Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Ikan nila Oreochromis niloticus, dengan nama internasional nile tilapia berasal
dari sungai Nil di Afrika. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan budi daya
yang cukup dikenal baik secara nasional maupun internasional. Ikan nila menjadi
terkenal karena memiliki banyak keunggulan. Keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh ikan nila yaitu mudah berkembangbiak, cepat pertumbuhannya,
anaknya banyak, ukuran badan relative besar, tahan penyakit, sangat mudah
beradaptasi, relative murah harganya dan dagingnya pun enak (Yatim,1974).
Ikan nila seluruh tubuhnya diselubungi sisik, di samping itu ikan nila juga
memiliki gurat sisi. Ikan nila sebagai pemakan plankton sifatnya cenderung
omnivorous, artinya tidak memerlukan pakan yang khusus. Selain itu, ikan nila
juga memiliki suatu kelebihan, yaitu ikan nila berkemampuan untuk dapat hidup
pada rentang salinitas yang lebar shingga ikan nila dapat dibudidayakan di air
tawar, payau, maupun di laut (Radiopoetro,1996).
Morfologi dari Oreochromis niloticus dapat dilihat secara jelas dan dapat
dibedakan bagian-bagian tubuhnya anatra lain bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea
lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh
lainnya, dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor
(caudal). Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga
ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Bagian badan yakni dari ujung
operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau
sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Bagian ekor, yakni bagian yang berada
diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip
ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip
ekor dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet (Suasono,1960).
Ikan nila dijadikan sebagai objek praktikum di karenakan tubuhnya yang lumayan
besar sehingga dapat memudahkan pengamatan anatomi,serta harganya yang
relatif murah (Santoso,1962).
1.2Tujuan
Praktikum anatomi pisces ini bertujuan untuk mengetahui mengamati serta
memahami bagian anatomi dari tubuh pisces.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu
tubuhnya berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm).
Bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan
sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga
ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paruparu. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan
jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan dibagi menjadi ikan tanpa
rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya
tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes) (Villee,1999).
Selama akhir masa Silur dan awal masa Devon, vertebrata dengan
rahang,anggota super kelas Gnathostomata (mulut berahang) menggantikan
sebagian besar hewan Agnatha. KelasChondrichtyes danOsteichtyespertama kali
munculpada masa ini, bersama-sama dengan suatu kelompok yang diberinama
Plakoderma (Placoderm) atau berkulit lempeng yang saat ini sudah
punah.Vertebrata berahang memiliki dua pasang anggota badan yang berpasangan,
sementara hewan agnatha tidak memiliki anggota badan atau hanyamemiliki
sepasang (Meitanisyah,2010).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang
berfungsi sebagai penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya sirip ekor dibedakan
atas tipe rounded, truncate, emerginate, lunate dan forked. Berdasarkan bentuk
sisik dibedakan atas sisik placoid, ganoid, ctenoid dan cycloid. Tipe mulut
berdasarkan letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal dan sub terminal.
Bentuk umum tubuh ikan juga bervariasi seperti fusiform, compresiform,
depressiform, anguiliform, sagititiform dan globiform (Bawa,1998).
Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air
tawar dan ikan air asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan
salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat
salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis
yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari
seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang
cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali
(Dwisang,2008).
Bagian tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput),
badan (truncus), dan ekor (caudal). Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut
terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun
organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi,
sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada
beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan (Pratama,2009).
Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang
sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur.
Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung
renang.Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip
belakang atau dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang
ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikanikan tertentu terdapat scute dan finlet.Pencernaaan pada ikan berlangsug secara
fisik dan kimiawi. pencernaan secara fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu
dengan berpaaranya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan.
pencarnaan mekanik ini juga berlangsung disegemen tambung dan usus yaitu
: Chordate
Sub Fillum
: Vertebrata
Kelas
: Detoichtyas
Sub Kelas
: Achanthoptarigi
Ordo
: Parcomorphi
Sub Ordo
: Parchokka
Family
: Cichlidan
Genus
: Oreochromis
Spesies
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin 3 Maret 2014, pada pukul 14.00, di
Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
a
Gambar.4 Anatomi sistem sirkulasi pisces, (a) Cor
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan dapat diketahui bahwa pisces
memiliki jantung yang terletak di dekat organ hati pada ikan. Pisces memiliki
jantung dua ruang yakni satu serambi dan satu bilik. Pices memiliki tipe peredaran
darah tertutup tunggal. Berdasarkan hasil pengamatan, warna atrium
terlihat lebih gelap, sedangkan ventrikel terlihat terang dan
berdinding tebal.
Hal tersebut sesuai denagan yang terdapat pada
literatur,bahwawarna atrium akan terlihat lebih gelap dari pada
ventrikel. Sistem Peredaran darah pada ikan adalah sistem
peredaran darah tunggal tertutup,dengan rincian sebagai
berikut. Pertama darah mengalir dari sinus venosum ke atrium
dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot
memaksa darah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dan
keluar melaui ventral aorta pendek dan menuju ke insang melalui
empat pasang brachial arteries yang berbeda. Serambi
(atrium)pada jantung berfungsi sebagai penerima darah dari
seluruh tubuh dan satu bilik (ventrikel) yang berfungsi
menyalurkan darah ke insang.Arteri aferent branchialis berfungsi
mengalirkan darah ke insang membawa darah yang
10
d
Gambar.2. Anatomi respirasi pisces, (a) gill raker,(b) arcus branchiolis,
(c) filamen,(d) lamela,(e) swimming bleder.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,didapatkan hasil seperti gambar
tersebut. Organ yang dapat diamati yaitu insang dan gelembung renang. Bagian
bagian dari insang yaitu,gill raker,arcus branchialis,filamen dan lamela.
Gelembung renang terdapat di dekat punggung. Gelembung renang berfungsi
untuk mengetahui perubahan tekanan di dalam air saat ikan berenang.
Hal tersebut sesuai dengan yang ada di dalam literatur.
Pada literatur tertulis bahwa ikan nilla bernapas dengan insang
yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-masing
11
12
cd e
13
4.5.SITEM UREGENETALIA
14
tipe ginjal yang masih sangat primitif dengan warna merah tua,berbentuk
memanjang dan terletak pada vertebrae dari ikan.
Hal tersebut sesuai dengan yang di sebutkan di dalam literatur,yakni
Sistem urogentalia terbagi atas dua bagian besar yakni sistem ekskresi dan sistem
reproduksi. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar adalah : ikan
tidak banyak minum, aktif menyerap ion organic, melalui insang dan
mengeluarkan urin yang encer dalam jumlah yang besar(Dwisang, 2008).
Sistem Ekskresi melibatkan organ insang, kulit, Ginjal berfungsi
mengekskresikan zat-zat sisa metabolism yang mengandung Nitrogen
(Pratama,2009).
Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ ekskresi karena
mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan 5%, 10%dari seluruh
metaydisme (Pratama, 2009).
Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan betina
mempunyai indung telur, keduanya terletak pada rongga perut. Sebelah kandung
kemih dan kanan cili mentari keadaan Gonad Ikan sangat menentukan
kedewasaan ikan, meningkat dengan makin meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila
umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut disebelah
bawah ginjal(Pratama, 2009).
V. PENUTUP
15
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang di dapatkan, dapat di simpulkan bahwa:
1. Sistem respirasi dari ikan terdiri atas insang dan gelembung renang.
2. Sistem digestori ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut, pharink, esophagus,
lambung, usus (intestin)dan anus. Dan kelenjar pencernaan
berupa vesica velea dan pangkreas.
3. Sistem sirkulasi terdiri atas jantung dengan dua ruang,dan
aliran darah tertutup tunggal.
4. Sistem urogenitalia teridiri atas gonad jantan berupa testis
dan gonad betina berupa ovum. Selain itu terdapat pula 2
pasang ginjal dengan tipe pronephros.
5.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik,maka di sarankan agar praktikan
terlebih dahulu mengetahui materi yang akan di praktikumkan.Berhati- hati saat
melakukan pembedahan agar organ pada objek tidak ada yang terpotong.
Kemudian menjalankan praktikum dengan sungguh-sungguh. Selain itu praktikan
juga disarankan agar menggambar objek dengan benar di dalam buku kerja serta
memberikan keterangan pada objek yang di gambarkan dengan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
16
17
I. PENDAHULUAN
18
diantaranya memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik
luar.Katak tidak memiliki leher dan ekor yang jelas. Memiliki dua pasang kaki
untuk berjalan dan berenang, berjari 4 pada kaki bagian depan dan berjari 5 pada
kaki bagian belakang. Jari katak berbentuk silindris dan pipih serta terkadang
memiliki lipatan kulit lateral yang lebar. Sisi tubuh katak memiliki lipatan kulit
lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha
yang disebut lipatan dorsal lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut
lipatan suprasimponik dimulai dari belakang mata memanjang di atas membran
tymphani dan berakhir dekat pangkal lengan. Tidak memiliki sirip dan
pernapasannya dengan menggunakan insang ketika masih berbentuk berudu dan
menggunakan kulit dan paru-paru ketika telah dewasa. Cor terbagi atas 3 ruangan,
yakni dua ruangan auricula dan satu ventriculum. Terdapat 2 buah nares, mata
berkelopak yang dapat digerakan, mulut bergigi dan berlidah (Storer, 1975).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum anatomi hewan ini adalah untuk melihat dam
mengamati anatomi katak sawah (Fejevarya cancrivora). Serta untuk mengetahui
beberapa sistem tubuh katak, seperti sistem reproduksi (beda jantan dan betina),
sistem peredaran darah dan sistem pernapasan atau respirasi.
19
Amphibia berasal dari kata amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinya
kehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk
kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase
kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan
ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu (Radiopoetro, 1977).
Amphibia mempunyai ciri-ciri, seperti tubuhnya diselubungi kulit yang
berlendir, merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm, amphibia
mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu
bilik,mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat
dan berenang diair, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut
membrana niktitans yangsangat berfungsi saat menyelam di dalam air,pernafasan
pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya
berupa paru-paru dan kulit,hidungnya mempunyai katup yang berfungsi untuk
mencegah air masuk ke dalamrongga mulut ketika menyelam,berkembang biak
dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh jantan di luar tubuh induknya
yang disebut dengan pembuahan eksternal, otak amphibia memiliki 10 pasang
syaraf kranialis, dan mengalami metamorfosis sempurna dalam hidupnya
(Sumanto, 1994)
Amphibia dikelompokan kedalam empat ordo yaitu Gymnophiona
(Caecilians), Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads).
