Professional Documents
Culture Documents
Makhluk hidup di alam semesta/bumi ini sangat beragam, kucing ada ragamnya contoh seperti kucing
kampung/biasa, kucing persia, atau kucing anggora dan masih banyak lagi, atau sayur-sayuran juga ada banyak
ragamnya. Untuk memudahkan kita mempelajari atau membedakan antara semua makhluk hidup itu maka
dibutuhkan suatu klasifikasi makhluk hidup.
Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit
tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup ialah untuk
mempermudah dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup.
Proses klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang memiliki persamaan
ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup
tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih
banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit.
Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal sekarang merupakan perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang
berkelanjutan. Perkembangan tersebut diantaranya.
Klasifikasi dua kingdom
Klasifikasi tiga kingdom
Klasifikasi empat kingdom
Klasifikasi lima kingdom
Klasifikasi enam kingdom
Ke lima klasifikasi yang sudah disebutkan tadi ialah buatan manusia, jadi sistem klasifikasi yang terbaik
bergantung pada kesepakatan bersama dan kebutuhan, karena setiap sistem klasifikasi memiliki dasar tersendiri.
1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, organisme dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu dunia
tumbuhan (Kingdom Plantae) dan dunia hewan (Kingdom Animalia).
Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil
sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk
kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini
meskipun tidak memiliki klorofil.
Dunia Hewan (Kingdom Animalia)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel
satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbukubuku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata), dan hewan bertulang
belakang (Chordata).
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom memisahkan jamur yang pada klasifikasi dua kingdom termasuk dunia tumbuhan. Jamur
dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan
dari bahan kitin. Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti
tumbuhan.
Dunia Jamur (Kingdom Fungi)
Dunia jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan secara heterotrofdengan cara menyerap
makanan (Absorpsi). Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan cara
menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan
melalui fotosintesis.
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Regnum
Kingdom
Kerajaan
Diviso/Phylu
m
Division/Phylum
Divisi/Filum
Classis
Class
Kelas
Ordo
Order
Bangsa
Familia
Family
Suku
Genus
Genus
Marga
Species
Species
Jenis
1. Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan
menjadi dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini
makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan
Virus.
2. Divisi atau Filum
Setiap kingdom dapat dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan
disebut dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.
Divisi Kingdom plantae
Thallophyta
Bryophyta
Pteridophyta
Spermatophyta
Filum Kingdom Animalia
Hewan berpori (Porifera)
Hewan berongga (Coelenterata)
Cacing pipih (Platyhelminthes)
Nama
Indonesia
Melinjo
Kelapa sawit
Padi
Jagung
Ketela pohon
Cacing tanah
Penyu
8.
Komodo
Nama Ilmiah
Gnetum gnemon
Elaeis guineesis
Oryza sativa
Zea mays
Manihot utilissima
Lumbricus terestris
Chelonia mydas
Varanus
komodoensis
Lalu bagaimana jika memiliki subspesies? Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada
kata ketiga sehingga terdiri atas tiga kata, dan sistem penamaannya disebut trinomial.
Contohnya: Passer domesticus domesticus (burung gereja) dan Felis maniculata domesticus (kucing
rumah).
Aturan penamaan untuk kelompok yang lebih tinggi tingkatan klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a). Hewan
Nama famili berasal dari nama genus ditambah idae. Misalnya: Ranidae dari kata Rana (katak). Untuk
nama subfamili berasal dari nama genus ditambah inae. Misalnya: Fasciolinae dari
kata Fasciola (cacing pita).
b). Tumbuhan
Nama famili diberi akhiran aceae atau ae. Misalnya: Ranunculaceae berasal dari Ranunculus. Untuk
nama ordo diberi akhiran ales. Misalnya: Filiales (paku-pakuan). Sedangkan untuk nama divisio diberi
akhiran phyta. Misalnya: Spermatophyta.
Tata nama dalam biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat
berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama
tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan
organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga
sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau
Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal).
Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut "Bapak Taksonomi" dalam buku yang ditulisnya, Systema
Naturae (Sistematika Alamiah).
Aturan penulisan
Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus
di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies
SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya
menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan
nama ilmiah menjadi huruf kapital semua)
Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di
belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan
tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang,
nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh:Glycine max Merr., Passer
domesticus (Linnaeus, 1978) yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga
diberi tanda kurung (parentesis).
Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan
diletakkan dalam tanda kurung.
Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan
mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap.
Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal
sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang
dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak
perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp.,
berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani)
yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan
bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti.
Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi
belum dipastikan sama dengan spesies ini".
KUNCI DETERMINASI
Kunci Determinasi yaitu cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya atau
menggolongkan makhluk hidup.
Berisi deskripsi ciri-ciri organisme yang disajikan dengan karakter berlawanan.
Dan terdiri dari sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris dengan ciri yang berlawanan.
Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut.
1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup
yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada
pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a tidak sesuai,
beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang
diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor
yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati,
alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan:
a. tumbuhan berupa herba, atau
b. tumbuhan berkayu.
c. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur.
6. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk
hidup yang diamati.
ORGANISASI KEHIDUPAN
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam
Biologi adalah makhluk hidup dan kamhluk tak hidup. Makhluk hidup selalu erat kaitannya dengan
lingkungan. Lingkungan tersebut terbagi menjadi lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik meliputi semua makhluk hidup yang terbagi atas mikroorganisme, tumbuhan, hewan,
dan manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor kimia dan fisika yang penting bagi makhluk hidup,
seperti air, temperatur, sinar matahari dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup terdiri atas berbagai
tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana
hingga tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan,
organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma (Campbell, et al, 2006:4).
1. Organisasi Kehidupan Tingkat Molekul
Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul tersebut akan
menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran sel plasma yang tersusun atas molekul-molekul
protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat, dan ion-ion lain. Adanya molekul tersebut,
memungkinkan membran plasma menjalankan fungsinya sebagai bagian luar sel yang memisahkan sel
dengan lingkungan sekitarnya.
2. Organisasi Kehidupan Tingkat Sel
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Ada makhluk hidup yang tersusun atas satu sel (uniseluler), dan
adapula makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil dari makhluk hidup.
Setiap sel memiliki organel-organel yang mampu menjalankan fungsinya untuk hidup. Organle sel
tersebut diantaranya ribosom, mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, membran plasma, dan
vakuola. Seluruh aktivitas organel tersebut dikontrol oleh inti sel (nukleus).
3. Organisasi Kehidupan Tingkat Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi sama. Kumpulan sel
tersebut bekerja sama membentuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Kajian tentang
jaringan dipelajari dalam histologi. Pada makhluk hidup terdapat berbagai macam jaringan, seperti
jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.
Jaringan saraf memiliki fungsi menyampaikan rangsang dari luar untuk diteruskan menuju otak. Otak
tersebut menanggapi rangsang melalui jaringan saraf untuk meresponnya. Misalnya, saat memegang
benda panas, kita akan merespons dengan melepas benda panas tersebut.
4. Organisasi Kehidupan Tingkat Organ
Organisasi kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan jaringan. Organ
merupakan kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu pekerjaan yang sama.
Suatu organ memiliki tugas untuk menjalankan fungsinya. Organ terdiri atas beberapa jaringan yang
berbeda. Contoh organ adalah kulit, jantung, ginjal, dan mata.
Organ kulit tersebut oleh beberapa jaringan, yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan darah, dan
jaringan saraf. Keseluruhan jaringan tersebut bekerja sama menjalankan peran dan fungsinya, seperti
melindungi tubuh dari berbagai faktor fisis dan menjadi pertahanan tubuh dari mikroorganisme
EKOSISTEM
Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistemPengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan
timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat juga
dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan interaksi timbal balik antara
organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara bersama-sama dengan lingkungan fisik.
