You are on page 1of 7

Gambar3.15 diagram ini menerangkan perbedaan antara kondisi (a) barotropik dan (b) baroklinik.

Intensitas dari warna biru berhubungan dengan densitas air.


(a) Aliran barotropik, permukaan isopiknik (permukaan densitas konstan) dan permukaan isobaris
paralel terhadap slope yang berkurang konstan terhadap kedalaman. Karena slope dari permukaan
isobaris berkurang secara konstan secara horisontal terhadap gaya gradien tekanan dari B ke A level
referensi . Arus geostropik, adalah konstan terhadap kedalaman.
(b) Aliran baroklinik, permukaan isopiknik perpotongan x dengan garis luar permukaan isobar. Pada
kedalaman dangkal, permukaan isobaris adalah paralel untuk seluruh permukaan laut dengan
berkurangnya kedalaman slopenya menjadi kecl, karena densitas rata- rata dari kolom air pada A
adalah lebih banyak dari pada di B. Densitas rata- rata pada kondisi barotropik (densitas rata- rata
pada dua daerah tersebut adalah sama). Seperti permukaan isobaris menjadi menjadi berkurang
mendekati horisontal. Maka gaya gradien horisontal bertambah dan maka terjadi arus geostropik, dan
pada beberapa kedalaman permukaan isobari adalah horisontal dan arus geostropiknya adalah nol.

3.3.3. Penentuan kecepatan arus geostropik


Catatan: dari sekarang, kita akan membiasakan mengikuti kebiasaan praktis dan
menggunakan aturan garis isobar dan isopiknal bergabung titik dari tekanan sama dan
idensitas sama, malahan mengenai lebih banyak tidak praktis permukaan isobar; dan
permukaan isopknik.
Kita telah melihat aliran geostropik slope permukaan laut, isobar, dan isopiknal
adalah semuanya berhubungan untuk kecepatan arus. Artinya bahwa pengukuran slope
dapat digunakan untuk menentukan kecepatan arus.
Dalam kondisi barotropik, bagaimana bisa kecepatan arus geostropik dapat dihitung?
Dalam teori, jika slope muka air laut dapat diukur, kekuatan arus dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan gradien (persamaan 3.11). Dalam
praktiknya, ini hanya tepat digunakan untuk aliran selat berpalung dimana muka laut
rata- rata pada tiap bagian bisa dihitung menggunakan data tide gauge; pengukuran
slope muka air dalam laut terbuka yang mungkin terlalu ekstrim, jika tidak
memungkinkan dengan metode oceanografi tradisional.
Dalam praktiknya, distribusi densitas, seperti digambarkan dengan slope
isopiknal, bahwa digunakan untuk menentukan aliran arus geostropik di laut terbuka.
Mengapa harus slope muka laut relative lurus dari tempat penentuan dari distribusi
densitas dalam volume laut?

Karena densitas adalah fungsi dari temperatur dan salinitas, yang mana
keduanya berhubungan dan cukup baik serta mudah diukur dengan ketelitian yang
dibutuhkan. Hal ini juga merupakan fungsi dari tekanan atau, untuk perkiraan awal,
kedalaman, yang mana juga cukup baik serta mudah untuk pengukuran dengan
ketelitian.
Pengukuran dstribusi densitas juga memiliki keuntungan -seperti kita observasi
awal- bahwa dalam kondisi baroklinik slope isopiknal adalah beberapa ratus kali dari
muka laut dan isobar lain.
Walaupun, ini penting bahwa pengamatan dari fakta bahwa slope isobar tidak
hilang. Bahwa kita ditarik kedalamnya pada akhirnya, karena mereka mengontrol
tekanan gradien horisontal; penentuan slope isopiknal adalah dalam sebuah ilmu hanya
sebuah arti dari awal sampai akhir.
Gambar 3.16 (a) dan (b) adalah dua dimensi versi dari gambar 3.15 (a) dan (b).
Pada situasi tersebut ditunjukkan pada (a), kondisinya adalah barotropik dan kecepatan
arus, u, adalah konstan terhadap kedalaman.
Bagaimana bisa penentuan u didapat dari distribusi densitas?
Kita tahu bahwa dari beberapa permukaan isobarik membuan sebuah sudut
secara horisontal, kecepatan u sepanjang permukaan bisa dihitung dengan menggunakan
persamaan gradien:

Dimana f adalah parameter coriolis dan g adalah percepatan keduanya terhadap


gravitasi.
Gambar 3.16 (a). Kondisi Barotropik, slope isobar adalah tan pada seluruh kedalaman, kecepatan arus
geostropis 0 untuk (g/f) pada seluruh kedalaman.
(b). Kondisis Baroklinik, slope isobar bervariasi terhadap kedalaman. Pada kedalaman Z 1 hubungan
isobar terhadap tekanan 1 memiliki slope tan1. Pada kedalaman 0 (pada level referensi), hubungan
isobar terhadap tekanan 0 diasumsikan menjadi horisontal (untuk lebih detail, lihat teks)

Kondisi seperti ini adalah barotropik, isopiknal adalah hubungan paralel


terhadap isobar dan kita dapat mendapatkan determinan dengan pengukuran slope dari
isopiknal. Kecepatan u akan didapatkan dengan:

pada seluruh kedalaman dalam kolom air. Pada kedalaman yang tidak bervariasi
arus yang mengalir pada kondisi barotropik (isobar berhubungan dengan slope
permukaan laut) terkadang digambarkan sebagai arus slope ; arus tersebut sangat kecil
sehingga seringkali diukur secara langsung.
Beda arus geostropis adalah aliran pada kondisi baroklinik berubah terhadap
kedalaman (Gambar 3.15 (b)). Sayangnya, dari distribusi densitas sendiri kita hanya
dapat menarik kesimpulan kecepatan arus relatif; yaitu kita dapat menyimpulkan
perbedaannya dalam kecepatan arus antara kedalaman yang satu dengan yang lain.
Walaupun, jika kita tahu slope isobaris atau kecepatan arus pada beberapa kedalaman,
kita boleh menggunakan distribusi densitas untuk menghitung berapa banyak (kurang)
slope isobaris dan oleh karena itu kita dapat mengetahui kecepatan arus geostropik pada
kedalaman yang lain. Mudahnya, lebih baik hal ini sering diasumsikan bahwa pada
beberapa level dalam (diketahui seperti level referensi) isobar adalah horizontal
(adalah gaya gradien tekanan horisontalnya adalah nol) dan oleh karena itu kecepatan
geostropiknya adalah nol. Kecepatan arus relatifnya dihitung dengan tepat mengenai
level referensi yang boleh diasumsikan menjadi kecepatan absolut. Untuk hal ini kita
dapat menggunakan pendekatan ini.
Lihat lagi Gambar 3.16 (b), yang mana pada sudut yang benar dari gambar garis
silang dari samudra kita dapat mengasumsikan untuk arus geostropik. A dan P adalah 2
stasiun oseanografi, jaraknya L. Pada masing- masing stasiun, pengukuran temperatur
dan salinitas menjadi bervariasi pada setiap kedalaman, dan untuk menyimpulkannya
digunakan beberapa variasi densitas terhadap kedalaman. Walaupun, jika kita katakan
bahwa apa perlu menemukan kecepatan geostropik pada kedalaman Z1, kita benarbenar membutuhkan untuk mengetahui variasi tekanan pada kedalaman untuk masingmasing stasiun, maka kita dapat menghitung slope dari isobar pada kedalaman Z1.
Kenapa kita ingin tahu slope isobar?.
Maka kita dapat menggunakan persamaan gradien (3.11a), dan oleh karena itu
akan mendapatkan nilai u.
Asumsi bahwa dalam secara teoritic pada daerah samudra telah dipilih menjadi
level referensi pada kedalaman Z0. Dari pengukuran temperatur dan salinitas, kita tahu
bahwa densitas rata- rata ` dari kolom air diantara kedalaman Z 1 dan Z0 adalah paling

besar pada stasiun A dari pada stasiun B; adalah A B. Jarak antara isobar p1 dan p0
harus untuk mendapatkan nilai lebih besar a daripada B., karena tekanan hydrostatik
adalah diperoleh dari gh, dimana h adalah ketinggian dari kolom air (perhitungan 3.8).
Isobar p1 harus ada untuk menaikkan slope dari A ke B, membuat sebuah sudut 1
dengan horisontal, seperti diketahui pada gambar 3.16 (b).
Bagaimana bisa tan 1 dinyatakan dalam hubungan jarak yang ditunjukan pada
gambar 3.16 (b)?
Hal tersebut didapatkan dengan