Sementara ahli lain membagi amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona
(Caecilians), Caudata (Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads) (Jasin, 1989)
Anura merupakan ordo yang memiliki jumlah spesies terbesar
dibandingkan Ordo lainnya. Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti
namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala
bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung
20
21
22
berupa telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina
ketika terjadi fertilisasi (Halliday, 1994).
Saluran reproduksi betina pada katak, tiap oviduct merupakan suatu
saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh
ke cloaca. Oviduct mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli disekitar
telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain
itu oviduk tidak mengalami spesifikasi. (Susanto, 1994).
Fejervarya cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas, yaitu extrimitas
anterior dan extrimitas posterior. Susunan musculusnya berhubungan dengan
kompleks dari extrimitas posterior. Katak jantan dapat dikenali pada masa
berkembang biak melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari
pertama terdapat penebalan kulit dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna
untuk memegang hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam
fertilisasi (Yatim, 1990).
23
Praktikum anatomi amphibia dilakukan pada pukul 13.00 WIB, tanggal 17 Maret
2014 bertempat di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dn Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Anddalas, Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi amphibia adalah pisau cuter,
gunting bedah, pinset, killing bottle,bak lilin,sterofoam, tisu gulung, sabun cuci,
masker dan sarung tangan. Sedangkan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum
anatomi amphibia ini adalah Fejervarya cancrivorajantan dan betina.
24
25
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub filum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Ranidae
Genus
: Fejervarya
Spesies
: Fejervarya cancrivora
Secara umum, morfologi anggota extremitas pada katak terbagi dua yaitu,
extremitas anterior dan extremitas posterior. Organ anggota extremitas anterior
pada katak terdiri dari antebrachium, brachium, digiti, manus. Sedangkan untuk
anggota extremitas posterior tediri atas femur, cruss, pedes, digiti.
26
Pada ujung digiti katak jantan ditemukan adanya palm, yang merupakan
alat untuk menempel pada tubuh katak betina ketika kawin. Pada pengamatan
secara morfologi katak betina kami melihat bahwa anggota extremitas anteriornya
hilang sebelah. Hal ini terjadi disebabkan putusnya anggota extremitas anterior
tersebut ketika pengambilan katak tersebut (Jasin, 1989).
4.2 Anatomi Amphibia
a
b
c
Pada gambar tersebut yang terlihat adalah bagian cor, intestinum tenue dan
ventriculusnya. Pada pengamatan anatomi katak, katak jantan dan betina dapat
dibedakan dari organ reproduksinya. Pada katak jantan kita dapat mengamati
adanya sepasang testis dan saluran ductus spermaticus. Sedangkan untuk katak
betina kita dapat mengamati adanya sepasang ovarium.
Pada pengamatan sistem pencernaan pada katak terdapat saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ saluran pencernaan pada katak yang
dapat kami amati adalah ventrikulus, intestinum tenue, intestinum crassum, dan
cloaca. Pada literatur yang didapatkan disebutkan adanya esophagus yang
27
28
V. PENUTUP
29
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa:
1. Tubuh katak terdiri dari caput, truncus, extremitas anterior dan extremitas
posterior.
2. Sistem pencernaan katak terdiri dari rongga mulut, esophagus, ventrikulus,
intestinum tenue, intestinum crasum, dan kloaka.
3. Sistem eksresi pada katak terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan papilla
urogenitalis.
4. Sistem genitalia pada katak terdiri atas ovarium dan oviduk (pada betina) dan
testis (pada jantan).
5.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik,maka di sarankan agar praktikan
terlebih dahulu mengetahui materi yang akan di praktikumkan.Berhati- hati saat
melakukan pembedahan agar organ pada objek tidak ada yang terpotong.
Kemudian menjalankan praktikum dengan sungguh-sungguh. Selain itu praktikan
juga disarankan agar menggambar objek dengan benar di dalam buku kerja serta
memberikan keterangan pada objek yang di gambarkan dengan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
30
31
I.PENDAHULUAN
32
1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui, dan mempelajari tentang anatomi
reptil.
33
Ular tambang (Dendrelaphis pictus) adalah sejenis ular kecil dari suku
colubridae.Secara umum, ular ini juga disebut dengan nama ular tali, ular tampar
atauular tampar.Didaerah Toraja ular ini dinamai duwata atau ulelewora.
Dalam bahasaInggris dikenal sebagai Gmelins Bronzeback atau Painted
Bronzeback. Ular tambang menyebar luas mulai dari India sampai ke Asia
Tenggara, termasuk Kepulauan Nusantara ke timur hingga sejauh Maluku
(Goin,1971).
Dendrelaphis pictus memiliki bentuk tubuh yanng kurus ramping, panjang
hingga sekitar 1,5 mmeskipun pada umumnya kurang dari itu. Ekornya panjang,
mencapai sepertiga dari panjang tubuh keseluruhan. Warnanya
coklat zaitun seperti logam perunggu di bagian punggung. Pada masing-masing
sisi tubuh bagian bawah terdapat pita tipis kuning terang keputihan, dipisahkan
dari sisik ventral (perut) yang sewarna oleh sebuah garis hitam tipis memanjang
hingga ke ekor. Kepala kecoklatan perunggu di sebelah atas, dan kuning terang di
bibir dan dagu, dibatasi oleh coretan hitam mulai dari pipi yang melintasi mata
dan melebar di pelipis belakang, kemudian terpecah menjadi noktah-noktah besar
dan mengabur di leher bagian belakang. Terdapat warna-warna peralihan berupa
bintik-bintik hijau terang kebiruan di bagian leher hingga tubuh bagian muka,
yang biasanya tersembunyi di bawah sisik-sisik hitam atau perunggu dan baru
nampak jelas apabila si ular merasa terancam. Sisik-sisik ventral putih kekuningan
atau kehijauan (Poppe,1956).
Ular jenis ini memiliki sisik-sisik dorsal dalam 15 deret di bagian tengah
tubuh, sisik-sisik vertebral membesar, namun tak lebih besar dari deret sisik dorsal
yang pertama (terbawah). Perisai labial 9 buah (jarang 8 atau 10), yang no 5 dan 6
34
35
cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal
cavum oris, ujungnya bersifat befida. Ventriculus berdinding musular yang tebal
dari bentuk silindris. Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum. Cecum
merupakan batas antara instestinum tenue dan intestinum crassum. Glandula
digestaria, terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar
ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas dua bagian, yaitu
sinister dan dekster dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada
tepi caudal lobus dexter hepatis. Pankreas terletak dalam suatu lengkung antara
ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan
pankreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu
ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang
bermuara pada duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan
perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat
penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum
crassum (rectum) disebut mesorectum (Radiopoetro, 1996).
Sistem respiratorium, pada reptil umumnya mempunyai trachea yang
panjang dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Larink
terletak di ujung anterior trachea. Dinding larink ini disokong oleh cartilago
cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk
percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masingmasing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia
relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak
sempurna menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedangkan
pada bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama
untuk reservoir (Jassin,1992).
36
37
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah (Yatim,1985)
Cor terletak di medial, di bagian cranioventral rongga thorax. Terdiri dari 2
atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter
serta ventriculus sinister, dan sinus venosus. Atrium dextrum dipisah dengan
atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat
yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula
atrioventricularis.Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum
ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan
sinister untuk sebagian masih tercampur. Dari ventriculus dexter keluar areus
aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua
masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter
yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke
arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan
bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masingmasing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis
externa dan interna (Kardong,2002).
Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan
dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing
menuju ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh
besar yang disebut aorta dorsalis. Sebelum kedua arcus aorta ini bertemu, arcus
aorta dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke
esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra
yang menuju ke extremitas anterior (Tim dossen, 2011).
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior
dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh
38
setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Darah mengalir dari sinus venosus
kemudian menuju ke atrium dextrum. Darah yang masuk ke atrium sinistrum ialah
vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo (Radiopoetro, 1996).
Integument pada Reptilia umumnya tidak mengandung kelenjar keringat.
Integument adalah jaringan penutup permukaan, seperti kulit dan mukosa.
Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf
dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.
Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang
apabila hewan berganti kulit (Dakrory, 2009).
Berikut adalah klasifikasi dari Dendrelaphis pictus
Kingdom
:Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Subordo
: Serpentes
Famili
: Colubridae
Genus
: Dendrelaphis
Spesies
: Dendrelaphis pictus
(Gmelin, 1789)
39
40
b
c
41
a
b
42
43
44
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang di dapatkan,dapat di simpulkan bahwa:
1. Anatomi repti terdiri dari, anatomi sistem pencernaan, sistem pernapasan,
sistem sirkulasi dan sistem urogenitalia
2. Pada sistem pencernaan terdapat vesica felea yang merupakan kelenjar
pencernaan berwarna hitam.
3. Ginjal pada reptil terletak tidak sejajar satu sama lain
4. Jantung reptil terdiri atas empat ruang dengan sekat yang belum sempurna
5.2. Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik, maka di sarankan agar praktikan
terlebih dahulu mengetahui materi yang akan di praktikumkan.Berhati- hati saat
melakukan pembedahan agar organ pada objek tidak ada yang terpotong.
Kemudian menjalankan praktikum dengan sungguh-sungguh. Selain itu praktikan
juga disarankan agar menggabar objek dengan benar di dalam buku kerja serta
memberikan keterangan pada objek yang di gambarkan dengan sesuai.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
I.PENDAHULUAN
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis
dari bahasa Yunani, dipakai dalam Ornithology berarti ilmu yang mempelajari
burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena
dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu
sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga meningkatkan
pelua usaha (Jasin, 1987).
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup
unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi
dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri
dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung
menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Bulu adalah ciri khas kelas aves
yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh
bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit.
Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk
bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya struktur modifikasi untuk terbang
47
48
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mempelajari struktur anatomi
kelas Aves.
II.TINJAUAN PUSTAKA
49
Anatomi aves adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dalam dari tubuh
aves.Secara umum,tubuh aves dibedakan atas caput, cerviks, truncus, dan cauda.
