You are on page 1of 9

Hepatoma

A. Pengertian
Hepatoma (hepatocarcinoma/hepatocellular carcinoma/HCC) merupakan kanker
yang berasal dari sel hati.1 HCC merupakan kanker no. 5 tersering di dunia dan
no. 3 yang paling sering menyebabkan kematian. Insidens HCC bervariasi di
setiap negara secara umum bergantung pada prevalensi penyakit hati kronik,
khususnya hepatitis virus kronik.
B. Faktor risiko hepatoma dibagi menjadi 2 yaitu: 2
1. umum: sirosis karena sebab apapun, infeksi kronis hepatitis B atau C,
konsumsi etanol kronis, NASH/NAFL, aflatoxin B, atau mikotoksin lainnya.
2. lebih jarang: sirosis billier primer, hepatokromatosis, defisiensi-antitrypsin,
penyakit penyimpanan glikogen, citrullinemia, tirosinemia herediter, penyakit
Wilson.
C. Diagnosis
1. Anamnesis
Penurunan berat badan, nyeri perut kanan atas, anoreksi, malise, bejolan
perut kanan atas, jaundice, nausea.1
2. Pemeriksaan fisik
Hepatomegali berbenjol-benjol, stigmata penyakit hati kronik.

3. Pemeriksaan penunjang 2
a. laboratorium: anemia, trombositopenia, kreatinin meningkat, prothrombin
time (PT) memanjang, partial thromboplastin time (PTT), fungsi hati:
aspartat aminotransferase (AST) dan alanin aminotransferase (ALT)
meningkat (AST>ALT), bilirubin meningkat.
b. serologis: peningkatan alfa feto protein (AFP), AFP-L3, des-y-carboxy
prothrombin (DCP), atau (PIVKA-2), vitamin B12, ferritin, antibody
antimitokondria, serologis hepatitis B dan C.
c. biomarker terbaru: profil genomic berbasis jaringan dan serum
d. radiologis
1) USG: lesi fokal/difus di hati
2) CTScan abdomen atas dengan kontras 3 fase/multiphase: nodul di
hati yang menyangat kontras terutama di fase arteri dan early wash
out di fase vena (typical pattern)
D. Diagnosis banding
Abses hati
E. Tatalaksana
Algoritma terapi pada hepatoma dapat dilihat lebih lengkap pada gambar 1.

F. Komplikasi
Ensefalopati hepatikum, rupture tumor spontan 1
G. Prognosis
Pasien dengan hepatoselular karsinoma dini dapat bertahan selama 5 tahun
setelah dilakukan reseksi, transplantasi hati atau terapi perkutaneus sebesar 5070%. Kekambuhan tetap dapat terjadi walaupun telah dilakukan terapi kuratif.
Kesintasan 1 dan 2 tahun adalah masing-masing 10-72% dan 8-50%. Demikian
pula, HCC stadium lanjut dan child-pugh C mempunyai prognosis yang sangat
buruk. Dilaporkan kesintasan untuk 6 bulan sebesar 5% pada HCC stadium
child-pugh C dengan peritonitis bakteri spontan dan stadium lanjut. 12