Subtitusi untuk tan , dalam gradien persamaan (3.11a), kita dapatkan


u

g hB hA

f
L

Perbedaan dalam tekanan hidrostatik antara isobar p1 dan p2 adalah sama antara A dan
B, sehingga:
AghA BghB
hA hB

i.e.

b
A

Sekarang kita mempunyai persamaan yang dapat disimpulkan bahwa kecepatan


arus geostropik

u dari distribusi densitas, kita akan menyebutnya sebagai persamaan

geostropik. Dengan menggunakan persamaan geostropik , seperti yang ditunjukkan


pada gambar 3.16(b), jawaban pertanyaan 3.7

Dengan menempatkan hB pada persamaan hingga z 0 z1 pada pertanyaan


3.7(a) maka kamu lebih efektif dengan menggunakan membagi rata densitas A dan
B yang telah dihitung dengan mengasumsikan bahwa kolom air antara isobar 1 dan

0 dengan tinggi A dan B yang sama. Dengan cara yang sama kamu akan menemukan

pada bagian (b), perbedaan pada tinggi antara dua kolom ( hB hA) merupakan fraksi

yang sangat kecil (0.03%) dari z0 z1,dan diperoleh hasil yang error pada B
dikarenakan

u , yang juga terlalu kecil.

Dalam pertanyaan 3.7(a) kamu menghitung kecepatan dari arus geostropik pada
kedalaman pertama, z1. sebuah penampang sempurna dari variasi dari kecepatan arus
geostropik dengan kedalaman yang mungkin dapat didapatkan dengan memilih sebuah
level referensi z0 dan kemudian diaplikasikan pada persamaan 3.13 pada level yang
lebih tinggi, tiap waktu akan dihitung kecepatan arus geostropik dalam hubungan pada
level dibawahnya (lihat untuk contoh gambar 3.17 (a)). Hal ini menujukkan bagaimana
arus geostropik yang telah dihitung sejak awal abad, dengan berbagai versi dari
persamaan 3.13 digunakan untuk tujuan ini seringkali mengarah pada persamaan
Helland Hansen, setelah seorang oseanografer dari Scandinavia B. Helland Hansen
dengan J. W. Sandstrom, merintis usaha ini.
Hingga baru baru ini secara relatif, para oseanografertelah menghitung
densitas air laut dari mengukur nilai dari temperatur, salinitas dan kedalaman, dengan
menggunakan tabel standar. Temperatur, salinitas dan kedalaman kini dapat direkam
dengan elektrik dan bila perlu dapat dihitung dengan menggunakan komputer, tapi ini
masih penting bagi seorang oseanografer untuk lebih mengetahui batas batas dari
metode geostropik dan variasi dari asumsi dan aproksimasi (perkiraan) bahwa adalah
perhitungan implisit.
Poin pertama yang perlu dicatat bahwa, terlalu jauh, kita dapat mengasumsikan
bahwa arus geostropik kita usahakan untuk mengukur arah arus pada sudut kanan (at
right angles) untuk section(bagian) A B.

Dalam kenyataannya tidak ada cara untuk

memastikannya pada kasus ini. Jika petunjuk arus membuat suatu sudut dengan bagian,
persamaan geostropik (3.13) hanya akan menyediakan sebuah nilai untuk komponen
dari aliran pada bagian sudut kanannya. Oleh karena itu kecepatan geostropik yang telah
dihitung akan terlalu rendah. Untuk mengambil sebuah contoh ekstrem, jika rata - rata
aliran dalam suatu bagian di timur laut dan section (bagian) diambil dari barat daya
menuju timur laut, kecepatan geostropik yang dihitung hanya akan menjadi bagian yang
sangat kecil dari kecepatan geostropik yang sebenarnya (aktual) menuju barat laut.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, suatu bagian kedua mungkin dapat dibuat pada