Sepasang ekstrimitas anterior merupakan ala atau sayap yang terlipat seperti huruf
Z, pada saat tubuh tidak terbang. Ekstrimitas posterior berupa kaki, otot daging
paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai
rostrum atau paruh yang terbentuk oleh maksila pada ruang atas dan mandibula
pada ruang bawah. Bagian dalam rostrum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera,
sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk sepasang
ekstrimitas anterior merupakan ala atau sayap yang terlipat , pada saat tubuh tidak
terbang. Ekstrimitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian
bawahnya bersisik dan bercakar (Raina, 2005).
Caput pada Aves terdiri atas rostrum (paruh) yang dibentuk oleh maxilla
dan mandibula, nares yang terletak pada bagian lateral rostrum bagian atas; cera,
yang merupakan suatu tonjolan kulit yang lunak pada basis rostrum bagian atas,
organon visus, dan porus acusticus-externus. Skeleton pada aves dibedakan atas
endoskeleton dan eksoskeleton. Bagian luar pada aves tertutup oleh bulu yang
berfungsi dalam rangka membantu proses terbang serta melindungi diri dari
perubahan cuaca atau lingkungan (Retno, 2001).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah (Jasin,1987).
50
51
sebagai kelanjutan sekunder daerah siku. Parapterum, bulu yang menutupi daerah
leher (Suratman, 2000).
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan
dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringanjaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan
kimiawi dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada mulut terdapat paruh yang
sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung
kelenjar disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan (Susanto, 1994).
Organ pencernaan esophagus, ventriculus, pancreas, duodenal loop,
duodenum dan berakhir pada kloaka. Pada sistema digestivum, tractus digestivirus
terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus
oleh lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudia
oesophagus yang panjang dan pada beberapa burung terjadi perluasan (Sudjono,
2009).
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung
tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada
satu ovarium yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap
kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
52
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit
dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah
ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi
akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk,
ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur (Jasin, 1987)
.
III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
53
54
(a)
(b)
(c)
(d)
55
Kingdom: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Colombiformes
Famili
: Columbidae
Genus
: Streptopelia
Spesies
: Streptopelia sinensis(Zahra,2003).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah (Jasin, 1987).
56
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Sistem reproduksi pada avesterdiri atas ovarium, oviduk dan uterus karena
merpati yang diamati merupakan merpati betina,pada sistem reproduksinya,
hewan jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat
disebelah anterior dari ren. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang
kiri,gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara
sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam
kloaka pada beberapa species memiliki pennis sebagai alat untuk menuangkan
57
sperma ke kloaka hewan betina, ovari menjulur oviduct panjang. Lubang oviduct
itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas
muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang
kelak membungkus telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok
yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal (Shinta,
2002).
V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
58
DAFTAR PUSTAKA
59
I.
PENDAHULUAN
60
61
I.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui, dan mempelajari tentang anatomi
mamalia
62
pertama setelah lahir. Vertebrata paling sempurna adalah dari kelas mamalia
dimana tingkat sel,jaringan maupun organ-organnya lebih komplek di banding kan
dengan kelas pisces, ampibia, reptile maupun aves, terkadang juga ada yang
megatakan bahwa asal mula mamalia adalah golongan reptile, hanya saja pada
mamalia sudah mengalami perkembangan yang sangat jauh.Seperti telah
dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada
kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakuakan oleh
mamalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem
pencernaan , pernafasan , peredaran darah , urogenital , hingga sistem sarafnya.
Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.
Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain.
Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies
yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya.
Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan
berdarah panas. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar. Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan
glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai
susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan
memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walupun mamalia jantan tidak
menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua
mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini
tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Radiopoetro, 1996).
Panjang mencit berkisar 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh
mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan
pada umunya memiliki warna putih. Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki
sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Cenderung memiliki panjang
63
bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka berkisar 12-30
gram berat badanya. Banyak bentuk-bentuk domestic mencit telah dikembangkan
yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dangan bintik-bintik.
(Syariffauzi, 2009 ).
Mencit (Mus musculus) merupakan anggota dari ordo rodentia yang
memiliki ciri sebagai berikut, pentadactyl terdiri atas jari-jari yang bercakar, tidak
memiliki dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variable.
Satu dens incivisus pada tiap belahan rahang berbentuk pahat, dan dapat tumbuh
terus menerus.memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae
menyebar, membentangdari garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian
leher. Klasifikasi tikus yaitu
Kerajaan
: Animalia
Fillum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
: Muridae
Sub suku
: Murinae
Genus
: Mus
Species
64
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, maka konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter . Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar),
yang merupakan fungsi utama anus (Brotowidjoyo, 1994).
Organ yang utama pada system respirasi mamamlia adalah paru-paru.
Pernapasan dimulai melalui hidung. Alur-alur hidung mengandung tulang- tulang
turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru
masing-masing dibungkus didalam ruang pleura yang terpisah (Salmah, 1982).
Ren ada sepasang dan menempel pada dinding dorsal ronggaperut di
daerah pinggang. Berupa ginjal metanephros. Dari ren berjalan ureter yang
bermuara ke dalam vesica urinaria. Vesica urinaria terdapat di dalam cavum
pelvis. Dari vesica urinaria berjalan satu urethra yang bermuara keluar
(Radiopoetro, 1996)
65
Ginjal berbentuk seperti biji kacang. Ruang median ginjal disebut pelvis
renalis berhubungan dengan kantung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih
keluar uretra yang bersatu dengan sinus genitalis pada betina atau vas deferens
pada jantan. Pada mencit juga terdapat kloaka (Brotowidjoyo, 1994).
Jantung atau cor dibagi atas dua septum atriorum, dan septum
venticulorum. Tiap bagian terdiri atas satu atrium dan satu ventriculus. Antara
atrium dan ventriculus terdapat valvulaatrioventricularis yang menghindari
mengalirnya kembali darah dari ventriculus ke atrium. Jantung terdapat satu
kandungan, yang dindingnya dibentuk oleh pericardium (Radiopoetro, 1996).
Fertilisasi terjadi secara internal. Pada jantan terdapat organ intomitten
(penis). Testis terkandung pada saku scrotal. Perkembangan embrio terjadi dalam
uterus. Terbentuk dari persatuan antara korion dan alltois. Sepasang ovary terdapat
di dalam cavum pelvis. Saluran genitalia pada betina terdiri atas sepasang tuba
falopi, satu uterus, dan satu vagina. Vagina ialah satu pipa yang biasanya pipih kea
rah ventrodorsal dan berjalan miring dari craniodorsal ke ventrocaudal. Vagina
bermuara ke dalam vestibulum vaginae melalui ostium vaginae. Sepasang testis di
bungkus oleh sebuah kantung yang dinamakan skortum (Brotowidjoyo,1994).
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
66
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 31 Maret 2014, pukul 13.00, di
Laboratorium Teaching II Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
IV.
67
b
c
68
b
c
Gambar
2. Anatomi Sistem Pencernaan, (a)Intestinum tanue, (b) Intestinum
d
e
69
b
a
c
d
70
71
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang di dapatkan,dapat di simpulkan bahwa:
1. Ginjal pada mammalian merupakan ginjal dengan tipe metanephros
2. Vertilisasi pada mammalian merupakan vertilisasi internal
3. Pulmo terbagi atas pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo kanan memiliki tiga
lobus,dan pulmo kiri terdiri atas dua lobus
4. Terdapat umbai cacing pada saluran pencernaan
5.2. Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik, maka di sarankan agar praktikan
terlebih dahulu mengetahui materi yang akan di praktikumkan.Berhati- hati saat
melakukan pembedahan agar organ pada objek tidak ada yang terpotong.
Kemudian menjalankan praktikum dengan sungguh-sungguh. Selain itu praktikan
juga disarankan agar menggabar objek dengan benar di dalam buku kerja serta
memberikan keterangan pada objek yang di gambarkan dengan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
72
I.PENDAHULUAN
73
74
75
pada ikan sehingga meliputi bagian medulla oblongata dan diencephalon. Pada
amphibi cerebellum tidak terlalu menonjol (Jafnir, 1983).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta
membedakan anatomi otak dari pisces, amphibi, aves, reptile dan mammalia.
II.TINJAUAN PUSTAKA
76
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dalam tubuh makhluk
hidup. Anatomi otak adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dari otak
tersebut. Sistem koordinasi merupakan system pengaturan tubuh berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem ini meliputi sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi (Kimball, 1994).
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.Otak
(encephalon) mempunyai lima bagian utama,otak besar (cerebrum). Otak
besar(cerebrum) merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks cerebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik (Kimball, 1994 ).
Otak tengah (mesencephalon) terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol.Di depan mesencephalon terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil
mata, dan juga merupakan pusat pendengaran (Kimball, 1994 ).
Otak kecil atau cerebellum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal
tidak mungkin dilaksanakan.Jembatan varol (pons varoli) berisi serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak
besar dan sumsum tulang belakang (Brotowidjoyo, 1989).
77
78
sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut.
Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan
untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat
didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk
keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang
telinga (Syamsuri, 2004).
Amphibi otaknya terbagi atas lima bagian dan cerebellum merupakan
bagian yang terkecil. Ada 10 saraf cranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus
brakeal. Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi
kelopak mata yang ketiga yang transparan (membran niktitans) mata digerakkan
oleh 6 otot, yaitu otot-otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal,
oblikus interior dan oblikus superior (Syamsuri,2004).
Reptil otaknya dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer
serebral, 2 lobus optikus, cerebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda
saraf. Di bawah hemisfer cerebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf cranial (Kimball, 1994 ).
Aves bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung.Lobus
olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak
serebellum dan ventral lobus optikus. Lubang telinga nampak dari luar, dengan
meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga
tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung
dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan
bermuara pada langit-langit bagian belakang (Kimball, 1994).
Mamalia memiliki cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak.
Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah.
Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan
79
80
81
b
c
d
Gambar.1. Anatomi Otak (a) Cerebrum, (b) Optic lobe, (c) Cerebelum,
(d) spinal cord, (e) lobus olfaktori (ukuran tulisan)
82
a
b
c
83
84
85
86
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Otak pada piscesterdiri dari spinal cord, optic lobe, cerebrum dan bulbus
olfactorius.
2. Otak pada amphibi terdiri dari lobus olfactory, cerebrum, medulla oblongata,
spina cord, cerebellum dan optic lobe.
