You are on page 1of 8

PENATALAKSANAAN DEHIDRASI NEONATUS

1. Penderita pada neonatus tetap diberikan ASI selama pasien mendapatkan


rehidrasi dan pengobatan lain.
2. Derajat dehidrasi neonatus terbagi menjadi
Gejala/tanda
Keadaan
umum
Mata
Rasa haus
Turgor kulit

Tanpa dehidrasi
Baik, sadar
Normal
Minum biasa,
Tidak haus
Kembali cepat

Klasifikasi Dehidrasi
Ringan / Sedang
Berat
Gelisah
Letargi/tidak
sadar
Cekung
Sangat haus
Sangat cekung
Tidak bisa minum
Kembali lambat
Kembali
sangat
lambat (>2 detik

3. Pemberian cairan intravena (infus) untuk pengobatan dehidrasi prinsipnya


diberikan secara dini dan secepatnya.
a. Dehidrasi Ringan
1) Rehidrasi dengan Ringer Laktat 50 ml/kgBB dalam 6 jam
2) dilanjutkan cairan rumatan D5S atau KaEn IB / 4B sesuai dosis rumatan
b. Dehidrasi sedang :
1) rehidrasi dg Ringer Laktat + 60-90 ml/kg dalam 6 jam,
2) dilanjutkan cairan rumatan D5S atau KaEn IB / 4B sesuai dosis rumatan
c. Dehidrasi berat : macam cairan sama dengan caiaran pada dehidrasi
sedang.
1) Jumlah cairan : 100 ml/kg dalam 3 jam, dalam 1 jam pertama 30 ml/kgBB,
dilanjutkan 2 jam berikutnya 70 cc/kgBB
2) dilanjutkan cairan rumatan D5S atau KaEn IB / 4B sesuai dosis rumatan

PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)


1.

Tahap

Persiapan
a. Persiapan alat
1) Alat pengukur tanda vital bayi
(thermometer, stetoskop, jam)
2) Gendongan dan topi bayi
b. Persiapan bayi
Buka pakaian bayi kecuali
popok
c. Persiapan orang tua
1) Cuci tangan (ibu atau ayah
yang akan melakukan PMK)
2) Buka pakaian atas ibu atau
ayah
2.
Tahap
Implementasi
a. Posisikan bayi di dada ibu atau
ayah
b. Pertahankan
posisi
dengan
menggunakan gendongan bayi
c. Tepi kain penggendong bagian
atas harus dibawah telinga bayi
d. Pakaikan topi bayi
e. Pakai kembali baju atas ibu atau
ayah
f. Pertahankan posisi ibu / ayah dan
bayi selama 30-60 menit
2.
Tahap Evaluasi
a. Identifikasi tanda-tanda bahaya
yang
menetap
dan
lakukan
tindakan sesuai masalah yang
ditemukan
b. Tanda-tanda
Bahaya
dan
Pelaksanaannya
1) Apnea : rangsang bayi dengan
mengusap punggungnya agar
bayi bisa bernafas kembali.
2) Sulit bernafas : cek posisi bayi,
periksa
kemungkinan
bayi
kedinginan.
3) Sulit minum, tidak mau bangun
untuk minum: bangunkan bayi
saat kondisi tidur tidak nyenyak
(rapid eyes movement/REM).
4) Diare:
periksa
konsistensi
faeces, tetap berikan ASI
5) Kulit kuning: tetap berikan ASI
6) Apabila pertolongan pertama
tidak berhasil anjurkan ibu
untuk
mencari
pertolongan
tenaga kesehatan.

PEMBERIAN CAIRAN INTRA VENA NEONATUS

1. Usia > 3hari diberikan cairan mengandung Na 2-3 meq/kgBB/hari, K 1-2


meq/kgBB/hari, Dextrose 5-10 g/100cc, kalsium 200 mg/kgBB/hari
2. Tabel Kebutuhan cairan neonatus
USIA
vol/kg/hari
Hari 1
60 - 80 ml
Hari ke 3
80 100 ml
Hari 2
70 - 90 ml
4
90 - 110 ml ,
Hari 5 dst,
max 200ml
3. Hanya diberikan cairan IV selama 24 jam pertama
4. Mulai berikan minum per oral pada hari ke 2 atau segera setelah bayi stabil.
5. Pemberian cairan IV berdasarkan usia (lihat tabel)

1.