Massa <1cm pada USG observasi sirosis hati

USG ulang dalam (3-4 bln) ke depan


Stabil dalam 18-24 bln

Membesar

Kembali ke protocol standard evaluasi USG dalam 6-12 bln


Tatalaksana sesuai ukuran lesi

Massa 1-2cm pada USG obs


sirosis hati
Dua studi pencintraan dinamis

Pola vaskular
tipikal pada 2
studi pencitraan
dinamis atau
AFP>200ng/mL

Pola vaskular
tipikal
dengan satu
teknik
Biopsi

Diagnosis
HCC

Positif

Non
Diagnostik

Non Diagnostik
Positif
3
Gambar 1. Algoritma Tatalaksana HepatomaBiopsi

Diagnosis HCC

Pola vaskula

Po

Non
PS > 2 CP-C
Positif HCC

Bi

Diagnos

Terminal

Gambar 2. Skema Stadium dan Strategi Tatalaksana Hepatoma berdasarkan


Barcelona Cancer of the Liver Clinic (BCLC). 3
Terapi simptomatik

PS 0 CP-A

Single <2 cm

<3 lesi <3 cm PS


Tidak
Ya

Tekanan portal, bilirubin

Menin

Tabel 1. Stadium hepatoma menurut berbagai klasifikasi


Klasifikasi
Stadium
Okuda4
French5

Tipe
Sistem

Nilai

CLIP6
Stadium BLC2

Nilai
Stadium

7
5

CUPI8

Nilai

Stadium TNM9
JIS10
ER 11

Sistem
Nilai
Sistem

3
4
2

Stadium
Stadium I,II,III
A: 0 point
B: 1-5 point
C: 6 point
0,1,2,3,4,5,6
0: sangat dini
A: dini
B: sedang
C: lanjut
D: stadium akhir
Risiko rendah : nilai 1
Sedang : 2-7
Risiko tinggi : 8
Stadium I,II,III
Stadium I,II,III,IV
ER wild type
ER Variant

Normal

Referensi
7

Reseksi

27
11

Kesintasan 5 tahun 50

28
29
30
31

UNIT YANG MENANGANI

RS Pendidikan
: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi
Gastroentero-Hepatologi
RS Non Pendidikan
: Bagian Ilmu Penyakit Dalam

UNIT TERKAIT

RS Pendidikan
: Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit
Dalam, Departemen Bedah, Divisi Bedah Digestif, Radiologi Intervensi
RS Non Pendidikan
: Bagian Bedah, Bagian Radiologi

REFERENSI

Penyakit

26

LEPTOSPIROSIS
Pengertian
Adalah penyakit zoonotik yang disebabkan spirochaeta dari genus Leptospira.
Dalam tubuh hewan, leptospira akan menetap dan membentuk koloni serta
berkembang biak di dalam epitel tubulus ginjal dan secara terus menerus ikut
mengalir dalam filtrat urin. Leptospira menginfeksi manusia melalui mukosa atau
melalui abrasi kulit, memasuki aliran darah dan berkembang. Masa inkubasi berkisar
antara 2-26 hari, rata-rata 10 hari. Leptospira dapat melewati rongga interstisial
ginjal dan menempel pada brush border tubuluh proksimal ginjal, sehingga dapat
diekskresikan ke urin.
Penyakit Weils merupakan bentuk berat leptospirosis yang ditandai oleh demam,
ikterus, gagal ginjal akut, syok refrakter dan perdarahan (terutama perdarahan paru).
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis
-

Riwayat paparan/kontak dengan urin serta air, tanah, atau makanan yang
terkontaminasi urin dari hewan yang terinfeksi (hewan ternak, babi, kuda, anjing,
kucing, hewan pengerat, atau hewan liar).
Riwayat pekerjaan risiko tinggi, mencakup tukang potong hewan, petani,
peternak, pekerja limbah, dan pekerja kehutanan.
Demam yang muncul mendadak, bersifat yaitu demam remiten tinggi pada fase
awal leptospiremia (berlangsung antara 3-10 hari) kemudian demam turun dan
muncul kembali pada fase imun.
Sakit kepala, terutama di bagian frontal.
Anoreksia
Nyeri otot
Mata merah / fotofobia
Mual, muntah
Nyeri abdomen

Pemeriksaan Fisik
-

Demam
Injeksi konjungtiva tanpa secret purulen
Bradikardi
Eritema faring tanpa eksudat
Nyeri tekan otot, terutama pada betis dan daerah lumbal
Ronki pada auskultasi paru
Redup pada perkusi dada di atas area perdarahan paru
Ruam (dapat berupa makula, makulopapula, eritematosa, petekia, atau
ekimosis)
Ikterus
Meningismus
Hipo atau arefleksia, terutama pada tungkai

Penyakit Weils ditandai oleh ikterus, gagal ginjal akut, hipotensi, dan
perdarahan (terutama perdarahan (terutama perdarahan paru namun juga
dapat mengenai saluran cerna, retroperitenoeum, pericardium, dan otak).
Sindrom lainnya mencakup meningitis, aseptik, uveitis, kolesistitis, akut
abdomen, dan pancreatitis. Hepar dapat membesar dan nyeri, splenomegali
dapat terjadi pada sebagian kecil kasus.