3. Otak pada reptile terdiri dari cerebrum, optic lobe, bulbus olfactorius.
4. Otak pada aes terdiri dari mesencephalon, cerebrum dan optic lobe.
5. Otak pada mamalia terdiri dari mesencephalon, optic lobe, cerebellum dan
cerebrum.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum anatomi otak ini yaitu praktikan lebih berhati-hati
dan teliti dalam bekerja sehingga kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir.
87
DAFTAR PUSTAKA
88
I. PENDAHULUAN
89
danlapisan serosa.Lapisan mukosa terdiri atas epitel pembatas, lamina propria yang
terdiridari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler
danlimfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar
dan jaringan limfoid dan muskularis mukosae.Submukosa terdiri atas jaringan
penyambung jarang dengan banyak pembuluhdarah dan limfe, pleksus saraf
submukosa, dankelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.Lapisan otot tersusun
atas, sel-sel otot polos, berdasarkan susunannyadibedakan menjadi 2 sublapisan
menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelahdalam (dekat lumen), umumnya
tersusun melingkar (sirkuler) pada sublapisanluar, kebanyakan memanjang
(longitudinal). Kumpulan saraf yang disebutpleksus mienterik (atau Auerbach),
yang terletak antara 2 sublapisan otot,pembuluh darah dan limfe.Serosa merupakan
lapisan tipis yang terdiri atas, jaringan penyambungjarang, kaya akan pembuluh
darah dan jaringan adiposa dan epitel gepengselapis (mesotel).Fungsi utama epitel
mukosa saluran pencernaan adalah, menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat
permeabel selektif antara isisaluran dan jaringan tubuh (Syarif,2009).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur
histologi sistem pencernaan pada beberapa organ pencernaan.
90
II.TINJAUAN PUTAKA
91
kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujungujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2-3 buah. Ujung-ujung
kelenjar mencapai lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat
sekitar 15 juta kelenjar. Glandula pyloric, kelenjar ini terdapat di dalam lamina
propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk tubuler bercabang simpleks,
ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang (Zamal,2001).
Tunika submucosa, merupakan jaringan ikat padat yang mengandung selsel lemak, mast cells, sel limfoid. Tunika muscularis, terdiri dari 3 lapisan
berturut-turut dari dalam keluar yaitu, stratum oblique, terutama pada facies
ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi. Stratum circulare,
merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus
membentuk muskulus sphincter pylori. Stratum longitudinal, banyak pada daerah
curvatura minor dan curvatura major. Tunika serosa, merupakan jaringan pengikat
biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai lanjutan dari peritoneum
viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang
curvatura minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil (Nurdin,2010).
Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus
dan intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnyaUntuk
memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari
permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa
tingkat (Sudjono,1997).
Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali
lipat intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis,
sehingga permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih
panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia,
92
colon transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal
ialah conon ascendens dan colon descendens (Iriawati,2012).
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada
vertebra rendah gambaran strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada
manusia dan juga pada vertebra tinggi sudah berubah strukturnya sebagai susunan
sel-sel dalam lempeng-lempeng (Saeri,2007).
Faring berupa rongga dimana tujuh saluran bermuara kedalamnya. Secara
histologik dibedakan atas nasofaring dan orofaring. Nasofaring, selaput lendirnya
adalah selaput lendir berkelenjar, dengan epitel silindris banyak baris bersilia, dan
diantaranya terdapat sel mangkok. Pada propria mukosa terebar kelenjar
seromukous dan jaringan limfoid. Ujung kelenjar seromukous lebih banyak
memiliki sel yang bersifat sereus. Orofaring, selaput lendirnya adalah selaput
lendir kutan dengan banyak papil mikroskopik. Pada tunika propria terdapat
kelenjar mukous dan jaringan limfoid yang membentuk tonsil. Fascia bagian
dalam merupakan batas dengan selaput lendir yang terdiri dari serabut elastis.
Dibawahnya terdapat lapis otot kerangka yang tersusun secara memanjang dan
melintang. Fascia bagian luar terdiri dari serabut kolagen dengan sedikit serabut
elastis, dan langsung berbatasan dengan adventisia yang banyak mengandung
pembuluh darah, limfe, saraf, dan folikel getah bening (Syarif,2009).
93
94
b
a
Gambar preparat lingua tersebut menunjukan lingua tersusun dari otot-otot lurik,
berbentuk seperti tonjolan-tonjolan (papillae) dan terdiri dari jaringan-jaringan
epitel. Pada lingua juga terdapat membrane mukosa yang mengsekresikan mukus.
Lingua atau lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3
bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus,
sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan
kecil yang dinamakan papillae (Gunarso, 1979).
Papilae lingua merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina
propria yang bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae yaitu, papilae
filiformis, yang memepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor). Papilae fungiformis, menyerupai bentuk jamur karena
mereka mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini,
95
mengandung puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak
teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya,
papilae foliatae tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang
pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting kecap. Dan
papilae circumfalatae yang merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar
pada daerah V pada bagian posterior lingua. Banyak kelenjar mukosa dan
serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi
pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini memungkinkan
aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat sepanjang
sisi papila ini (Gunarso, 1979).
Gambar.2 preparat esophagus, (a) epitel berlapis gepeng, (b) mukosa, (c) lumen,
(d) muskularis mukosa
Bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang berfungsi
menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Esophagus diselaputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan submukosa terdapat kelompokan
kelenjar-kelenjar esophagea yang mensekresikan mukus. Lapisan otot hanya
terdiri sel-sel otot polos dan otot lurik.
96
d
a
b
c
Gambar.3 preparat hepar, (a) satu lobus hati, (b) vena centralis,
(c) ductus billaris,(d) vena porta.
97
Gambar tersebut merupakan gambar preparat hepar. Pada preparat hepar diatas
terdapat beberapa lobus hepar, dalam gambar ditunjukan satu lobus hati. Dalam
satu lobus hati terdapat bagian-bagian yaitu, vena centralis, ductus billaris dan
vena porta.
Hepar merupakan organ sekresi yang menghasilkan getah empedu, terletak
di rongga badan sebelah kanan atas dibawah diafragma. Hepar berfungsi dalam
proses metabolisme dan detoksifikasi. hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk
prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri atas parenchyma hepar dengan
diameter 0,72 mm. Pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk sebagai
segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena
sentralis. Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh
jaringan pengikat. Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat
bangunan jaringan pengikat berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang
disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe,
saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum
Kiernanni (Syariffudin, 2006)
4.4 Histologi Intestinum tenue
a
b
c
Gambar.4 preparat duodenum, (a) lamina propia, (b) mukosa, (c) muskularis
mukosa
Gambar preparat tersebut merupakan gambar salah satu gambar bagian dari
intestinum tenue yaitu preparat duodenum. Pada preparat duodenum terdapat
bagian-bagian seperti lumen atau rongga bagian dalam. Mukosa merupakan
98
bagian dalam dari duodenum yang terdiri dari epitel-epitel, lamina propia dan
muskuaris mukosa. Bagian terluar dari preparat duodenum ini adalah serosa.
Intestinum tenue relatif panjang kira-kira 6 m dan ini memungkinkan
kontakyang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasilhasilpencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3
segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum (Campbell, 2002).
Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen
yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa
terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang
dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjarkelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet
(bagian atas).Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling
banyakadalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang
mengsekresi polipeptida endokrin (Junquera, 1980)
Proses pencernaan akan diselesaikan dan hasil-hasilnya diabrsorpsi di
dalam usus halus. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase
pankreas dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam
duodenum dan jejenum bagian atas. Asam-asam amino dan monosakarida yang
berasal dari pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel oleh
transportaktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat (Junquera, 1980)
a
b
99
Gambar.5.1 preparat colon, (a) serosa, (b) lamina propia, (c) mukosa
Gambar preparat tersebut merupakan gambar salah satu bagian dari intestinum
crassum yaitu, preparat colon. Struktur pada gambar preparat colon hampir serupa
dengan intestinum tenue, perbedaannnya adalah pada colon memiliki vili-vili
untuk memudahkan penyerapan air. Struktur dari preparat colon diatas yaitu, pada
bagian terluar merupakan serosa, kemudian lamina propia, muskularis mukosa,
sub mukosa, epitel berlapis, mukosa dan lumen.
Colon terdiri dari membran mukosa tanpa lipatandan tidak terdapat vili
usus. Epitel belapis dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus
besar adalah, untuk absorpsi air dan pembentukan massa feses, serta pemberian
mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian banyak sel
goblet.Pada colon, tunika mukosanya tebal karena penambahan dari glandula
intestinalis dibandingkan dengan usus halus. Tidak terdapat villi permukaan
mukosa halus. Ditandai dengan penambahan sel goblet. Pada sub mukosa
ditemukan jaringan limfoid sampai dengan ke lapisan muskularis mukosa. Pada
babi dan kuda lapisan longitudinal Tunika muskularis sangat luas yang diselingi
oleh serabut elastis. Bahkan pada caecm dan colon lebih banyak dijumpai serabut
elastis dibandingkan dengan sel-sel otot polos (Bevelander, 1988).
4.5.2 Histologi Caecum
A
a
b
100
101
b
c
d
102
a
b
103
Sebagai kelenjar eksokrin alat ini dibian atas banyak lobuli. Tiap lobulus
mengandung acini majemuk. Di bawah mikroskop tampak pada sediaan alat ini,
bahwa pada beberapa tempat di antara acini ada kelompok sel yang tak teratur,
itulah pulau Lengerhans. Antara lobuli ditemukan tumpukan jaringan lemak dan
serat (jaringan ikat yang menyalut alat ini. Sel acini menggetahkan cairan yang
mengandung enzim protease, nuklease, amilase dan lipase (Gunarso, 1979).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
104
1. Lingua atau lidah terdiri atas suatu massa otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan
dalam 3 bidang.
2. Esophagus berupa saluran yang cukup panjang yang menghubungkan faring
dengan lambung. Terbagi atas empat struktur yaitu, tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskularis dan tunika adventitia.
3. Hepar berfungsi dalam proses metabolisme dan detoksifikasi. Struktur bagian
hepar yaitu dalam satu lobus terdapat vena centralis, vena porta dan ductus
billaris.
4. Intestinum tenue dipakai preparat duodenum, struktur bagian duodenum yaitu,
lumen, mukosa, submukosa, muskularis mukosa, lamina propia dan serosa.