Organisme tersebut akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi
lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada
kisaran yang masih dapat ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum toleransi. Berikut
komponen pembentuk ekosistem dan tipe-tipe ekosistem.
Komponen Pembentuk Ekosistem
Komponen pembentuk ekosistem antara lain :
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang medium atau substrat sebagai
tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki
beragam variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta
faktor yang memengaruhi distribusi organisme, antara lain:
Komponen pembentuk ekosistem
Suhu
Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas akan membutuhkan energi untuk dapat
meregulasi temperatur dalam tubuh.
Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi
terhadap ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
Garam
Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa
organisme terestrial mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
Cahaya matahari
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya
sehingga yang terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal
ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
Tanah dan batu
Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,, komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran
organisme yang berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah.
Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka waktu lama. Iklim makro meliputi
iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa
komunitas tertentu.
Biotik
Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme. Komponen biotik merupakan suatu
komponen yang menyusun ekosistem selain komponen abiotik. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup
sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau pengurai :
Heterotrof / konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan dari bahan-bahan organik yang telah disediakan
oleh organisme lain sebagai sumber makanannya. Komponen heterotrof disebut konsumen makro atau fagotrof
karena makanan yang dimakan berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof adalah manusia, hewan,
mikroba, dan jamur.
Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari
organisme yang telah mati. Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof. Hal ini karena makanan yang telah
dikonsumsi memiliki ukuran yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan
Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai penerima elektron atau oksidan
Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah teroksidasi juga sebagai penerima elektron. Komponen
tersebut berada di suatu tempat serta berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem yang teratur.
Tipe-Tipe Ekosistem
Tipe-tipe ekosistem
Akuatik (air)
Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang tidak menyolok, penetrasi cahaya yang
kurang, serta terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air tawar
adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan yang lainnya adalah tumbuhan biji.
Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama
pada daerah laut tropik, hal ini karena disana memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang sangat besar. Pada
daerah tropik, suhu laut dapat berkisar 25 C. Terjadinya perbedaan suhu bagian atas dengan bagian bawah tinggi
dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang disebut dengan termoklin.
Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air laut. Estuari sering dipagari dengan
lempengan lumpur intertidal yang cukup luas. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang sangat tinggi serta
memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
fitoplankton, dan ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan kepiting.
Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea
pes caprae memiliki kemampuan untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Air sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit
kandungan sedimen. Aliran air dan gelombang secara konstan dapat memberikan oksigen pada air. Ekosistem
sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti gurame, kura-kura, dan sebagainya.
Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup pada karang memakan organisme mikroskopis serta sisa organik lain.
Kehadiran terumbu karang yang berada di dekat pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.
Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut
serta ikan laut yang mampu untuk dapat mengeluarkan cahaya.
Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang dapat berbunga di lingkungan laut.
Tumbuhan tersebut dapat hidup pada perairan pantai dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas berdaun
yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.
Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan temperatur dan curah hujan. Ekosistem
terestrial atau ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat
berubah akibat berbagai gangguan misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan sebagainya.
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik. Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak
geografisnya. Dalam hutan hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung hantu.
Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi
temperatur serta kelembaban masih tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah
memiliki curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air
yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat. Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri atas
tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar, zebra, gajah, jerapah, serangga,
dan sebagainya.
Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri
gersang dan curah hujan rendah sekitar 25 cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam sangat
besar. Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang cukup
panjang serta mempunyai jaringan yang dapat menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun seperti ular,
kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lainnya.
Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4 musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan
merata sepanjang tahun. Jenis pohon dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang
terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah, beruang, dan rakun.
Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di
musim dingin yang rendah. Hutan taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara
lain moose, beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.
Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran kutub utara serta terdapat di puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra
yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
Karst (batu gamping /gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri
tanahnya kurang subur untuk pertanian, mudah longsor, sensitif terhadapt erosi.
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contoh
ekosistem buatan adalah:
Bendungan
Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
Sawah irigasi
Perkebunan sawit