhitungan
nilai kekerasan

150kg
Beban pada bola (kg) RHN 100 500t
BHN
Luas bola (mm 2 )
Dimana t adalah

VHN

Beban (kg)
Luas(mm 2 )

kedalaman
indensasi
FRACTURE OF MATERIAL
Jika spesimen diberikan tegangan tinggi diluar kemampuannya, maka akan gagal dan
patah menjadi 2 bagian atau lebih. Selama deskripsi dari uji Tarik, juga menemukan fraktur dari
material yang ulet dan getas. Selain dari tipe fraktur ulet dang etas, fraktur juga disebabkan oleh
Fatigue Failure dan Creep Failure
FATIGUE FAILURE
Fatigue adalah salah satu jenis kerusakan atau kegagalan yang diakibatkan oleh beban
berulang
CREEP FAILURE
Creep failure dapat terjadi apabila diberikan beban, bahkan dibawah beban stabil dalam
kekuatan material tersebut.

B. FERROUS MATERIAL
BESI DAN BAJA
Untuk orang awam, kata besi dan baja memiliki arti yang sama. Tetapi besi dan baja
memiliki suatu perbedaan. Besi adalah nama yang diberikan untuk logam, dimana symbol
kimianya adalah Fe. Besi murni biasanya lembut dan kurang kuat. Meleleh pada 1540C.
Baja adalah pencampuran dari besi dan karbon; persentasi dari karbon bermacam-macam
dari 0 sampai 2%. Namun dalam prakteknya, karbon jarang melebihi 1.25-1.3%. Karbon
membentuk senyawa antar logam yang disebut sementit (Fe 3C), dimana sangat keras, rapuh dan
kuat.
KLASIFIKASI DARI BAJA
Plain Carbon Steels
a) Low Carbon steel, memiliki kandungan karbon dibawah 0.15%. Memliki keuletan
bahan yang bagus dan mudah untuk dilakukan pengelasan
b) Mild steel, memiliki kandungan karbon antara 0.15% - 0.3%. Banyak diaplikasikan
pada perkerjaan structural, forging, stamping, sheets, plate, bar dsb
c) Medium Carbon steel, memiliki kandungan karbon 0.3% - 0.7%. Bahan ini lebih kuat
dari mild steel.
d) High Carbon steel, memiliki kandungan karbon diatas 0.7% (batas tertinggi pada
prakteknya 1.3% carbon). Biasa digunakan untuk membuat hand tool, hammer, cold
working dies dsb.

CAST IRON
Besi cor memiliki karbon lebih dari 2% . Pada prakteknya kandungan karbon pada besi cor
antara 3% - 4%. Beberapa jenis besi cor diantaranya:
Grey cast iron. Memiliki kekuatan beban tekan yang bagus, namun lemah untuk

tarikan, relative lunak dan rapuh.


White cast iron. Memiliki kandungan karbon 2% - 2.5% dan kebanyakn dalam bentuk
cementite. White cast iron merupakan bahan mentah untuk membuat malleable cast

iron
Malleable cast iron. Dimanufaktur dengan perlakuan panas berkepanjangan dari white
cast iron.

Nodular cast iron. Kekuatan bahan meningkat, yield point meningkat dan kerapuhan

berkuran karena proses perubahan partikel graphite.


Alloy cast iron. Memiliki kekuatan yang lebih tinggi, tahan panas, dan tahan goresan

ALLOY STEELS
Tujuan utama dalam mencampurkan baja adalah sebagai berikut :
a) Baja campuran dapat dikeraskan dengan proses perlakuan panas
b) Meningkatkan ketahanan korosi seperti stainless steel
c) Meningkatkan sifat red hardness sebagai alat potong
d) Meningkatkan kekuatan dan ketangguhan baja seperti High Strength Low Alloy (HSLA)
e) Beberapa baja campuran menunjukkan resistansi dengan ditandainya pertumbuhan dan
oksidasi pada temperatur tinggi
Stailess steel. Baja ini dikatakan stainless karena tidak mudah menimbulkan korosi atau karat.
Stainless steel dibagi menjadi 3 kategori:
a) Ferritic stainless steel. Mengandung karbon maksimal 0.15%, 6% - 12% chromium,0.5%
nikel dan tambahan besi dan jumlah mangan dan silicon yang tepat. Kebanyakan digunakan
untuk peralatan rumah tangga, pemroses makanan dsb.
b) Martensitic stainless steel. Mengandung 12 18% chromium, persentase karbon 0.15
1.2%. Banyak digunakan seperti pada pisau operasi, baut, mur dsb.
c) Austenitic stainless steel. Mengandung 18% chromium, 8% nikel, 0.08 0.2% karbon,
1.25% mangan dan 0.75% silicon.
Tool steels. Syarat untuk tool steel yaitu harus sangat keras, kekerasannya harus dapat bertahan
pada temperature tinggi, dikembangkan untuk alat potong baja atau material lainnya. Contohnya
adalaah High speed steel (HSS) dan tungsten.
Special Alloy Steels. a) Manganese steels, b) nickel steels, c) chromium steels, dan silicon steels