5. Intestinum crassum terdiri dari caecum, colon dan rectum. Pada ketiga
preparat tersebut yang membedakannya vili pada colon dan rectum.
6. Pada preparat pancreas, strukturnya terdiri atas lumen dan membranebasal.
5.2 Saran
Adapun saran untukpraktikum histology pencernaan ini yaitu praktikan agar lebih
berhati-hati dan teliti dalam bekerja agar kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
105
I. PENDAHULUAN
106
Histologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang membahas masalah jaringan
tubuh manusia untuk mengetahui struktur dan sifat jaringan secara detail sehingga
dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit dan mengantisipasi perubahan
jaringan akibat penambahan usia. Karena sifatnya yang demikian, maka histologi
erat hubungannya dengan sistem lain yaitu sistem respirasi, rardiovaskuler,
digesti, reproduksi, ekskresi, dan organ indera (Bajpai, 1988).
Jaringan adalah sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka
judu dengan struktur kesatuan organisasi yang mempertahankan keutuhan dan
penyesuaian terhadap lingkungan diluar batas dirinya . Jaringan dalam biologi
adalah sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama (Erwin ,
2009)
Sistem respirasi berperan untuk penyediaan oksigen untuk darah dan
membuang CO2 . Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian
konduksi dan respirasi . Bagian konduksi meliputi rongga hidung , nasopharynx ,
larynx , trakea , broncus , dan bronciolus. Bagian ini berperan untuk menyediakan
saluran dimana udara dapat mengalir dari paru paru ke paru paru . Respirasi
terdapat tulang tulang rawan , serabut elastic dan otot polos. Pada pharynx
terdiri atas nasopharynx dan oropharynx. Larinx tersusun dari kartilago hyaline
dan elastic yang membentuk tabung panjang kurang teratur , dilapisi dengan
jaringan ikat. Pada trachea susunannya terdiri atas mukosa bersilia dengan
membrane basalis , lamina propia , lapisan serabut elastic longitudinal , sub
mukosa dengan glandula , membrane fibroelastis dengan cincin kartilago dan
tunika adventitia (Pujianto , 2008).
Struktur pulmo mirip dengan glandula alveolar komplek. Pulmo terdiri
dari rangka penyokong berupa kapsula dan jaringan ikat. Pleura adalah
membrane serosa pembungkus pulmo. Terdiri atas 2 bagian yang menempel pada
pulmo seraut pleura viscerali (Leeson , 1996).
107
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui struktur dari jaringan
sistem sirkulasi dan jaringan sistem respirasi dari pengamatan pada
preparat.Untuk mengetahui lapisan-lapisan penyusun jaringan pernafasan dan
sirkulasi.
108
II.TINJAUAN PUSTAKA
Sistem respirasi berguna untuk pengambilan oxygen dan pembuangan CO2 yang
dibawah ke dan dari jaringan dengan melalui system sirkulasi.Sistem respirasi
dapat dibagi menjadi 2 bagian pokok yaitu : bagian konduksidan bagian respirasi.
Bagian konduksi merupakan tabung yang menghubungkan dunialuar dan paruparu. Terdiri atas hidung, pharynx, larynx, trachea dan bronchi sertabronchioli.
109
Bagian ini ada yang terletak dalam paru-paru ada yang diluar. Cavum nasiterbagi
menjadi 3 bagian yakni, regio vertibularis, regio respiratorius danregio olfaktorius
(Erwin , 2009).
Pharynx terdiri atas nasopharynx danoropharynk. Nasopharynk dilapisi
dengan epithelium pseudocomplex bersilia,oropharynx. Lamina propria
oropharynx terdiri atas jaringanfibroelastis dan banyak mengandung glandula
mukosa serta mempunyai banyakjaringan lymphatik. Pada nasopharynx pada
umumnya bersifat mukoserosainterna terdiri dari serabut longitudinal dan sirkuler
tebal.Fascia pharyngea externa terdiri atas membran fibrosa padat dengan jalajalaserabut elastis. Tunica adventitia berupa jaringan ikat longgar (Riandary ,
2007).
Larynx tersusun dari kartilago hyalin dan elastis yang membentuk
tabungpanjang yang kurang teratur, dilapisi dengan jaringan ikat. Larynx tersusun
atas beberapa kartilago thyroidea, cricoidea danepiglotis bersifat tunggal,
sedangkankan cartilago arytenoidea, cornikulata dancuneiformis sepasang.
Lamina propria dibentuk oleh jaringan ikat dengan banyak serabut elastis (Leeson,
1996 ).
Padatrachea susunannya terdiri atas mukosabersilia denganmembrana
basalis, lamina propria, lapisan serabut elastis longitudinal, sub mukosadengan
glandula, membrana fibroelastis dengan cincin kartilago, otot (hanyaterdapat di
bagian dorsal) dan tunika adventitia. Epithelium banyak mempunyai sel piala dan
diantara epithelium banyakterdapat leukosit. Gerak silia kearah hidung dan
berguna untuk mengusir partikeldebu. Lamina propria terdiri dari serabut halus
dengan banyak limphosit dibatasi dari sub mukosa oleh membran fibroelastis
yang mengambiltempat seperti membranmuskularis mukosa, sub mukosa kaya
akan serabut elastit dan lemak dan melekat pada perikhondium cincin kartilago.
110
111
112
113
114
c d
115
a b c d e f
Gambar.2. Preparat Laring (a)serosa (b) cartilago (c) penchondrium
(d) lamina propia (e) epitel (f) lumen
Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan,di dapatkan hasil seperti gambar di
atas. Terdapat 6 lapisan pada preparat laringyaitu serosa, penchondrium, cartilago,
lamina propia, epitel, dan lumen.
Hal tersebut di buktikan dengan adanya literature yang menyebutkan
bahwa Seluruh permukaan yang menghadap ke lidah dan bagian permukaan
apikal yang menghadap ke laring diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke arah
basis epiglotis pada permukaan yang menghadap laring, epitel mengalami
perubahan menjadi epitel bertingkat toraks bersilia. Kelenjar campur mukosa dan
serosa terutama terdapat di bawah epitel toraks, bebas menyebar ke dalam, yang
menimbulkan bercak pada rawan elastin yang berdekatan. Di bawah epiglottis,
mukosa membentuk dua pasang lipatan yang meluas ke dalam lumen larynx.
Pasangan yang di atas merupakan pita suara palsu (atau lipatan vestibular), dan
mereka mempunyai epitel respirasi yang di bawahnya terletak sejumlah kelenjar
seromukosa dalam lamina proprianya. Pasangan yang bawah merupakan lipatan
yang merupakan pita suara asli. Di dalam pita suara, yang diliputi oleh epitel
berlapis gepeng, terdapat berkas-berkas besar sejajar dari selaput elastin yang
merupakan ligamentum vocale. Sejajar dengan ligamentum terdpat berkas-berkas
116
otot lurik, yang mengatur regangan pita dan ligamentum dan akibatnya, waktu
udara didorong melalui pita-pita menimbulkan suatu suara dengan tonus yang
tidak sama (Campbell, 2002).
a bcde
Gambar. 2. Preparat Trakea, (a) tunika adventia (b) cartilago
(c) perichondrium (d) lamina propia (e) epitel
Gambar tersebut merupakan hasil pengamatan preparat trakea. Terdapat 5 lapisan
pada preparat trakea yang teramati yaitu tunika adventitia, cartilago,
perichondrium, lamina propia, dan epitel.
Hal tersebut di buktikan dengan adanya literature yang menyebutkan
bahwaTrakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari basis larynx
(rawan krikoid)ke tempat di mana trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer.
Trakea dibatasi oleh mukosa respirasi. Di dalam lamina propria terdapat 16-20
rawan hialin berbentuk seperti huruf C yang berperanan mempertahankan lumen
trake agar tetap terbuka. Ligamentum mencegah peregangan lumen yang
berlebihan, sementara itu otot memungkinkan rawan saling berdekatan (Campbell,
2002).
117
118
119
a b c
Gambar.6. Preparat Arteri, (a) tunika media (b) endothellium (c) elastik membran
(d) tunika adventitia
Gambar tersebut merupakan hasil pengamatan preparat arteri. Terdapat 4 lapisan
pada preparat arteri yaitu tunika media, endothellium, elastik membran, tunika
adventitia.
Hal tersebut di buktikan dengan adanya literature yang menyebutkan
bahwa arteri memiliki lapisan yaitu arteriol yang terbagi menjadi tunika intima
dengan selapis endotel, jaringan sub-endotel tipis, kadang tidak ada, sabut elastis
belum berupa membrana elastika.Tunika media memiliki 2-5 lapis otot polos.
Lapisan pada arteri kecil yaitu tunika intima dengan selapis endotel, jaringan subendotel tidak jelas. Tunika media dengan 6-40 lapis otot polos.Tunika adventitia
membran elastika eksternal belum tampak. Terdiri atas jaringan ikat kendor yang
mengandung sabut-sabut elastis yang teranyam kendor.Arteri sedang yaitu tunika
intima dengan selapis endotel dan membran elastika internal yang jelas.Tunika
media dengan lapisan otot polos sangat tebal yaitu arteri muscular.Tunika
adventitia memiliki jaringan ikat kendor. Arteri besar memiliki lapisan tunika
intima dengan endotel yangterdiri atas epitel selapis pipih, subendotel yang terdiri
atas jaringan fibro elastis, anyaman sabut elastis bila lapisannya tebal (Pujianto,
2008).
120
V. PENUTUP
121
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, didapat kesimpulan :
1. Sistem respirasi terdiri dari hidung, pharynx, larynx, tracea dan bronci serta
broncioli.
2. Pharynx terdiri atas nasopharynx dan oropharynx . Kecuali pada palantum
molle, dilapisi pseudocomplex bersilia, dan jaringan fibroelastis.
3. Pulmo terdiri dari rangka penyokong berupa kapsula dan jaringa ikat.
4. Jaringan system sirkulasi terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika adventitia, tunika
mukosa, tunika intima.
5. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaituendokardium, miokardium, dan epikardium.
5.2 Saran
Adapun saran praktikum histologi ini diharapkan praktikan harus dapat
membedakan antara sistem respirasi dan sistem sirkulasi. Praktikan harus
memperhatikan bagian-bagian dari setiap preparat. Praktikan diharapkan berhatihati dalam menggunakan peralatan yang ada di dalam labor, baik itu preparat,
mikroskop dan lain sebagainya.