Pemeriksaan Penunjang
-

leukositosis atau leukopenia disertai gambaran netrofilia dan laju endap darah
yang meninggi.
Anemia hemolitik
Trombositopenia
Urinalisis: proteinuria, leukosituria, sedimen abnormal (leukosit, eritrosit, cast
hialin, dan granular)
Diagnosis definitive: pemeriksaan langsung urin atau darah dengan
mikroskop lapang gelap
Microscopic agglutination test (MAT) atau Macroscopic slide agglutination test
(MSAT)
Kultur ganda darah atau LCS pada 7-10 hari pertama, kultur urin mulai
minggu kedua
Peningkatan keratin kinase isoform nonkardiak, menunjukan kerusakan otot
rangka
Penyakit Weils ditandai dengan peningkatan blood urea nitrogen dankreatinin
serum, campuran hiperbilirubinemia terkonjugasi dan tak terkonjugasi, serta
peningkatan aminotransferase sampai kurang dari 5 kali batas atas normal.

Diagnosis Banding
Influenza, malaria, infeksi dengue, chikungunya, demam tifoid, hepatitis virus.
TATALAKSANA
Nonfarmakologis
Tirah baring
Farmakologis
1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mengatasi dehidrasi,
hipotensi, perdarahan, gagal ginjal.
2. Antibiotik:
a. Leptospirosis ringan
- Doksisiklin oral 2x100 mg selama 7 hari
- Amoksisilin oral 4x500 mg selama 7 hari
- Ampisilin oral 4x500-750 mg selama 7 hari
- Azitromisin oral 1x1 gram pada hari pertama, selanjutnya 1x500 mg
pada hari kedua dan ketiga.
b. Leptospirosis sedang-berat:

Penisilin G intravena 1,5jt unit / 6jam selama 7 hari


Seftriakson intravena 1 gram / 24 jam selama 7 hari
Doksisiklin intravena 100mg / 12 jam selama 7 hari
Amoksisilin intravena 1 gram / 6 jam selama 7 hari
Ampisilin intravena 1 gram / 6 jam selama 7 hari
Sefotaksim intravena 1 gram / 6 jam selama 7 hari

Komplikasi
Gagal Ginjal, meningitis aseptic, pancreatitis, perdarahan massif, hepatitis,
miokarditis
Prognosis
Usia lanjut, keterlibatan paru, peningkatan kadar kreatinin serum, oliguria, dan
trombositopenia terkait dengan prognosis yang buruk. Faktor independen yang
terkait dengan keparahan penyakit meliputi hipertensi kronik, akloholisme kronik,
keterlambatan pemberian antibiotic, hasil pemeriksaan auskultasi dada yang
abnormal, ikterus, oligoanuria, gangguan kesadaran, peningkatan AST,
hiperamilasemia, dan Leptospira interrogans serovar icterohemorrhagiae. Oliguria,
ikterus, dan aritmia merupakan predictor kuat munculnya komplikasi dadal ginjal
atau miokarditis. Angka kematian yang dilaporkan bervariasi antara <5% sampai
>20%.
UNIT YANG MENANGANI

RS Pendidikan
Dalam
RS Non Pendidikan

: Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit


: Bagian Penyakit Dalam

UNIT TERKAIT

RS Pendidikan
Dalam
RS Non Pendidikan

: Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Penyakit


:-

You might also like