HEAT TREATMENT OF CARBON STEELS


3 langkah dasar perlakuan panas :

a) Mengandung karbon maksimal 0.15%, 6% - 12% chromium,0.5% nikel dan tambahan besi
dan jumlah mangan dan silicon yang tepat. Kebanyakan digunakan untuk peralatan rumah
tangga, pemroses makanan dsb
b) Martensitic stainless steel. Mengandung 12 18% chromium, persentase karbon 0.15
1.2%. Banyak digunakan seperti pada pisau operasi, baut, mur dsb
c) Austenitic stainless steel. Mengandung 18% chromium, 8% nikel, 0.08 0.2% karbon,
1.25% mangan dan 0.75% silicon
Annealing. Tujuan dari annealing untuk melunakkan material. Hasil dari proses melunakkan
material adalah meningkatkan keuletan selama pertumbuhan butir.
Normalising. Tujuan dari normalizing untuk menghilangkan tegangan internal dan melakukan
perbaikan butir.
Hardening. Hardening melibatkan pemanasan dan perendaman. Benda kerja dikeluarkan dari
tungku dan didinginkan dengan cepat pada tingkat yang cepat pada air dingin atau oli. Hasil dari
proses ini adalah mengeraskan bahan. Bahan yang dikeraskan akan menjadi rapuh dan ini
menjadi kekuranganya. Dan dilanjutkan dengan proses tempering
Tempering. Proses ini melibatkan pemanasan carbon steel pada suhu 150 - 600C dan
didinginkan dengan minyak atau salt bath atau bahkan udara.
C. Non-Ferrous Metals and Alloys
Copper. Tembaga adalah logam tahan korosi dan yang menarik berwarna coklat kemerahan.
Konduktor yang baik dari kalor dan listrik.

Metal

Tensile

Warna

strength
Copper

N/mm2
160

Coklat
kemerahan

Specific

M.P

Gravity

(C)

8.9

1083

Properties

Penerapan

Konduktor

Untuk

yang

Benda-beda

bagus,

dekorasi

lunak, ulet

Alumunium

60

Putih

2.7

660

dan lentur
Konduktor

Kaleng

yang

minuman

bagus,

dan industry

sangat

pengemasan

lunak, ulet
Tin

Lead

13

15

Putih silver

Abu-abu

7.3

11.4

232

327

pudar

dan lentur
Tahan

Untuk bahan

asam,

campuran

lunak
Sangat

Untuk pensil

berat, tahan
korosi dari

Zinc

155

Kebiru-

7.1

419

H2SO4
Tahan

Baterai

biruan,

korosi dan cahaya obor

putih

mudah
mengalir
saat
meleleh

Kuningan
Kuningan adalah campuran dari tembaga dan seng. Ada 2 tipe kuningan:
1. Alpha brass. Alpha Brass. Mengandung higga 36% zinc dan sebagian lainya copper
2. Alpha-Beta Brass. Mengandung 36-46% zinc dan sebagian lainya copper
Perunggu
Perunggu adalah campuran dari tembaga dan timah meskipun perunggu mungkin mengandung
elemen lain selain timah, namun ada juga perunggu yang bercampur dengan alumunium, silicon,
dan berilium yang tidak mengandung timah juga disebut perunggu. Kekuatan Tarik dan keuletan
dari perunggu meningkat dengan peningkatan kadar timah.
Perunggu yang mengandung timah :
a) Phosphor-Bronze

Perunggu yang tidak mengandung timah :


a) Aluminium bronze

b) Leaded-Bronze

b) Silicon bronze

c) Gun-metal

c) Manganese bronze

d) Bell-metal

d) Beryllium bronze

CUPRO-NICKELS
Cupro-nickels adalah campuran dari tembaga dan nikel. Tembaga dan nikel, ketika dilelehkan
bersama secara sempurna akan larus satu sama lain. Ketika paduan membeku, membentuk
larutan dalam bentuk padat.
ALUMINIUM ALLOYS
Aluminium adalah metal yang lunak yang memiliki kekuatan relative rendah.beberapa
aluminium campuran terbuat dari campuran aluminium dengan magnesium, campuran tersebut
lebih keras dan kuat. Campuran aluminium yang terkenal mengandung 4% copper, 0.5%
magnesium, 0.5% manganese, aluminium sisa biasa disebut DURALUMIN. DURALUMIN
mempunyai kekuatan tinggi dan spesifik gravitasi yang rendah.
ALLOYS OF NICKEL
a) German silver. German silver. Merupakan campuran cupro nickel dengan penambahan zinc.
Biasanya komposisinya terdiri dari 60% copper, 30% nickel dan 10% zinc
b) Monel Metal. Komposisinya terdiri dari 68% nickel, 38% copper dan 1% besi, sebagian
lainya mangan dll.
c) Nichrome. Merupakan campuran nickel dan chromium. Banyak digunakan sebagai benda
elektronik yang tahan panas
d) Inconel dan Incoloy. Campuran yang mengandung bahan nickel, chromium dan besi. Banyak
digunakan pada industri listrik.

You might also like