122
DAFTAR PUSTAKA
123
I. PENDAHULUAN
Sistem urogenital terdiri dari sistem urinaria dan sistem reproduksi. Sistem
urinaria terdiri atas sepasang ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem
reproduksi pria terdiri dari sepasang tetstis, saluran reproduksi berupa vas
deferens, epididimis, vas everen dan uretra tunggal. Pada pria dilengkapi penis
sebagai organ kopulatoris dan kelenjar asesoris. Sedangkan sisem reproduksi
wanita terdiri dari sepasang ovarium, saluran reproduksi berupa sepasang tuba
falopii serta uterus dan vagina tunggal. Pada wanita juga terdapat organ genitalia
eksternae dan kelenjar mammae (Susilowati, 2003).
Pada uretra terdapat dua buah sfingter yaitu sfingter uretra eksternal dan
internal di mana sfingter uretra interna bekerja di bawah sadar sedangkan sfingter
uretra eksterna tidak. Maka ketika proses miksi, sfingter uretra interna inilah yang
berfungsi untuk menahan keluarnya urin. Uretra terdiri atas uretra posterior dan
uretra anterior. Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yang
dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Pada uretra anterior
dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri atas pars bulbosa, pars
pendularis, fossa navikularis dan meatus uretra eksternal (Purnomo, 2008).
Pada bagian inferior di depan rectum dan membungkus uretra posterior
terdapat suatu kelenjar yang dinamakan kelenjar prostat. Di bagian skrotum pada
pria terdapat sebuah organ genitalia terdapat testis yang dibungkus oleh jaringan
tunika albugenia. Epididimis pada organ genitalia pria terdiri atas caput, corpus
dan cauda epididimis. Sedangkan deferens berbentuk tabung kecil bermula dari
124
kauda epidimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Di dasar
buli-buli dan di sebelah cranial kelenjar prostat terdapat vesikula seminalis. Penis
terdiri atas tiga buah corpora berbentuk silindris yaitu 2 buah corpora cavernosa
dan sebuah corpus spongiosum dan di bagian proksimal terpisah menjadi dua
sebagai crus penis. Setiap crus penis dibungkus oleh ishio-kavernosus yang
kemudian menempel pada rami osis ischii. (Tenser, 1998).
1.2 Tujuan
125
Sistem urogenitalia terdiri dari organ urinaria yang terdiri atas ginjal beserta
salurannya, ureter dan uretra. Sedangkan organ reproduksi pada pria terdiri atas
testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, prostat dan penis. Kecuali
testis, epididimis, vas deferens dan uretra, histologi urogenitalia terletak di rongga
retroperitoneal dan terlindung oleh organ lain yang melindunginya (Purnomo,
2008).
Sistem urinaria terdiri atas ginjal dan beberapa saruran seperti ureter,
uretra dan kandung kemih. Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan
berfungsi untuk membuang sampah dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air
seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal, bagian dari sistem urinasi
berfungsi membersihkan sisa kotoran dari air, garam dan sisa makanan dari tubuh.
Darah yang mengalir bersikulasi melalui ginjal, telah melalui miliaran proses
filterasi melalui organ ini. Hasilnya adalah keringat dan urin. Di dalam ginjal
terdapat dua sistem penting yang berfungsi mengatur tekanan darah, yaitu system
dan angiotensin. Ginjal memiliki karkteristik berbentuk seperti kacang merah dan
memiliki dua extremitas, dua batas dan dua permukaan. Extremitas cranial dan
caudal dihubungkan dengan batas lateral yang cembung dan batas medial yang
lupus. Batas medial dapat diidentiikasi dengan bentukan oval, hillus renalis, yang
126
terbuka ke sinus renalis. Pada hillus renalis terdapat ureter, arteri dan vena renalis,
pembuluh limfe, dan syaraf. Pada struktur ini arteri renalis berada paling dorsal,
dan vena renalis paling ventral (Tenser, 1998).
Kedua ginjal terletak di belakang selaput perut berada di daerah
sublumbar, satu di samping dari aorta dan vena cava caudalis. Permukaan dorsal
kedua ginjal tidak terlalu cembung dari pada permukaan ventral. Ujung setiap
ginjal dibungkus oleh peritoneum pada bagian dorsal dan ventralnya. Sebuah
ginjal dengan potongan memanjang mempunyai dua daerah yang cukup jelas.
Daerah perifer yang beraspek gelap disebut korteks dan yang agak cerah disebut
medulla, berbentuk pyramid terbalik. Bagian yang paling lebar atau dasar tersusun
tepat dengan tepi dalam korteks dan apeks atau papik mengarah ke pelvis. Tiap
bagian medulla yang berbentuk pyramid dengan jaringan korteks yang
membentuk tudung pada dasar serta menutup sisinya membentuk lobus yang
merupakan unit anatomi ginjal (Solichatun, 2006).
Perjalanan urin yang keluar dari ginjal akan menuju kantong kemih
melalui saluran yang disebut ureter . Jika sudah terkumpul cukup penuh maka ada
mekanisme reflek untuk mengeluarkan urin. Mekanisme itu disebut miksi, atau
perasaan ingin kencing, dan keluar melalui uretra. Uretra pria dan wanita berbeda,
pada pria uretra lebih panjang, dan saluran itu juga merupakan saluran keluarnya
sperma. Sedangkan uretra wanita lebih pendek, dan hanya untuk saluran urine
saja. Oleh karena itu, perbedaan ini juga menimbulkan penyakit infeksi saluran
kencing pada wanita lebih sering terjadi, tetapi kasus batu ginjal lebih banyak
pada pria, karena saluran yang panjang dan sempit.Ureter merupakan saluran
muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke vesica urinaria.
Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke vesica
127
urinaria, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup
untuk mencegah arus balik urine ke ginjal (Purnomo, 2008).
Ureter merupakan pipa fibromuscular, yang ramping dan datar yang
membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria. Ureter dimulai di pelvis renalis,
yang menerima urine dari renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh
spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina. Ureter
adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika
urinaria (kantong air seni). Mukosa membentuk lipatan memanjang dengan
epithel peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri
atas jaringan ikat, dengan lumen agak luas. Tunika muskularis tampak lebih tebal
dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar
sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal khususnya bagian yang paling
luar. Dekat permukaan pada vesika urinaria hanya lapis longitudinal yang jelas
(Bevelander, 1988).
Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni tunika mukosa, lapisan
dari dalam ke luar sebagai berikut, epithelium transisional pada kaliks dua sampai
empat lapis, pada ureter empat sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8
lapis.Tunika submukosa tidak jelas. Lamina propria beberapa lapisan. Selanjutnya
tunika muskularis yang terdiri dari otot polos sangat longgar dan saling
dipisahkan oleh jaringan ikat longgar dan anyaman serabut. Otot membentuk tiga
lapisan, stratum internum, stratum sirkulare dan stratum eksternum. Dan terakhir
tunika adventisia yaitu jaringan ikat longgar. Setelah dari ureter urine ditampung
dalam kantong yang disebut vesica urinaria,yang merupakan kantong penampung
urine dari kedua ginjal urine ditampung kemudian dibuang secara menyeluruh
(Solichatun, 2006).
128
Organ-organ reproduksi pada manusia berbeda antara laki laki dan wanita.
Alat reproduksi perempuan yang terlihat dari luar cuma bibir kemaluan dan liang
senggama yang ditutupi bulu kelamin. Alat reproduksi perempuan masuk hingga
bagian dalam tubuh perempuan. Alat reproduksi perempuan terdiri dari beberapa
bagian utama, yaitu uterus, tempat janin tumbuh dan berkembang. Setiap bulan,
rahim menyiapkan diri dengan melapisi dindingnya dengan lapisan khusus untuk
menerima bayi. Kalau tidak jadi hamil, maka lapisan khusus itu runtuh berupa
darah haid. Kalau perempuan hamil, lapisan khusus tidak diruntuhkan lagi, tetapi
dipakai untuk menghidupi janin sehingga perempuan tidak haid saat hamil.
Serviks atau mulut rahim, serviks memisahkan rahim dengan liang senggama.
Bermanfaat menjaga agar kotoran dan kuman tidak mudah masuk kedalam
rahim(Junquiera, 2007).
Alat reproduksi laki-laki yang dapat dilihat dari luar adalah penis dan
scrotum. Alat reproduksi laki-laki terdiri dari beberapa bagian utama diantaranya
penis, penis adalah bagian penting dari alat reproduksi laki-laki, terdiri dari dua
bagaian utama yaitu kepala penis dan batang penis. Kepala penis sama pekanya
dengan kelentit pada perempuan. Batang penis terdiri dari kelenjar spons yang
dapat terisi darah sehingga penis menjadi keras. Scrotum, scrotum adalah tempat
testis. Di dalam testis inilah sperma dibuat. Testis, laki-laki memiliki dua buah
testis. Besarnya seperti bola bekel. Testis dapatmemproduksi sperma bila suhu
testis berada di bawah tubuh. Karena itu kantong pelir berada diluar tubuh, agar
suhu testis menjadi lebih dingin dibandingkan tubuh. Pada testis pria akan
dijumpai tubulus seminiferus yang terpendam dalam dasar jaringan ikat longgar
yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf dan sel interstisial
(Leydig). Tubulus seminiferus ini akan menghasilkan sel kelamin pria yaitu
129
130
131
132
Sistem urogenital adalah gabungan dari dua sistem yaitu sistem urinaria dan
sistem reproduksi.
4.1 Histologi Ginjal
a
b
133
belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi
tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam
berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus
kontortus distal. Korteks yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapilerkapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerolus. Tiap
glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus
dengan simpai bownman disebut badan malphigi, penyaringan darah terjadi pada
badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat zat yang
terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman (Ramon,1997).
Medula terdiri dari beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah
tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini
terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi,
setelah mengalami berbagai proses (Zuana,2001).
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi
pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik (Ramon,1997).
134
a
b
c
d
135
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok
kelok melalui tengah tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan
miring sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita
terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan
pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara
uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (Zuana, 2005).