Untuk

bayi

PENATALAKSANAAN
sakit sesuai indikasi, langsung

diberikan

cairan

intravena, bila memungkinkan lewat vena umbilikal, jumlah diberikan sesuai


kebutuhan.
2. Bayi dengan gangguan mengisap / menelan, dipasang sonde lambung
a.

Tiap akan memberikan susu (ASI / PASI), harus dicek residu


lambung : jumlah & warnanya.

b.

Pemberian jumlah susu

personde disesuaikan

dengan

kebutuhan & kemampuan / lambung (residu).


c.

Tiap hari dievaluasi kemampuan / reflex isap & menelan,


bila baik, sonde dilepas.

d.

Sonde lambung diganti / dibersihkan tiap 3-5 hari.

3. Infus (cairan intravena) dilepas bila


a. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi peroral.
b. Obat-obatan parenteral tidak dibutuhkan lagi / tinggal 1 macam.
c. Keadaan umum & berat badan stabil baik.

PEMBERIAN NUTRISI NEONATUS


1. Kalori yang dibutuhkan sesuai dengan berat badan (BB)
a. BB < 1800 g : 24 kkal/30 cc ASI/susu

b. BB > 1800 g : 50-60 kkal/kgBB/hari


Volume yang dibutuhkan sesuai dengan BB
Diharapkan pertambahan BB adalah 15-30 g/kg/hari
Cara pemberian nutrisi sesuai dengan perkembangan dan kondisi neonatus
Untuk bayi sehat dan respon hisap baik dapat diberikan nutrisi peroral
langsung (menetek) sesuai dengan kebutuhan nutrisi berdasadrkan BB bayi
baru lahir
6. Bayi dengan gangguan mengisap / menelan, dipasang sonde lambung
a.
Bila ibu dan bayi sehat, ASI diberikan langsung/menetek.
b.
Bila belum mampu menetek, ASI diberikan dengan sendok atau
sonde (ASI dari ibu)
c.
Bila ASI belum keluar, sementara dapat diberikan glukosa atau
susu formula
d.
Frekuensi
pemberian
ASI/PASI
bila
diberikan
dengan
sonde/sendok :
1) BB < 1500 gr : 10-12 x/hari (volume sesuai kemampuan absorbsi
lambung)
2) 1500-2000 gr : 8-10 x/hari
3) 2000-2500 gr : 6-8 x/hari
4) 2500 gr : 6-8 x/hari
e.
Sonde lambung diganti / dibersihkan tiap 3-5 hari.
7. Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh dan telah berusia > 7 hari
a. Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kgBB/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
b. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar
2.
3.
4.
5.

jumlah sampai 200 ml/kgBB/harI

PEMBERIAN OKSIGEN PADA NEONATUS

1. Nassal Kanul
a. Pantau saturasi oksigen pada neonatal dengan menggunakan alat oxymetri
setiap4 jam atau sesuai indikasi
b. Jika saturasi oksigen menunjukan hasil pada angka 85-90 % segera siapkan
therapy oksigen dan nassal kanul
c. Atur posisi bayi yang nyaman
d. Atur peralatan oksigen dan humidifier
e. Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidifier dengan aliran
oksigen yang rendah
f. Masukkan ujung kanula ke lubang hidung
g. Lakukan fiksasi pada selang oksigen
h. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan yaitu 0,5 1 liter
2. Mask / Sungkup
a. Pantau saturasi oksigen pada neonatal dengan menggunakan alat oxymetri
setiap4 jam atau sesuai indikasi
b. Jika saturasi oksigen menunjukan hasil pada angka 80-84 % segera siapkan
therapy oksigen dan mask/sungkup
c. Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan
humidifier
d. Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut
bayi
e. Lingkarkan karet sungkup pada kepala bayi agar tidak lepas
f. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan yaitu 1 - 3 liter
g. Pantau terus selama proses oksigenasi berlangsung
3. Headbox
a. Pantau saturasi oksigen pada neonatal dengan menggunakan alat oxymetri
setiap4 jam atau sesuai indikasi
b. Jika saturasi oksigen menunjukan hasil pada angka < 80 % segera siapkan
therapy oksigen dan headbox
c. Hubungkan selang oksigen pada headbox dengan humidifier
d. Tepatkan headbox sehingga menutupi kepala bayi
e. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan yaitu 4 - 8 liter
f. Pantau terus selama proses oksigenasi berlangsung