sudut kanan pada awal, dan total arus yang dihitung dengan melalui kombinasi dari dua
komponen pada cara ini dengan menggunakan data dari suatu grid station.
Batasan penting kedua dari metode ini diatas, seperti yang telah didiskusikan
lebih awal, ini hanya dapat digunakan untuk menentukan kecepatan relatif. Demikian
pula dalam perhitungan arus geostropik pada pertanyaan 3.7(a), ini dapat diasumsikan
bahwa pada kedalaman 2.000m level referensi arus bernilai nol. Dalam
kenyataannya pengukuran arus menampakkan bahwa disana terdapat arus, katakanlah
0.05 ms-1 pada kedalaman ini, jumlah ini dapat bertambah kecepatannya pada seluruh
kedalaman.
Satu pendekatan adalah untuk menganggap arus apa saja tetap berlangsung
dibawah level reverensi yang dipilih sebagai bagian barotropic dari aliran (Gambar
3.17(b). Seperti yang telah disebutkan pada bagian 3.3.2, pada laut dalam dibawah
termoklin permanen, densitas dan tekanan biasanya berbeda beda sesuai fungsinya
hanya pada kedalaman, dan sangat rata jika mereka tidak horizontal, isobar dan
isopiknal kemungkinan besar akan menjadi paralel satu sama lain.
Tidak, kecepatan arus geostropik u didapatkan dengan menggunakan persaman
3.13 akibat hasil dari variasi lateral pada densitas (i.e diakibatkan oleh perbedaan antara
A dan B ). Efek lain dari gradien tekanan horizontal bahwa bekas tetap dengan

kedalaman adalah tidak termasuk pada persamaan 3.13. Dalam kenyataanya, aliran
barotropic merupakan hasil dari suatu slope permukaan laut yang diakibatkan oleh
angin, dan aliran baroclinic dihubungkan dengan variasi lateral pada densitas atau
mengajukan cara lain, slope arus dan arus relatif tidak akan mudah dipisahkan
satu sama lain seperti usulan pada gambar 3.17.
Poin lain yang harus dipertimbangkan untuk menunjang pikiran adalah bahwa
persamaan geostropik hanya menyediakan informasi mengenai rata rata aliran antara
dua stasiun (yang mana terpisah berpuluh puluh kilometer) dan tidak memberikan
informasi tentang aliran yang mendetail. Bagaimanapun, jika peneliti hanya tertarik
dalam kondisi rata rata pada skala luas, tidaklah masalah
Tentu saja, dalam beberapa cara bahkan dapat diperoleh untuk suatu keuntungan
dikarenakan hal tersebut berarti bahwa efek fluktuasi dalam skala kecil adalah diluar

rata rata, terus dengan variasi dalam aliran yang bertempat selama waktu pengukuran
yang dibuat/ dilakukan (kemungkinan dari beberapa hari hingga beberapa minggu)
Kita telah melihat bagaimana informasi mengenai distribusi dari densitas dengan
kedalaman yang dapat digunakan untuk menentukan suatu profil dari kecepatan arus
geostropik dengan kedalaman secara mendetail. Walaupun antara densitas dan
kecepatan arus secara umum berubah ubah secara terus menerus dengan kedalaman
(Gambar 3.18 (a)) dan gambar 3.17). Untuk beberapa tujuan yang sangat baik untuk
memikirkan laut sebagai suatu jumlah dari lapisan yang homogen, tiap tiap lapisan
terdiri dari suatu densitas dan kecepatan yang konstan. Penyederhanaan ini lebih sering
diaplikasikan dengan pertimbangan bahwa terdapat gerak percampuran pada lapisan
permukaan, yang mana diasumsikan bahwa suatu lapisan homogen terpisah dari yang
lebih dalam, air yang lebih dingin dari suatu densitas kasar yang tidak tersambung
( gambar 3.18(b)). Pada situasi ini, slope dari permukaan laut dan interface akan
ditunjukkan pada gambar 3.19(a) dan, untuk lebih baik, kecepatan arus geostropik dari
lapisan yang paling atas akan dapat dihitung dengan menggunakan asumsi bahwa pada
lapisan terendah tak bergerak. Gambar 3.19(a) adalah suatu contoh dari model
kompleks, yang mana kadang juga mengira ngira pada kenyataan, disini terdapat tiga
lapisan yang homogen, dengan lapisan intermediate aliran yang berlawanan petunjuk
dengan dua yang lain
Pada bagian lima, kamu akan melihat betapa banyak penyederhanaan yang dapat
menolong kita untuk menginterpretasikan struktur densitas dan temperatur dari atas laut
dalam istilah kecepatan arus geostropik.

You might also like