136
Testis yang dikelilingi oleh selaput berserat albuginea, yang banyak encloses
profil dari seminiferous tubules dalam sperma yang dibuat oleh mitosis dan
meiosis. Antara seminiferous tubules adalah interstisial sel-sel Leydig (yang
memproduksi testosterone) dan kapal darah. wilayah yang berkerut dengan
dibulatkan spermatogonia yang mengalami mitosis menjadi dasar spermatocytes
(rintik nuclei), dan kemudian menjadi spermatocytes sekunder oleh proses
pertama meiotic divisi. Sekunder spermatocytes membagi lagi (kedua meiotic
divisi) untuk menjadi spermatids (dengan lebih kecil, gelap nuclei), yang
mentransformasikan menjadi spermatozoa matang. Semua ini terjadi tahap-tahap
ke arah lumen. Spermatozoa dewasa memiliki tongkat tipis seperti nuclei yang
bebas dalam lumen. Sertoli dinding tabung kecil, dan memelihara sel-sel yang
berkembang di antara banyak hal lainnya (Bevelnder, 1988).
Gambar 4 preparat vagina (a) lumen, (b) muskularis mukosa, (c) serosa
Pada gambar preparat vagina dapat dilihat serosa pada bagian terluar, muskularis
mukosa merupaan bagian otot dan bagian rongga pada gambar merupakan lumen.
Histologi dari smear vagina menampakkan suatu fenomena kehadiran selsel yang bergeser dari sel-sel parabasal ke sel-sel superfisial, selain itu sel darah
merah dan neutrofil juga dapat diamati. Vagina bentuknya memanjang seperti
137
tabung. Saat berhubungan seks, penis masuk ke dalam liang vagina. Darah haid
juga keluar melalui vagina. Bayi juga keluar lewat vagina pada saat perempuan
melahirkan. Dalam vagina terdapat jamur dan kuman-kuman yang tidak
mengganggu tubuh kalau keseimbangan hidupnya tidak terganggu (Gunarso,
1979).
4.5 Histologi uterus
A
a
b
c
138
139
140
141
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Histologi ginjal terdapat bagian bulat-bulat yang disebut tubulus distal,
tubulus distal terdapat pada bagian medulla oblongata.
2. Vesica urinaria tersusun dari lapisan muskularis mukosa. Bagian mukosa yang
berbentuk seperti vili-vili dan bagian terladalam dari vesica urinaria tersebut
terdapat rongga yang disebut lumen.
3. Testis terdiri dari sel leydig yang terdapat diluar tubulus seminiferus, sedang
sel sertoli terdapat pada bagian didalam tubulus seminiferus.
4. Vagina teridiri dari serosa pada bagian terluar, muskularis mukosa merupaan
bagian otot dan bagian rongga pada gambar merupakan lumen.
5. Uterus terdiri dari lapisan perimetirum yaitu bagian terluar dari uterus,
kemudian miometrium bagian tengah atau disebut juga bagian muskularis
mukosa, dan bagian yang paling dalam yaitu endometrium (mukosa).
6. Ovarium terdiri dari folikel primer yang berbentuk bulatan. Folikel de gruff
yaitu bagian bulatan yang berisikan korpus lateum. Kemudian ada bagian
yang melengkung disebut bagian medulla.
7. Penis terdiri dari bagian bulat dan memiliki rongga yang disebut dengan
uretra. Kemudian bagian-bagian otot polos yang disebut muskularis mukosa
142
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum histology urogenital ini yaitu praktikan lebih
berhati-hati dan teliti dalam bekerja sehingga kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir.
143
DAFTAR PUSTAKA
144
I.
PENDAHULUAN
145
146
I.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui, dan mempelajari tentang histologi
sistem saraf dan kelenjar endokrin.
147
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat, terdiri atas otak dan medula spinalis. Keduanya tersusun atas
substansi putih (substansia alba) dan substansi abu-abu (substansia grisea).
Perbedaan ini terjadi akibat komposisi penyusun substansia alba yakni akson
bermielin; dan substansia grisea yakni perikarion (soma, badan) sel saraf, dendrit,
serta akson tak bermielin (Hefner, 2003).
Secara keseluruhan otak terbagi atas otak besar, atau cerebrum dan otak
kecil atau cerebelum Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere)
kiri dan kanan. Di bagian tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu
semakin ke dalam dibatasi dengan substansia alba, dan di bagian paling dalam
terdapat nukelus yang merupakan substansia grisea. Lapisan yang menyusun otak
besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur sulkus dan girus (Fried, 2000).
Lapisan ini jika ditinjau secara mikroskopik akan terlihat bahwa tersusun
atas enam lapisan. Yakni, lapisan molekular, merupakan lapisan terluar dan
terletak tepat di bawah lapisan pia. Terdapat sel horizontal yang pipih dengan
denrit dan akson yang berkontak dengan sel-sel di lapisan bawahnya (sel piramid,
sel stelatte). Lapisan granular luar, sebagian besar terdiri atas sel saraf kecil
segitiga(piramid) yang dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan aksonnya
ke lapisan di bawahnya; sel granula (stelatte) dan sel-sel neuroglia. Lapisan
piramid luar, terdapat sel piramid yang berukuran besar (semakin besar dari luar
ke dalam). Dendrit mengarah ke lapisan molekular; akson mengarah ke substansia
alba. Lapisan granular dalam, merupakan lapisan tipis yang banyak mengandung
sel-sel granul (stellate), piramidal, dan neuroglia. Lapisan ini merupakan lapisan
yang paling padat. Lapisan piramidal dalam, suatu lapisan yang paling jarang,
148
banyak mengandung sel-sel piramid besar dan sedang, selain sel stelatte dan
Martinotti. Sel Martinotti adalah sel saraf multipolar yang kecil, dendritnya
mengarah ke lapisan atas dan aksonnya ke lateral. Lapisan sel multiform, adalah
lapis terdalam dan berbatasan dengan substansia alba, dengan varian sel yang
banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform (Davey, 2005).
Otak besar merupakan pusat belajar, ingatan, analissi informasi, inisiasi
gerakan motorik, dan merupakan pusat integrasi informasi yang diterima. Nukelus
(nucleus; nuclei: jamak) merupakan kumpulan dari perikarion neuron yang
terdapat di dalam SSP, misal basal nuclei. Di substansia alba cerebrum terdapat
banyak serat-serat yang menghubungkan berbagai daerah korteks dalam hemisfer
yang sama (asosiasi), menghubungkan antarhemisfer (komisura);dan
menghubungkan ke nukleus di bawahnya (proyeksi).Otak kecil, atau cerebellum
juga tersusun atas substansia grisea yang terletak di tepi (dinamakan korteks
serebeli). Korteks serebeli tersusun atas tiga lapisan yaitu Lapisan molekular,
lapisan terluar dan langsung terletak di bawah lapisan pia dan sedikit mengandung
sel saraf kecil, serat saraf tak bermielin, sel stelata, dan dendrit sel Purkinje dari
lapisan di bawahnya. Lapisan Purkinje, disebut lapisan ganglioner, banyak sel-sel.
Purkinje yang besar dan berbentuk seperti botol dan khas untuk serebelum.
Dendritnya bercabang dan memasuki lapisan molekular, sementara akson
termielinasi menembus substansia alba. Lapisan granular, lapisan terdalam dan
tersusun atas sel-sel kecil dengan 3-6 dendrit naik ke lapisan molekular dan
terbagi atas 2 cabang lateral (Fawcatt, 2000).
Medula spinalis di bagian luar merupakan substansia alba, sementara
bagian dalamnya merupakan substansia grisea, dengan bentuk menyerupai huruf
H atau kupu-kupu. Di bagian tengah substansia grisea terdapat kanal yang
dinamakan kanalis sentralis. Substansia alba berisi akson-akson yang merupakan
149
jaras-jaras baik sensorik maupun motorik yang meneruskan impuls saraf dari/atau
otak dan organ-organ perifer. Fasikulus-fasikulus jaras sensorik dan motorik
terkelompokkan menjadifunik ulus. Di medula spinalis dapat ditemukan funikulus
dorsal, ventral, dan lateral. Substansia grisea mengandung perikarion dan banyak
ditemukan sinaps neuron. Wilayah ini dapat dikelompokkan menjadi tiga. Kornu
anterior (ventral) adalah bagian sayap yang gemuk dan banyak mengandung selsel motorik multipolar yang berbentuk poligonal.Kornu posterior (dorsal) adalah
bagian sayap yang lebih kecil dan banyak ditemui sinaps dari saraf aferen, serta
interneuron. Kanalis sentralis merupakan saluran yang berhubungan dengan
ventrikel keempat otak, yang dilapisi oleh sel-sel ependimal (Janqueerra, 1980).
Sistem saraf tepi, selanjutnya disebut SST, tersusun atas akson- akson
yang keluar menuju organ efektor dan diorganisasikan menjadi saraf. Akson SST
pada ummnya termielinasi, sehingga terlihat berwarna putih. Organisasi aksonakson saraf tepi menjadi berkas saraf melalui jaringan pengikat. Saraf-saraf tepi
terdiri atas serabut-serabut saraf (akson) yang saling berkumpul bersama, dan
disatukan melalui jaringan penyambung, sehingga menghasilkan kumpulan
serabut saraf, disebut dengan fasikulus. Dalam satu fasikel pada umumnya
mengandung persarafan baik sensorik maupun motorik. Beberapa fasikulus
membentuk bundel berkas serat saraf. Bundel berkas serat saraf ini diikat oleh
Epineurium, yakni suatu jaringan ikat yang padat, tidak beraturan, tersusun
mayoritas oleh kolagen dan sel-sel fibroblas. Epineurium menyelimuti beberapa
fasikulus yang bersatu membentuk saraf. Di epineurium pula bisa ditemukan
pembuluh darah. Ketebalan epineurium bervariasi, paling tebal di daerah dura
yang dekat dengan SSP, makin tipis hingga percabangan saraf-saraf ke arah distal
(Lesson, 1996).
150
151
152
153
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
154
III.1.
4 X 10
Histologi Cerebrum
10X10
40X10
C
Gambar 1. Histologi
Cerebrum, (A) Pia matter, (B) Grey matter,
155
III.2.
4X10
156
III.3.
157
Zona fasikulata merupakan sel yang lebih tebal, terdiri atas sel polihedral
besar dengan sitoplasma basofilik. Selnya tersusun berderet lurus setebal 2 sel,
dengan sinusoid venosa bertingkap yang jalannya berjajar dan diantara deretan
itu. Sel-sel mengandung banyak tetes lipid, fosfolipid, asam lemak, lemak dan
kolesterol. Sel ini juga banyak mengandung vitamin C dan mensekresikan
kortikosteroid. Dan merupakan penghasil hormon glukokortikoid (Lesson, 2000).