STANDAR PENGENCERAN PASI


100 ml PASI = 90 ml air hangat + 3 sendok takar = 270 kj (65 kkal)
1 sendok takar = 4,53 g= 91 kj (22 kkal)

JADWAL PEMBERIAN
(kecuali dokter anda memberikan saran
Usia bayi
Berat
Jadwal
badan (kg) pemberian
(dalam 24
jam)
0-2 minggu < 3
7
2-4 minggu >3
6

yang berada)
Air (ml)
Takaran
untuk satu
kali
pemberian
60
2
90
3

Jumlah
pemberian
(ml)
65
100

ATURAN PEMBERIAN
1. Tabel pemberian formula dibuat berdasarkan rata-rata keperluan bayi, jangan
membuat formula ini lebih paket atau lebih encer daripada yang ditentukan
2. Ikuti petunjuk cara membersihkan peralatan, cara menyajikan formula bayi
dan aturan pemberian
PETUNJUK PENYIMPANAN
1. Pastikan bahwa kemasan alumunium foil dalam keadaan bersih
2. Pastikan susu bubuk tetap tersimpan rapat dalam alumunium foil selama
penyimpanan
3. Simpan ditempat sejuk dan kering tetapi bukan di lemari es
4. Hindari sinar matahari
5. Gunakan dalam jangka waktu 2 minggu setelah kemasan dibuka.
6. Jika anda menemukan perubahan warna, bau, dan rasa pada produk ini,
jangan dikonsumsi
7. Berbahaya bagi kesehatan apabila cara penyiapan, penyimpanan, dan
penggunaan tidak tepat.

RESUSITASI NEONATUS
A. Persiapan Sebelum Tindakan
1. Persiapan Pasien
2. Persiapan alat dan obat :
a. Alat: Meja, penghangat ruang, radiant heater, Oksigen, Suction, balon
resusitasi, stetoskop, jam, linen, desinfektan, dan APD

3.

4.

5.

6.

7.

b. Obat: Adrenalin / epinefrin, bicarabonas natricus cairan infus, dan alat


untuk aplikasinya
Persiapan penolong :
a. Pokok : bidan / perawat terlatih dimasing2 tempat pelayanan (Kamar
Bersalin dan Kamar Operasi)
b. Konsulen : dokter SpA / SpAN, bila ada masalah khusus
Langkah awal (semua bayi baru lahir)
a. Posisikan pada meja resusitasi di bawah penghangat/radiant heater yang
telah dinyalakan 30 menit sebelum digunakan dengan jarak 60 cm dari
bayi/neonatus
b. Isap lendir dari mulut dan hidung, bila tampak / terdengar grugling (ada
lendir), ketuban keruh atau campur mekonium.
c. Segera keringkan dari ketuban
d. Rangsang taktil : tepuk telapak kaki bayi atau gosok punggung dengan
kain alas bayi, apabila bayi belum menangis
Nilai bayi : (lihat skema)
a. Nafas spontan / adekuat
nilai denyut jantung
Bila :
1) HR >100 x/menit observasi
perawatan bayi sehat
2) <100 x/menit
berikan VTP disertai Oksigen 5 l/menit kemudian
evaluasi
b. Nafas (-) / tak adekuat : berikan VTP + 30 dtk, evaluasi lagi, nilai denyut
jantung, bila:
1) >60 x/menit : lanjutan VTP
2) <60 x/menit : VTP + compresi dada
Evaluasi tiap 30 dt, bila denyut jantung tetap <60 x/mnt, diberikan
adrenalin, 0,1-0,2 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000, dengan SC/IV.
Resusitasi dihentikan, bila Pernapasan adekuat, denyut jantung >100 x/
menit (berhasil), tidak ada sianosis
Setelah 10 menit resusitasi, denyut jantung tetap 0 (gagal), maka
pertimbangkan untuk rujuk ke Faskes yang lebih lengkap

SKEMA RESUSITASI NEONATUS

Persiapkan
Persiapkanrujuk
rujuk

You might also like