Zona Retikularisterdiri atas deretan sel bulat bercabang cabang
berkesinambungan. Sel ini juga mengandung vitamin C. Sel-selnya penghasil
hormon kelamin (Bevelander, 1988).
III.4.
10 X 10
40 X 10
A B
158
159
V.PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang di dapatkan,dapat di simpulkan bahwa:
1. Cerebrum tersusun atas 3 lapisan yaitu piamatter,graymatter dan whitematter
2. Organ penyusun sistem saraf pada pankreas terdiri dari pulau langerhans ,
acchini cell dan pembuluh arteri.
3. Adrenal korteks disusun atas tiga zona yaitu zona glomerulosa, zona fasiculata
dan zona reticularis.
4. Kelenjar paratyroid disusun oleh oxyphill cell dan principal cell.
5. Perbedaan antara oxyphil cell dan principal cell yaitu, pada oxyphil cell
terdapat granula, berwarna lebih gelap dan berjumlah lebih sedikit di
bandingkan principal cell.
5.2. Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik,maka di sarankan agar praktikan
terlebih dahulu mengetahui materi yang akan di praktikumkan.Berhati- hati saat
melakukan pengamatan agar preparat tidak rusak. Kemudaian menjalankan
praktikum dengan sungguh-sungguh. Selain itu praktikan juga disarankan agar
menggabar objek dengan benar di dalam buku kerja serta memberikan keterangan
pada objek yang di gambarkan dengan sesuai.
160
DAFTAR PUSTAKA
161
I. PENDAHULUAN
Rangka atau skeleton merupakan alat gerak pada vertebrata. Sistem rangka itu
tersusun dari tulang-tulang yang bersatu membentuk suatu fungsi yaitu alat gerak.
Pada vertebrata sistem rangka terdiri dari dua bagian yaitu rangka sumbu (axial)
dan rangka apendikuler. Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak (cranium),
tulang belakang (columna vertebratalis), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk
(costae). Rangka apendikuler terdiri dari tulang gelang bahu (pectoral) dan tulang
gelang panggul (pelvic). Pada tulang gelang bahu terdapat tulang-tulang
ekstremitas depan dan pada tulang gelang panggul terdapat tulang-tulag
ekstremitas belakang. Sistem rangka terdiri dari tulang-tulang dan jaringan otot.
(Yatim, 1992).
Tulang (jaringan oseosa) adalah sejenis jaringan ikat kaku yang
menyususn sebagian besar kerangka dewasa. Matriksnya mengandung unsure
anorganik, terutama kalsium fosfat, yang merupakan lebih kurang sua pertiga
berat tulang. Secara makroskopik, tulang itu berbentuk spongiosa (kanselosa) atau
kompak (padat). Perbedaan keduannya tergantung pada jumlah relative zat padat
dan ukuran serta jumlah celah-celah padanya. Keduanya mengandung unsure
histologis sama (Leeson, 1996).
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan
organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein
yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek (Ganong, 2003).
162
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur
histologi dari duodenum, trakea, jantung, otot lurik, BEP dan larink.
163
164
mitokondria dan ribosom banyak. Osteoblas, bentuk sel dari koboid hingga
piramidal atau seringkali berupa lembaran utuh menyerupai epitel, inti besar
memiliki satu nucleus, Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang.Osteoblas
mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menjulur ke dalam
matriks yang sedang dibentukdan berhubungan dengan tonjolan-tonjolan
sitoplasma osteoblas yang berdekatan.Osteosit, merupakan osteoblas yang
terpendam dalam matriks; sitoplasmanya basofil ringan, intinya terpulas gelap;
terdapat gap junction atau maculae communicantes yaitu tempat bertemunya
tonjolan sitoplasma dalam kanalikuli. Tonjolan ini pada orang dewasa sebagian
besar telah ditarik kembali, tetapi kanalikuli tetap ada untuk aliran metabolit dari
darah dan osteosit. Kanalikuli tidak mengandung serat. Osteosit ini relative tidak
aktif. Tempat (suatu ruang) dimana osteosit berada disebut lacuna.Osteoklas,
berfungsi untuk resorpsi. sel raksasa, inti banyak, sitoplasmanya mengandung
vakuol-vakuol, terdapat dekat permukaan tulang, seringkali dalam lekukan
dangkal yang dikenal sebagai lacuna howship . osteoklas berasal dari sel-sel
mononuklir (monosit) sumsum tulang hemapoietik (Syaifuddin, 2011).
Tulang merupakan jaringan ikat keras yang membentuk rangka sebagian
besar Vertebrata, termasuk manusia. Beberapa fungsi penting yang dimiliki oleh
tulang adalah sebagai penipang dan pemberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak
pasif, sebagai pelindung organ-organ vital, sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah, dan sebagai cadangan mineral. Jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik
tulang dibedakan menjadi. Tulang rawan (Kartilago). Tulang rawan adalah tulang
yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya
(perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun
atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya
terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur
165
dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler
tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang
rawan (Pujianto, 2008).
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas
sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein
yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi
matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu , tulang rawan hialin, yang terdapat
terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian. Tulang
rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiv, dan tulang
rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis
pubis dan insersio tendo-tulang (Leeson, 1996).
Tulang rawan dewasa adalah jaringan non vaskuler dan digologkan
berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serat yang terdapat didalam matriks,
antara lain, tulang rawan hialin, adalah jenis utama dan paling banyak dijumpai.
Matriksnya mengandung serat-serat kolagen yang tidak tampak pada sijian
biasa.Tulang rawan elastin pada dasarnya serupa dengan tulang rawan hialin,
memiliki lebih banyak serat elastin yang seringkali mengumpul pada dinding
lacuna yang mengelilingi kondrosit.Fibrokartilago, yang tidak pernah sendiri
tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat
padat fibrosa yang berdekatan, mengandung seerat-serat kolagen kasar didalam
matriksnya. Serat-serat berjalan parallel dengan arah tarikan utama [pada struktur
dimana fibrokartilago merupakan bagian darinya, dan kondrosit secara khas
berderet diantara berkas kolagen, dengan sedikit matriks di sekitar sel (Fawcet,
2002).
Otot Skeletal tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang
disebut epimisium.Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam
166
167
168
Perbesaran 4x10
perbesaran 10x10
perbesaran 40x10
169
tergantung dari organ yang mengandung otot polos tersebut. Misalnya panjang
dan pipih terdapat dalam dinding usus (duodenum) (Hormawi, 1978).
perbesaran 4x10
perbesaran 10x10
perbesaran 40x10
Gambar 2. Preparat trakea, (a) otot lurik, (b) hyalin, (c) otot polos, (d) fibrosa
Gambar tersebut merupakan preparat trakea, pada gambar tersebut terlihat
susunan tulang rawan yaitu rawan hyalin dan fibrosa. Rawan hyalin pada gambar
preparat trakea terliht bewarna kebiruan, sedangkan rawan fibrosa bewarna merah
muda. Pada trakea yang paling terlihat adalah rawan hyalin. Rawan hyaline
terdapat pada cincin trakea.
Rawan hyalin dalam keadaan segar bewarna putih kebiruan dan bersifat
seperti kaca yakni transparan. Hyalin terlihat hampir disemua cartilago (tulang
rawan) ditubuh seperti cincin trakea, hidung, dan larink. Hyalin terdiri dari sel
cartilago yang disebut condrosit. Condrosit terletak didalam lakuna (Hormawi,
1978).
170
a
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 40x10
171
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 40x10
172
a
b
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 40x10
173
Perbesaran 4x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 40x10
Gambar 6. Preparat larink, (a) hyalin cartilago
Gambar tersebut merupakan preparat larink. Pada gambar tersebut terlihat warna
kebiruan yang merupakan tulang rawan hyalin. Pada semua perbesaran komponen
yang menunjukkan tulang rawan hyalin sudah terlihat jelas.
Tulang rawan hyalin terdapat hampir disemua tulang rawan tubuh seperti
pada larink. Jaringan tulang rawan biasanya tersusun dalam masa gepeng dimana
ditutupi oleh membrane fibrosa yang disebut perichondrium. Tiap lempengan
tulang rawan hyalin membentuk masa yang solid yang terdiri dari sel-sel dan
matrix interseluler yang homogen (Hermawi, 1978).
174
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Otot polos terdiri dari kumpulan sel yang berbentuk fusiform spindle dengan
inti terletak ditengah.
2. Pada trakea yang paling terlihat adalah rawan hyalin. Rawan hyalin dalam
keadaan segar bewarna putih kebiruan dan bersifat seperti kaca yakni
transparan.
3. Otot jantung berbeda dengan otot polos atau otot rangka sebab serabutserabutnya tidak terpisah-pisah, tetapi berkumpul dalam kesatuan yang
membentuk seperti jala (syncytium).
4. Otot rangka atau otot lurik memiliki satuan terkecil yang disebut serabutserabut otot. Inti serabut-serabut otot lurik banyak.
5. Tulang rawan fibrosa (fibrokartilago) sangat mirip dengan jaringan ikat padat
teratur dan keduanya sering menyatu tanpa batas tegas diantaranya.
Fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi ligament dan tendo pada tulang.
6. Tulang rawan hyalin terdapat hampir disemua tulang rawan tubuh seperti
pada larink. Jaringan tulang rawan biasanya tersusun dalam masa gepeng
dimana ditutupi oleh membrane fibrosa yang disebut perichondrium.
175
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum histologi sistem rangka ini yaitu agar praktikan
lebih berhati-hati dan teliti dalam bekerja sehingga kesalahan dalam praktikum
dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Fawcett, D.C. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.ed.12
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hermawi. 1978. Diktat Histologi. Padang: Unand
Junquiera, Luiz. 2007 Histologi Dasar Teks dan Atlas. Jakarta: EGC
Leeson, C.R. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.ed.5
Meylin. 2008. Sains Biologi. Bandung: Ganeca Exact.
Pujianto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: Tiga Serangkai
Sinaga, S. 2009. Histologi . Jakarta: Erlangga
Syaifuddin. 2011. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Yatim. 1992. Histologi Modern. Bandung: Larsita.